Hukum pajak merupakan keseluruhan peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah selaku
pemungut pajak dengan wajib pajak. Hukum pajak bersifat memaksa dan mengatur tata cara
pemungutan pajak oleh pemerintah kepada wajib pajak. Hukum pajak bertujuan untuk menjamin
adanya kepastian hukum dalam pelaksanaan pemungutan pajak.
a. Asas kesamaan/keadilan: beban pajak harus sama untuk kondisi yang sama.
b. Asas kepastian hukum: peraturan pajak harus jelas dan tidak menimbulkan multi tafsir.
3. Tarif Pajak
Tarif pajak adalah ketentuan yang mengatur besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.
Jenis-jenis tarif pajak:
a. Tarif Tetap: jumlah pajak yang harus dibayar tetap, tidak tergantung penghasilan/nilai objek.
Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi: tarif progresif 5% - 30%. Pajak Penghasilan (PPh) Badan:
tarif proporsional 22%. Pajak Pertambahan Nilai (PPN): tarif tetap 10%. Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM): tarif tetap bervariasi, seperti 60% untuk mobil mewah.
5. Reformasi Perpajakan
Reformasi dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan kepatuhan wajib pajak. Mencakup
perubahan kebijakan, sistem administrasi, dan pengawasan perpajakan. Program Tax
Amnesty/Pengampunan Pajak untuk mendorong pengalihan aset wajib pajak. Penerapan teknologi
informasi dalam sistem perpajakan untuk kemudahan pelaporan dan pembayaran.
a. Official Assessment System : Jumlah pajak dihitung dan ditetapkan oleh pihak fiskus/pemerintah.
Wajib pajak hanya mengisi dan menyampaikan data yang diperlukan.
b. Self Assessment System : Wajib pajak menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak terutangnya. Pemerintah hanya mengawasi pelaksanaannya.
c. Withholding System : Pihak ketiga ditunjuk untuk memotong/memungut pajak atas penghasilan
yang dibayarkannya.
2. Asas Pemungutan Pajak : Asas Kesamaan/Keadilan, Asas Kepastian Hukum, Asas Kemudahan,
Asas Efisiensi
3. Jenis-Jenis Pajak : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai, Pajak Daerah,
Retribusi Daerah.
4. Hambatan Dalam Pemungutan Pajak antara lain : Perkembangan usaha wajib pajak yang pesat,
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan wajib pajak, Masih rendahnya kualitas petugas pajak,
Sistem informasi perpajakan yang belum memadai, Proses pengawasan yang belum efektif,
Kelemahan dalam pengawasan transfer pricing.
C. MATERI TENTANG SUBJEK PAJAK DAN OBJEK PAJAK
1. Subjek Pajak
Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang memenuhi syarat subjektif untuk dikenakan
pajak.
Subjek pajak dibedakan menjadi: a. Subjek Pajak Dalam Negeri : Orang pribadi yang bertempat
tinggal di Indonesia, Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia b. Subjek Pajak
Luar Negeri : Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, Badan yang tidak didirikan
dan tidak berkedudukan di Indonesia.
2. Objek Pajak
Objek pajak adalah sesuatu yang dikenakan pajak atau yang menjadi sasaran pengenaan pajak.
b. Pertambahan nilai/Barang/Jasa : Penyerahan barang kena pajak (PPN), Penyerahan jasa kena
pajak (PPN), Barang mewah (PPnBM)
d. Transaksi/Kegiatan : Transaksi surat berharga (Bea Meterai), Hotel, restoran, hiburan, dll (Pajak
Daerah)
3. Wajib Pajak
Wajib pajak adalah subjek pajak yang memenuhi syarat objektif untuk dikenakan pajak. Syarat
objektif adalah adanya objek pajak yang dimiliki atau diperoleh. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
yaitu mengajukan keberatan, banding, restitusi, dll. Kewajiban wajib pajak: mendaftarkan diri,
menghitung, membayar, dan melaporkan pajak.