Anda di halaman 1dari 20

perpustakaan.uns.ac.

id 21
digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Produk
Produk “C.I Hair Tonic” ini diformulasikan dari bahan-bahan alami dan
tidak menggunakan bahan-bahan kimia sehingga aman untuk perawatan
rambut dan kulit kepala. Alasan dibuatnya produk ini karena rambut rontok
(hair loss) terjadi pada banyak orang, sehingga dapat mengurangi fungsi
kosmetik serta perlindungannya terhadap tubuh dan kulit kepala dari
lingkungan (Rahmadewi, 2012). Produk “C.I Hair Tonic” ini diharapkan bisa
menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh
rambut dan kulit kepala.
Proses pembuatan “C.I Hair Tonic” ini tidak sulit karena hanya
mencampurkan bahan sesuai takaran dan urutan yang tepat agar hasil yang
didapatkan maksimal. Proses pembuatan produk ini perlu memperhatikan
kualitas bahan dan kebersihan, supaya produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang terjamin keamanannya. Produk ini aman untuk digunakan karena
telah dilakukan beberapa pengujian seperti uji organoleptis, uji PH, dan uji
daya sebar. Uji organoleptis menghasilkan bentuk, warna, dan aroma sesuai
dengan bahan yang digunakan. Uji PH menghasilkan produk ini memiliki PH
5, yang berarti aman untuk rambut dan kulit kepala. Uji daya sebar
menghasilkan bahwa produk ini mampu menyebar secara luas saat digunakan
sehingga zat aktif yang dimiliki dapat langsung menyebar pada rambut dan
kulit kepala.
Produk “C.I Hair Tonic” terdiri dari bahan-bahan alami seperti minyak
biji nyamplung, minyak kemiri, minyak zaitun, minyak kelapa dan
ditambahkan juga sedikit aroma yang diharapkan dapat menarik minat
masyarakat untuk menggunakan produk ini. Alasan memilih bahan-bahan
alami ini yaitu pada minyak biji nyamplung memiliki manfaat dapat
menyuburkan rambut dan mencegah rambut rontok, minyak kemiri dapat
mencegah rambut rontok dancommit
memperbaiki
to user rambut yang rusak, sedangkan

21
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

minyak zaitun dan minyak kelapa dapat melembapkan rambut dan memperkuat
akar rambut. Berikut ini adalah formulasi dari produk “C.I Hair Tonic” dalam
satu botol kemasan sebanyak 30 ml.
Produksi hair tonic berbahan minyak biji nyamplung dan minyak kemiri
merupakan salah satu produk yang akan saya buat karena mempunyai
keunggulan yaitu yang pertama dengan menggunakan bahan-bahan alami yang
berasal dari tanaman herbal sebagai bahan bakunya. Kedua memiliki dua
varian aroma yaitu aroma lemon dan aroma bubble gum sebagai daya tarik
konsumen terhadap produk hair tonic ini. Kemudian dari segi manfaat, hair
tonic ini memiliki beberapa manfaat salah satunya untuk mencegah rambut
rontok dan mempercepat pertumbuhan rambut dan juga produk ini aman dan
nyaman saat digunakan.
Tabel 4.1 Formulasi “C.I Hair Tonic” Per Botol
No Nama Bahan Jumlah (ml) Formula (%)
1. Minyak Biji Nyamplung 3 10
2. Minyak Kemiri 9 30
3. Minyak Zaitun 9 30
4. Minyak Kelapa 8 26,7
5. Aroma 1 3.3
Sumber : Data Primer

B. Proses Produksi “C.I Hair Tonic”

1. Persiapan Alat dan Bahan


a. Alat
Proses produksi membutuhkan alat-alat yang memadai sehingga
proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Alat yang
digunakan yaitu pipet tetes, gelas ukur 5 ml, dan gelas beaker 50 ml. Alat
yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu agar alat-alat yang akan
digunakan sudah dalam keadaan bersih sehingga tidak ada pengotor lain
yang tercampur dengan bahan dalam pembuatan hair tonic.
b. Bahan
commit to user
1) Minyak Biji Nyamplung
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Minyak biji nyamplung ini diperoleh dari toko bahan-bahan


kimia yang ada didaerah surakarta. Kandungan minyak dari biji
nyamplung adalah 40% - 55% saat kondisi biji hijau, dan 70% - 73%
saat kondisi kering. Minyak biji nyamplung memiliki kandungan asam
linoleat yang berfungsi sebagai anti inflamasi sehingga dapat
mengurangi peradangan pada kulit kepala akibat ketombe dan juga
bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan rambut. Menurut Putra
(2012) minyak nyamplung juga mempunyai kandungan asam lemak
tidak jenuh yang cukup tinggi seperti asam oleat yang memiliki
khasiat untuk melembapkan.

Gambar 4.1 Minyak Biji Nyamplung

2) Minyak Kemiri
Minyak kemiri ini diperoleh dari toko bahan-bahan kimia yang
ada didaerah surakarta. Kemiri berfungsi untuk mengatasi kerusakan
rambut seperti rambut kering dan mudah patah. Kemiri kaya akan
kandungan gliserida, asam linoleat yang berfungsi sebagai anti
inflamasi sehingga dapat mengurangi peradangan pada kulit kepala
akibat ketombe dan juga bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan
rambut, vitamin B1 yang mampu meresap dengan baik kedalam kulit
kepala yang akan menutrisi akar rambut, vitamin E sebagai
antioksidan yang membantu meningkatkan sirkulasi darah di area
kepala sehingga membantu proses pertumbuhan rambut dengan supply
oksigen ke folikel-folikel rambut dan mineral yang baik untuk
commit torambut.
kesehatan dan pertumbuhan user Menurut Yanuartono (2010)
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

penyebab tumbuh panjangnya rambut disebabkan oleh kandungan


isoflavon dan asam lemak pada kemiri yang memicu pertumbuhan
rambut.

Gambar 4.2 Minyak Kemiri

3) Minyak Zaitun
Minyak zaitun ini diperoleh dari toko bahan-bahan kimia yang
ada didaerah surakarta. Minyak zaitun berfungsi untuk melembapkan
rambut, mencegah rambut kering, memberi nutrisi, regenerasi sel
rambut baru, mencegah hyper pigmentasi dan bahaya radikal bebas
lainnya. Minyak zaitun dianggap sebagai minyak yang sehat karena
mengandung lemak tak jenuh yang tinggi (Fehri et al, 1996). Minyak
zaitun mengandung vitamin A dan vitamin E sebagai antioksidan yang
dapat melembapkan kulit kepala dan rambut. Minyak zaitun juga
mengandung asam oleat, asam palmitat, dan squalene yang memiliki
khasiat melembapkan.

Gambar 4.3 Minyak Zaitun


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

4) Minyak Kelapa
Minyak kelapa ini diperoleh dari toko bahan-bahan kimia yang
ada didaerah surakarta. Menurut Santosa (2010) perbedaan utama
antara minyak kelapa dengan minyak nabati lainnya adalah kandungan
asam lemak rantai medium yang terdapat pada minyak kelapa lebih
tinggi yaitu mencapai 61,93%. Minyak kelapa mengandung asam
oleat, asam linoleat, dan asam laurat yang berfungsi sebagai pelembap
rambut dan sebagai anti bakteri sehingga dapat mengurangi bakteri
dikulit kepala yang dapat menyebabkan munculnya ketombe.

Gambar 4.4 Minyak Kelapa

5) Aroma
Bahan untuk aroma ini diperoleh dari toko bahan-bahan kimia
yang ada didaerah surakarta, terdiri dari aroma lemon dan bubble
gum.

Gambar 4.5 Aroma Lemon Gambar 4.6 Aroma Bubble Gum


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

2. Proses Produksi
Proses produksi “C.I Hair Tonic” dimulai dengan memproduksi
sebanyak 40 botol. Formulasi untuk satu botol “C.I Hair Tonic” yaitu 3 ml
minyak nyamplung, 9 ml minyak kemiri, 9 ml minyak zaitun, 8 ml minyak
kelapa, 1 ml aroma. Takaran tersebut diperoleh dari beberapa percobaan
yang telah dilakukan sebelumnya dengan memproduksi beberapa produk
dengan takaran yang berbeda-beda, sehingga diperoleh hasil takaran yang
sudah pas dan sesuai.
a. Menyiapkan alat dan bahan
Proses produksi dilakukan dengan tahapan awal persiapan alat.
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih terhindar dari
kotoran, debu, atau hal yang tidak diinginkan seperti minyak lain atau
larutan lain yang tertinggal di pipet atau gelas ukur akibat penggunaan
sebelumnya. Kemudian juga menyiapkan bahan-bahan yang akan
digunakan yaitu minyak biji nyamplung, minyak kemiri, minyak zaitun,
minyak kelapa, dan aroma.

Gambar 4.7 Alat dan Bahan yang Digunakan

b. Menakar 3 ml minyak nyamplung

commit to user
Gambar 4.8 Menakar Minyak Biji Nyamplung
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

c. Menuangkan minyak biji nyamplung kedalam gelas beaker

Gambar 4.9 Menuangkan Minyak Bji Nyamplung dalam Gelas Beaker

d. Menambahkan 9 ml minyak kemiri

Gambar 4.10 Menambahkan Minyak Kemiri

e. Menambahkan 9 ml minyak zaitun

Gambar 4.11 Menambahkan Minyak Zaitun

f. Menambahkan 8 ml minyak kelapa

commit to user
Gambar 4.12 Menambahkan Minyak Kelapa
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

g. Menambahkan 1 ml aroma

Gambar 4.13 Menambahakan Aroma

h. Mencampur semua bahan pada gelas beaker


Mencampurkan 3 ml minyak nyamplung, 9 ml minyak kemiri, 9 ml
minyak zaitun, 8 ml minyak kelapa dan 1 ml aroma kedalam gelas beker.
Bahan dalam gelas beaker digoyang-goyangkan atau dikocok secara
perlahan agar semua bahan tercampur secara merata.

i. Menuangkan “C.I Hair Tonic” ke dalam botol spray 30 ml

Gambar 4.14 Menuangkan kedalam botol spray

3. Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan akhir dari proses produksi untuk
memberikan perlindungan pada produk dari kerusakan, memberikan
informasi kepada konsumen bahkan bisa juga sebagai daya tarik konsumen
untuk membeli produk. Kemasan yang digunakan untuk produk “C.I Hair
Tonic” ini menggunakan kemasan primer dan sekunder. Kemasan primer
yang digunakan yaitu menggunakan botol spray 30 ml. Botol kemasan
berbentuk silinder dan berbahan plastik HDPE yang berwarna putih.
Menurut Jafar (2017) teknikcommit to user keuntungan dalam dosis dimana
spray memiliki
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

dengan teknik ini memungkinkan zat aktif yang akan dihantarkan kekulit
secara langsung, daya sebar yang luas, dan dapat diberikan secara merata,
tidak mudah terkontaminasi. Botol spray ini diberi label/stiker untuk
memperjelas bahwa produk ini adalah produk “C.I Hair Tonic”.
Label/stiker ini berukuran 3 cm x 9 cm yang berisi informasi merk produk,
isi bersih/ netto yaitu 30 ml, indikasi dan cara pemakaian.

Gambar 4.15 Kemasan Primer

Kemasan sekunder yang digunakan berupa kotak dari kertas yang


berukuran alas 3,5 cm x 3,5 cm dan tingginya 11 cm. Kemasan yang
digunakan mencantumkan merk produk, isi bersih produk yaitu 30 ml,
komposisi, cara pemakaian, indikasi, perhatian, make date dan exp date, dan
produsen. Bahan pengemas yang digunakan menggunakan bahan kertas.
Kertas merupakan bahan dengan harga yang murah dan bahan ini mudah
didaur ulang secara alami sehingga pencemaran akan sedikit berkurang.
Warna yang dipilih untuk kemasan kotak kertas ini adalah hijau dengan
kombinasi warna kuning. Warna hijau merupakan warna yang
menggambarkan kesejukan dan juga warna minyak biji nyamplung yang
berwarna hijau, sedangkan warna kuning merupakan hasil dari “C.I Hair
Tonic” yang berwarna kuning.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.16 Kemasan Sekunder Gambar 4.17 Kemasan Kardus

4. Evaluasi/Hasil Pengujian
a. Uji Organoleptis
Menurut Jubaidah (2018) Pengamatan organoleptis terhadap
sediaan hair tonic meliputi pemeriksaan terhadap warna, bentuk, dan
bau. Evaluasi ini dilakukan agar mengetahui sediaan yang dibuat sesuai
dengan standar hair tonic yang ada, dan tidak menyimpang dari standar
hair tonic. Hasil uji organoleptis produk “C.I Hair Tonic” adalah
berwarna kuning, bentuknya cair, aroma lemon dan bubble gum.
b. Uji PH
Pengujian PH sediaan hair tonic dilakukan dengan menggunakan
indikator PH. Menurut Desriani (2018) nilai PH dapat mempengaruhi
efektivitas, stabilitas, dan kenyamanan penggunaan. Hasil dari pengujian
PH produk “C.I Hair Tonic” yaitu memiliki PH sebesar 5. Hal ini sesuai
dengan syarat PH hair tonic sesuai dengan PH aman kulit kepala yaitu
memiliki kadar PH antara 4,5-6,5.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.18 Uji PH

c. Uji Daya Sebar


Uji ini dilakukan untuk mengetahui daya sebar yang dapat
ditempuh sediaan hair tonic yang telah dibuat. Hasil pengujian diperoleh
daya sebar dengan diberi berat 50 gr selama 5 menit sebesar 8,13 cm dan
daya sebar yang diberi berat 100 gr selama 5 menit sebesar 11,6 cm.
Berarti sediaan hair tonic ini mampu menyebar dengan cukup luas
dipermukaan kulit kepala jika digunakan.

Gambar 4.19 Beban 50 gr Gambar 4.20 Beban 100 gr


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

C. Pemasaran
Menurut Diniyati (2014) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu
rangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang menjadi arah kepada
usaha-usaha pemasaran perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan
keadaan pesaing yang selalu berbeda. Pemasaran merupakan suatu proses
sosial manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Konsep ini yang
mendasari definisi pemasaran diantaranya: kebutuhan (needs), keinginan
(want) dan permintaan (demands). Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam
perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai
ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam
menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran, dan konsumsi.
Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Menurut Wibowo (2015) Strategi pemasaran adalah salah satu cara
memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik itu untuk
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat
dipandang sebagai salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan
perusahaan secara menyeluruh. Dipandang dari luasnya permasalahan yang ada
dalam perusahaan, maka diperlukan adanya perencanaan yang menyeluruh
untuk dijadikan pedoman bagi segmen perusahaan dalam menjalankan
kegiatannya.
Sasaran pasar produk “C.I Hair Tonic” adalah untuk semua kalangan.
Produk ini memiliki pasar yang cukup luas mengingat kebutuhan akan produk
untuk perawatan rambut rontok saat ini semakin meningkat. Produk “C.I Hair
Tonic” ini memiliki prospek usaha yang baik karena saat ini banyak produk
hair tonic yang menggunakan bahan-bahan kimia sehingga membahayakan
bagi kesehatan. Kesadaran masyarakat akan bahaya hair tonic dengan bahan
kimia, akan meningkatkan peminat hair tonic dengan bahan-bahan yang
alami/herbal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Pemasaran dari produk “C.I Hair Tonic” ini dilakukan disekitar tempat
produksi yaitu di dukuh Ngentak RT 01 RW 05, Krecek, Delanggu, Klaten,
Jawa Tengah dan juga di sekitar kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Produk “C.I Hair Tonic” ini ditawarkan langsung ke konsumen. Penawaran
langsung dan komunikasi langsung dengan calon konsumen akan membantu
untuk menjelaskan produk yang dipasarkan, dapat mengetahui kesan dan
penilaian dari konsumen dan mempermudah pengenalan produk kepada
konsumen. Namun, cara ini memiliki beberapa kelemahan seperti tenaga yang
digunakan untuk memasarkan lebih banyak dan tidak efisien waktu. Cara
pemasaran selanjutnya yaitu dengan cara promosi seperti memanfaatkan media
sosial seperti whatsapp dan juga instagram. Adanya media sosial ini dapat
memperluas pemasaran produk, sehingga produk “C.I Hair Tonic” ini dapat
dikenal atau diketahui oleh masyarakat luas dan konsumen pun bisa langsung
menghubungi produsen secara online sehingga dapat mempermudah dalam
pembelian produk. Pemasaran melalui online lebih efektif dari segi waktu dan
tenaga, sedangkan pemasaran secara langsung menawarkan ke konsumen tidak
efisien waktu dan juga tenaga tetapi dari hasil penjualan, produk lebih banyak
terjual dengan cara menawarkan langsung dripada melalui online.
Produk “C.I Hair Tonic” ini dijual dengan harga Rp.17.000/30ml atau
30cc. Harga tersebut lebih mahal dibandingkan dengan harga produk sejenis
seperti garnier neril hair tonic yang berharga Rp.40.000/100ml atau 100cc
tetapi produk “C.I Hair Tonic” ini memiliki beberapa keunggulan seperti
bahan-bahan yang digunakan alami tanpa campuran bahan kimia obat, produk
memiliki dua varian aroma dan produk ini aman dan terasa nyaman saat
digunakan sehingga walaupun harganya lebih mahal produk ini memiliki
kualitas yang baik. Penetapan harga berdasarkan biaya produksi dan juga harga
produk saingan. Penetapan harga yang melebihi biaya produksi akan
menghasilkan laba bersih dari penjualan produk. Harga merupakan salah satu
hal yang menjadi pertimbangan calon konsumen, sehingga penetapan harga
haruslah bersaing dengan produk lain yang sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.21 Promosi Produk “C.I Hair Tonic”

Gambar 4.22 Pembeli Produk Gambar 4.23 Testimoni Pembeli

D. Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan ilmu terapan yang mempelajari bagaimana
menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha dan upaya untuk
mengetahui tingkat kelayakan atau kepantasan untuk dikerjakan dari suatu
jenis usaha tersebut, dengan melihat beberapa parameter atau kriteria
kelayakan tertentu. Aspek yang dianalisis adalah biaya produksi, harga pokok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

produksi, penerimaan, laba usaha, dan layak atau tidaknya suatu produk untuk
dipasarkan.
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya/tetap.
Biaya tetap meliputi jumlah seluruh peralatan yang digunakan pada saat
produksi.
Tabel 4.2 Biaya Tetap Proses Produksi “C.I Hair Tonic”
Umur
Ekon
Nama Harga Kuan Nilai Nilai Penyusu
omis
Alat Satuan Titas Awal Sisa tan
(bula
n)
Gelas
30.000 1 12 30.000 3.000 2.250
Ukur
Gelas
36.000 1 12 36.000 3.600 2.700
Beaker
Pipet
1.600 6 12 9.600 960 720
Tetes
Tenaga
1.800.000 1 Bulan 1 1.800.000
kerja
Sewa
50.000 1 Bulan 12 500.000 50.000 37.500
Bangunan
Total 1.843.170
Sumber : Analisis Data Primer
Nilai Sisa = 10% nilai awal
i ai a - i ai isa
Penyusutan =
ur kono is
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah biaya tetap yang
dikelurakan untuk produksi “C.I Hair Tonic” sebesar Rp 1.843.170,00
Jumlah tersebut dihitung dari biaya penyusutan peralatan yang digunakan
untuk proses produksi.
2. Biaya Tidak Tetap (Biaya Variabel/VC)
Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumahnya berubah-ubah dari
waktu ke waktu secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau
aktivitas. Biaya tidak tetap meliputi biaya bahan baku selama produksi
commit to user
berlangsung, biaya peralatan habis pakai, dan biaya tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3 Biaya Variabel Proses Produksi “C.I Hair Tonic”


Nama Bahan Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Minyak Biji
120 ml 200 24.000
Nyamplung
Minyak Kemiri 360 ml 385 138.600
Minyak Zaitun 360 ml 333 119.000
Minyak Kelapa 320 ml 110 35.200
Aroma Lemon 20 ml 350 7.000
Aroma Bubble
20 ml 495 9.900
Gum
Botol Spray 40 Buah 1.200 48.000
Kemasan Art
40 Lembar 1.400 56.000
Carton
Label 40 Lembar 200 8.000
Promosi 1 GB 15.000 15.000
Transportasi 1 Liter 7.650 7.650
Tenaga Kerja 1 Hari 50.000 50.000
Jumlah 1 kali produksi selama 1 hari (40 buah) 518.350
Jumlah 20 kali produksi selama 1 bulan (800 buah) 10.367.000
Sumber: Analisis Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3 jumlah biaya variabel yang perlu dikeluarkan
untuk sekali produksi “C.I Hair Tonic” yaitu sebesar Rp. 518.350,00.
Produk “C.I Hair Tonic” ini dalam satu produk terdiri dari 5 bahan.
3. Total Biaya Produksi (Total Cost/TC)
TC = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC)
= Rp. 1.843.170 + Rp. 10.367.000
= Rp. 12.210.170
Total biaya produksi adalah meliputi keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan jumlah produk. Total
biaya yang perlu dikeluarkan untuk produksi “C.I Hair Tonic” sebanyak
800 produk sebesar Rp. 12.210.170
4. Harga Pokok Produksi (HPP)
Menurut Maghfirah (2016) Harga Pokok Produksi merupakan
sekumpulan biaya yang dikeluarkan dan diproses yang terjadi dalam
memproduksi suatu barang, yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut ini adalah harga pokok
commit to user
produksi “C.I Hair Tonic” per kemasan:
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Biaya Tota T
HPP = Tota nit roduksi

=
= 15.263
Berdasarkan perhitungan Harga Pokok Produksi pembuatan “C.I
Hair Tonic” diperoleh HPP per produk sebesar Rp. 15.263. Artinya biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk “C.I Hair Tonic” per
kemasan adalah sebesar Rp. 15.263.
5. Total Penerimaan (TR)
Menurut Nurdin (2010) penerimaan adalah sebagai jumlah yang
diperoleh dari penjualan output yang dihasilkan seorang produsen atau
perusahaan. Hal ini juga menunjukkan besarnya penerimaan penjualan
yang diterima untuk mengelola usaha “C.I Hair Tonic”.
TR = Harga Produk x Jumlah Produksi
= Rp. 17.000 x 800
= Rp. 13.600.000,00
Berdasarkan perhitungan total penerimaan yang dilakukan diatas,
untuk produksi “C.I Hair Tonic” sebanyak 800 produk, penerimaan yang
diperoleh sebesar Rp. 13.600.000,00.
6. Keuntungan
Keuntungan adalah total penerimaan setelah dikurangi total biaya
produksi, disebut untung jika penerimaan yang diperoleh lebih besar dari
pengeluaran atau biaya selama proses produksi. Analisis keuntungan dapat
dipakai sebagai ukuran untuk melihat apakah suatu usaha menguntungkan
atau merugikan. Berikut perhitungan keuntungan yang diperoleh pada
produk penjualan “C.I Hair Tonic”:

Keuntungan = Total Penerimaan – Total Produksi

= Rp. 13.600.000,00 – Rp. 12.210.170,00

= Rp. 1.389.830,00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan perhitungan keuntungan yang diperoleh produksi “C.I


Hair Tonic” adalah sebesar Rp. 1.389.830,00

7. Return Of Investment (ROI)


ROI adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan
modal yang dikeluarkan.
untungan
ROI = x 100%
Tota Biaya

= x 100%

= 11,38%
8. Harga Jual Produksi (HJP)
Harga jual produksi adalah harga suatu produk yang ditetapkan oleh
produsen untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Penetapan HJP ini
digunakan agar dalam sebuah perusahaan memperoleh laba yang
sebanding dengan yang telah dikeluarkan sehingga dapat meminimalisir
kerugian. Menurut Salim (2014) rumus dari Harga Jual (HJ) = HPP + (%
Profit x HPP).
HJP = HPP + Laba Usaha (% Keuntungan x HPP)
= Rp. 15.263 + (11,38% x Rp 15.263)
= Rp. 15.263 + Rp. 1.737
= Rp. 17.000
Berdasarkan perhitungan Harga Jual Produksi untuk penjualan satu
produk “C.I Hair Tonic” adalah Rp. 17.000,00 dimana dapat memiliki
keuntung sebesar 11,38% atau sebesar Rp. 1.737,00
9. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha adalah upaya untuk mengetahui tingkat
kelayakan atau kepantasan untuk dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan
melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan tertentu. Dengan
demikian suatu usaha dikatakan layak kalau keuntungan yang diperoleh
dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung
maupun yang tidak langsung. Analisis
commit to userkelayakan usaha dapat ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

menggunakan BEP (Break Event Point), R/C Ratio (Revenue Cost Ratio),
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio).
a. BEP (Break Event Point)
Break Event Point adalah titik impas dari jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan maupun
kerugian dalam suatu perusahaan. BEP digunakan untuk menganalisis
proyeksi banyaknya total unit yang diproduksi atau banyaknya uang
yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali
modal. BEP dibagi menjadi 3 yaitu BEP unit (produksi), BEP rupiah,
dan BEP harga.
1) BEP unit (produksi) adalah jumlah produksi yang dihasilkan agar
perusahaan dalam posisi tidak megalami keuntungan dan kerugian
atau dengan kata lain menjelaskan jumlah produksi “C.I Hair
Tonic” yang harus dihasilkan.

BEP Unit (Produksi) =

= 456 Produk
Berdasarkan perhitungan diatas, BEP produksi “C.I Hair Tonic”
adalah sebanyak 456 produk. Artinya untuk mendapatkan titik impas
dimana tidak mengalami untung dan rugi maka perlu menjual
minimal sebanyak 456 produk.
2) BEP Rupiah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

BEP Rupiah =

=
= Rp. 7.679.875,00
Artinya jumlah uang (rupiah) hasil Penjualan “C.I Hair Tonic” yang
perlu diterima agar mencapai titik impas dimana usaha tersebut tidak
rugi maupun tidak untung yaitu sebesar Rp. 7.679.875,00
b. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
R/C Ratio adalah besaran nilai yang menunjukkan perbandingan
antar penerimaan usaha dengan total biaya. Dalam batasan besaran nilai
R/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan. Pada dasarnya usaha dikatakan layak apabila nilai R/C
lebih besar daripada 1 dikarenakan hal ini menggambarkan semakin
tinggi nilai R/Cnya maka tingkat keuntungan suatu usaha juga akan
semakin tinggi. R/C diketahui dengan memperhitungkan penerimaan
dibagi dengan total biaya.
Tota n ri aan
R/C Ratio =
Biaya Tota

=
= 1,11> 1
Berdasarkan perhitungan R/C Ratio diatas diperoleh R/C sebesar
1,11 dimana R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha “C.I Hair Tonic”
tersebut layak untuk dijalankan dan dikembangkan karena penerimaan
lebih besar dari biaya.
commit to user

Anda mungkin juga menyukai