Anda di halaman 1dari 7

Jenis jenis observasi:

 Berdasarkan setting

1. Observasi eksperimental
Merupakan observasi yang dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu untuk
dapat di observasi. Pengembangan metode ini makin lama makin intensif dilakukan
karena ternyata memang sangat besar kegunaannya. Dalam observasi ini dilakukan
usaha mengendalikan unsur - unsur tertentu di dalam sistuasi yang akan diamati.
Dengan kata lain situasi yang di buat pada saat observasi diatur sesuai dengan tujuan
penelitian untuk menghindari atau mengurangi timbulnya faktor - faktor lain yang
tidak diharapkan mempengaruhi situasi tersebut . Alat pencatat harus dipilih yang
benar -benar mampu membuat catatan yang teliti mengenai gejala - gejala yang
timbul.
Ciri - ciri obsertvasi eksperimental :
 Observee dihadirkan dalam siatuasi yang di didesain sedemikian rupa yang bisa
seragam atau berbeda masing - masing orang.
 Observer mendesain situasi yang di sesuaikan dengan tujuan observasi untuk
mendorong munculnya berbagai perilaku yang di inginkan .
 Observer membuat situasi sedemikian rupa dengan tujuan observee tidak
mengetahui maksud dilakukannya pengamatan.
Contoh:
Untuk mengetahui pengaruh metode multi sensori dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan pada anak TK.
Kelebihan :
Observer menjadi tahu bahwa perilaku yang muncul benar - benar disebabkan
oleh faktor yang telah di kendalikan sebelumnya namun observer harus membuat
desain observasi yang sangat sistematis agara perilaku yang diinginkan dapat
muncul secara alami.
Berikut beberapa karakteristik utama dari observasi eksperimental:

Pengendalian Variabel: Dalam observasi eksperimental, peneliti secara ketat


mengendalikan variabel independen. Ini berarti bahwa peneliti merancang situasi
atau kondisi eksperimental yang memungkinkan mereka memanipulasi variabel
tersebut untuk melihat dampaknya terhadap variabel dependen.

Randomisasi: Untuk meminimalkan bias dan memastikan bahwa hasil eksperimen


dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih besar, seringkali digunakan teknik
randomisasi. Ini berarti subjek atau peserta dibagi secara acak menjadi kelompok
eksperimental (yang menerima perlakuan atau manipulasi variabel independen) dan
kelompok kontrol (yang tidak menerima perlakuan).

Pengukuran dan Pengamatan Sistematis: Observasi eksperimental melibatkan


pengumpulan data yang sistematis dan objektif. Ini dapat melibatkan pengukuran
perilaku, respons fisik, atau reaksi psikologis dengan menggunakan instrumen yang
telah dirancang sebelumnya.

Analisis Statistik: Hasil dari observasi eksperimental dianalisis secara statistik untuk
menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimental
dan kelompok kontrol dalam hal variabel dependen.

Replikasi: Eksperimen sering kali direplikasi oleh peneliti lain untuk mengonfirmasi
temuan dan memastikan keandalan hasil.

Contoh sederhana dari observasi eksperimental adalah eksperimen psikologi klasik


seperti "Eksperimen Little Albert" oleh John B. Watson, di mana bayi disajikan
dengan stimulus (suara keras) dan merespons dengan ketakutan. Dalam kasus ini,
variabel independen adalah stimulus suara keras, sedangkan variabel dependen
adalah respon ketakutan bayi.
2. Observasi natural / Non eksperimental
Merupakan observasi yang dilakukan ada lingkungan alamiah subjek, tanpa
adanya upaya untuk melakukan control atau direncanaakan manipulasi terhadap
perilaku observee.
Contoh : Mengamati perilaku anak - anak saat bermain di taman .
Kelebihan :
observer mendapatkan data
yang representatif dari perilaku yang terjadi secara alamiah, sehingga validitas ek
sternalnya baik, karena perilaku yang dimunculkan subyek tidak dibuat-buat atau 
terjadi secara alamiah.

Kelemahan :
Kurang dapat menjelaskan hubungan sebab akibat dari perilaku yang muncul
karena perilaku tersebut tidak karena manipulasi atau kontrol yang dilakukan oleh
peneliti

 Berdasarkan sampel tingkah laku

1. Event sampling yaitu hanya mengamati beberapa aspek tingkah laku pada suatu
saat tertentu. Misalnya seorang observer mencatat tingkah laku agresif seorang
observer mencatat tingkah laku agresif seorang anak saat ia bermain dengan
teman - temannya.
2. Time sampling yaitu mengamati dan mencatat apa saja yang di lakukan individu
dalam waktu tertentu. Misalnya dalam suatu kelompok bermain , seorang
observer mengamati seorang anak selama lima menit dan mencatat tingkah laku
apa saja yang dilakukannya.

 Berdasarkan posisi observer


1. Observasi partisipan
Observasi partisipan merupakan observasi dimana peneliti terlibat aktif dengankegiata
n yang sedang diamati dan mencatat perilaku yang muncul pada saat itu. Observeryan
g menggunakan metode partisipan ini ikut ambilbagian dalam konteks yang diamati k
emudian mencatat apa yang dilihatnya, catatanyang dibuatnya berupa catatan selama 
periode tertentu misalnya seminggu, sebulanatau lebih untuk mencari pola-pola dalam 
observasi tersebut . observasi partisipan dapat membuat
observer mampumerasakan fenomena yang diamatinya, tidak sebatas tertarik terhadap 
objek amatan tapi juga mampu berbagi dalam ketertarikan dan emosi sehingga atmosf
ir ini membuat pengamatmerasakan suasana yang sesungguhnya. Contohnya untuk m
engetahui bagaimana suasanaemosi para penggemar sepakbola,
observer sebaiknya ikut menjadi bagian dari penonton, sehingga mampu merasakan s
uasana yang sesungguhnya. Dalam hal pencatatan
observasi partisipan observer harus mencatatkejadian secara detil. Observasi jenis ini 
menuntut perhatian penuh observer, tidak hanyasebatas menunggu. Penting juga menc
atat observasi sesegara mungkin setelah peristiwaterjadi selain untuk mencegah lupa j
uga karena kita mungkin melihat sesuatu secara berbedasetelah periode refleksi.

Dalam melakukan observasi partisipant hal penting yang harus di perhatikan


observer :
1. Menentukan materi observasi,
agar tidak terlalu melebar maka harus disesuaikandengan tujuan observasi.
2. Waktu dan bentuk pencatatan:
observer harus segera melakukan pencatatan setelahperistiwa terjadi dengan kata kunc
i, kronologis dan dalam bentuk catatan yang sistematis.
3. Menjaga hubungan dengan observee.
Observer harus menggunakan pendekatanyang baik dan menjaga situasi tetap wajar a
gar tidak menimbulkan kecurigaanterhadap objek obervasi.

Kelebihan:

 dapat memperoleh data yang lebih mendalam dan memahami


pengalaman subjek yang diamati.

 Yang menjadi objek penelitian tidak akan merasa kalau dirinya sedang
diteliti karena observer langsung terlibat di alam kegiatan yang
dilakukan oleh subjek yang di teliti

Kekurangan:

 Observer harus melakukn dua kegiatan sekaligus sehingga dapat


mengurangi tingkat ketelitian juga dalam observasi partisipant ini
observer tidak bisa langsung melakukan pencatatan ketika observasi
sedang berlangsung

Contohnya :

 Seorang observer yang ingin meneliti pola interaksi pekerja bangunan lalu ia
terjun langsung kelapangan dan menyamar menjadi pekerja bangunan

  untuk mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa tertentu,
guru menyusun rancangan untuk mengobservasi murid dari waktu ke waktu danm
encatat perilaku murid dan hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Data
yang diperolehdari observasi semacam ini lebih lengkap, tajam dan memiliki mak
na dari setiapperilaku yang tampak

2. Observasi non-partisipant:

Observasi yang dimana observer tidak ikut serta secara langsung dalam
penelitiannya bisa dikatakan bahwa observer hanya menjadi penonton saja

Kelebihan: data yang diperoleh cenderung lebih representatif secara alamiah


dan validitas eksternalnya cenderung baik.

Kekurangan: fakta pengamatan dapat menyebabkan orang berperilaku


berbeda, sehingga membuat data yang diperoleh tidak valid.

 Berdasarkan control

Jenis observasi berdasarkan tingkat kontrol dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
observasi terkontrol (controlled observation) dan observasi tidak terkontrol
(uncontrolled observation). Perbedaan utama antara keduanya adalah tingkat kontrol
yang diterapkan dalam proses pengamatan. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang
masing-masing jenis observasi:

1. Observasi Terkontrol (Controlled Observation):

Definisi: Observasi terkontrol adalah jenis observasi di mana peneliti berusaha untuk
mengendalikan variabel-variabel tertentu yang dapat memengaruhi hasil pengamatan.
Tujuan utama adalah memastikan bahwa faktor-faktor yang tidak relevan atau
mengganggu tidak mempengaruhi hasil observasi.
Contoh: Seorang peneliti yang ingin memahami efek suatu obat pada pasien akan
mengatur pengamatan di lingkungan klinis yang terkontrol, memastikan bahwa dosis
obat yang sama diberikan pada pasien dengan kondisi yang serupa, dan mencatat data
dengan metode yang seragam.

2. Observasi Tidak Terkontrol (Uncontrolled Observation):

Definisi: Observasi tidak terkontrol adalah jenis observasi di mana tidak ada upaya
yang signifikan untuk mengendalikan variabel-variabel tertentu. Pengamatan ini dapat
mencakup situasi di dunia nyata yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh
peneliti.

Contoh: Seorang ornitologis yang mengamati perilaku burung di alam liar mungkin
tidak dapat mengendalikan faktor-faktor seperti cuaca, lingkungan, atau interaksi
burung dengan faktor-faktor eksternal.

Kedua jenis observasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan mereka sendiri.
Observasi terkontrol sering digunakan dalam penelitian ilmiah eksperimental karena
memungkinkan peneliti untuk mengisolasi variabel tertentu dan membuat kesimpulan
yang lebih kuat tentang hubungan sebab-akibat. Di sisi lain, observasi tidak terkontrol
dapat memberikan wawasan tentang perilaku dalam konteks yang lebih alami dan
kompleks.

Pilihan antara observasi terkontrol dan tidak terkontrol tergantung pada tujuan
penelitian, sifat fenomena yang diamati, dan kemampuan peneliti untuk
mengendalikan variabel. Dalam banyak kasus, peneliti dapat menggunakan kedua
jenis observasi untuk menggabungkan kekuatan keduanya dalam penelitian mereka.

 Berdasarkan waktu pencatatan

Observasi berdasarkan waktu pencatatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis


berdasarkan durasi waktu yang digunakan untuk mengamati atau mencatat suatu
fenomena. Beberapa jenis observasi berdasarkan waktu pencatatan meliputi:

1. Observasi Sekilas (Snapshot Observation): Pencatatan dilakukan dalam waktu


yang sangat singkat, seperti beberapa detik atau beberapa menit. Biasanya
digunakan untuk mendapatkan gambaran cepat tentang situasi atau fenomena
tertentu pada waktu tertentu.
2. Observasi Periodik (Periodic Observation): Pencatatan dilakukan secara berkala
atau dalam interval waktu tertentu, misalnya setiap jam, setiap hari, atau setiap
minggu. Jenis observasi ini berguna untuk memahami perubahan atau pola yang
berkembang dari waktu ke waktu.
3. Observasi Kontinu (Continuous Observation): Pencatatan dilakukan secara terus-
menerus tanpa jeda selama periode waktu tertentu. Ini sering digunakan dalam
penelitian ilmiah untuk mengamati perubahan yang sangat detail dan perubahan
yang terjadi dalam waktu nyata.
4. Observasi Sistematik (Systematic Observation): Pencatatan dilakukan dengan
metode tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Data dikumpulkan secara
terstruktur dengan mengikuti prosedur atau kerangka kerja tertentu.
5. Observasi Kejadian Langsung (Direct Observation): Observasi dilakukan dengan
melihat secara langsung kejadian atau aktivitas yang sedang berlangsung pada
saat itu.
6. Observasi Rekam (Recorded Observation): Pencatatan dilakukan dengan
merekam suara, gambar, atau video untuk kemudian dianalisis atau diamati
kembali pada waktu yang akan datang.
7. Observasi Retrospektif (Retrospective Observation): Pencatatan dilakukan
dengan mengumpulkan data dari masa lampau, misalnya dengan menganalisis
catatan atau dokumen historis.
8. Observasi Longitudinal (Longitudinal Observation): Pencatatan dilakukan selama
periode waktu yang panjang untuk memantau perubahan atau perkembangan
jangka panjang, seperti perkembangan individu selama beberapa tahun.
9. Observasi Cross-Sectional (Cross-Sectional Observation): Data dikumpulkan dari
berbagai individu atau objek pada satu titik waktu tertentu untuk membandingkan
karakteristik atau perilaku mereka pada saat yang sama.
10. Observasi Mikro (Micro-Observation): Pencatatan dilakukan pada tingkat yang
sangat rinci atau detail, seringkali untuk memahami proses atau interaksi yang
sangat kompleks.
11. Observasi Makro (Macro-Observation): Pencatatan dilakukan pada tingkat yang
lebih luas atau umum, seringkali untuk mendapatkan pemahaman tentang tren
atau pola yang lebih besar.

Syarat observasi dapat menjadi metode ilmiah :

1. observasi harus di pergunakan dan di rumuskan menurut tujuan penellitian tertentu
2. harus di rencanakan secarasistematis
3. observasi harus dicatat secara sistematis
4. dapat di periksa ulang
harus objektif
5. dapat memisahkan fakta dan interpretasi
6. memiliki pengetahuan cukup
7. memiliki tujuan observasi
8. memiliki kualitas pribadi

Anda mungkin juga menyukai