Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDIN

BAUBAU

2017
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN

A. Pengertian kalimat dan kalimat efektif


Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yang mendapat
perhatian penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat efektif.
Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam frasa
dan klausa. Rangkaian kata dalam kalimat itu ditata dalam struktur
gramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang
akan disampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah
harus lebih cermat lagi menata kalimat yang benar dan efektif karena
kalimat-kalimat yang tertataitu berada dalam larascbahasa ilmiah.
Kalimata dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang
menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan
tanda titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur
yang dibentuk oleh unsur subjek, unsur predikatif, dan unsur objek (S-
P+O).
Unsur subjek dan predikat itu harus mewujudkan makna gramatikal
kalimata yang logis. Konsepsi kalimat itu belum cukup untuk menampilkan
kalimat efekti, sehingga diperlukan factor lain dalam perwujudan kalimat
menjadi kalimat efektif. Oleh karena itu , KALIMAT EFEKTIF adalah satuan
bahsa (kalimat) yang secara tepat haarus mewakili gagasan atau perasaan
penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang
dimaksud penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harus
tepat sasaran dalam penyampaian dan bagi pembacanya.

Pengertian kalimat
Kalimat adalah suatu bahasa terkecil yang sudah mengungkapkan pikirana
secara utuh. Kalomat dapat bersifat lisan atau tulis. Karena merupakan
satuan bahasa terkeecil yang sudah mengungkapkan pikiran secara utuh,
kalimat tidak menjadi bagian dari kalimat yang lain. Dengan kata lain,
kalimat merupakan satuan sintaktik terbesar. Di dalam wujud yang paling
sederhana, kalimat dapat berunsur dua kata atau kelompok kata yang
masing-masing berfungsi sebagai subjek (S) dan predikat (P).
Ciri kalimat
Selain didasarkan padaa adanya intonasi, tanda baca, atau
ketakterikatnya pada kontruksi yang lebih besar; kalimat juga
ditandai oleh kemungkinan di ubahnya susunan. Di dalam hubungan
itu, perubahan harus tidak mengubah pesan, perhatikan contoh
berikut.
 (3) anak // yang rajin (berarti `anak yang tidak malas`)
 (3a) yang rajin // (berarti `yang rajin bukan orang tua`)
 (4) anak rajin itu // sedang belajar (berarti `anak rajin itu
sedang tidak tidur`)
 (4a) sedang belajar // anak yang rajin itu (berarti `sedang tidak
tidur anak yang rajin itu`)

Karena pengubahan susunan yang tidak mengakibatkan


perubahan makna terjadi (8), kontruksi yang merupakan
kalimat ialah kontruksi (8). Sebaliknya, kontruksi (7) hanya
merupakan frase.

Unsur-unsur kalimat
Selain subjek dan predikat, kalimat dapat disusun dari unsur
yang lebih kompleks. Hal itu dapat dilihat pada contoh
berikut.
(5) Ayah // selalu mengirimi // kami // uang // pada setiap
awal bulan
S P O PI. K
Contoh (5) memperlihatkan bahwa kalimat dapat disusun
berdasarkan unsur yang berupasubjek, predikat, objek (O),
pelengkap (PI.), dan keterangan (K). Kontruksi S-P-O-PI.-K
merupakan kontruksi yang paling lengkap. Sebagai catatan,
dalam sebuah kalimat boleh terdapat lebih dari saut K.
Jenis-jenis kalimat dasar dalam bahasa indonesia
Kalimat dasar adalah kalimat yang tersusun dari unsur-unsur
yang hanya bersifat wajib. Apapun kalimat yang kita buat,
sejauh merupakan kalimat baku, pasti merupakan salah satu,
bentuk perluasan, atau gabungan kalimat dasar. Dalam
bahasa indonesia dikenal enam macam PKD bahasa indonesia

Jenis-jenis kalimat
Kalimat dapat dijeniskan berabagai kategori. Misalnya,
berdasarkan peran atau makna unsur-unsurnya, dipilah
menjadi kalimat aktif, pasif, resiprokal, dan refleksi.
Berdasarkan jumlah unsur pembangun, diperinci menjadi
kalimat tunggal dan kalimat mejemuk. Di dalam penggunaan
sehari-hari, penyusunan kalimat sering harus
mempertimbangkan keefektifan. Beriku pembahasan
mengenai kalimat efektif.

Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan
gagasan dengan cermat dan dengan cepat dan tepat dapat
dipahami oleh pembaca/pendengar dan kaidah pragmatik. Ciri
gramatikal berkenaan dengan kebakuan kontruksi. Ciri
kepragmatikan terlihat konteks atau situasi pertuturan.
Agar efektif kalimat yang kita susun harus menghindari
terjadinya (1) penumpukan gagasan, (2) perrancuan struktur
dan gagasan, dan (3) kemubaziran. Berikut lebih lanjut
penjelasannya.
1. Penumpukan gagasan
Penumpukan gagasan dapat dilihat pada contoh berikut.
 Peraturan daerah untuk menata kawasan
pemukiman penduduk sedang disusun pemerintah
daerah setempat, menyangkut detail tata ruang
kawasan itu sebagai tindak lanjut keppres no.
48/1994 tentang penanganan khusus pemukiman di
Surabaya.

Kalimat tersebut tidak efektif karena ada dua gagasan yang menjadi
bertumpuk karena yang tidak dirangkai dengan baik. Agar efektif, dua gagasan
tersebut dipisahkan dalam dua kalimat, seperti berikut.

 Peraturan daerah yang menyangkut detail tata ruang


dan kawasan pemukiman penduduk di Surabaya
sedang disusun pemerintah setempat penyusunan
peraturan daerah itu sebagai tindak lanjut Keppres
no. 48/1994.

2. Keracuan sturktur

Keracuan struktur terdiri atas kerancuan subjek dan keterangan, subjek dan
preporsisi, aktif dan pasif, serta tipe kemajemukannya.

a. Kerancuan subjek dan keterangan

Kerancuan subjek dan keterangan disebabkan oleh adanya kata depan


(preporsisi) yang tidak sesuai dengan jenis kalimatnya (diatesis aktif pasif).
Konstituen berpreposisi secara gramatikal hanya mengisi fungsi keterangan,
bukan subjek. Dalam struktur seprti dituntut predikat yang berupa verba pasif.
Sebaliknya, konstituen tak berprosisi secara gramatikal mengisi fungsi subjek
sehingga dapat diikuti oleh predikat yang berupa verba aktif. Berikut
contohnya.

- Dalam pengajuan seorang terdakwa di depan sidang memerlukan data


yang berupa berkas fakta kejadian yang dituduhkan kepadanya.
Dalam contoh konstituen dalam pengajuan seorang terdakwa di depan sidang
menjadi keterangan. Dengan demikian, verba predikat harus verba pasif, yaitu
diperlukan. Sebaliknya, jika konstituen dalam pengajuan seorang terdakwa di
depan sidang akan difungsikan senagai subjek, preposisi dalam dilhilangkan.
Predikatnya berupa verba aktif memerlukan kemungkinana pembenaran

- Dalam pengajuan seorang terdakwa di depan sidang diperlukan data


yang berupa berkas fakta kejadian yang dituduhkan kepadanya.
- Pengajuan terdakwa di depan sidang memerlukan data yang berupa
berkas fakta kejadian yang dituduhkan kepadanya.

b. Kerancuan subjek berpreposisi

Kerancuan pada kalimat jenis ini disebabkan oleh adanya preposisi pada
konstituen yang seharusnya mengisi subjek. Pembenaran untuk kesalahan
semacam itu dilakukan dengan menghilangkan preposisi. Berikut contoh dan
pembenarannya.

- Kepada semua cabang yang menghadapi masalah kemacetan kredit


diharuskan secepatnya melapor ke pusat.
- Semua cabang yang menghadapi masalah kemacetan kredit diharuskan
secepatnya melapor ke pusat.

c. Kerancuan Aktif Pasif

Kerancuan aktif dan pasif disebabkan oleh adanya kata tugas (adverb) yang
menyelai antarapersona dan verba. Untuk menjadi aktif, verba ditambah
prefiks me-. Untuk menjadi pasif, adverb dipindahkan ke posisi sebelum
persona. Berikut contoh permasalahan dan pembenarannya.

- Saya sudah katakan bahwa meningkatkan mutu dan disiplin pegawai itu
tidak mudah.
- Saya sudah mengatakan bahwa meningkatkan mutu dan disipilin
pegawwai itu tidak mudah.
- Sudah saya katakan bahwa meningkatkan mutu dan disiplin pegawai itu
tidak mudah.
d. Kerancuan Pola dan Kalimat Majemuk Setara dan Majemuk bertingkat

Kerancuan pola kalimat ini disebabkan oleh adanya dua konjungsi, yaitu
konjungsi koordinatif dan konjungsi surbodinatif. Pembenaran dapat dilakukan
dengan dua cara. Jika akandijadikan kalimat majemuk setara, konjungsi
surbonatif dihilangkan. Sebaliknya, jika akan dijadikan kalimat majemuk
bertingkat, konjungsi koordinatif dihilangkan. Berikut contoh kasus dan
pembenarannya.

- Walaupun peluh membasahi tubuhnya,


Tetapi petani itu tetap mengayunkan
Cangkulnya di bawah terik matahari.
- Peluh membasahi tubuhnya, tetapi petani
Itu tetap mengayunkan cangkulnya di
Bawah terik matahari.
- Walaupun peluh membasahi tubuhnya,
Petani itu tetap mengayunkan cangkulnya
Di bawah terik matahari.

e. Kitiadaan Induk Kalimat

Kerancuan pada pola kalimat ini disebabkan oleh adanya dua konjungsi
surbodinatif. Pembenarannya dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan
inti informasi. Jika inti dikenakan pada informasi tentang penyebab, konjungsi
yang mengungkapkan sebab di hilangkan. Sebaliknya, jika inti dikenakan pada
informasi tentang akibat, konjungsi yang menyatakan akibat dihilangkan
Berikut contoh kasus dan pembenarannya.

- Karena bukti-bukti pelanggaran tidak ditemukan lagi, maka ia hanya


dikenakan sanksi denda Rp50.000,00.
- Bukti-bukti pelanggaran tidak ditemukan lagi maka ia hanya dikenakan
sanksi denda Rp50.000,00.
- Karena bukti-bukti pelanggaran tidak ditemukan lagi, ia hanya
dikenakan sanksi denda Rp50.000,00.
f. Ketidaksejajaran

Ketidakefektifan pada kalimat ini disebabkanoleh ketidaksejajaran bentuk atau


struktur pengungkap gagasan yang sebenarnya pararel. Pembenaran dapat
dilakukan dengan menyejajarkan bentuk atau srtuktur demi terceminkannya
kepararelan gagasan. Berikut disajikan contoh dan pembenarannya.

3. Redundansi

Redundansi adalah keberlebihan sehingga bersifat mubazir. Redundansi


sinonimi adalah kelewahan informasi karena adanya pengulangan secara
makna. Pembenaran redundansi jenis ini dapat dilakukan dengan
menghilangkansalah satu kata yang bersinonimi. Berikut contoh permasalahan
dan pembenarannya.

- Dalam penertiban pedagang kaki lima


Diperlukan keterlibatan berbagai pihak,
Seperti misalnya kepolisian, kehakiman,
Pejabat pemerintah, dan LSM.
- Dalam penertiban pedagang kaki lima
Diperlukan keterlibatan berbagai pihak,
Seperti kepolisisan, kehakiman, pejabat
Pemerintah, dan LSM.

Anda mungkin juga menyukai