Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Literatur

Studi literatur ini melalui penelusuran hasil publikasih ilmiah dengan

rentang tahun 2015-2020 dengan penelusuran menggunakan Google Scholar

dengan Key Word yang digunakan adalah ‘Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kulit

Jeruk (Citrus sp.) Dan Daun Mint (Mentha Piperita L.) Pada Formula Pasta

Gigi Sebagai Penghambat Aktivitas Bakteri Streptococcus Mutans’.

Berdasarkan hasil pencarian literatur, adalah mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan Formula Pasta Gigi Sebagai Penghambat Aktivitas

Bakteri Streptococcus Mutans. Yang didapatkan secara online terkait

‘Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus sp.) Dan Daun Mint

(Mentha Piperita L.) Pada Formula Pasta Gigi Sebagai Penghambat Aktivitas

Bakteri Streptococcus Mutans’.

25
Tabel 4.2. Hasil Pencarian Literatur

Penulis & Tahun Desain Studi, Sampel, Outcome analisis Outcome analisis
Variabel, Instrumen, Factor Factor
Analisis
Widyastuti, W., Fantari, H. R., Jenis penelitian yang - Pasta Gigi dengan Hasil dari penelitian yang
Putri, V. R., & Pertiwi, I. digunakan yaitu: kandungan ekstrak kulit telah dilakukan terhadap
(2019).
metode ekstraksi jeruk memiliki aktivitas formulasi pasta gigi
metode difusi. untuk mencegah ekstrak kulit jeruk dan
tumbuhnya kuman ekstrak daun mint
Sampel: streptococcus mutans yang didapatkan semua formula
Kulit jeruk dan daun mint. mengakibatkan pasta gigi memenuhi syarat
pembentukan plak evaluasi fisik. Pada
Variabel: terhadap gigi. pengujian aktivitas
Widyastuti, W., Fantari, H. R., - Pasta gigi dengan antibakteri terhadap S.
Putri, V. R., & Pertiwi, I.
(2019). Pengaruh kandungan mint sebagai mutans didapatkan
Kombinasi Ekstrak Kulit varian dianggap efektif perbedaan yang signifikan
Jeruk dan Daun Mint Pada dalam mencegah bau pada p<0,05 pada masing-
Formulasi mulut. Pasta gigi yang masing formula pasta gigi.
Pasta Gigi Sebagai memiliki kandungan mint Diameter daerah hambat
Penghambat Aktivitas. merupakan suatu bahan terbesar pada FII yang
yang sangat efektif untuk mengandung ekstrak daun
Instrument: membersihkan dan mint 10%.
Botol gelap dan corong menjaga kesehatan pada
pisah. gigi.

26
Analisis:
Menggunakan teknik
analisis data penelitian
kualitatif.

Desain Studi, Sampel, Outcome analisis Kesimpulan


Variabel, Instrumen, Factor
Penulis & Tahun
Analisis
Jenis metode yang -Manfaat Pasta Gigi Ada pengaruh terhadap
dipergunakan adalah mencegah gigi berlubang, perbedaan konsentrasi
Hayu, T. R., Murrukmihadi, karakteristik fisik pada mencegah pembentukan minyak atsiri kulit buah
M., & Mutmainah, M. (2013). pasta gigi minyak atsiri plak, dan memperkuat gigi jeruk purut (4%, 6% dan
kulit buah jeruk purut Terhadap karies. Hal 8%) terhadap uji
(Citrus hystrix DC.) tersebut berkaitan dengan karakteristik fisik sediaan
kemampuan beberapa jenis pasta gigi yaitu semakin
Sampel: herbal yang mampu tinggi konsentrasi maka
Minyak atsiri kulit buah menghambat pertumbuihan pH, pembentukan busa,
jeruk purut. mikroba. viskositas, daya lekat
semakin meningkat.
Variable: Kulit buah jeruk purut Perbedaan konsentrasi
Hayu, T. R., mengandung minyak atsiri tidak berpengaruh pada
Murrukmihadi, M., & yang mempunyai efek organoleptis dan
Mutmainah, M. (2013). antibakteri, antifungi homogenitas ketiga
Pengaruh Konsentrasi sebagai penyegar rongga formula sediaan pasta gigi
Minyak Atsiri Kulit Buah mulut. Yang terdapat minyak atsiri kulit buah
senyawa sitronellal di

27
Jeruk Purut (Citrus Hystrix dalamnya. jeruk purut (Citrus hysrix
DC.) Dalam Pasta Gigi DC.). Ada pengaruh
Terhadap Karakteristik Fisik perbedaan konsentrasi
Dan Daya Antibakteri minyak atsiri kulit buah
Stretococcus Mutans
jeruk purut (4%, 6%, 8%)
terhadap daya antibakteri
Instrumen:
Streptococcus Mutans
Timbangan analitik, gelas
yaitu semakin tinggi
mortir & stamper cawan
konsentrasi zona bening
porselen, alat logam,
yang terbentuk semakin
mikroskop (Novel), oven,
luas.
(Binder) mikropipet
(Socorex), incubator,
jangka sorong, autoklaf,
Visikometer Brookfield
DV- Prime, pH-meter
(Hanna Instrumen),
Spekrofotometer UV Vis
(Shimathu)

Analisis:
Menggunakan teknik
analitik dengan statistika
program statistical product
and servis solution (SPPS). Manfaat dan kegunaan
obat kumur daun mint dan
daun salam dapat Kurang efektif dalam

28
Desain: memberikan rasa segar menghambat pertumbuhan
jenis penelitian yang pada rongga mulut dan bakteri,bau khas kurang
digunakan adalah jenis menghambat pertumbuhan menyegat, rasa agak sepet,
penelitan Rancangan Acak bakteri pada saliva. dan agak jernih.
lengkap (RAL)
Karlina, L., & Rahayu, S. S.
(2016). Sampel:
Berupa obat daun salam
dan obat kumur daun mint

Variable:
Karlina, L., & Rahayu, S. S.
(2016). Efektivitas Kombinasi
Ekstrak Daun salam dan
Daun Mint sebagai Obat
Kumur Alami

Instrumen:
Petridish, tabung reaksi,
beaker glass, erlenmeyer,
autoklaf, drigalski, sprayer,
timbangan analitik, spatula,
pinset, hotplate magnetic
stirrer, sikat gigi, botol flacon,
mikropipet, pembakar spirtus,
kasa dan kaki tiga, gelas
ukur, rak tabung reaksi,
inkubator, waterbath,

29
pengaduk kaca, gunting,
corong.

Analisis:
Menggunakan data deskriptif
kualitatif.

Outcome analisis
Factor
Kesimpulan
-Manfaat sebagai pemutih
gigi dan antisariawan.
Desain Studi, Sampel, berpotensi sebagai pemutih
Variabel, Instrumen, -bermanfaat dalam gigi, mencegah plak serta

30
Analisis memberikan kontribusi yang antisariawan.
Desain: sangat berarti bagi ilmu
Jenis penelitian yang di pengetahuan khususnya
gunakan yaitu jenis metode farmasi dan kedokteran, dan
maserasi pada tahap selanjutnya juga
sangat bermanfaat bagi
Sampel: masyarakat banyak.
Kulit buah jeruk lemon
daun sirih

Variabel:
Penulis & Tahun Nurdianti, L., Annissya, W.
F., Pamela, Y. M., Novianti,
E., Audina, M., & Kurniasari,
E. (2016). Formulasi sediaan
Nurdianti, L., Annissya, W.
F., Pamela, Y. M., Novianti, pasta gigi herbal kombinasi
E., Audina, M., & Kurniasari, ekstrak daun sirih (Piper
E. (2016). betle) dan kulit buah jeruk
lemon (Citrus limon burm f.)
sebagai pemutih dan
antiseptik pada gigi.

Instrumen:
alat blender dan vacuum
rotary evaporator dilanjutkan
dengan water bat. Outcome analisis
Analisis: Factor
Menggunakan data

31
determinasi. Kesimpulan
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dilakukan untuk
Desain Studi, Sampel, memelihara dan dari hasil penelitian:
Variabel, Instrumen, meningkatkan derajat 1. Tidak ada perbedaan pH
Analisis kesehatan masyarakat saliva sebelum dan
Desain:
dalam bentuk peningkatan sesudah berkumur rebusan
Jenis penelitian yang
digunakan yaitu: Quasi kesehatan gigi, pencegahan daun mint.
Eksperiment. penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi dan 2. Tidak ada perbedaan pH
Sampel: pemulihan kesehatan gigi saliva sebelum dan
Pengambilan sampel sesudah berkumur dengan
secara Total Sampling aquades.
sebanyak 26 siswa-siswi
kelas V.
3. Tidak adanya pengaruh
Variabel: berkumur air rebusan daun
Meylia, I., & Rimbyastuti, mint terhadap perubahan
H. (2014). Pengaruh pH saliva.
Penulis & Tahun Berkumur Rebusan Daun
Mint (Mentha Piperita)
Terhadap Perubahan pH
Meylia, I., & Rimbyastuti, Saliva.
H. (2014).
Instrumen:
OH Strips paper.
Analisis:
Menggunakan data

32
deskriptif kuantitatif

33
B. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti, dkk (2019),

bahwa penerapan terhadap ekstrak kulit jeruk dan ekstrak daun mint yang

didapat di formula dalam bentuk pasta gigi dengan menggunakan basis yang

sama. Ekstrak dibuat menjadi 5 formula dengan variasi konsentrasi ekstrak

kulit jeruk dan daun mint. Na CMC pada formula pasta gigi berfungsi sebagai

bahan pembentuk gel membuat tekstur terhadap pasta gigi lebih lembut.

Kalsium karbonat berfungsi untuk pembersih dan pemoles permukaan gigi,

maka hal ini merupakan komponen paling besar dalam pasta gigi, yang

merupakan syarat utama dari suatu persediaan pasta dimana banyak

mengandung partikel padat. Hal ini didukung teori Fayed (2019) bahwa

Semua bagian tanaman dari Mentha piperita L bisa menghambat pertumbuhan

bakteri patogen terhadap mulut seperti bakteri Streptococcus Mutans.

Kemudian peneltian yang telah dilakukan oleh Rowe (2011). Gliserin

berfungsi sebagai pelembab, meningkatkan kelembutan dan melindungi pasta

dari kemungkinan menjadi keras atau kering. Natrium lauril sulfat berfungsi

sebagai deterjen agar membantu gerakan pembersihan sikat gigi dan untuk

memberikan rasa nyaman pada saat digunakan. sorbitol sebagai rasa pemanis

untuk menutupi rasa tidak enak yang ditimbulkan dari bahan-bahan yang

kurang enak pada saat dipergunakan. Nipagi dan nipasol merupakan

kombinasi pengawet yang dipergunakan didalam pasta gigi. Pengawet

diperlukan didalam formulasi sediaan pasta gigi mengingat adanya kandungan

34
air dan ekstrak yang bias menyebabkan terjadinya pertumbuhan mikroba.

Karena pasta gigi mengandung ekstrak kulit jeruk dan ekstrak daun mint yang

berbau khas, maka tidak diperlukan bahan pemberi bau, sehingga dapat

menutupi bau tidak enak pasta gigi.

Dalam semua formula mempunyai kemampuan dalam membersihkan

permukaan gigi. pH mulut normal berkisar 4,9-10. Pasta gigi yang telah

memenuhi pH mulut yaitu berkisar dari 7,08-8,30. Maka pasta gigi yang

sudah sesuai dengan pH mulut aman digunakan pada gigi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh fatmawati (2011) yaitu

Streptococcus mutans diambil berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi

dengan pengecatan gram. Bakteri ini berbentuk oval dan lain dari bentuk

streptococcus yang lain, sehingga disebut mutan dari streptococcus. Formula

yang menagndung ekstrak daun mint 10% dengan daya hambat rata-rata

25,92±2,66 mm. tetapi secara keseluruhan formula pasta gigi mempunyai

aktifitas antibakteri yang rendah. Penambahan ekstrak daun mint dengan

jumlah besar (7,5%) meningkatkan aktivitas antibakteri dari pasta gigi yang

mengandung kombinasis ekstrak kulit jeruk (2,5%). Berdasarkasan uji

statistik menggunakan ANOVA satu arah dengasn rentang kepercayaan 95%.

Didapatkan perbedaan yang signifikan р<0,05 pada masing-masing formula

pasta gigi. Hal ini berarti adanya perbedaan aktivitass antibakteri pasta gigi

yang mengandung ekstrak kulit jeruk dengan yang ada dengan kandungan

ekstrak daun mint dalam menghambat aktivitas bakteri Streptococcus Mutans.

35
Hasil penelitian studi literatur pada jurnal Hayu, dkk (2013), uji

kompetensi untuk mengetahui homogenitas dari munyak atsiri didalam pasta

gigi. Homogenitas sediaan itu akan mempengaruhi daya antibakteri pasta gigi,

karena dengan pasta gigi yang homogen maka perseberanbahan aktif yaitu

minyak atsiri didalam pasta gigi akan merata sehingga senyawa aktif oleh

basis menembus media uji akan baik dan efek antibakteri yang ditimbulkan

akan maksimal. Perbedaan terhadap konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk

purut tidak mempengaruhi homogenitas pasta gigi, karena proses atau

perlakuan tiap formula sama. Pada pengujian pH didapati bahwa semakin

tinggi konsentrasi minyak atsiri menyebabkan penurunan nilai pH pada

formula, namun penurunan nilai pH dari ketiga formula tersebut masih

memenuhi persyaratan SNI yaitu 4,5-10,5. Uji viskositas diperoleh bahwa

dengan adanya perbedaan konsentrasi minyak atsiri yang semakin meningkat

akan menyebabkan penurunan viskositas pasta gigi, sehingga sediaan menjadi

lebih encer dibandingkan dengan basis pasta gigi. Viskositas juga

berpengaruh terhadap daya antibakteri, dimana viskositas yang rendah

menyebabkan sediaan menjadi lebih encer akan memudahkan senyawa aktif

untuk keluar dari basis pasta gigi menuju ke media dengan baik sehingga daya

antibakteri yang terbentuk semakin maksimal. Uji pembentukan busa

bertujuan untuk melihat banyaknya busa yang dihasilkan oleh pasta gigi untuk

mengangkat kotoran dan membersihkan mulut dan gigi pada saat menyikat

36
gigi. Hal ini menunjukkan bahwa semaki meningkatnya konsentrasi minyak

atsiri kulit buah jeruk purut menyebabkan pembentukan busa yang semakin

sedikit, dimana busa yang terbentuk pada pasta gigi karena adanya surfaktan

yaitu natrium lauril sulfat.

Uji daya sebar diperoleh bahwa peningkatan konsentrasi minyak akan

menyebabkan peningkatan daya sebar sediaan pasta gigi. Semakin besar daya

sebar yang terbentukmaka viskositasnya akan semakin kecil sehingga

sediaannya memiliki konsistensi yang encer, dengan begitu difusi dari bahan

aktif menuju media uji akan baik, sehingga menghasilkan hambatan terhadap

bakteri dan akan semakin besar. Pada uji daya lekat menunjukkan bahwa

semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk purut maka semakin

kecil daya lekatnya. Hal ini disebabkan karena konsistensi dari sediaan pasta

gigi yang semakin encer. Hasil uji aktivitas antibakteri Streptococcus mutans

didapat semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk purut akan

semakin besar daya hambatnya. Adanya kandungan utama berupa senyawa

sitronellal di dalam minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai antibakteri.

Sitronellal merupakan komponen golongan aldehid sehingga mempunyai daya

antibakteri terhadap Streptococcus Mutans. Senyawa ini bekerja untuk

pembentukan ikatan dengan gugus fungsional protein sel bakteri, yaitu

anntara atom N dari protein sel bakteri dengan atom H dari senyawa aktif

(gugus OH), sehingga membentuk hidrogen. Ikatan tersebut ini menyebabkan

disfungsi protein dalam membrane sitoplasma sel bakteri, dan menyebabkan

37
bakteri lisis. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri baik sebelum ataupun

sesudah diformulasikan akan semakin besar daya hambat antibakterinya.

Besarnya daya hambat bakteri setelah diformulasikan dan dipengaruhi oleh

karakteristik fisik persediaan, yaitu viskositas, daya sebar, serta daya lekat.

Pasta gigi tanpa minyak atsiri memberi daya antibakteri, karena ada sodium

lauril sulfat (SLS) dimana bekerja sebagai surfaktan (detergen) yang bias

menurunkan tegangan permukaan.

Hasil penelitian pada jurnal Lilis Karlina (2016) Saliva kumur akuades

(S1) jika dirata-rata maka hasilnya 4,4.107CFU/ml, sedangkan perlakuan S2

rata-ratanya 2,3.107CFU/ml dan yang terakhir pada perlakuan S3 rata-ratanya

2,5.107 CFU/ml sehingga dapat diketahui bahwa pada perlakuan S2 dengan

perlakuan S3 mempunyai selisih yang sedikit, sedangkan jika dibandingkan

dengan akuades (kontrol) hasilnya hampir dua kali lipat. Hasil signifikansi

ketiga perlakuan tersebut bisa diketahui bahwa antara uji pertama dan kedua

memiliki nilai signifikansi yang sama yang antara uji pertama dan kedua tidak

mempunyai perbedaan yang tidak sama. Hal tersebut dikuatkan dengan

adanya uji ketiga yaitu perlakuan S2 dan S3 yang menunjukkan nilai

signifikansi yang lebih tinggi yaitu 0,827 yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang nyata dari kedua perlakuan tersebut, karena semakin tinggi

nilai signifikansi menunjukkan bahwa data yang dianalisi memiliki perbedaan

yang tidak sama.

38
Berdasarkan penelitian yang telah dilakuan oleh Nurdianti, dkk (2016),

simplisia yang digunakan dalam pembuatan sediaan pasta gigi ini yaitu kulit

buah jeruk lemon dan kulit buah jeruk lemon dilakukan isolasi untuk

menghasilkan protein yang digunakan sebagai basis sediaan. Kulit buah jeruk

lemon sebanyak 214,08 gram. Hasil simplisia halus dan kering yang

dihasilkan adalah 110,4 gram kulit buah jeruk lemon. Metode yang

dipergunakan pada proses ekstraksi ini mempergunakan metode maserasi

dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Kulit buah jeruk lemon sebanyak

110,49 gram yang sudah dikeringkan 50 gramnya dimaserasi dengan larutan

etanol 96% sebagai pelarutnya dan diganti 3x24 jam sampai menghasilkan

filtrate. Filtrat yang dihasilkan kemudian diuapkan dalam rotary vacuum

evaporator dengan suhu 80°C. Hasil saringan yang dihasilkan dari proses

penguapan ini sebanyak 6,4 gram. Hasil rendemen yang dihasilkan adalah

12,8%.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ika Meylia dan Hermin

Rimbyastuti (2014) Kenaikan pH saliva lebih tinggi disebabkan oleh karena

kandungan minyak menthol pada daun mint yang menimbulkan rasa pedas

lalu dingin sejuk. Rangsangan terhadap rasa tersebut dapat merangsang

sekresi saliva sehingga volume saliva menjadi naik. Hal ini dapat disebabkan

berbagai factor lain yang terdapat dalam rongga mulut. Keasaman saliva

dipengaruhi oleh kapasitas buffer saliva. Dan dipengaruhi oleh perubahan –

perubahan diantaranya irama siang dan malam, perangsang kecepatan sekresi,

39
sifat dan kekuatan rangsangan, keadaan psikis, diet, kadar hormone, dan

gerakan mulut.

40

Anda mungkin juga menyukai