Anda di halaman 1dari 1

PENELITIAN TAKHRIJ HADIS

Bahan ajar VIDEO


NAMA : SRI UTAMI
KELAS : II. B

A. Konseptualisasi pemaparan dalam bahan ajar mengenai Takhrij Hadis dengan realitas sosial dapat membantu
siswa atau pembaca untuk lebih memahami relevansi dan signifikansi dari konsep ini dalam konteks
kehidupan sehari-hari dan dalam sejarah perkembangan ilmu hadis. Berikut adalah konseptualisasi tersebut:

Takhrij Hadis dalam Konteks Sejarah dan Kebudayaan Islam:

Dalam pembahasan ilmu takhrij hadits ini, kita mengenal banyak hal terkait dengan penelusuran kualitas hadits dan
asal-usulnya. Asal usul yang dimaksud adalah oleh siapa hadits itu diriwayatkan, dan bagaimana keabsahan haditsnya.
Dari takhrijul hadits kita akan mengenal kualitas sanad dan matan hadits. Kitab takhrijul hadits juga bermacam-macam
dan semuanya memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini menegaskan bahwa adanya keberagaman dalam metode dan
referensi takhrijul hadits. Dalam menghadapi keberagaman ini, perlu penyikapan yang moderat dan siapapun berhak
memilih referensi takhrijul hadits yang dikehendaki tanpa ada paksaan dari orang lain.

C.    Merefleksikan hasil kontekstualisasi

Hadits merupakan ilmu yg bersifat informatif. Namun, ilmu hadits bisa saja bersifat empiris, rasionalis,
logis. Selain sanad tdk bisa dijadikan bukti yg bisa di akui untuk penyandaran informasi dr rasul, kita harus
memastikan sumber dan bukti dan wujud hadits. Segala permasalahan tentang hadits maka menjawabnya
harus dengan ilmu takhrij tidak boleh menjawab atas dasar fikiran kita sendiri.
Menelusuri hadits sampai pada sumber aslinya tidak semudah menelusuri ayat Al-Qur’an. Sebab untuk
menelusuri ayat Al-Qur’an cukup diperlukan sebuah kitab kamus Al-Qur’an. Sedangkan guna menelusuri
hadits, tidak cukup hanya dengan sebuah kamus dan sebuah kitab rujukan yang berupa kitab hadis yang
disusun oleh mukharrij-nya. Ini dikarenakan hadis terhimpun dalam banyak kitab hadis. Oleh karena
itu mempelajari ilmu takhrij hadits ini sangatlah penting bagi kita. Diantara tujuanya yaitu
·         untuk mengetahui sumber otentik suatu hadits dari buku hadits apa saja yang didapatkan.
·         Mengetahui ada beberapa tempat hadits tersebut dengan sanad yang berbeda di dalam sebuah buku
hadits atau dalam beberapa buku induk hadits.
·         Mengetahui kualitas hadits maqbul dan mardud
·         Mengetahui eksistensi suatu hadits apakah benar suatu hadits yang ingin diteliti terdapat dalam buku-
buku hadits atau tidak
·         Mengetahui asal usul riwayat hadits yang akan diteliti
·         Mengetahui seluruh riwayat bagi hadits yang akan diteliti
·         Mengetahui ada atau tidak adanya syahid atau mutabi pada hadits yang akan diteliti

Anda mungkin juga menyukai