Anda di halaman 1dari 4

RESUME MATERI ULUMUL HADITS

CABANG-CABANG ULUMUL HADITS

1. Ilmu tarih al-ruwah


2. Ilmu jarh wa ta’dil
3. Ilmu gharib al-hadits
4. Ilmu mukhtalif al-hadits
5. Ilmu nasikh al-hadits wa mansukhih
6. Ilmu i’lali hadits , ilmu asbab wurud al-hadits
7. Ilmu mustolah al-hadits

Kritik terhadap sanad hadits ialah berbicara mengenai orang arau perawi hadits tersebut maka
pada kritik sanad ini akan membahsa tentang perawi haditsnya

1. Tarikh al-ruwah

Sebagaimana kita ketahui bahwa tarikh dalam bahasa indonesia diartikan sejarah kemudian al-
ruwah merupakan jama’ dari kata rawi maka dapat diartikan bahwa ilmu ini adalah ilmu yang
membahas tentang sejarah para perawi hadits yang digunakan untuk mengetahui apakah sanad
tersebut bersambung atau terputus maupun bagaimana cara penerimaan hadits tersebut apakah
diperoleh langsung dari gurunya atau orang yang mendengar langsung hadits tersebut.

Biografi seorang rowi sangat diperlukan dalam hadits karena apabila ada rowi yang berbohong
sebagai contoh seseorang yang tidak hidup sezaman dengan orang yang meriwayatkan hadits
sebelumnya tidak dapat dikatakan bahwa ia mendengar langsung hadits tersebut maka
diperlukan ilmu ini untuk mengetahui sejarah ataupun biografi dari seorang perowi

Cakupannya berkisar pada kelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, cara mnerima hadits dari
gurunya, murid-muridnya, negri atau kota gurunya menetap, perjalanan dalam mencari hadits,
kedatangannya di berbagai negri atau daerah dan lain-lain yang ada hubungannya dengan
hadits.

2. Ilmu jarh wa ta’dil

Jarh mempunyai arti luka sedangkan ta’dil yaitu menganggap adil secara definisi ilmu jarh wa
ta’dil ialah ilmu yang membahas tentang para perawi hadits dari segi yang menunjukkan
keadaan mereka, diterima atau tidaknya rowi tersebut apakah ia memiliki cacat ini yang
dimaksudkan dengan jarh ataupun seorang rowi tersebut adil atau tidak adil disini dalam arti
ketaatan nya kepada allah swt.
Ada beberapa ulama yang tidak setuju dengan menyebutkan kejelekan para rowi namun ini
berkaitan dengan hadits yang atau ilmu agama agar kita menerima hadits secara orisinil dan
dapat menerima hadits yang benar-benar datang dari rasulullhah saw maka kita perlu megetahui
sifat sifat dari perowi tersebut. Proses jarh ini berlaku bagi para perowi yang tidak terkenal.

Para ulama tidak menyebutkan semua kebaikan maupun kejelekan namun hanya meliputi 2 hal
yang sangat penting yaitu

1. Keadlian adil dalam arti orang yang taat kepada allah tidak melakukan dosa besar dan tidak
menumpuk dosa kecil dan juga tidak merusak muruahnya sebagai perowi
2. Kekutan hafalnnya

Dalam proses menjarh atau mencari kejelekan seorang rowi dianjurkan untuk menggunakan
kata atau ungkapan yang baik tidak me nggunakan kata kata yang tidak sewajarnya

4 prinsip yang diterapkan oleh ulama ilmu jarh wa tadil yaitu :

1. Amanah dan menjauhi hal-hal yang tidak perlu


2. Sangat teliti dalam menilai
3. Dalam menjarh menggunakan ingkapan yang baik
4. Ungkapan umum untuk menta’dil dan ungkapan operasional untuk menjarh

Hadits yang dibawa oleh orang yang memiliki hafalan yang kuat maka haditsnya bisa diterima
dan begitu juga sebaliknya .

3. Ilmu Gharaib Alhadits

Ialah ilmu yang menjelaskan lafaz-lafaz yang sulit dan rumit un tuk dipahai yang terdapat
dalam matan hadits. Bisa dikarenakan lafaz tersebut jarang digunakan

4. Ilmu Mukhtalif Alhadits

Ialah ilmu yang membahas hadits-hadits yang secara lahirnya bertentangan kemudian hadis ini
dikumpulkan dikompromikan baik dengan cara mentqyid kemuthlakannya ataupun mentakhsis
keumumannya

Kompromi ini bisa dengan hadits membatasi hadits mutlak mengkhusukan yang umum, dan
sebagainya. Dengan demikian, bisa diberi pengertian dengan “ilmu yang membahas hadits-
hadits yang lahirnya bertentangan, untuk dikompromikan”.

Tidak semua hadits yang kelihatannya bertentangan memiliki arti bertentangan contohnya ada
hadits yang mengatakan : ‫ الماء ال ينجّسه شيئ حتّى يغير طعمه أو لونه أو ريحه‬sementara ada hadits lain
yang menyatakan : ً ‫ا‬Q‫ل خبث‬QQ‫تين لم يحم‬QQّ‫اء قل‬QQ‫غ الم‬QQ‫ اذا بل‬kemudian terjadilah kesepakatan (aljamu wa
taufiq) yang menyimpulkan bahwa almau yang dimaksud tersebut adalah alma katsir atau
banyak tidak akan najis batas banyak air itu adalah 2 qullah.

5. Ilmu Nasikh Wa Mansukhih

Ialah ilmu yang membahas tentang hadits yang lahirnya bertentangan dengan cara hadits-hadits
tersebut dikumpulkan lalu dikompromikan. Apabila pertentang dalam hadits tersebut tidak
dapat dikompromikan maka demikian dicari haditsnya yang datang terakhir maka disebut
nasikh adapun yang datang terlebih dahulu disebut mansukh karena hadits yang terdahulu
dihapus dengan hadits yang datang kemudian.

6. Ilmu ‘Ilal Al-Hadits

Ialah ilmu yang membahas tentang cacat hadits yang tidak tampak atau tersembunyi hadits
yang dari luarnya kelihatan selamat dari cacat seakan me njadi hadits maqbul namun
sebenarnya memiliki cacat.

Cacat hadits ini bisa terjadi pada sanad hadits seperti hadits mu nqthi’ (terputus sanadnya)
tampak seperti muttashil bisa pula pada matan hadits seperti memasukkan matan hdits tertentu
kedalam matan hadits yang lain, atau memasukkan selain hadits ke dalam matan hadis tertentu.

Ilmu ini tidak dapat diketahui kecuali oleh orang yang mempunyai pengetahuan sempurna
tentang martabat rowi dan mempunyai makalah yang kuat terhadap sanad dan matan-matan
hadits.

7. Ilmu Asbab Wurud Alhadits

Ialah membahas tentang sebab datangnya sebuah hadits dan menjelaskan faktor eskternal yang
terjadi pada saat hadits itu disampaikan atau yang melatar belakangi munculnya suatu hadits

Hadits yang datang mungkin karena ada orang yg bertanya kepada nabi kemudian beliau
menjawab atau ada peristiwa tertentu kemudia nabi muhammad mengomentari maka
muncullah hadits. Yang jelas ada faktor diluar matan hadits

8. Ilmu Mustolah

Hadits yaitu ilmu yang mengkaji tentang kaidah-kaidah terkait sanad (silsilah) dan matan
(redaksi) untuk menentukan apakah ia valid atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai