Anda di halaman 1dari 4

URGENSI TAKHRIJ HADIS

MUHAMAD FAKHRUDIN BAQI

Abstrak
Ilmu yang akan dugunakan untuk meneliti suatu hadis adalah ilmu takhrij hadis. Ilmu
ini sangat penting bagi seorang yang ingin mengambil atau mengutip suatu hadis sebagai
bahan argumentasinya.Sebab dengan ilmu ini seseorang bisa mengetahui kualitas dan
kuantitas dari suatu hadis Nabi. Selain melihat keabsahan suatu hadis ilmu ini pun sangat
penting bagi seseorang untuk dapat mengetahui secara mendalam tentang seluk beluk dari
kitab-kitab hadis dengan berbagai sistem penyusunan dan penulisannya.Dalam makalah ini
penulis igin memmaparkan tentang apa itu takhrij hadis, urgensi dan ruang lingkup takhrij
hadis, manfaat takhrij hadis, sejarah takhrij hadis, dan metode takhrij hadis.

Keyword : Takhrij hadis, hadis

.Pembahasan tentang takhrij

Mengingat begitu pentingnya hadis Nabi bagi umat islam. Maka, para ulama terdahulu
mencurahkan perhatiaanya untuk mencari, mengumpulkan dan mempelajar hadis-hadis Nabi
saw. Mereka telah mengorbankan fisiknya baik lahir maupun batin untuk tetap bersunggu-
sunggu dalam mencari dan mengumpulkan hadis Nabi.Berkat kesungguhannya hadis nabi
saw berhasil dibukukan.Akan tetapi meskipun hadis sudah melalui proses pembukuan, para
umat islam tidak boleh asal dalam mempelajari dan mengamalkan suatu hadis Nabi. harus
meneliti dulu hadisnya,apakah hadisnya shahih atau dho’if.

Sehubungan dengan masa munculnya hadis yang bersamaan dengan masa turunnya al-qur’an,
al-qur’an tidak ada masalah dalam periwayatannya. Sebab al-qur’an diterimah oleh para
sahabat secara mutawatir dan umat islam menerimsnya tidak memerluhksn kajian silsilah
sanad karena seluruhnya ditulis sejak masa Rasulullah saw masi hidup.Dengan demikian al-
qur’an memiliki kepastian hukum ( qath’I al-wurud). Hal tersebut sangat berbeda dengan
hadis Nabi, yang mana tidak tertulis sejak masa Rasulullah hidup.Kebanyakan dari para
sahabat menghafal karena pernah terjadi penyalahgunaan dan pemalasuhan hadis untuk
kepentingan pribadi.Kondisi seperti ini yang mengundang para ulama untuk meneliti
autentisitas hadis secara objektif.
Secara bahasa takhrij berarti mengeluarkan,menampakan, meriwayatkan, melatih, dan
mengajarkan. Sedangkan menurut terminilogi takhrij ialah berkembang sesuai dengan situasi
dan kondisi. Terkait dengan pengertiannya, banyak dari para tokoh Muslim memiliki
perbedaan pendapat terkait dengan masalah pengertian.

Menurut Mahmud al-Thaha : Takhrij adalah ( usaha)menujukan letak asal hadits pada sumber
sumbernya yang asli yang didalamnya telah dicantumkan sanad hadis secara lengkap serta ,
menjelaskan kualitas hadis tersebut, jika kolekter memandang perluh

Menurut M. Syuhudi Isma’il : Takhrij adalah penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai
kitab sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang didalam sumber itu dikemukakan secara
lengkap matan dan sanad hadis yang bersangkutan.

Menurut Nawir Yuslem : Takhrij adalah penelusuran atau pencarian hadis dari berbagai kitab
hadis sebagai sumbernya yang asli yang didalamnya dikemukakan secaralengkap matan dan
sanad hadis.

Dari berbagai defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa takhrij hadis adalah usaha untuk
menemukan matan dan sanad dari hadis melalui sumber asli dari kitab induk hadis.Dengan
menelususri sumber asli maka bisa diketahui kualitas dari suatu hadis tersebut secara
langsung karena sudah disebutkan oleh kolektornya maupun melalaui penelitihan
selanjutnya.

Ke-Urgensian Takhrij Hadis

Sebagai seorang peneliti, untuk mengetahui takhrij hadis sangatlah penting.Sebab tanpa
melakukan kegiatan takhrij hadis maka akan sulit bagi seorang teliti untuk mengetahui asal
usul riwayat hadis yang akan diteliti. Baik dari berbagai riwayat yang telah meriwayatkan
hadis itu maupun ada atau tidak adanya syahid atau mutabi’ dalam sanad hadisyang
ditelitinya.Dengan demikian ada beberapa hal yang menyebabkan pentingnya kegiatan
penelitihan ( takhrij hadis). Diantaranaya adalah :1

1.Mengetahui asal usul suatu hadis yang akan diteliti

1
Askolan Lubis, ‘No Title’, 17–18.
Untuk meneliti suatu hadis maka hal utama yang dilakukan adalah dengan melihat
asal-usul dari suatu hadis tersebut. Tanpa melihat asal usulnya maka tentunya peneliti tidak
dapat mengetahui status dan kualitas dari hadis tersebut ,Baik dari sanad maupun matannya.
Tanpa diketahui susunan sanad dan matannya secara benar, maka hadis yang bersangkutan
akan sulit diteliti secara cermat. Oleh karena itu, takhrij hadis sangat diperluhkan untuk
melacak terkait dengan sanad dan matan dari kitab sumber.

2.Mengetahui seluruh rawi

Untuk meneliti suatu hadis, tentu hadis yang akan diteliti memiliki rawi dari satu
sanad. Oleh karena itu diperluhkan mengetahui rawi dari hadis yang akan diteliti. Sebab
mungkin saja salah satu dari sanad hadis berkualitas dhoif, seangkan yang lainnya berkualitas
shahih. Maka diperluhkan kegiatan takhrij hadis dilakukan untuk mengetahui seluruh riwayat
hadis yang akan diteliti.

3.Mengetahui Syahid dan Mutab’ dalam Sanad

Ketika hadis diteliti salah satu sanadnya, Mungki saja ada periwayat lain yang
sanadnya mendukung pada sanad yang diteliti. Maka dukungan itu jika terletak pada bagian
periwayat tingkat pertama,( tingkat sahabat nabi) Maka disebut sebagai Syahid. Sedangkan
jika terdapat pada bagian yang bukan periwayat tingkat sahabat disebut mutabi’.2

Dalam penelitihan suatu hadis tentu syahid didukung oleh sanad yang kuat dan dapat
memeperkokoh peneliti terkait dengan sanadnya. Sedangkan di sisi lain ada mutabi’ yang
memiliki sanad yag kuat juga, maka sanad yang ditelitiakan di tingkatkan kekuatannya oleh
mutabi’. Oleh karena itu kegiatan takhrij hadis sangat diperluhkan untuk mengetahui secara
pasti sanad hadisyang akan diteliti.

4.Menentukan Kualitas Suatu Hadis

Ibnu Hajar al-‘Asqolani telah menjelaskan bahwa Khabar yang tidak mutawatir dapat
dipakai sebgai dasar hukum apabilah memenuhi kriteria tertentu. Kriteria yang ditetapkan
oleh pakar hadis adalah adanya kesahihan pada sanad dan matan hadis, yaitu segalah syarat
atau kriteria yang harus dipenuhi oleh sesuatu sanad dan hadis yang berkualitas shahih 3

2
Subhi Salih, No Title, 1988.
3
Adlibi Al, No Title, 1983.
Adapaun hasis yang berkualitas shaih adalah sanadnya bersambung, diriwayatkan
oleh rawi yang adil dan dhobit, tidak syadz dan ber-‘illat ( Subhi al-Salih1984: 145).

DAFTAR PUSTAKA

XAdlibi Al, No Title, 1983

Dr.Majid Abdul Khon M.Ag, ‘No Title’, ed. by Laily Nur, 2014, 5
Lubis, Askolan, ‘No Title’, 17–18
Majid Abdul Khon, M.Ag, No Title, ed. by Nur Laily Nusroh, Ceakan per (Jakarta: AMZAH
Jl. Sawo Raya No 18 Jakarta 13220, 2014)
Pamil Jon, ‘No Title’, Takhrijj Hadis : Langkah Awal Penelitihan Hadis, 37 (2012), 54
Subhi Salih, No Title, 1988

Anda mungkin juga menyukai