Anda di halaman 1dari 12

Langkah -langkah Penelitian

Sanad dan Matan Hadis


Mata kuliah Studi Hadis
Latar belakang
Menurut Syuhudi Ismail, ada beberapa faktor yang menjadikan penelitian Hadis berkedudukan sangat penting.

1. Hadis Nabi sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Maka harus diberikan perhatian yang khusus karena
Hadis merupakan sumber dasar hukum Islam kedua setelah Alquran.

2. Tidaklah seluruh Hadis tertulis pada zaman Nabi. Nabi pernah melarang sahabat untuk menulis Hadis, tetapi
dalam perjalannnya Hadis ternyata dibutuhkan untuk di bukukan.

3. Telah timbul berbagai masalah pemalsuan Hadis. Kegiatan pemalsuan Hadis ini mulai muncul kira-kira pada
masa pemerintahan khalifah `Ali ibn Abi tholib, demikaian pendapat sebagaian ulama Hadis pada umumnya.

4. Proses penghimpunan Hadis yang memakan waktu yang lama. Karena proses yang panjang maka
diperlukan penelitian Hadis, sebagai upaya kewaspadaan dari adanya Hadis yang tidak bisa dipertanggung
jawabkan.

5. Jumlah kitab hadits yang banyak dengan metode penyusunan yang beragam sehingga menghasilkan kualitas
hadits yang berbeda pula.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana penelitian sanad dan matan hadis?

2. Bagaimana langkah-langkah penelitian sanad hadis?

3. Bagaimana Langkah-Langkah penelitian Matan hadis


Pembahasan
Menurut Syuhudi Ismail, ada beberapa faktor yang menjadikan penelitian Hadis berkedudukan sangat penting.
Menurut strukturnya yang terdiri dari dua unsure utama yaitu sanad dan matn, maka penelitian hadis akan tertuju
kepada kedua unsure tersebut. Inilah yang mendasari pemabagian jenis penelitian suatu hadis. Sehingga dapat
dikatakan bahwa penelitian hadīs terbagi dua, penelitian sanad dan penelitian matan hadis.

Pengertian sanad dan matan hadis menurut para ulama

.Sanad menurut istilah adalah jalan yang menyampaikan kepada matan hadis yakni rangkaian para perawi yang
memindahkan matan dari sumber yang asli. Jalur ini disebut dengan sanad, karena periwayat bersandar kepadanya
dalam menisbatkan matan kepada sumber aslinya.

Matan adalah“Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda nabi SAW, yang di sebut sesudah matan hadis,
dengan kata lain, matan adalah redaksi dari hadis
A. Penelitian Sanad dan Matan Hadis
Penelitian Sanad Hadis
Imam Muhammad bin Sirin berkata :” Sesungguhnya ilmu ini adalah bagian dari agama, maka perhatikanlah dari
mana kalian mengambil agama kalian”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ulama hadīṡ memandang sanad
itu sebagai suatu yang sangat penting, bahwa sahihnya sanad suatu hadīṡ sangat mempengaruhi kualitas hadīṡ
itu sendiri. Sanad bagi mereka adalah bagian dari agama yang harus dijaga dan diperhatikan dengan baik.

Penelitian Matan Hadis


Menurut Syhudi Ismail “ Metode penelitian Hadis” Matan hadis merupakan salah satu unsur pembentuk hadis,
matan hadis adalah lafadz-lafadz hadis itu sendiri. Sebagaimana halnya pada sanad, maka matan suatu hadis juga
harus dipastikan apakah benar berasal dari rasulullah atau tidak. Oleh karena itu matan hadis merupakan salah satu
objek penelitian dalam masalah hadis.
B. Langkah- langkah penelitian Sanad
1. Melakukan Kegiatan Takhrijul Hadits
M. Syuhudi Ismail menjelaskan, takhrijul hadits ialah penelusuran atau pencarian hadits pada berbagai kitab
sebagai sumber asli dari hadits yang bersangkutan, yang di dalam sumber itu dikemukakan secara lengkap matan
dan sanad hadits yang bersangkutan. Dengan dilakukan takhrijul hadits, maka akan diketahui asal usul riwayat
hadits yang akan diteliti, seluruh riwayat bagi hadits yang akan diteliti dan ada atau tidaknya korroborasi (syahid
atau muttabi’) dalam sanad bagi hadits yang ditelitinya.

2. Melakukan I’tibar al-Sanad


I’tibar al-sanad ialah menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadits tertentu, yang hadits itu pada bagian
sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut
akan dapat diketahui, apakah ada periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadits
dimaksud. Dengan dilakukannya al- I’tibar, maka akan terlihat dengan jelas jalur seluruh sanad hadits yang diteliti,
demikian juga nama-nama periwayatnya, dan metode periwayat yang digunakan oleh masing-masing periwayat
yang bersangkutan.(M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi …, hlm. 51-52)
3. Meneliti Pribadi Periwayat dan Metode Periwayatannya, diantaranya:
a. Membuat Jam’ur Ruwah
Jam’ur ruwah ialah sekumpulan para rawi atau periwayat yang menerima dan menyampaikan hadits Nabi
SAW yang terdapat pada suatu riwayat hadits.
b. Meneliti Persambungan Sanad
Persambungan sanad ialah tiap-tiap periwayat dalam sanad hadits menerima riwayat hadits dari periwayat
terdekat sebelumnya, keadaan tersebut berlangsung demikian sampai akhir sanad dari hadits itu.
c. Meneliti Pribadi Periwayat
Ulama hadits berpendapat bahwa ada dua hal yang harus diteliti pada diri periwayat hadits untuk dapat
diketahui apakah riwayat hadits yang dikemukakan dapat diterima sebagai hujjah atau ditolak.
 Kualitas Pribadi Periwayat (Adil) a) beragama Islam, b) mukallaf, c) melaksanakan ketentuan agama, dan
d) memelihara muru’ah.
 Meneliti Kapasitas Intelektual Periwayat (Dhabit) a) periwayat yang hafal dengan sempurna hadits yang
diterimanya, b) mampu menyampaikan dengan baik hadits yang dihafalnya itu kepada orang lain, dan c)
dia mampu memahami dengan baik hadits yang dihafalnya
d. Al-Jarh Wat-Ta’dil
Al-Jarh secara bahasa berarti “luka, cela, atau cacat”.Al-jarh wat-ta’dil ialah kritik yang berisi celaan dan
pujian terhadap para periwayat hadits. Kritik terhadap para periwayat hadits yang telah dikemukakan oleh
ulama ahli kritik hadits itu tidak hanya berkenaan dengan hal-hal yang terpuji saja, tetapi juga hal-hal yang
tercela

e. Meneliti Syudzudz dan ‘Illat


Syudzudz dalam hadits berarti kejanggalan yang menyertai penyendirian pada sanad dan atau matan. Berbeda
dengan ‘illat hadits yang data material cacatnya mungkin teramati langsung pada sajian hadits bersangkutan,
degaan syudzudz dalam matan hanya mungkin diketahui setelah dilakukan perbandingan matan-matan untuk
suatu tema hadits yang terkoleksi pada kitab hadits yang berbeda beserta sanadnya masing-masing

4. Mengambil Natijah Sanad


Kegiatan berikutnya dalam penelitian sanad hadits ialah mengemukakan kesimpulan hasil penelitian. Kegiatan
menyimpulkan itu merupakan kegiatan akhir bagi kegiatan penelitian sanad hadits.
Tolak ukur penelitian Matan Hadis

Salahudin al-Adlabi menyimpulkan tolok ukur penelitian matan (ma’a>yir naqdil matn) ada empat
macam. Empat macam tolok ukur ini digunakan dalam acuan penelitian matan hadis, yaitu sebagai
berikut:31

1. Tidak bertentangan dengan petunjuk al-Qur‟an


2. Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat
3. Tidak bertentangan dengan akal sehat, panca indera, dan fakta sejarah
4. Susunan pernyataannya menunjukkan ciri-ciri sabda kenabian
C. Langkah-langkah penelitian Matan hadis

Langkah-langkah meneliti matan hadits menurut M. Syuhudi Ismail, yakni:

1. Meneliti Matan Sesudah Meneliti Sanad


Maksudnya adalah kegiatan meneliti matan dilakukan sesudah meneliti sanad, dan setiap matan harus bersanad dan
kualitas matan tidak harus sejalan dengan sanadnya.

2. Meneliti Susunan Lafal Matan Yang Semakna


Hadits yang sampai kepada beberapa mukharrij memiliki
keragaman. Hal ini menyebabkan perlunya telaah terhadap beberapa lafal hadits. Salah satu penyebab perbedaan itu
dipengaruhi oleh adanya hadits Nabi yang sampai kepada mukharrij lebih banyak bersifat riwayat bil ma’na
daripada bi al- lafzi.
3. Meneliti Kandungan Matan
Dalam meneliti kandungan matan perlu diperhatikan matan- matan dan dalil-dalil lain yang mempunyai topik
masalah yang sama. Dengan cara membandingan, baik kandungan matan yang sejalan dan kandungan matan
yang tidak sejalan sekalipun.

4. Menyimpulkan Hasil Penelitian Matan


Sebagaimana halnya penelitian sanad, maka dalam menyimpulkan penelitian matan juga harus didasarkan kepada
argumen-argumen yang jelas. Argumen-argumen itu dapat dikemukakan sebelum diajukan natijah ataupun
sesudah diajukan natijah
Kesimpulan
1. Penelitian hadis dapat dibagi menjadi dua hal; penelitian sanad dan penelitian
matan hadis
2. Proses dan langkah-langkah penelitian sanad hadits terdiri dari melakukan
kegiatan takhrij al-hadits, melakukan i’tibar al- sanad, meneliti pribadi periwayat
dan metode periwayatannya, diantaranya: melakukan jam’ur ruwah, meneliti
persambungan sanad, meneliti pribadi periwayat, yang terdiri dari kualitas
pribadi periwayat (adil) dan kapasitas intelektual periwayat (dhabit), Al-Jarh Wat-
Ta’dil, serta meneliti syudzudz dan ‘illat.
3. Langkah-langkah penelitian matan hadis terdiri dari meneliti matan sesudah
meneliti sanad, Meneliti susunan lafal matan yang semakna, meneliti kandungan
matan, dan menyimpulkan hasil penelitian matan
 

Anda mungkin juga menyukai