Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METEDOLOGI PENELITIAN

“Masalah, Tujuan Dan Pertanyaan Penelitian Serta Mencari Data Penunjang Dalam Penulisan
Latar Belakang Penelitian Perawatan”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Yulastri Arif, S.Kp., M.Kes

DISUSUN OLEH

Kelompok 10

Resti Syofian 2111311005


Nita Amalia Ramadhani 2111311014
Nurul Jannah 2111312023
Sarah Lathifah 2111313014
Rifqah Fakhira Putri 2111313035

KELAS A2 2021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Metodologi
Penelitian tentang mempelajari masalah, tujuan dan pertanyaan penelitian serta mencari
data penunjang dalam penulisan LB penelitian perawatan. Meskipun banyak kesulitan
dalam membuat makalah ini, namun berkat hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yulastri Arif, S.Kp., M.Kes selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Metodologi Penelitian kelas A2 2021 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya sebagai
mahasiswa/mahasiswi keperawatan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
tentang mempelajari masalah, tujuan dan pertanyaan penelitian serta mencari data
penunjang dalam penulisan LB penelitian perawatan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika ada
kata yang kurang tepat dan kesalahan dalam materi ini. Kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Padang, 5 September 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Masalah, Tujuan Dan Pertanyaan Penelitian........................................................3

2.1.1 Masalah......................................................................................................3

2.1.2 Tujuan........................................................................................................5

2.1.3 Pertanyaan Penelitian................................................................................. 6

2.2 Data Penunjang Dalam Penulisan Latar Belakang Penelitian Perawatan............7

BAB III PENUTUP..................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13

3.2 Saran.....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dilepaskan dari
kontribusi penelitian. Oleh karena itu, kualitas seorang peneliti manjadi faktor yang sangat
penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Banyak persoalan
atau masalah yang perlu mendapat perhatian para sarjana ilmu sosial, terutama di negara-
negara sedang berkembang. Mely G. Tan dalam Koentjaraningrat, mengatakan banyak
masalah yang memerlukan pemecahan melalui penelitian.

Cara mendapatkan kebenaran itu ditempuh melalui metode ilmiah. Jadi, tidak
berlebihan apabila metode disebut sebagai strategi dalam penelitian ilmiah. Tujuannya
untuk meramalkan, mengontrol dan menjelaskan gejala-gejala yang teramati guna
mendapatkan kebenaran yang kita inginkan. Sebagai suatu strategi, metode ilmiah
memiliki langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh dalam mengamati, gejala-
gejala atau data sebagai bahan yang harus dipertimbangkan dalam mengungkapkan
kebenaran tadi. Prosedur tersebut berupa merumuskan masalah, melakukan studi literatur
atau paling tidak membaca hasil penelitian, menuyusun asumsi-asumsi atau bila dipandang
perlu menghadirkan hipotesis, mengumpulkan data dan menganalisis data dan terakhir
membuat kesimpulan.

Unsur yang paling menonjol dalam suatu penelitian ilmiah adalah adanya
pemecahan masalah. Masalah yang terpecahkan tentu saja diselesaikan melalui prosedur
pemecahan masalah yang benar. Prosedur permasalahan bergantung pada metode dan
desain penelitian yang dilakukan. Setelah itu, data, informasi, dan bukti-bukti dari sumber
yang benar (populasi atau sampel) dianalisi statistika yang tepat, hingga akhirnya
diperoleh kesimpulan.

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara atau jalan.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu
cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu. Logos berarti
pengetahuan. Jadi metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja. Penelitian
merupakan terjemah dari kata research yang berarti penelitian, penyelidikan.

1
Penelitian adalah pemeriksaan yang teliti, penyelidikan, kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif
untuk memecahkan persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan
prinsip-prinsip umum. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan
Penelitian dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu
masalah, sebagai cara untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat
dipertanggungjawabkan, yang bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap persoalan
yang berarti, melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja masalah yang perlu diteliti?
2. Dari mana masalah diperoleh?
3. Apa saja pertanyaan penelitian ?
4. Bagaimana mencari data penunjang dalam penulisan LB penelitian perawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana proses masalah itu diperoleh sehingga dapat diteliti?
2. Untuk mengetahui bagaimana menyusun pertanyaan dalam penelitian?
3. Untuk mengetahui bagaimana mencari data penunjang dalam penulisan latar
lelakang penelitian perawatan?

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai metedologi penelitian khususnya
dalam membuat suatu masalah, tujuan dan pertanyaan penelitian serta mencari data
penunjang dalam penulisan LB penelitian perawatan.
2. Dapat menjadikan kita sebagai calon perawat yang berintelektual serta memiliki
wawasan yang luas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masalah, Tujuan, dan Pertanyaan Penelitian


2.1.1 Masalah Penelitian
Masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber dari dua faktor atau lebih yang
menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan
upaya untuk mencari sesuatu jawaban.
Penelitian adalah suatu cara, proses atau alat manusia dalam upayanya mencari
kebenaran, dengan jalan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan menggunakan
metode khusus yang disebut metode ilmiah (scientific method). Menurut Hilway (1956)
penelitian adalah: "A method of study by which, through and exhaustive investigation of
all ascertainable evidence bearing upon a definable problem, we reach the solution to the
problem". Pengertian penelitian menurut tercapainya suatu pemecahan atau suatu masalah
dengan diperolehnya bukti-bukti meyakinkan yang dikumpulkan melalui tata laksana
(prosedur) yang sistematik, jelas dan terkendali, seperti yang tersirat di dalam batasan
penelitian yang diajukan oleh Kerlinger (1973) yang berbunyi: "Scientific research is a
systematic, controlled, empirical and critical investigation of hypothetical propositions
about presumed relation among natural phenomena". Dengan demikian, jelaslah kiranya
bahwa tanpa masalah tak ada penelitian.
Masalah merupakan kesenjangan atau yang sering disebut dengan gap antara
harapan dengan kenyataan, antara yang seharusnya atau teori atau Standar Operasional
Procedur (SOP) dengan apa yang terjadi atau faktanya yang terjadi. Penelitian pada intinya
ingin memahami dan memecahkan sebuah permasalahan. Berdasarkan uraian tersebut
maka sangat jelas bahwa sebelum memulai suatu penelitian perlu dikemukakan terlebih
dahulu apa masalah yang akan diteliti, masalah merupakan suatu dasar untuk melakukan
penelitian. Dari suatu masalah yang ada maka dapat muncul pertanyaan yang akan dijawab
melalui kegiatan penelitian. Masalah penelitian merupakan jantung setiap upayal
penelitian. Seorang peneliti harus mempertimbangkannya sebaik dan sedalam mungkin,
dengan menggunakan cukup waktu, perhatian dan pemikiran. Dalam proses penelitian
seseorang peneliti dituntut untuk dapat mengidentifikasi (menemukan) masalah penelitian
dan menyatakannya dengan tepat dan benar,

3
Perlu dipahami bahwa suatu penelitian bukan berawal dari judul, tetapi suatu
penelitian berawal dari adanya masalah yang layak untuk diteliti. Terkadang seseorang
merasa kesulitan dalam menentukan masalah apa yang bisa diteliti, hal ini terjadi
disebabkan orang tersebut belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah
yang akan diteliti, oleh sebab itu jika akan melakukan suatu penelitian sebaiknya harus
berbekal pengetahuan yang luas baik penge- tahuan teoretis maupun pengetahuan praktis
tentang bidang yang akan diteliti. Peningkatan pengetahuan sebelum melakukan penelitian
dapat dilakukan dengan cara membaca buku-buku, jurnal, hasil penelitian orang lain atau
pe- ngalaman pada saat di lapangan.
Pada umumnya keadaan berikut bisa dijadikan masalah:
 Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam
pengetahuan kita.
 Bila ada hasil-hasil yang bertentangan.
 Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.
Berikut beberapa karakteristik masalah yang baik:

1. Masalah yang diambil benar-benar menarik.


2. Pemecahan masalah harus bermanfaat bagi orang-orang yang berkepentingan di
dalam bidangnya.
3. Masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru.
4. Masalah yang baik mengundang rancangan yang lebih kompleks.
5. Masalah tersebut dapat diselesaikan dalam suatu penelitian sesuai denga waktu
yang diinginkan.
6. Masalah tidak bertentangan dengan moral.
Masalah penelitian juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan realitas antara yang
seharusnya terjadi dengan kenyataan.
Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan dan disusun
berdasarkan suatu fakta empiris di lapangan. Pada tahap awal pelaksanaan penelitian,
kegiatan yang perlu dilakukan adalah memahami konsep masalah berdasarkan kajian
kepustakaan yang dapat dipercaya. Kegiatan tersebut meliputi berpikir, membaca teori,
dan review dengan teman perlu memahami pelaksanaan deductive reasoning dan memilih
topik yang diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain. Masalah penelitian
adalah suatu kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif Pemecahan. Baik
burukya suatu penelitian sangat ditentukan oleh masalah penelitian (Research problem)

4
(Polit & Hungler, 1999). Masalah penelitian biasanya didapat dari topic yang secara luas
berhubungan dengan keperawatan. Mengingat dalam topik sudah terdapat suatu masalah,
maka dalam melakukan identinkasi masalah hendaknya tidak keluar dari area masalah
yang telah dicantumkan dalam topik. Masalah penelitian diupayakan yang orisin,
mempunyai kontribusi terhadap perkembangan ilmu, urgensi dan baru.

2.1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah upaya untuk memecahkan masalah. Dalam merumuskan
tujuan penelitian, sebelumnya seorang peneliti harus menetapkan terlebih dahulu valriabel
yang akan diteliti. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena
atau gejala social dengan lebih menitikberatkan pada gambaran lengkap tentang fenomena
yang dikaji. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang fenomena untuk selanjutnya akan mneghasilkan teori Secara teknis, tujuan
penelitian dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan
permasalahan yang akan diteliti secara menyeluruh. Selanjutnya penyelesaian yang akan
dilakukan secara lebih spesifik tergambar pada tujuan khusus.
Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan
sebagai indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna untuk
mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, dan memprediksi
alternatif pemecahan masalah terhadap masalah penelitian. Tujuan tersebut biasanya
menandakan tipe dari riset, misalnya deskriptif: studi kasus, cross sectional, kohort, dan
case control; serta eksperimen: trust-experiment, quasi-experiment, dan praexperiment.
Dengan adanya tujuan tersebut akan mempermudah untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Tujuan penelitian, pertanyaan penelitian (rumusan masalah), dan hipotesis
disusun untuk menjembatani kesenjangan antara permasalahan. penelitian yang masih
abstrak. Kejelasan dari objektivitas biasanya difokuskan pada kadang fokusnya untuk
mengidentifikasi suatu hubungan diantara dua atau lebih variable atau untuk menentukan
perbedaan di antara dua kelompok dari suatu variabel (Polit & Back, 2012). Tujuan
penelitian harus jelas, ringkas, dan berupa pernyataan yang deklaratif, yang biasanya
dituliskan dalam bentuk kalimat aktif. Agar tujuan menjadi jelas, biasanya tujuan
penelitian difokuskan pada satu atau dua variabel dan mengidentifikasi apakah variable
perlu dijabarkan lebih lanjut.

5
2.1.3 Pertanyaan Penelitian
Setelah peneliti melakukan identifikasi masalah yang telah diurai- kan sebelumnya,
maka perlu diberikan perumusan masalah secara lebih spesifik, sehingga permasalahan
menjadi lebih jelas dan lebih terlokalisasi. Rumusan masalah yang baik akan menuntun
peneliti pada langkah-langkah selanjutnya.

Rumusan penelitian yang baik memenuhi berbagai syarat berikut:


(1) dikemukakan dalam kalimat tanya,
(2) substansi yang dimaksud bersifat khas, dan
(3) bila jumlahnya banyak hendak nya dipisah.
Perumusan dalam kalimat tanya (interogatif) sangat dianjurkan karena dapat lebih
bersifat khas dan tajam. Substansi harus jelas dan tidak bermakna ganda. Suatu pertanyaan
penelitian: "Apakah hiperglikemia pada saat masuk RS memengaruhi luaran (outcome)
stroke iskemik akut?", merupakan pertanyaan yang tidak khas karena luaran (outcome)
stroke iskemik akut cukup banyak. Pertanyaan "Apakah hiperglikemia saat masuk
meningkatkan risiko kematian pada penderita stroke iskemik akut?" lebih bersifat khas.
Pertanyaan penelitian yang khas dibuat dengan mengidentifi- kasi siapa populasinya,
apakah intervensi/eksposur yang didapat, apakah pembandingnya, dan apakah aspek
luaran (outcome) yang dinilai. Terdapat pula akronim PICO yang berarti Population, Inter-
vention/Exposure, Comparison, dan Outcome. Pertanyaan penelitian "Apakah
penambahan injeksi kortikosteroid pada regimen standar akan berhubungan dengan
penurunan angka kematian pada pen- derita meningitis tuberkulosis?", merupakan
pertanyaan penelitian yang komponen PICO-nya lengkap.

Komponen Pertanyaan Penelitian


Bila terdapat banyak penelitian, maka harus ditanyakan cara terpisah. Penggabungan
banyak pertanyaan penelitian akan menyebabkan sulitnya pertanyaan tersebut dijawab
dengan satu hipotesis. Sebagai contoh, "Apakah penambahan antidepresan trisiklik pada

6
regimen standar untuk nyeri punggung bawah kronik memperbaiki derajat nyeri, status
fungsional, dan mengurangi disabilitas?" Apabila penguraian pertanyaan tersebut dibuat
menjadi tiga pertanyaan terpisah, maka akan menjadi lebih mudah untuk dijawab dan diuji
hipotesisnya.
Pertanyaan penelitian menggambarkan pertanyaan-pertanyaan besar yang
selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam tujuan penelitian. Pertanyaan penelitian dan
tujuan penelitian ini akan dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan
penelitian.
2.2 Data Penunjang Dalam Penulisan Latar Belakang Penelitian Perawatan

Identifikasi masalah dalam suatu penelitian merupakan hal pertama yang harus
dilakukan oleh seorang peniliti. Sedangkan masalah akan ada jika terdapat kesenjangan
antara kenyataan dan harapan (Notoadmojo, 2012). Pada kenyataannya masalah dalam
bidang kesehatan dan keperawatan amat banyak, namun tidak semua masalah dapat
diangkat sebagai masalah penelitian.
Latar belakang dalam sebuah proposal penelitian merupakan pengantar informasi
tentang materi keseluruhan dari penelitian yang ditulis secara sistematis dan terarah dalam
kerangka logika yang memberikan justifikasi terhadap alasan kuat pentingnya penelitian
dilakukan, dasar pemikiran peneliti, pendekatan yang dipilih, metode analisis yang
digunakan, sampai manfaat dilakukannya penelitian.
Pada pembuatan proposal penelitian, latar belakang harus dapat mengemukakan
dengan jelas argumentasi tentang pentingnya melakukan penelitian tersebut. Selain itu
harus diuraikan pula tentang identifikasi masalah, kejelasan masalah yang diteliti, derajat
pentingnya masalah, bagaimana keadaan permasalahan hingga saat ini (sudah diteliti atau
belum), dan apakah masalah tersebut sudah ada terpecahkan atau belum, serta bagaimana
solusinya.
Merujuk dari Setiawan, A & Saryono (2010) agar suatu masalah yang dipilih dapat
diangkat menjadi masalah penelitian, maka perlu dicek dengan merujuk pada beberapa
syarat sebagai berikut;
a. Masalah tersebut harus bisa diteliti (Feasible)
b. Masalah tersebut menarik untuk diteliti (Intersting)
c. Masalah tersebut bisa memberikan sesuatu yang baru (Novel)
d. Masalah tersebut jika diteliti tidak melanggar etika dalam kehidupan manusia
(Ethical)

7
e. Masalah tersebut secara keilmuan relevan dengan bidang keahlian peneliti
(Relevant)
Kelima syarat tersebut diringkas sebagai FINER (Feasible, Intersting, Novel,
Ethical, Relevant). Dan selanjutnya merujuk dari Nursalam (2013) FINER, dapat
dijabarkan secara rinci sebagai berikut:
a. Feasible
1) Tersedia subjek penelitian, sebagai contoh penelitian tentang dampak
kekerasan rumah tangga pada perkembangan mental anak, maka harus ada kasus anak
yang merupakan korban kekerasan yang bersedia sebagai responden dalam penelitian
tanpa paksaan.
2) Tersedia dana, penelitian tentang efektifitas perawatan luka ganggren pada
pasien diabetes mellitus dengan obat herbal. Maka peneliti harus siap dengan dana yang
besar untuk biaya penelitian tersebut hingga akhir penelitia.
3) Tersedia waktu,alat dan keahlian. Pelaksanaan penelitian harus direncanakan
dengan matang, jangan sampai putus di tengah jalan, oleh karena itu peneliti benar-benar
harus menyisihkan waktu dan mempersiapkan alat penelitian dengan tepat serta harus
mampu menjalannya dengan baik sesuai keahliannya.
b. Kemampuan Melaksanakan
Kemampuan melaksanakan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi, banyak
kesenjangan yang ada dalam dunia kesehatan dan kedokteran yang dapat dijadikan
masalah dalam penelitian. Menjanjikan hal yang baru dan dan relevan dengan
pengembangan ilmu, namun tidak cukup subjek penelitian, dana,sarana,keahlian atau
waktu merupakan kendala yang sering ditemui. Namun sebagian kendala tersebut dapat
diatasi dengan modifikasi desain, menyesuaikan besar sampel, jenis pemeriksaan dan lain-
lain. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan apakah masalah kesehatan
dapat dijawab dengan penelitian.
c. Interesting
Masalah hendaknya menarik untuk diteliti, menarik disini bisa dilihat berdasarkan
tujuan penelitian dan manfaat hasil penelitiannya. Sehubungan dengan penelitian
merupakan aktivitas yang sangat menyita pikiran, tenaga, waktu, dana atau biaya. Banyak
kendala baik yang telah diantisipasi maupun yang muncul kemudian, mengancam dari
waktu ke waktu. Di sisi lain,peneliti dituntut jujur dan taat asas dalam seluruh tahapan
penelitian dan pelaporan hasilnya. Oleh karena itu peneliti harus betul-betul tertarik pada
subjek penelitiannya. Bila peneliti tidak tertarik terhadap materi penelitiannya, maka ada

8
dua kemungkinan yang akan terjadi: mungkin ia akan cepat menyerah bila dihadapkan
pada berbagai kendala, atau ia akan taat asas pada rencana penelitian yang telah dibuatnya.
d. Novel
1) Mengemukakan sesuatu yang baru
2) Membantah atau mengkonfirmasi teori yang terdahulu
3) Melengkapi atau mengembangkan penelitian terdahulu
Nilai baru dalam penelitian seringkali dihubungkan dengan orisinalitas suatu
penelitian, hal yang sering membuat ragu-ragu peneliti. Dikatakan orisinil jika penelitian
yang sama sekali baru, sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut replikatif.
Penelitian yang semata-mata mengulang penelitian terdahulu yang hasilnya telah jelas
berarti membuang sumberdaya yang sia-sia. Namun demikian bukan semua penelitian
harus baru. Mungkin saja peneliti ingin mengulang suatu penelitian untuk menguji
konsistensi hasil penelitian, menerapkannya pada kondisi atau populasi yang berbeda, atau
justru karena ia melihat kekurangan pada metodologi penelitiannya, pelaksanaannya,
analisis ataupun kesimpulan penelitian sejenis yang duplikasi sebelumnya.
Alasan untuk melakukan penelitian replikatif harus dijelaskan di dalam Proposal
penelitian. Suatu penelitian replikatif akan sangat bermanfaat bila ia dirancang lebih baik
serta dapat mengeliminasi kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya, sebaliknya
suatu penelitian replikatif yang justru lebih lemah metodologi, pelaksanaan atau
analisisnya tidak dapat diterima.
e. Ethical
Tidak bertentangan dengan etika. Etika disini bisa mencakup etika dalam melakukan
penelitian itu sendiri dan hasil penelitiannya tidak melanggar aturan yang ada. Sebagai
contoh penelitian tentang bayi tabung dengan sel telur dari istri dan sperma dari suami.
Manfaat hasil penelitian ini bisa menjadi solusi bagi pasangan yang sulit mendapat
keturunan. Dan secara hukum sel telur dan sperma adalah benar-benar berasal dari
pasangan suami istri yang syah.
Penelitian apa pun, khususnya yang menggunakan manusia sebagai subjek, tidak
boleh bertentangan dengan etika. Kesulitan mungkin timbul adalah karena etika bukan hal
yang mudah didefinisikan. Seseorang mungkin mengatakan sesuatu hal secara etis masih
diterima, namun bagi orang lain mungkin sudah melanggar etika. Oleh karena itu setiap
peneliti yang menggunakan manusia sebagai subjek harus mendapatkan persetujuan dari
komisi etika setempat. Pengunaan plasebo pada uji klinis senantiasa menjadi bahan diskusi
dalam komisi etika. Modifikasi Proposal penelitian mungkin perlu dilakukan atas saran

9
dari komisi etika tersebut.
f. Relevant
Mengacu pada (Dharma, 2011)
1) Relevan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
2) Relevan untuk tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
3) Relevan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
4) Relevan dengan bidang keahlian peneliti
Relevansi merupakan hal utama yang harus dipikirkan pada awal penelitian. Tiap
peneliti harus dapat memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh, apakah relevan
dengan kemajuan ilmu, tatalaksana pasien, atau kebijakan kesehatan, ataupun sebagai
dasar untuk penelitian selanjutnya.
Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topik suatu penelitian, peneliti harus
membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang paling penting. Menjawab satu atau dua
pertanyaan penelitian yang penting secara adekuat jauh lebih bermakna daripada
menjawab banyak pertanyaan yang remeh-remeh.
Pada studi tentang kebisaaan merokok remaja, misalnya usia saat mulai merokok,
apakah ayahnya merokok, atau berapa jumlah rokok dalam sehari mungkin relevan dengan
masalah penelitian. Namun apakah rokoknya dibeli di super market, atau di tukang rokok
di gang tidak relevan dipermasalahkan.
Masalah ini perlu ditekankan, karena terlalu banyak pertanyaan dalam satu
penelitian akan menambah kesulitan pembuatan desain, penghitungan besarsampel,
interpretasi uji statistik, serta masalah metodologi lainnya, disamping memerlukan
tambahan logistik berupa biaya, waktu, tenaga, serta fasilitas lainnya. Para peneliti muda
cenderung untuk memasukkan sebanyak mungkin pertanyaan dalam satu penelitian, hal ini
harus dihindarkan.
Merujuk Indarwati (2012) dan Sumantri A (2011) masalah penelitian dapat
dikembangkan dari berbagai macam sumber, sumber-sumber masalah penelitian dapat
diperoleh dari:

a. Kepustakaan (buku reverensi hasil penelitian, jurnal hasil penelitian, abstrak


hasil penelitian, laporan pelaksanaan program, profile dll). Pencarian masalah dari
kepustakaan dilakukan dengan membaca buku di perpustakaan atau dapat pula diperoleh
melalui internet.

10
b. Bahan diskusi dan hasil konferensi, seminar, simposium, lokakarya, dan lain-
lain. Banyak hal yang muncul dalam diskusi resmi, ataupun dalam pembicaraan informal
dengan pakar saat rehatkopi, dapat memunculkan masalah yang dapat dikembangkan
dalam mesalah penelitian.
c. Pengalaman sehari-hari, merupakan salah satu sumber masalah yang dapat
dikembangkan dalam penelitian. Banyak sekali masalah yang dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari untuk dikembangkan menjadi masalah penelitian. Sebagai contoh, sebagian
besar ibu-ibu setelah melahirkan tidak dapat memberikan air susunya secara ekslusif. Ini
merupakan satu masalah yang sepatutnya dicari solusinya. Di dalam bidang kesehatan ini
merupakan masalah yang cukup akurat yang perlu dipecahkan sehingga diharapkan semua
ibu setelah melahirkan mampu memberikan air susunya secara ekslusif.
d. Pendapat pakar, bisaanya masih bersifat spekulatif, oleh karena itu perlu ada
telaah lebih lanjut, apalagi jika masalah tersebut berkaitan dengan derajat kesehatan
masyarakat.
e. Sumber non-ilmiah, seperti surat khabar yang memberitakan adanya penyakit
aneh yang sulit disembuhkan akan dapat dikembangkan menjadi masalah dalam
penelitian.

Mengacu pada Hidayat A.A (2007) Pada umumnya pokok-pokok yang ditulis dalam
latar belakang harus mengandung empat (4) unsur yang tercantum secara tersirat dalam
masalah pengembangan gagasan / masalah:

a. Unsur pentingnya masalah, secara umum pentingnya sebuah masalah ini


ditulis pada awal gagasan atau pikiran pertama yang dapat mengemukakan arti pentingnya
sebuah masalah, dan seberapa besar masalah itu penting untuk diteliti.
b. Unsur skala masalah, unsur ini ditulis setelah mengemukakan gagasan adanya
masalah dan itu penting untuk diteliti. Selanjutnya diberikan penegasan atau penguraian
tentang derajat pentingnya masalah itu untuk diteliti atau bila tidak diteliti bagaimana
dampaknya.
c. Unsur kronologis masalah, merupakan unsur yang menjelaskan proses
terjadinya masalah atau relevansi penelitian yang terdahulu/telah ada, tentunya dengan
ditunjang data empiris dari permasalahan penelitian yang akan diteliti.
d. Unsur solusi masalah, unsur ini digunakan sebagai alternatif dalam
memberikan solusi atas masalah yang timbul serta alternatif lain yang akan dilakukan
dalam peelitian.

11
Sedangkan jika dilihat dari butir-butir dalam latar belakang masalah, maka
latarbelakang masalah paling tidak mencakup:

a. Pembenaran (Justifikasi), mengapa suatu masalah tersebut perlu diangkat


menjadi suatu permasalahan dalam penelitian. Dalam studi klinis maupun epidemiologi,
hal ini mencakup:
1) Besarnya masalah; insident atau prevalent penyakit
2) Waktu, apakah masalah tersebut masih berlangsung sampai sekarang
3) Area geografik dan demografik.
Pada kelompok umur atau pada segmen populasi mana msalah tersebut terdapat.
1) Karakteristik masyarakat yang terkena
2) Penyebab masalah,pemecahan yang telah atau masih perlu dilakukan
b. Pernyataan alternatif pemecahan masalah.
c. Alternatif yang dipilih untuk memecahkan masalah,dengan menyebut alasan
mengapa alternatif tersebut dipilih.
Jadi untuk menidentifikasi masalah peneliti yang baik perlu penguasaan substansi.
Oleh karena itu sebelum menulis masalah penelitian, peneliti harus melakukan
penelusuran pustaka, berkorespondensi dengan pakar serta diskusi dengan senior atau
sejawat lain. Karena itu penelitian merupakan pekerjaan otak dan sebagian besar
dilakukan di perpustakaan, bukan sekadar pekerjaan teknis di lapangan atau di
laboratorium. Dalam menuliskan latar belakang, peneliti muda sering kali “terlalu
bersemangat” memaparkan secara panjang lebar sampai “kehilangan arah” akibatnya
justru tidak jelas. Ini harus dihindarkan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah upaya


menyelidiki dan menelusuri sesuatu masalah yang didapat dari sesuatu yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang telah ada, dengan menggunakan cara kerja ilmiah secara cermat
dan teliti untuk mengumpulkan, mengolah, melakukan analisis data dan mengambil
kesimpulan secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu masalah atau menguji
hipotesis dengan tujuan untuk memperoleh suatu pengetahuan yang berguna bagi
kehidupan manusia.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini dibuat, kami berharap dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan kami sebagai mahasiswa/mahasiswi keperawatan dan juga bisa
memberikan manfaat bagi para pembaca. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini,
terdapat banyak kesalahan, untuk itu mohon saran dari para pembaca agar kami dapat
menyusun makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, H. R. I. (2021). Pengantar metodologi penelitian. Yogyakarta : SUKA-


Press UIN Sunan Kalijaga

Dedi, Blacius. (2019). Buku Ajar Metodologi Penelitian. Semarang: Stikes Karya
Husada.

Handayani, Putri. (2018). Modul 3 Perumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian,


Tujuan, Manfaat, dan Ruang Lingkup Penelitian. Universitas Esa Unggul.

Indarwati, dkk. 2019. Penerapan Metode Penelitian dalam Praktik Keperawatan


Komunitas Lengkap dengan Contoh Proposal. CV. Indotama Solo. Surakarta.

Notoatirodjo, Soekidjo. (2018). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rizaldy, Dyah. (2021). Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.

Sutriyawan, Agung. (2021). Metodelogi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.


Bandung: PT. Refika Aditama.

14

Anda mungkin juga menyukai