Berbagai penelitian melaporkan rendahnya kepatuhan pada pasien DM. Penelitian yang dilakukan Nafi’ah (2015) menyebutkan bahwa kepatuhan terhadap penggunaan obat oleh pasien DM tipe 2 dengan kategori tidak patuh sebesar 54,35%. Penelitian lain menemukan hanya 39,6% pasien yang patuh menggunakan obat dan menebus obat dan alasan terbanyak ketidakpatuhan adalah terlambat menebus obat (86,4%) dan lupa minum obat (77,3%) (Saibi, dkk., 2020). 2. Kenapa pilih metode PDC, seberapa akurat metodenya? Metode pengukuran kepatuhan pengobatan terdiri dari metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan pengamatan jalannya terapi pasien secara langsung, mengukur kadar obat dalam darah, dan mengukur tanda biologis dalam darah. Akan tetapi metode langsung ini memiliki kelemahan antara lain membutuhkan penyedia layanan kesehatan, rentang terhadap distorsi pasien, dan biaya yang mahal (Michael dkk., 2009). Metode pengukuran kepatuhan secara tidak langsung salah satunya adalah metode Proportion of Days Covered (PDC). PDC adalah metode pengukuran kepatuhan dengan membandingkan jumlah hari mendapatkan obat yang diresepkan dengan rentang hari antara peresepan pertama sampai dengan akhir periode analisis. Seorang pasien dianggap patuh jika nilai PDCnya 0,8 atau lebih (Curkendall dkk., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Nau dkk. (2012) yang membandingkan perhitungan kepatuhan menggunakan metode Medication Possetion Ratio (MPR) dengan PDC menunjukkan bahwa hasil analisis penelitian tersebut metode MPR dan PDC memberikan identifikasi hasil pengukuran yang lebih mudah. Metode MPR mengevaluasi kepatuhan hanya saat pasien melanjutkan pengobatan, sedangkan PDC melihat satu tahun penuh (Curkendall dkk., 2013). Kelebihan metode PDC lainnya yaitu lebih konservatif untuk mengukur kepatuhan dalam pengobatan cukup banyak misalnya seperti diabetes serta mencakup pasien rawat inap maupun yang rawat jalan (Nau dkk., 2012). 3. Periode analisis menggunakan metode PDC berapa lama? PDC melihat satu tahun penuh 4. Metode PDC kelebihannya dibanding MPR Penelitian yang dilakukan oleh Nau dkk. (2012) yang membandingkan perhitungan kepatuhan menggunakan metode Medication Possetion Ratio (MPR) dengan PDC menunjukkan bahwa hasil analisis penelitian tersebut metode MPR dan PDC memberikan identifikasi hasil pengukuran yang lebih mudah. Metode MPR mengevaluasi kepatuhan hanya saat pasien melanjutkan pengobatan, sedangkan PDC melihat satu tahun penuh (Curkendall dkk., 2013). 5. Metode PDC kelebihannya dibanding Kuesioner Metode pengukuran kepatuhan secara tidak langsung salah satunya adalah metode Proportion of Days Covered (PDC). Pemilihan pengukuran ketaatan pasien dengan menggunakan metode tidak langsung memiliki kelebihan yaitu menghemat waktu dan biaya peneliti namun hasil yang didapatkan konservatif untuk mengukur kepatuhan dalam pengobatan cukup banyak misalnya seperti diabetes. Metode langsung seperti kuesioner memiliki kelemahan antara lain membutuhkan penyedia layanan kesehatan, rentang terhadap distorsi pasien, dan biaya yang mahal, serta Contoh kegagalan/kekurangan kuesioner misalnya: data responden kosong, pertanyaan/pernyataan materi kuesioner sulit diinterpretasi oleh responden, ataupun dapat berupa kesalahan kalimat 6. kenapa tdk menghitung jumlah sampel dan langsung mengambil jumlah populasi Menurut Arikunto (2012:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan. Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang, maka penulis mengambil jumlah populasi yang ada pada RSUD Bahteramas yaitu sebanyak 67 orang, yang kemudian dipilih lagi berdasarkan Teknik sampling yaitu purposive sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan kriterian inklusi dan ekslusi 7. Kenapa pilih RSta? kenapa pilih Rs dibanding yang lain (puskesmas) ? Karena belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengukuran kepatuhan terapi pasien DM tipe 2 menggunakan metode PDC di RS Bahteramas. 8. Cari tau kenapa mau ambil RS misal dari segi akreditasinya, tipe rsnya apa, jaraknya dari rumahta, mudahnya mendapatkam datanya bemana Status RSUD Bahteramas saat ini adalah Rumah Sakit dengan Akreditasi Paripurna (Bintang 5) oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan Kelas B 9. Apa feedbacknya penelitianta dengan RS yang kita pilih Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan manajemen rekam medis. diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan agar rumah sakit dapat terus mengembangkan fasilitas dan pelayanan untuk dapat memenuhi harapan pasien sehingga meningkatkan kepuasan pasien. 10. Apa hubungannya kepatuhan terapi dengan indeks glikemik? Untuk mencapai kontrol glikemik yang baik diperlukan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan kontrol glikemik dengan kepatuhan yang dapat mengakibatkan kejadian perawatan berulang pada pasien diabetes melitus. Hal ini karena dapat dilihat dari betapa pentingnya pengendalian diabetes melitus yang tidak dapat di sembuhkan akan tetapi dapat di kontrol sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi akut, yang dimana salah satu unsur pengendalian DM merupakan kontrol glikemik dan kepatuhan pengobatan, yang apabila kedua unsur tersebut tidak dilaksanakan dengan baik maka lebih beresiko mengalami perawatan berulang. 11. Kenapa pilih pasien dm tahun 2021 yang diambil datanya? untuk penentuan jumlah sampelnya perlu diketahui keseluruhan populasi nah kalau ambil tahun 2022 belum ditau totalnya saat pengambilan data awal jadi di ambil tahun terbaru yg sdh lengkap yaitu ditahun 2021, dan karna metode penelitian secara retrospektif jadi melihat data terdahulu yg sdh ada dan lengkap di rekam medis pasien tanpa melalukan intervensi langsung ke pasien. 12. Kenapa pake uji chi square apa hubungannya dengan uji kepatuhan pasien? Analisis bivariat bertujuan untuk menganalisis hubungan (korelasi) dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Analisis ini dilakukan untuk menguji keterkaitan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melihat ada tidaknya hubungan kemaknaan yang dapat ditentukan dari nilai alpha (α) yaitu sebesar 0,05 menggunakan chi-square. Uji Chi-square untuk membuktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan pengobatan dengan outcome klinik pasien 13. Kenapa tidak ambil pasien dm tipe 2 dengan penyakit penyerta lainnya (gangguan ginjal dan hati), kenapa hanya fokus saja sama pasien dm tipe 2? Pasien dengan penyakit gangguan ginjal dan hati diperlukan penyesuaian dosis 14. Kenapa memilih pasien rawat jalan dibanding inap? DM merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan jangka panjang secara rutin dan bersifat kontinu sehingga dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat ndengan teratur agar glukosa darah tetap terkontrol. Dimana pasien rawat inap dipastikan mengonsumsi obat tepat waktu karena distribusi obat setiap hari dalam masa perawatan didelegasikan kepada perawat untuk diserahkan kepada pasien dalam ruangan atau penyiapan obat hanya untuk kebutuhan sehari, dihantarkan ke ruang perawatan penderita pada setiap kali visitasi. Sedangkan pada pasien rawat jalan kepatuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor. 15. Kuasai betul DM secara umum 16. Pahami kerangka konsep penelitian. 17. Faktor faktor resiko dm janmi di jelaskan kek sebutkan saja, misal obesitas dll
18. Obat obat apa yang digunakan
- Glimepiride - Metformin - Novorapid - Levemir - Rhyzodeq 19. Apa yang harus dilakukan RSta kalau tingkat kepatuhannya itu rendah yang diperoleh nantinya RS diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan (Health Education) yang terencana, terorganisir dan berkesinambungan yang ditujukan kepada pasien DM atau keluarganya, bersama pasien menentukan tujuan, membantu pasien atau keluarga memahami manfaat pengobatan yang telah diresepkan dan konsekuensinya jika tidak mengikutinya, menginformasikan sumber-sumber yang ada di masyarakat, memberikan intruksi tertulis sehingga pasien dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.