Anda di halaman 1dari 2

KELUARGA KRISTEN DALAM DUNIA YANG TERUS BERUBAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dimata Allah keluarga merupakan faktor terpenting dalam kerangka karya keselamatan
manusia. Bahkan lembaga pertama kali yang dibentuk Allah adalah keluarga. Bayangkan
lembaga keluarga sudah dimulai sejak dunia belum dibentuk; sorga adalah tempat
bersemayam Bapa dan Anak, bukankah itu sebuah keluarga? Setelah dunia ada, Allah
menciptakan Adam dan Hawa, laki-laki dan perempuan, suami dan istri. Pada saat Yesus
memulai pelayanan-Nya ada mujizat yang dinyatakan saat pesta pernikahan di Kana
(Yohanes 2:1-11). Maka dari itu dapat dimengerti bahwa pernikahan adalah awal dari
terbentuknya keluarga. Pernikahan dan keluarga merupakan topik yang tak pernah akan
habis dan dikupas, diajarkan dan didiskusikan selama masih ada kehidupan. Kehidupan
rumah tangga selalu mempunyai dinamika karena hidup ini selalu dinamis. Selain
dinamis, kehidupan keluarga berbeda dari kehidupan sendirian atau jomblo. Hidup
sendirian tentu akan lebih bebas ketimbang hidup sesudah menikah. (1. Leonardo A.
Sjiamsuri, keluarga bahagia ditengah perubahan zaman. 2016, )
Sejak zaman Adam dan Hawa iblis berusaha menghancurkan keluarga. Berbagai
cara ditempuh iblis untuk merusak pernikahan atau keluarga. Bila zaman dahulu keluarga
adam digoda oleh kelicikan si ular, maka keluarga zaman sekarang digoda oleh
kenikmatan hidup yang dihasilkan dari kemajuan zaman. Dari perkembangan saat ini ada
banyak dinamika yang dialami oleh keluarga yang dimana zaman dahulu keluarga setiap
hari minggu pergi untuk ke gereja, sehingga gereja setiap minggu masih bersisi, zaman
sekarang ini keluarga banyak di dapati kelaurga Kristen yang pada hari minngunya masih
bekerja untuk memenuhi kebutuhan bahkan ada yang menggunakan hari minngu untuk
pergi ketempat-tempat wisata, ada juga menghabiskan waktunya dirumah untuk
menikamati fasilitas yang semakin berkembang dan modern seperti menonton TV,
bermain Gadget. Maka keluarga Kristen perlu menyikapi perubahan dunia dengan
sebaik-baiknya dengan tidak terbawa akan hal yang membuat makna keluarga itu hilang.
BAB II

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai