Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2012

4.1. Rencana Program dan Kegiatan

Dalam rangka perencanaan program dan kegiatan diperlukan elemen


pokok pendukung lain berupa: Indikator kerja sebagai parameter penilaian dari
keberhasilan program dan kegiatan, kelompok sasaran merupakan objek dari
program/kegiatan dan pendanaan indikatif sebagai indikasi awal besaran dana
yang diperlukan untuk terlaksananya program dan kegiatan. Berikut adalah
program/kegiatan, indikator kerja, kelompok sasaran serta pendanaan indikatif
dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Tahun 2012.

4.1.1. Rencana Program dan Kegiatan Propinsi Jawa Barat dan Nasional

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah


Propinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 dan sesuai dengan misi 2 Propinsi Jawa
Barat yaitu meningkatkan pembangunan perekonomian regional berbasis
potensi lokal yang mencakup bidang pertanian dan bidang ketahanan pangan,
yang meliputi program:

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan


2. Program Peningkatan Produksi Pertanian
3. Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian
4. Program Pemasaran dan pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

Selanjutnya sesuai dengan misi 4 Propinsi Jawa Barat: meningkatkan daya


dukung dan daya tampung lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan
di bidang kehutanan, yang dilaksanakan melalui:

1. Program Pemantapan Kawasan Lindung


2. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan dan Konservasi Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Hidup
3. Program Pengembangan Agribisnis
4. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Disamping itu, dalam mewujudkan rencana strategis 2011-2015 Dinas
Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan, program nasional di bidang pertanian
dan perkebunan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman


Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk
Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
3. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan
4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
5. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
6. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
7. Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing

Program nasional di bidang kehutanan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Program Pemantapan Kawasan Hutan


2. Program Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS
3. Program Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industry kehutanan
4. Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan

4.1.2. Rencana Program dan Kegiatan Dinas Pertanian, Perkebunan dan


Kehutanan

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah


Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 pada misi 3 dan 7 serta guna mendorong
tercapainya sasaran peningkatan konstribusi sektor pertanian pada PDRB sebesar
2.19%, maka diharuskan Program dan Kegiatan utama dapat tercapai dengan
baik.
Visi pembangunan dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Kabupaten Bandung periode 2011-2015 adalah “Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan agribisnis berkelanjutan berbasis
sumberdaya lokal menuju keunggulan bersaing global, maju, mandiri, dan
berwawasan lingkungan”

Untuk mencapai visi Pembangunan Pertanian tersebut, Dinas Pertanian,


Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung mengemban misi yang harus
dilaksanakan, yaitu:

1. Mendorong peningkatan peran sektor pertanian Kabupaten Bandung dalam


perekonomian regional dan nasional.
2. Meningkatkan akses dan ketersediaan sumberdaya pertanian yang bersifat
lokal dengan memanfaatkan teknologi untuk menjamin keberlanjutan usaha
pertanian.
3. Meningkatkan peran dan keterkaitan antar pelaku usaha melalui integrasi
wilayah produksi dan konsumsi komoditas serta produk pertanian.
4. Meningkatkan partisipasi setiap usaha pertanian terhadap pasar bebas
melalui pembenahan pola produksi, kelembagaan dan pasar.
5. Membangun agribisnis berwawasan lingkungan
Rencana Kerja tahun 2012 merupakan penjabaran dan aplikasi rencana
jangka pendek yang sebelumnya telah ditetapkan dalan Renstra SKPD periode
2011-2015. Dalam hal proses penetapan dan perubahan strategi pembangunan
antar waktu , migrasi strategi pembangunan pertanian ditetapkan dalam jangka
waktu 5 tahun dengan harapan bahwa strategi-strategi yang terpilih pada setiap
jangka waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan migrasi tersebut.

Berdasarkan strategic foresight dan identifikasi kesenjangan sektor


pertanian di Kabupaten Bandung, proses pembangunan pertanian dapat dibagi
menjadi tiga jangka waktu dalam tiga dimensi pembangunan; yaitu dimensi
produk, pasar dan institusional. Dalam jangka pendek, strategi-strategi yang
disusun untuk setiap dimensi bersifat penentuan dan identifikasi komponen
pengembangan untuk masing-masing subsektor. Strategi identifikasi sangat
dibutuhkan sebagai dasar untuk strategi berikutnya; atau untuk perubahan (dan
migrasi) strategi pada jangka waktu berikutnya, seperti terlihat pada gambar
berikut:

1 Competitive intelligent. Pemetaan karakteristik dan 4 Transformasi perilaku pasar yang informal 6 Penetrasi pasar nasional untuk
perilaku pasar. (open negotiation based) menjadi formal komoditas terfokus beserta
PASAR

2 Inventarisasi kendala barriers to entry pada pasar. (contract based). produk dan produk derivatifnya.
3 Pengembangan promosi generik. Inisiasi penetrasi pasar 5 Penetrasi pasar (penekanan pada niche Pemanfaatan peluang pasar
(penekanan pada pasar ritel moderen). market dan pasar industri). global (extenderization).

1 Inisiasi untuk mentransformasi kelembagaan petani 7 Pemetaan cluster komoditas dan produk.
berbasis produksi menjadi berbasis pasar (nilai). 8 Pengembangan sistem informasi cluster. 12 Pemanfaatan kekuatan
2 Pengembangan aglomerasi di sektor pertanian. 9 Pengarahan dan pemanfaatan dana corporate kolaborasi dan SCNM untuk
KELEMBAGAAN

3 Pemetaan dan identifikasi keterkaitan di antara jaringan social responsibility untuk pembentukan menciptakan co-innovation pada
pelaku usaha dan stakeholders di sektor pertanian. cluster. produk. Pengembangan sistem
4 Menginisiasi pembentukan forum pada (3.) dan 10 Menciptakan iklim kondusif untuk merangsang inovasi agribisnis.
merancang proses kolaborasi di dalam rantai pasokan. pembentukan aliansi strategis antar pelaku 13 Proses regenerasi dan suksesi
5 Pemetaan industri penunjang komoditas dan produk. usaha dan stakeholders. Pengembangan pada generasi muda
6 Inisiasi pembentukan klaster agribisnis pangan dan biopartnership pada industri agrofarmaka. agripreneur.
perkebunan. Pengembangan supply chain and network 11 Pengembangan collaborative decision making.
management (SCNM).

1 Pemetaan komoditas aktual dan potensi.


2 Penentuan fokus pengembangan komoditas. 5 Penerapan Integral Chain Care selanjutnya
3 Inventarisasi dan inisisasi pemanfaatan teknologi yang (penekanan pada good manufacturing
PRODUK

tersedia pada tingkat nasional dan internasional. practices, HACCP dan sistim traceability). 7 Pengembangan industri
4 Penyesuaian dan penerapan standar komoditas dan 6 Adopsi teknologi yang tersedia untuk pertanian di sektor hilir.
terdiferensiasi. Sosialisasi dan inisiasi penerapan Integral pengembangan komoditas menjadi produk
Chain Care tahap awal (penekanan pada sektor budidaya; derivatif;.
good agricultural practices, good pesticide practices).

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

Gambar 4.1. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor Tanaman


Pangan dan Perkebunan Kab. Bandung

1 Identifikasi pasar barang dan


2 Pemenuhan kebutuhan 3 Inisiasi pengintegrasian objek
PASAR

jasa lingkungan; menyusun


infrastruktur minimal dengan hutan ke dalam jaringan
target pasar. Penyusunan paket-
memanfaatkan jaringan dengan kepariwisataan nasional dan
paket produksi barang dan jasa
swasta. internasional.
lingkungan.

1 Pemetaan stakeholders 3 Pemberlakuan audit sosial


KELEMBAGAAN

2 Pembakuan mekanisme sharing


kehutanan; terutama masyarakat terhadap stakeholders.
manfaat dan tanggung jawab
sekitar hutan. Pembentukan Pemanfaatan kekuatan
dengan stakeholders.
komunitas hutan. Inisiasi kolaborasi untuk
Pengembangan sistim
pembentukan jaringan bisnis menciptakan co-innovation
pendidikan lingkungan.
dan pendidikan. pada produk lingkungan.
Gambar 4..2. Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sub-Sektor
Kehutanan Kab. Bandung
Menindaklanjuti rencana migrasi strategi pembangunan tersebut,
khususnya dalam jangka pendek, maka Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Bandung merumuskan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun anggaran 2012 sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1
berikut ini :

Tabel 4.1. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2012

Program Kegiatan
1. Program Peningkatan (1) Pelatihan petani dan Pelaku Agribisnis
Kesejahteraan Petani
2. Program Peningkatan Ketahanan (1) Penyusunan Database Potensi Produk
Pangan Pertanian/Perkebunan Pertanian/Perkebunan
(2) Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian
(3) Pengembangan Intensifikasi Tanaman
Padi/Palawija
(4) Pengembangan Diversifikasi Pangan
(5) Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering
(6) Pengembangan Perbenihan / Pembibitan
(7) Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Pertanian
(8) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu
Produk Pertanian/Perkebunan
3. Program Peningkatan Pemasaran (1) Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Hasil
Hasil Produksi Produksi Pertanian/Perkebunan
Pertanian/Perkebunan (2) Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Unggul Daerah
(3) Pembangunan Pusat-pusat Penampungan
Produksi Hasil Pertanian/Perkebunan
4. Program Peningkatan Penerapan (1) Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi
Teknologi Pertanian/Perkebunan Pertanian/perkebunan tepat Guna
(2) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana
Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna
5. Program Peningkatan Produksi (1) Penyediaan Sarana Produksi
Pertanian/Perkebunan Pertanian/Perkebunan
(2) Pengembangan Bibit Unggul
Pertanian/Perkebunan
6. Program Pemanfataan Potensi (1) Pengembangan Hasil Hutan Non-Kayu
Sumberdaya Hutan (2) Pengembangan Industri dan Pemasaran Hasil
Hutan

7. Program Rehabilitasi Hutan dan (1) Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan


Lahan (2) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
8. Program Perlindungan dan (1) Pengembangan Pengujian dan Pengendalian
Konservasi Hutan Peredaran Hasil Hutan
(2) Sosialisasi Pencegahan dan Dampak kebakaran
Hutan dan Lahan

Selain itu program dan kegiatan tersebut, dalam pencapaian arah


kebijakan, sasaran, dan tujuan pembangunan pertanian, perkebunan, dan
kehutanan di Kabupaten Bandung, didorong melalui penitikberatan pada
program unggulan, yaitu:

1. Pengembangan Managemen Database Berbasis Komputerisasi


2. Pengembangan pertanian padi organik (SRI)
3. Penumbuhan group pasca panen dan pengolahan hasil komoditas pangan
(padi, Jagung, ubi kayu)
4. Pengembangan usaha agribisnis stoberi untuk menunjang pengembangan
OVOP di wilayah paciran
5. Pengembangan agribisnis komoditas unggulan perkebunan (kopi)
6. Pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan agribisnis
berbasis komoditas unggulan lokal
7. Pengembangan rumah kemasan
8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan
9. Konservasi hutan dan lahan melalui pengembangan ekonomi kerakyatan
yang berdaya saing

4.2. Indikator Kinerja dan Kelompok Sasaran

Sasaran pertama adalah Peningkatan PDRB Sektor Pertanian Sebesar


2,19%. Dalam mendorong tercapainya sasaran tersebut, maka di fokuskan
terhadap program/kegiatan peningkatan ekonomi dari sektor pertanian.

4.2.1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Sasaran dan tujuan utama pembangunan sektor pertanian diantaranya


adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama dalam kegiatan
pertanian. Seperti kita etahui bahwa sektor pertanianmerupakan salah satu
sektor perekonomian dengan penyerapan tenaga kerja terbesar diantara sektor
perekonomian yang lain, sehingga sebagai subjek pertanian, kesejahteraan
petani sangat penting artinya bagi perekonomian baik regional maupun nasional.
Isu kesejahteraan petani juga merupakan salah satu arah kebijakan yang diambil
oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung pada
tahun 2012 dengan sasatan dan indikator kinerja yang ingin dicapai, seperti
terlihat pada Tabel 4.2. berikut.

Tabel 4.2. Sasaran dan indikator kinerja Program Peningkatan


Kesejahteraan Petani
Program/Kegiatan Indikator Kinerja
- Kegiatan Petani dan Pelaku (1) Berkembangnya kelompok usaha agribisnis hortikultura di
Agribisnis kecamatan Pangalengan, Kertasari, Pasirjambu, Ciwidey,
Rancabali, Cimenyan, Arjasari, Cileunyi, Cimaung dan
Cikancung
(2) Meningkatnya kemampuan, keterampilan pelaku agribisnis
hortikultura dengan cara :
- pembentukan kelompok usaha holtikultura organik (GAP)
dan SLPHT sayuran,
- pengadopsian teknologi sub sistem hulu (GAP) untuk
komoditas buah-buahan, tanaman hias dan biofarmaka,
- penerapan teknologi GHP dan GMP hortikultura,
- peningkatan kemampuan managemen agribisnis dan
wirausaha hortikultura,
- peningkatan kemampuan manajemen agribisnis dan
wirausaha hortikultura
- Terfasilitasinya proses kemitraan usaha agribisnis berbasis
komoditas hortikultura (sayuran eksklusif dan stroberi).

4.2.2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Target utama program peningkatan ketahanan pangan adalah


meningkatnya produksi tanaman pangan dan produktivitas bahan pangan tahun
2015, menurunnya kehilangan hasil tanaman pangan sebesar 0.2-5% pertahun
dan berkembangnya kelompok usaha agribisnis berbasis komoditas tanaman
pangan dan perkebunan. Disamping itu program peningkatan ketahanan pangan
ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas pangan
utama (food crops) lokal, baik itu serealia maupun palawija dalam pendukungan
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Adapun teknis pelaksanaan kegiatan
diarahkan dalam pemenuhan:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui potensi


sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan, kemampuan
SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data dan
informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha

Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan jenis usaha


pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha dilakukan dengan
studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan dan keberlanjutan usaha.
Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati - hati karena hasilnya menentukan
kegiatan selanjutnya.
2) Pelatihan Teknis Agribisnis

Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang pengembangan


pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi dan potensi wilayahnya. Mata
pelajaran diberikan secara teori dan praktek baik berupa teknis maupun
manajemen usaha. Kegiatan ini akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan
metode belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan untuk
peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam manajerial usaha.
b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi atau


kombinasi keduanya. Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan produksi/pengolahan pangan.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan


pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis dan
manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu tahun atau
satu kali proses produksi/pengolahan pangan sampai dengan pemasarannya.
Apabila dalam proses pendampingan menghadapi permasalahan yang sulit
dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta bantuan kepada
dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya

Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan


selama beberapa bulan dengan frekwensi kunjungan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai kelompok dapat
mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan
kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan
pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas sesuai dengan
bidangnya.
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian tahapan
kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi masyarakat tani
pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun 2012,
sebagai berikut:

Tabel 4.3. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada
program peningkatan ketahanan pangan
Program/Kegiatan Sasaran dan Indikator Kinerja
1. Keg. Penyusunan Database a. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
Potensi Produk Pangan. agribisnis, pembangunan pertanian dan kehutanan
melalui website dan multimedia,
b. Berkembangnya Local Areal Network (LAN)
c. Tersusunnya laporan dan sasaran data base produk
pangan (luas tanam, panen, produksi dan produktivitas),
hortikultura, perkebunan baik secara bulanan,
triwulanan, semesteran maupun tahunan
d. Sinkronisasi data dan informasi statistik pertanian
e. Tersusunnya data potensi dan pelaku usaha agribisnis
komoditas unggulan pertanian, perkebunan dan
kehutanan
f. Terlaksananya perencanaan pembangunan pertanian,
perkebunan dan kehutanan melalui rapat koordinasi
perencanaan pembangunan
g. Terevaluasinya dan termonitoringnya kegiatan
pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan
2. Keg. Penanganan Pasca a) Berkembangnya pertanian padi organik (SRI) dengan
Panen dan Pengolahan indikator :
Hasil Pertanian. - meningkatnya mutu dan produktivitas produk padi
organik untuk penyesuanian standar kualitas dan
keamanan pangan (GHP, GMP)
- tersertifikasinya propuk padi organik (GHP)
- tumbuhnya forum komunikasi kemitraan bisnis produk
organik di 16 kecamatan.
b) Tumbuhnya grup pasca panen komoditas pangan (padi,
jagung, ubi kayu) di 15 kecamatan melalui
- Terbentuknya 5 grup pengolahan hasil dan pasca
panen komoditas pangan (padi, jagung, ubi kayu)
- Terbimbuingnya 2 kelompok melalui kegiatan
bimbingan teknis pengolahan hasil dan penanganan
pasca panen (padi, jagung, ubikayu),
- Terbimbingnya 5 kelompok melalui bimbingan
teknis kelembagaan
c) Terinventarisasinya pelaku olahan hasil pertanian dan
pengilingan padi, jagung, dan ubi kayu
d) Meningkatnya penanganan hasil pertanian tanaman
pangan dengan menurunnya kehilangan/kerusakan
tanaman sebesar 0,2-5%/tahun dan terbentuknya
kelompok tani yang menerapkan penanganan pasca
panen sesuai GHP dan standar mutu
e) Terevaluasinya dan termonitornya data losis dan
pertumbuhan grup pasca panen
(3) Kegiatan Pengembangan a) Berkembangnya pertanian padi organik (SRI) di 15
intensifikasi tanaman padi kecamatan melalui kegiatan
palawija - perluasan areal pengembangan padi organik,
- peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi,
- terfasilitasinya alat pangolahan pupuk (UPPO) dan
rumah kompos,
- peningkatan mutu dan produktifitas produk padi
organik untuk penyesuaian standar kualitas dan
keamanan pangan melalui pelatihan, sosialisasi dan
bintek SOP GAP, penerapan tehnologi berimbang
b) Berkembangnya Agribisnis Jagung dan Ubi Kayu melalui:
- perluasan pengembangan jagung,
- peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi dan peningkatan mutu dan produktivitas
produk untuk penyesuaian standar kualitas dan
keamanan pangan di Kec. Nagreg, Cikancung,
Cicalengka, Arjasari, Cilengkrang, Cimaung,
Cimenyan
c) Terevaluasinya dan termonitornya pengembangan
agribisnis tanasman pangan
(4) Kegiatan Pengembangan a) berkembangnya diversifikasi tanaman pangan untuk
Difersifikasi tanaman pengembangan umbi-umbian dan kacang-kacangan yang
tepat dan berkelanjutan termasuk untuk bahan bakar
nabati melalui
a) perluasan areal pengembangan SLPTT ubi kayu,
b) pembentukan 1 kelompok agribisnis ubi kayu,
c) peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi, d) peningkatan mutu dan produktivitas produk
untuk penyesuaian standar kualitas dan keamanan
pangan (melalui bimbimbingan teknis SOP, GAP, GHP) di
kecamatan Nagreg, Cicalengka, Cilengkrang, Arjasari dan
Cimenyan
c) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
pengembangan agribisnis tanaman pangan
(5) Keg. Pengembangan a) pengembangan pertanian hortikultura organik (sayuran,
Pertanian pada Lahan buah-buahan, paprika) melalui pengembangan agribisnis
Kering pertanian organik, peningkatan kinerja sistem
pemenuhan input produksi, peningkatan mutu dan
produktivitas produk padi organik
b) pengembangan usaha agribisnis stroberi untuk
menunjang pengembangan OVOP di wilayah paciran
(Pangalengan, Ciwidey, Rancabali), peningkatan mutu
dan produktivitas produk organik untuk penyesuaian
standar kualitas dan keamanan
c) meningkatnya sistem pengawasan dan pengendalian
saprodi untuk menunjang konservasi di DAS hulu dan
daerah rawan bencana melauia bantuan bibit buah-
buahan dan SL Pertanian Konservasi
d) meningkatnya assesibilitas petani terhadap lembaga
permodal
e) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
pengembangan agribisnis hortikultura organik dan
stroberi
(6) Kegiatan Pengembangan a) Terfasilitasinya penyediaan benih bermutu dalam
Perbenihan / Perbibitan mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan
keamanan pangan di Kecamatan Solokanjeruk,
Baleendah dan Pangalengan melalui peningkatan
ketersediaan benih bermutu pangan sebesar 2%, dan
hortikultura sebesar 1%
b) Berkembangnya benih lokal melalui teknologi mutu
benih dan penerapan sistem pengujian benih pada
tanaman pangan dan hortikultura
c) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
pengembangan perbenihan
(7) Kegiatan Penelitian dan a) Berkembangnya kemitraan usaha agribisnis produk
Pengembangan Sumber higienis berbasis komoditas perkebunan melalui kegiatan
Daya Pertanian forum pembangunan perkebunan, sosialisasi
pengembangan green product perkebunan (kopi),
fasilitasi proses kemitraan dan peningkatan mutu hasil
lokal
b) Tersusunnya dokumen perencanaan dan pengawasan
pengembangan agribisnis perkebunan (teh, kopi) dan
pengelolaan lahan dan air melalui kegiatan konservasi
c) Terkendalinya gangguan usaha perkebunan (OPT dan
lainnya) di wilayah sentra perkebunan
d) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
forum kemitraan, pengembangan green product dan
konservasi lahan
(8) Kegiatan Peningkatan a) Berkembangnya agribisnis tembakau melalui perluasan
Produksi, Produktivitas dan areal tembakau di kecamatan Paseh, Ibun dan Cikancung,
Mutu produk Perkebunan, terbentuknya kelompok tani tembakau di Arjasari,
Produk Pertanian Cimaung, Soreang, Pasirjambu, Kutawaringin dan Ciwidey
b) Meningkatnya kinerja sistem pemenuhan input produksi
dan peningkatan hasil mutu hasil produk (tembakau,
kopi, cengkeh)
c) Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kelembagaan
petani tembakau
d) Berkembangnya kemitraan usaha agribisnis tembakau
untuk menunjang peningkatan aksesibilitas pemasaran
produk tembakau

4.2.3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan


Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan menjadi
keharusan dalam mempertahankan kontinuitas usaha agribisnis pada berbagai
komoditas unggulan di sektor pertanian. Menurut Abdul Adjid, D (2001), pasar
merupakan suatu tempat yang terbentuk dari usaha dua pihak yang akan
berinteraksi, yaitu pembelian dan penjualan. Dengan kata lain, pasar menjadi
sentra aktivitas ekonomi di dalam lingkungan dunia usaha termasuk di sektor
pertanian. Stabilitas dan mekanisme pasar termasuk ke dalam sasaran utama
dalam menciptakan masyarakat ekonomi yang berswasembada. Maka dari itu,
program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan
merupakan hal mutlak yang harus dilaksanakan dalam pembangunan pertanian
di Kabupaten Bandung.

Pada tahun 2012, program peningkatan pemasaran hasil produksi


pertanian,perkebunan dan kehutanan diarahkan untuk menyusun, mendeteksi,
dan merestrukturisasi mekanisme dan stabilitas jaringan pasar komoditas
unggulan pertanian, perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Bandung. Adapun
sasaran kegiatan yang ingin dicapai, sebagai berikut:

Tabel 4.4. Sasaran dan indikator kinerja program peningkatan pemasaran


hasil produksi pertanian/perkebunan
Program/Kegiatan Sasaran dan Indikator Kinerja

1. Penelitian dan Pengembangan a) Terbentuknya forum kemitraan dan pemasaran hasil


Pemasaran Hasil Produksi pertanian di Kabupaten Bandung dengan adanya
Pertanian / Perkebunan lembaga pemasaran hasil bagi petani, kerjasama
antara petani dengan pasar modern dan tradisional
serta peningkatan sebesar 2% terhadap jaringan pasar
antar kecamatan
b) Tersusunya data dan informasi pelaku usaha dan harga
pasar komoditas unggulan pertanian, perkebunan dan
kehutanan lokal
c) Termonitornya dan terevaluasinya serta
tersosialisasinya pengembangan pemasaran hasil
komoditas unggulan daerah
2. Promosi Atas Hasil Produksi a) meningkatnya jumlah pemasaran hasil pertanian,
Pertanian / Perkebunan Unggul perkebunan dan kehutanan melalui pembentukan
Daerah brand produk lokal di Kabupaten Bandung melalui:
- pelaksanaan pameran komoditas unggulan
pertanian,
- gelar pasar tani produk unggulan,
- Agro Expo
- festifal stroberi dan buah-buahan unggulan
b)Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
komoditas unggulan daerah
3. Pembangunan Pusat-pusat berkembangnya usaha rumah kemasan di kecamatan
Penampungan Produksi Hasil pasirjambu, pangalengan dan rancabali dengan
pertanian / Perkebunan pengembangan usaha rumah kemasan melalui:
Masyarakat yang Akan
- fasilitasi sarana prasarana penunjang pengembangan
Dipasarkan
rumah kemasan hortikultura
- pembentukan kerjasama petani dengan pasar modern
b)Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
pengembangan rumah kemasan

4.2.4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan


ditujukan sebagai usaha pendukungan dalam peningkatan produksi tanaman
unggulan pertanian, seperti padi, jagung, kentang, cabe, tomat, bawang merah,
kubis, alpukat, manggis, kopi, coklat, dan teh. Adapun sasaran kegiatan yang
ingin dicapai pada tahun 2012, sebagai berikut:

Tabel 4.5. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Pengadaan Sarana dan a) Terselenggaranya sistem penyediaan dan
Prasarana Teknologi Pertanian / pengawasan sarana produksi tanaman pangan yang
Perkebunan Tepat Guna efisien dan berkelanjutan di lokasi penerapan
budidaya yang tepat melalui:
- penguatan UPJA pemula di kutawaringin,
katapang, rancaekek, solokan jeruk, ciparay,
cimaung;
- penguatan UPJA berkembang,
- fasilitasi sarana prasarana pengembangan
agribisnis padi dan sayuran dan
- penyusunan roadmap kebutuhan pupuk dan
alsintan
b) Terkendalinya serangan OPT di lokasi penerapan
budidaya dengan proporsi luas serangan OPT utama
hortikultura terhadap luas panen maksimal 5% dari
luas serangan
2. Pemeliharaan Rutin / Berkala a) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam
Sarana dan Prasarana Teknologi pengelolaan lahan dan air melalui upaya
Pertanian / Perkebunan Tepat pemberdayaan lahan pertanian, pengelolaan air
Guna irigasi pertanian dan perluasan areal pertanian di
Kabupaten Bandung melalui :
- pengelolaan air irigasi,
- optimasi lahan pertanian dan jalan usaha tani
- penyediaan pengembangan sumber air alternatif
skala irigasi pedesaan, pengembangan air tanah,
pompanisasi air permukaan yang berfungsi
- penyediaan optimalisasi pemanfaatan air irigasi
melalui perbaikan JITUT/JIDES yang berfungsi
- tersedianya pengembangan konservasi air
(melalui pengembangan embung, chek dam,
sumur resapan, antisipasi kekeringan dan banjir)
yang berfungsi
b) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam
pengelolaan lahan dan air melalui upaya
pembnerdayaan kelembagaan petani melalui
revitalisasi P3A Mitra Cai dan revitalisasi GP3A Mitra
Cai

4.2.5. Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan

Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan ditujukan untuk


meningkatkan produktivitas dan nilai tambah komoditas hortikultura dan
perkebunan spsesifik lokalita. Adapun teknis pelaksanaan kegiatan diarahkan
dalam pemenuhan:

a. Pengidentifikasian Kelompok Sasaran

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas lapangan untuk mengetahui potensi


sumber daya pangan, spesifikasi teknis teknologi pengembangan, kemampuan
SDM dan pengembangan bisnis pertanian. Selain itu, juga dikumpulkan data dan
informasi mengenai kelembagaan dan budaya lokal.

1) Seleksi peserta dan jenis usaha


Berdasarkan hasil identifikasi, dilakukan seleksi dan penentuan jenis
usaha pangan lokal kepada calon peserta. Penetapan jenis usaha dilakukan
dengan studi kelayakan usaha untuk mengetahui keuntungan dan keberlanjutan
usaha. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati - hati karena hasilnya
menentukan kegiatan selanjutnya.

2) Pelatihan Teknis Agribisnis


Setelah seleksi peserta, dilaksanakan pelatihan tentang pengembangan
pangan lokal yang disesuaikan dengan hasil seleksi dan potensi wilayahnya. Mata
pelajaran diberikan secara teori dan praktek baik berupa teknis maupun
manajemen usaha. Kegiatan ini akan berhasil baik jika dilaksanakan dengan
metode belajar sambil bekerja. Pelatihan teknis agribisnis ditujukan untuk
peningkatan kesiapan penerima manfaat dalam manajerial usaha.

b. Pemberian bantuan

Bantuan dapat diberikan berupa uang, peralatan, sarana produksi atau


kombinasi keduanya. Sebaiknya bantuan tersebut diberikan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhannya dalam kegiatan produksi/pengolahan.

c. Pendampingan/pembinaan

Kelompok dalam mengelola usahanya, perlu diberikan


pendamping/pembina dengan keahlian sesuai dengan kebutuhan teknis dan
manajemen dari usahanya. Pendampingan dilaksanakan selama satu tahun atau
satu kali proses produksi/pengolahan hortikultura dan perkebunan sampai
dengan pemasarannya. Apabila dalam proses pendampingan menghadapi
permasalahan yang sulit dipecahkan ditingkat lapangan, maka dapat meminta
bantuan kepada dinas/instansi teknis terkait.

d. Pembinaan pasca proyek dan pengembangannya


Walaupun pendampingan sudah selesai, pembinaan tetap diberikan selama
beberapa bulan dengan frekuensi kunjungan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan kelompok. Pembinaan akan terus dilanjutkan sampai kelompok dapat
mengembangkan usahanya menjadi kokoh dan mandiri termasuk mengupayakan
kemitraan dengan perusahaan mitra. Pembinaan pasca proyek ini merupakan
pembinaan rutin yang diberikan oleh petugas lapangan dari dinas sesuai dengan
bidangnya.

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan di atas merupakan rincian


tahapan kegiatan, sehingga dapat dicapai impact yang bermanfaat bagi
masyarakat tani pada khususnya. Adapun sasaran kegiatan yang ingin dicapai
pada tahun 2012, sebagai berikut:

Tabel 4.6. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Penyediaan Sarana Produksi a) pengembangan agribisnis komoditas unggulan
Pertanian / Perkebunan perkebunan di pangalengan, ciwidey, pasir jambu,
kertasari, rancabali, ibun, pacet dan soreang melalui :
- rehabilitasi areal pengembangan perkebunan (kopi,
teh, cengkeh) dan pembangunan komoditas usaha
kopi dan tembakau;
- Pembentukan kelompok usaha agibisnis tanaman
perkebunan
- Peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi;
- Peningkatan mutu dan produktivitas produk kebun
untuk penyesuaian standar kualitas dan keamanan
pangan (GAP, GHP, dan GMP)
- pembangunan pusat penampungan pucuk hasil
perkebunan
b) Terlaksananya pengembangan fasilitasi terpadu dalam
pengelolaan lahan dan air melalui upaya pemberdayaan
lahan pertanian, pengelolaan air irigasi pertanian dan
pengembangan agribisnis perkebunan di kecamatan
pasirjambu, cimenyan, cikancung, ibun, nagreg,
kutawaringin melalui:
- Fasilitasi alat mesin dan benih
- konservasi lahan terpadu pada lahan kering untuk
menunjang perluasan tutupan vegetasi pada potensi
lahan kritis melalui pemberdayaan lembaga petani
- monitoring dan evaluasi
2. Pengembangan Bibit Unggul a) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas
Pertanian / Perkebunan hortikultura unggulan daerah di Pangalengan, Kertasari,
Cimaung, Arjasari, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali,
Cimenyan, Margaasih yaitu denga produksi :
- bawang merah sebanyak 23.593 ton
- Cabe Merah sebanyak 20.603 ton
- Kentang sebanyak 175.026 ton
- Tomat sebanyak 66.458 ton
- Kubis sebanyak 136.557 ton
b) meningkatnya laju peningkatan produktivitas
kebun/lahan usaha hortikultura dengan perincian:
- buah-buahan 1,5%
- sayuran 2,5%
- biofarmaka 1%
- tanaman hias 1%
c) meningkatnya kinerja sistem pemenuhan input produksi
melalui :
- pengawasan dan pengendalian pengadaan sarana
produksi dengan pengadaan bibit/benih
bersertifikasi;
- Pengawasan dan pengendalian dalam penyediaan
prasarana produksi dengan fasilitasi pengelolaan
lahan dan irigasi, screen house dan green house,
SLPHT, rumah kompos.
d) Meningkatnya mutu dan produktivitas produk organik
untuk penyesuaian standar kualitas dan keamanan
pangan melalui penerapan GAP petani stroberi dan
stimulan sarana pengolahan produk segar dan produk
olahan hortikultura
e) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam
pengelolaan lahan dan air melalui upaya pemberdayaan
lahan pertanian, pengelolaan air irigasi pertanian dan
pemberdayaan kelembagaan petani melalui pemberian
bantuan bibit buah-buahan, biofarmaka, SL pertanian
hortikultura
f) Monitoring dan evaluasi

4.2.6. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan merupakan salah satu


kebijakan untuk membantu masyarakat sekitar hutan meningkatkan
kesejahteraannya melalui pengembnagan agribisnis hasil hutan non-kayu seperti
pada komoditas lebah madu, jamur tiram dan ulat sutera. Indikator kinerja dan
sasaran program ini adalah :

Tabel 4.7. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Pengembangan Hasil Hutan a) Berkembangnya agribisnis non kayu berbasis komoditas lebah
Non-Kayu madu di Kecamatan Cicalengka, Nagreg, Cikancug, Cangkuang
dan Paseh
b) Berkembangnya agribisnis hasil non kayu berbasis komoditas
jamur tiram di Kecamatan Ciwidey, Pasirjambu, Kutawaringin,
Cicalengka dan Pangalengan
c) Pengembangan agribisnis hasil nonkayu berbasis komoditas ulat
sutera di Kecamatan Pangalengan dan Pasirjambu
d) Pengembangan agribisnis hasil nonkayu berbasis komoditas
bambu di Kecamatan Banjaran
e) Termanfaatkannya lahan bawah tegakan di Kecamatan Arjasari
seluas 20 ha.
f) Monitoring dan evaluasi
2. Pengembangan Industri a) Berkembangnya kemitraan agribisnis kehutanan dengan
dan Pemasaran Hasil Hutan adanya pelaksanaan forum pertemuan petani kayu rakyat dan
petani hasil hutan non-kayu dengan industri.
b) Monitoring dan evaluasi

4.2.7. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program rehabilitasi hutan dan lahan merupakan kebijakan yang ditujukan


dalam pelestarian dan konservasi lingkungan, bertujuan untuk:

a. Meningkatkan akselerasi penanggulangan lahan kritis;

b. Mendukung dan mengembangkan program perbaikan lingkungan melalui


Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) melalui pemberdayaan
masyarakat tani di sekitar hutan dalam peningkatan peran aktif
masyarakat;

c. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adapun sasaran yang diharapkan, adalah:

a. Terpenuhinya masalah kekurangan bibit tanaman untuk penanaman pada


lahan kritis;

b. Tercapainya sasaran percepatan penanganan lahan kritis;

c. Mendorong tercapainya Kabupaten Bandung Hijau dan Lestari dan JABAR


hijau
Tabel 4.8. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Pembuatan bibit/benih a) Tersedianya kebun bibit tanaman untuk penghijauan di
tanaman kehutanan Kecamatan Pasirjambu, Kutawaringin, Baleendah,
Soreang, Margasih, Dayeuhkolot, Katapang,
Margahayu, Pameungpeuk
b) Tersedianya kebun bibit rakyat untuk mengurangi
luasan lahan kritis (3.000 ha)
c) Tersedianya lahan Agroforestry
2. Peningkatan Peran Serta a) Terlaksananya pencanangan Bulan Menanam Nasional
Masyarakat Dalam b) Terlaksananya pencanangan JABAR hijau berbasis
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sekolah di Kec. Arjasari seluas 50 ha
c) Terlaksananya pembuatan bangunan sipil teknis di Kec.
Ciparay
d) Tertanganinya rehabilitasi lahan kritis seluas 500 ha di
Kecamatan Kertasari, Pangalengan, Cikancung, Paseh,
Pacet, Arjasari, Cimaung, Ibun, Ciparay, Baleendah,
Cilengkrang, Rancaekek
e) Terlaksananya pembuatan bangunan sipil teknis untuk
mengendalikan terjadinya bencana di Kec. Kertasari,
Pangalengan, Cikancung, Paseh, Pacet, Arjasari, Cimaung
f) Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi dan
sosialisasi rehabilitasi lahan dan hutan

4.2.8. Program Perlindungan dan Konservasi Hutan

Program perlindungan dan konservasi hutan merupakan kebijakan yang


ditujukan dalam melindungi kawasan hutan dan melakukan konservasi hutan di
Kabupaten Bandung dengan mengajak peran serta masyarakat baik masyarakat
sekitar hutan maupun masyarakat Kabupaten Bandung pada umumnya.
Indikator kinerja dan sasaran ayng ingin dicapai dari program ini terlihat pada
tabel berikut :

Tabel 4.9. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
Perlindungan dan Konservasi Hutan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Pengembangan Pengujian dan a) Tumbuhnya kesadaran hukum masyarakat yang
Pengendalian Peredaran Hasil menggunakan hasil hutan kayu dengan terlaksananya
Hutan sosialisasi Permenhut peredaran hasil hutan
b) Terlaksananya pemasangan rambu/papan larangan
untuk mencegah kerusakan hutan
c) Tumbuhnya kesadaran hukum masyarakat pengusaha
industri kayu dalam perijinan hasil dengan
terlaksananya sosialisasi Permenhut ijin usaha
industri hasil hutan kayu
2. Sosialisasi pencegahan dan a) Meningkatnya kepedulian masyarakat akan
dampak kebakaran hutan dan kelestarian hutan
lahan b) Meningkatnya ketrampilan dan keahlian masyarakat
dalam pengendalian gangguan / kebakaran hutan
c) Tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan hutan dan lahan
d) Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi dan
sosialisasi perlindungan, pengendalian dan konservasi
hutan

4.3. Pembiayaan Kegiatan

Kegiatan pembangunan pertanian sektor tanaman pangan dan


hortikultura, perkebunan, dan kehutanan di Kabupaten Bandung ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pemberdayaan
petani lokal yang mampu menciptakan produk yang berdaya saing. Pemerintah
memfasilitasi sebesar-besarnya partisipasi masyarakat dengan
mendayagunakan keterpaduaan kegiatan yang dibiayai oleh APBN, APBD
Propinsi Jawa Barat, APBD Kabupaten Bandung, Swasta dan sumber-sumber
dana pembangunan lainnya sebesar Rp 29.944.630.349,- (Dua Puluh Sembilan
Milyar Sembilan Ratus Empat Puluh Empat Juta Enam Ratus Tiga Puluh Ribu Tiga
Ratus Empat Puluh Sembilan Rupiah). Berikut rincian kegiatan dan anggaran
tahun 2012, seperti terlampir.

Anda mungkin juga menyukai