4.1.1. Rencana Program dan Kegiatan Propinsi Jawa Barat dan Nasional
1 Competitive intelligent. Pemetaan karakteristik dan 4 Transformasi perilaku pasar yang informal 6 Penetrasi pasar nasional untuk
perilaku pasar. (open negotiation based) menjadi formal komoditas terfokus beserta
PASAR
2 Inventarisasi kendala barriers to entry pada pasar. (contract based). produk dan produk derivatifnya.
3 Pengembangan promosi generik. Inisiasi penetrasi pasar 5 Penetrasi pasar (penekanan pada niche Pemanfaatan peluang pasar
(penekanan pada pasar ritel moderen). market dan pasar industri). global (extenderization).
1 Inisiasi untuk mentransformasi kelembagaan petani 7 Pemetaan cluster komoditas dan produk.
berbasis produksi menjadi berbasis pasar (nilai). 8 Pengembangan sistem informasi cluster. 12 Pemanfaatan kekuatan
2 Pengembangan aglomerasi di sektor pertanian. 9 Pengarahan dan pemanfaatan dana corporate kolaborasi dan SCNM untuk
KELEMBAGAAN
3 Pemetaan dan identifikasi keterkaitan di antara jaringan social responsibility untuk pembentukan menciptakan co-innovation pada
pelaku usaha dan stakeholders di sektor pertanian. cluster. produk. Pengembangan sistem
4 Menginisiasi pembentukan forum pada (3.) dan 10 Menciptakan iklim kondusif untuk merangsang inovasi agribisnis.
merancang proses kolaborasi di dalam rantai pasokan. pembentukan aliansi strategis antar pelaku 13 Proses regenerasi dan suksesi
5 Pemetaan industri penunjang komoditas dan produk. usaha dan stakeholders. Pengembangan pada generasi muda
6 Inisiasi pembentukan klaster agribisnis pangan dan biopartnership pada industri agrofarmaka. agripreneur.
perkebunan. Pengembangan supply chain and network 11 Pengembangan collaborative decision making.
management (SCNM).
tersedia pada tingkat nasional dan internasional. practices, HACCP dan sistim traceability). 7 Pengembangan industri
4 Penyesuaian dan penerapan standar komoditas dan 6 Adopsi teknologi yang tersedia untuk pertanian di sektor hilir.
terdiferensiasi. Sosialisasi dan inisiasi penerapan Integral pengembangan komoditas menjadi produk
Chain Care tahap awal (penekanan pada sektor budidaya; derivatif;.
good agricultural practices, good pesticide practices).
Tabel 4.1. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2012
Program Kegiatan
1. Program Peningkatan (1) Pelatihan petani dan Pelaku Agribisnis
Kesejahteraan Petani
2. Program Peningkatan Ketahanan (1) Penyusunan Database Potensi Produk
Pangan Pertanian/Perkebunan Pertanian/Perkebunan
(2) Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian
(3) Pengembangan Intensifikasi Tanaman
Padi/Palawija
(4) Pengembangan Diversifikasi Pangan
(5) Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering
(6) Pengembangan Perbenihan / Pembibitan
(7) Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Pertanian
(8) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu
Produk Pertanian/Perkebunan
3. Program Peningkatan Pemasaran (1) Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Hasil
Hasil Produksi Produksi Pertanian/Perkebunan
Pertanian/Perkebunan (2) Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Unggul Daerah
(3) Pembangunan Pusat-pusat Penampungan
Produksi Hasil Pertanian/Perkebunan
4. Program Peningkatan Penerapan (1) Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi
Teknologi Pertanian/Perkebunan Pertanian/perkebunan tepat Guna
(2) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana
Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna
5. Program Peningkatan Produksi (1) Penyediaan Sarana Produksi
Pertanian/Perkebunan Pertanian/Perkebunan
(2) Pengembangan Bibit Unggul
Pertanian/Perkebunan
6. Program Pemanfataan Potensi (1) Pengembangan Hasil Hutan Non-Kayu
Sumberdaya Hutan (2) Pengembangan Industri dan Pemasaran Hasil
Hutan
c. Pendampingan/pembinaan
Tabel 4.3. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada
program peningkatan ketahanan pangan
Program/Kegiatan Sasaran dan Indikator Kinerja
1. Keg. Penyusunan Database a. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
Potensi Produk Pangan. agribisnis, pembangunan pertanian dan kehutanan
melalui website dan multimedia,
b. Berkembangnya Local Areal Network (LAN)
c. Tersusunnya laporan dan sasaran data base produk
pangan (luas tanam, panen, produksi dan produktivitas),
hortikultura, perkebunan baik secara bulanan,
triwulanan, semesteran maupun tahunan
d. Sinkronisasi data dan informasi statistik pertanian
e. Tersusunnya data potensi dan pelaku usaha agribisnis
komoditas unggulan pertanian, perkebunan dan
kehutanan
f. Terlaksananya perencanaan pembangunan pertanian,
perkebunan dan kehutanan melalui rapat koordinasi
perencanaan pembangunan
g. Terevaluasinya dan termonitoringnya kegiatan
pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan
2. Keg. Penanganan Pasca a) Berkembangnya pertanian padi organik (SRI) dengan
Panen dan Pengolahan indikator :
Hasil Pertanian. - meningkatnya mutu dan produktivitas produk padi
organik untuk penyesuanian standar kualitas dan
keamanan pangan (GHP, GMP)
- tersertifikasinya propuk padi organik (GHP)
- tumbuhnya forum komunikasi kemitraan bisnis produk
organik di 16 kecamatan.
b) Tumbuhnya grup pasca panen komoditas pangan (padi,
jagung, ubi kayu) di 15 kecamatan melalui
- Terbentuknya 5 grup pengolahan hasil dan pasca
panen komoditas pangan (padi, jagung, ubi kayu)
- Terbimbuingnya 2 kelompok melalui kegiatan
bimbingan teknis pengolahan hasil dan penanganan
pasca panen (padi, jagung, ubikayu),
- Terbimbingnya 5 kelompok melalui bimbingan
teknis kelembagaan
c) Terinventarisasinya pelaku olahan hasil pertanian dan
pengilingan padi, jagung, dan ubi kayu
d) Meningkatnya penanganan hasil pertanian tanaman
pangan dengan menurunnya kehilangan/kerusakan
tanaman sebesar 0,2-5%/tahun dan terbentuknya
kelompok tani yang menerapkan penanganan pasca
panen sesuai GHP dan standar mutu
e) Terevaluasinya dan termonitornya data losis dan
pertumbuhan grup pasca panen
(3) Kegiatan Pengembangan a) Berkembangnya pertanian padi organik (SRI) di 15
intensifikasi tanaman padi kecamatan melalui kegiatan
palawija - perluasan areal pengembangan padi organik,
- peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi,
- terfasilitasinya alat pangolahan pupuk (UPPO) dan
rumah kompos,
- peningkatan mutu dan produktifitas produk padi
organik untuk penyesuaian standar kualitas dan
keamanan pangan melalui pelatihan, sosialisasi dan
bintek SOP GAP, penerapan tehnologi berimbang
b) Berkembangnya Agribisnis Jagung dan Ubi Kayu melalui:
- perluasan pengembangan jagung,
- peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi dan peningkatan mutu dan produktivitas
produk untuk penyesuaian standar kualitas dan
keamanan pangan di Kec. Nagreg, Cikancung,
Cicalengka, Arjasari, Cilengkrang, Cimaung,
Cimenyan
c) Terevaluasinya dan termonitornya pengembangan
agribisnis tanasman pangan
(4) Kegiatan Pengembangan a) berkembangnya diversifikasi tanaman pangan untuk
Difersifikasi tanaman pengembangan umbi-umbian dan kacang-kacangan yang
tepat dan berkelanjutan termasuk untuk bahan bakar
nabati melalui
a) perluasan areal pengembangan SLPTT ubi kayu,
b) pembentukan 1 kelompok agribisnis ubi kayu,
c) peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi, d) peningkatan mutu dan produktivitas produk
untuk penyesuaian standar kualitas dan keamanan
pangan (melalui bimbimbingan teknis SOP, GAP, GHP) di
kecamatan Nagreg, Cicalengka, Cilengkrang, Arjasari dan
Cimenyan
c) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
pengembangan agribisnis tanaman pangan
(5) Keg. Pengembangan a) pengembangan pertanian hortikultura organik (sayuran,
Pertanian pada Lahan buah-buahan, paprika) melalui pengembangan agribisnis
Kering pertanian organik, peningkatan kinerja sistem
pemenuhan input produksi, peningkatan mutu dan
produktivitas produk padi organik
b) pengembangan usaha agribisnis stroberi untuk
menunjang pengembangan OVOP di wilayah paciran
(Pangalengan, Ciwidey, Rancabali), peningkatan mutu
dan produktivitas produk organik untuk penyesuaian
standar kualitas dan keamanan
c) meningkatnya sistem pengawasan dan pengendalian
saprodi untuk menunjang konservasi di DAS hulu dan
daerah rawan bencana melauia bantuan bibit buah-
buahan dan SL Pertanian Konservasi
d) meningkatnya assesibilitas petani terhadap lembaga
permodal
e) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
pengembangan agribisnis hortikultura organik dan
stroberi
(6) Kegiatan Pengembangan a) Terfasilitasinya penyediaan benih bermutu dalam
Perbenihan / Perbibitan mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan
keamanan pangan di Kecamatan Solokanjeruk,
Baleendah dan Pangalengan melalui peningkatan
ketersediaan benih bermutu pangan sebesar 2%, dan
hortikultura sebesar 1%
b) Berkembangnya benih lokal melalui teknologi mutu
benih dan penerapan sistem pengujian benih pada
tanaman pangan dan hortikultura
c) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
pengembangan perbenihan
(7) Kegiatan Penelitian dan a) Berkembangnya kemitraan usaha agribisnis produk
Pengembangan Sumber higienis berbasis komoditas perkebunan melalui kegiatan
Daya Pertanian forum pembangunan perkebunan, sosialisasi
pengembangan green product perkebunan (kopi),
fasilitasi proses kemitraan dan peningkatan mutu hasil
lokal
b) Tersusunnya dokumen perencanaan dan pengawasan
pengembangan agribisnis perkebunan (teh, kopi) dan
pengelolaan lahan dan air melalui kegiatan konservasi
c) Terkendalinya gangguan usaha perkebunan (OPT dan
lainnya) di wilayah sentra perkebunan
d) Termonitornya dan terevaluasinya serta tersosialisasinya
forum kemitraan, pengembangan green product dan
konservasi lahan
(8) Kegiatan Peningkatan a) Berkembangnya agribisnis tembakau melalui perluasan
Produksi, Produktivitas dan areal tembakau di kecamatan Paseh, Ibun dan Cikancung,
Mutu produk Perkebunan, terbentuknya kelompok tani tembakau di Arjasari,
Produk Pertanian Cimaung, Soreang, Pasirjambu, Kutawaringin dan Ciwidey
b) Meningkatnya kinerja sistem pemenuhan input produksi
dan peningkatan hasil mutu hasil produk (tembakau,
kopi, cengkeh)
c) Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kelembagaan
petani tembakau
d) Berkembangnya kemitraan usaha agribisnis tembakau
untuk menunjang peningkatan aksesibilitas pemasaran
produk tembakau
Tabel 4.5. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Pengadaan Sarana dan a) Terselenggaranya sistem penyediaan dan
Prasarana Teknologi Pertanian / pengawasan sarana produksi tanaman pangan yang
Perkebunan Tepat Guna efisien dan berkelanjutan di lokasi penerapan
budidaya yang tepat melalui:
- penguatan UPJA pemula di kutawaringin,
katapang, rancaekek, solokan jeruk, ciparay,
cimaung;
- penguatan UPJA berkembang,
- fasilitasi sarana prasarana pengembangan
agribisnis padi dan sayuran dan
- penyusunan roadmap kebutuhan pupuk dan
alsintan
b) Terkendalinya serangan OPT di lokasi penerapan
budidaya dengan proporsi luas serangan OPT utama
hortikultura terhadap luas panen maksimal 5% dari
luas serangan
2. Pemeliharaan Rutin / Berkala a) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam
Sarana dan Prasarana Teknologi pengelolaan lahan dan air melalui upaya
Pertanian / Perkebunan Tepat pemberdayaan lahan pertanian, pengelolaan air
Guna irigasi pertanian dan perluasan areal pertanian di
Kabupaten Bandung melalui :
- pengelolaan air irigasi,
- optimasi lahan pertanian dan jalan usaha tani
- penyediaan pengembangan sumber air alternatif
skala irigasi pedesaan, pengembangan air tanah,
pompanisasi air permukaan yang berfungsi
- penyediaan optimalisasi pemanfaatan air irigasi
melalui perbaikan JITUT/JIDES yang berfungsi
- tersedianya pengembangan konservasi air
(melalui pengembangan embung, chek dam,
sumur resapan, antisipasi kekeringan dan banjir)
yang berfungsi
b) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam
pengelolaan lahan dan air melalui upaya
pembnerdayaan kelembagaan petani melalui
revitalisasi P3A Mitra Cai dan revitalisasi GP3A Mitra
Cai
b. Pemberian bantuan
c. Pendampingan/pembinaan
Tabel 4.6. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Penyediaan Sarana Produksi a) pengembangan agribisnis komoditas unggulan
Pertanian / Perkebunan perkebunan di pangalengan, ciwidey, pasir jambu,
kertasari, rancabali, ibun, pacet dan soreang melalui :
- rehabilitasi areal pengembangan perkebunan (kopi,
teh, cengkeh) dan pembangunan komoditas usaha
kopi dan tembakau;
- Pembentukan kelompok usaha agibisnis tanaman
perkebunan
- Peningkatan kinerja sistem pemenuhan input
produksi;
- Peningkatan mutu dan produktivitas produk kebun
untuk penyesuaian standar kualitas dan keamanan
pangan (GAP, GHP, dan GMP)
- pembangunan pusat penampungan pucuk hasil
perkebunan
b) Terlaksananya pengembangan fasilitasi terpadu dalam
pengelolaan lahan dan air melalui upaya pemberdayaan
lahan pertanian, pengelolaan air irigasi pertanian dan
pengembangan agribisnis perkebunan di kecamatan
pasirjambu, cimenyan, cikancung, ibun, nagreg,
kutawaringin melalui:
- Fasilitasi alat mesin dan benih
- konservasi lahan terpadu pada lahan kering untuk
menunjang perluasan tutupan vegetasi pada potensi
lahan kritis melalui pemberdayaan lembaga petani
- monitoring dan evaluasi
2. Pengembangan Bibit Unggul a) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas
Pertanian / Perkebunan hortikultura unggulan daerah di Pangalengan, Kertasari,
Cimaung, Arjasari, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali,
Cimenyan, Margaasih yaitu denga produksi :
- bawang merah sebanyak 23.593 ton
- Cabe Merah sebanyak 20.603 ton
- Kentang sebanyak 175.026 ton
- Tomat sebanyak 66.458 ton
- Kubis sebanyak 136.557 ton
b) meningkatnya laju peningkatan produktivitas
kebun/lahan usaha hortikultura dengan perincian:
- buah-buahan 1,5%
- sayuran 2,5%
- biofarmaka 1%
- tanaman hias 1%
c) meningkatnya kinerja sistem pemenuhan input produksi
melalui :
- pengawasan dan pengendalian pengadaan sarana
produksi dengan pengadaan bibit/benih
bersertifikasi;
- Pengawasan dan pengendalian dalam penyediaan
prasarana produksi dengan fasilitasi pengelolaan
lahan dan irigasi, screen house dan green house,
SLPHT, rumah kompos.
d) Meningkatnya mutu dan produktivitas produk organik
untuk penyesuaian standar kualitas dan keamanan
pangan melalui penerapan GAP petani stroberi dan
stimulan sarana pengolahan produk segar dan produk
olahan hortikultura
e) Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam
pengelolaan lahan dan air melalui upaya pemberdayaan
lahan pertanian, pengelolaan air irigasi pertanian dan
pemberdayaan kelembagaan petani melalui pemberian
bantuan bibit buah-buahan, biofarmaka, SL pertanian
hortikultura
f) Monitoring dan evaluasi
Tabel 4.7. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Pengembangan Hasil Hutan a) Berkembangnya agribisnis non kayu berbasis komoditas lebah
Non-Kayu madu di Kecamatan Cicalengka, Nagreg, Cikancug, Cangkuang
dan Paseh
b) Berkembangnya agribisnis hasil non kayu berbasis komoditas
jamur tiram di Kecamatan Ciwidey, Pasirjambu, Kutawaringin,
Cicalengka dan Pangalengan
c) Pengembangan agribisnis hasil nonkayu berbasis komoditas ulat
sutera di Kecamatan Pangalengan dan Pasirjambu
d) Pengembangan agribisnis hasil nonkayu berbasis komoditas
bambu di Kecamatan Banjaran
e) Termanfaatkannya lahan bawah tegakan di Kecamatan Arjasari
seluas 20 ha.
f) Monitoring dan evaluasi
2. Pengembangan Industri a) Berkembangnya kemitraan agribisnis kehutanan dengan
dan Pemasaran Hasil Hutan adanya pelaksanaan forum pertemuan petani kayu rakyat dan
petani hasil hutan non-kayu dengan industri.
b) Monitoring dan evaluasi
Tabel 4.9. Sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai pada program
Perlindungan dan Konservasi Hutan
Program/Kegiatan Sasaran dan indikator kinerja
1. Pengembangan Pengujian dan a) Tumbuhnya kesadaran hukum masyarakat yang
Pengendalian Peredaran Hasil menggunakan hasil hutan kayu dengan terlaksananya
Hutan sosialisasi Permenhut peredaran hasil hutan
b) Terlaksananya pemasangan rambu/papan larangan
untuk mencegah kerusakan hutan
c) Tumbuhnya kesadaran hukum masyarakat pengusaha
industri kayu dalam perijinan hasil dengan
terlaksananya sosialisasi Permenhut ijin usaha
industri hasil hutan kayu
2. Sosialisasi pencegahan dan a) Meningkatnya kepedulian masyarakat akan
dampak kebakaran hutan dan kelestarian hutan
lahan b) Meningkatnya ketrampilan dan keahlian masyarakat
dalam pengendalian gangguan / kebakaran hutan
c) Tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan hutan dan lahan
d) Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi dan
sosialisasi perlindungan, pengendalian dan konservasi
hutan