Kurikulum SMALB dikembangkan untuk peserta didik berkebutuhan khusus atau berkelainan
pada usia sekolah tingkat SMALB. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan anak berkelainan
adalah warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ atau
sosial.
Atas dasar itu, pengembangan Kurikulum SMALB dilakukan dalam rangka sebagai berikut:
A. Mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkanpotensi peserta
didik berkebutuhan khusus agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab;
B. Mewujudkan hak anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan khusus
C. Mengakomodasi unsur-unsur baru dalam dunia pendidikan terutama yang terkait
dengan hal sebagai berikut:
1) Perubahan ketentuan terhadap 4(empat) unsur Standar Nasional Pendidikan sesuai
dengan perubahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
2) Perubahan 4(empat) unsur Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan dengan:
a) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;
b) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor64 Tahun 2013 tentang
Standar lsi;
c) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses;
d) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.
3) Perubahan kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor69 Tahun 2013
1
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas,
Kompetensi Dasar (KD) disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis ketunaan
peserta didik SMALB.
4) Perubahan implementasi kurikulum yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum.
D. Mengubah pandangan terhadap kurikulum yang selama ini hanya sebagai daftar mata
pelajaran.
E. Beberapa landasan dalam rasional pengembangan kurikulum 2013 SMALB :
1. Landasan Yuridis
Permendikbud No. 40 Th. 2014, UU Nomor 20 Th 2003 pasal 1 ayat 19, UU
SISDIKNAS No. 20 Th 2003 pasal 3, PP 32 Pasal 1 Ayat 5.
2. Landasan Teoritisk
Produk Pendidikan bukan sekedar afektif, kognitif & psikomotor yang terpisah-
pisah tetapi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan yang dicapai secara integratif
pada semua mata pelajaran.
3. Landasan Empirik
Setiap 10 tahun ditinjau ulang, Untuk siswa A, B, C, D, & Autis) pengalaman kita
KTSP th 2006 dibuat 2004, sekarang 2014 kurikulum 2013 SMALB.
4. Landasan Futuritik
Generasi Emas, Kemandirian kita lihat hasil penelitian MP3EI diperkirakan th 2030
Indonesia berkembang dan diharapkan anak indonesia memiliki kemandirian agar
bisa ikut bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
II. Elemen Perubahan Kurikulum SMALB
Deskripsi beberapa elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada table berikut:
2
1. Elemen perubahan Standar Kompetensi Lulusan
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
Lulusan meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan mata Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi
pelajaran (ISI) mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Holistik • TIK • Perubahan • Penambahan
berbasis sains menjadi media sistem: ada jenis keahlian
(alam, sosial, semua matapelajaran berdasarkan
dan budaya) matapelajaran wajib dan ada spektrum
• Jumlah • Pengemba matapelajaran kebutuhan (6
matapelajaran ngan diri pilihan program
dari 10 terintegrasi pada • Terjadi keahlian, 40
Struktur
menjadi 6 setiap pengurangan bidang keahlian,
Kurikulu
• Jumlah jam matapelajaran matapelajaran 121 kompetensi
m (Mata
bertambah 4 dan yang harus keahlian)
pelajaran
JP/minggu ekstrakurikuler diikuti siswa • Pengurangan
dan
akibat • Jumlah • Jumlah jam adaptif dan
alokasi
perubahan matapelajaran bertambah 1 normatif,
waktu)
pendekatan dari 12 menjadi JP/minggu penambahan
(ISI)
pembelajaran 10 akibat produktif
• Jumlah jam perubahan • produktif
bertambah 6 pendekatan disesuaikan
JP/minggu akibat pembelajaran dengan trend
perubahan perkembangan di
pendekatan Industri
pembelajaran
3
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Elemen Deskripsi
4
Elemen Deskripsi
Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap mata pelajaran mendukung Semua Jenjang
kompetensi tertentu semua kompetensi [sikap,
keterampilan, pengetahuan]
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri Mata pelajaran dirancang terkait Semua Jenjang
dan memiliki kompetensi dasar sendiri satu dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan Semua mata pelajaran diajarkan Semua Jenjang
pendekatan berbeda dengan pendekatan yang sama
[saintifik] melalui mengamati,
menanya, mencoba, menalar,....
5
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
curriculum]
6
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu. (Pasai 1 ayat 4
PP no 32 th 2013).
Menurut kebijakan kurikulum 2013, kompetensi meliputi: Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi dasar (KD)
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.(pasal 1 ayat 5 PP no 32 th 2013).
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. ( lampiran permendikbud No.54 tahun 2013)
Standar Kompetensi Lulusan SMALB meliputi:
Dimensi Kualifikasi kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi Inti, integritas vertical berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
7
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti untuk SMALB dirumuskan dengan menggunakan kluster sebagai berukut:
1) Kluster “Normal” mencangkup Tunanetra, Tunarungu, Tunadaksa Ringan, dan
Tunalaras.
2) Kluster “Di Bawah Normal” mencangkup Tunadaksa Sedang, Tunagrahita Ringan,
Tunagrahita Sedang, Tunaganda dan Autis.
Kompetensi Inti untuk Kluster Normal (Tunanetra, Tunarungu, tunadaksa Ringan, dan
Tunalaras) adalah sebagai mana yang tercantum dalam table berukut ini:
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong, (gotong royong,
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran,
damai), santun, damai), santun, responsif damai), santun, responsif
responsif dan pro-aktif dan pro-aktif dan dan pro-aktif dan
dan menunjukkan menunjukkan sikap menunjukkan sikap positif
sikap positif sebagai positif sebagai bagian sebagai bagian dari solusi
bagian dari solusi atas dari solusi atas berbagai atas berbagai
berbagai permasalahan permasalahan dalam permasalahan dalam
dalam berinteraksi berinteraksi secara berinteraksi secara efektif
secara efektif dengan efektif dengan dengan lingkungan sosial
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan dan alam serta dalam
alam serta dalam alam serta dalam menempatkan diri sebagai
menempatkan diri menempatkan diri cerminan bangsa dalam
sebagai cerminan sebagai cerminan bangsa pergaulan masyarakat
bangsa dalam dalam pergaulan Indonesia dan dunia.
pergaulan masyarakat masyarakat Indonesia
Indonesia dan dunia. dan dunia.
8
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
9
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS X KELAS XI KELAS XII
keilmuan. sesuai kaidah keilmuan
10
KOMPETENSIINTI KELAS KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
X KELAS XI KELAS XII
dalam gerakan yang gerakan yang sistematis, dalam karya
mencerminkan anak mencerminkan anak yang estetis, dalam
sehat. sehat dan dalam tindakan gerakan yang
yang mencerminkan mencerminkan anak
perilaku anak berakhlak sehat dan dalam tindakan
mulia. yang mencerminkan
perilaku anak berakhlak
mulia.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar setiap matapelajaran dirumuskan untuk mencapai
kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal peserta didik,
serta ciri matapelajaran.
Penjelasan lebih lanjut tentang kompetensi dasar ini akan diuraikan pada bagian
struktur kurikulum SMALB.
11
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi
kompetensi yang diharapkan.
b. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
D. Pemahaman penilaian
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut:
a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran
(output) pembelajaran. Meskipun implementasi kurikulum 2013 banyak menerapkan
penilaian otektik yang menuntut guru menilai kemampuan siswa dan proses belajar
12
siswa secara terus menerus, guru masih diberi peluang untuk melakukan penilaian non-
otentik seperti pada saat ulangan atau ujian.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelahmelaksanakan 8 – 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator
yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
13
B. Mata pelajaran
Mengacu pada Kompetensi Inti Kelas, matapelajaran untuk peserta didik
SMALB dikelompokkan sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Rincian mata pelajaran yang tercakup dalam setiap kelompok tersebut tercantum dalam tabel berikut:
14
KELAS DAN ALOKASI
KELOMPOK MATA PELAJARAN WAKTU PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (wajib)
Wajib A
1. Pendidikan agama dan Budi pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 3 3 3
4. Matematika 3 3 3
5. Sejaran Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib) :
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per Minggu 22 22 22
Kelompok C (Pilihan Peminatan)
1. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
2. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
3. Ilmu Bahasa dan Budaya 4 4 4
Alokasai Waktu untuk 1 (satu) Mata pelajaran 4 4 4
Kelompok D (Pilihan Kemandirian)*)
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi 8 9 9
2. Akupesur 8 9 9
3. Elektronika 8 9 9
4. Otomotif 8 9 9
5. Pariwisata 8 9 9
6. Tata Kecantikan 8 9 9
7. Tata Boga 8 9 9
8. Tata Busana 8 9 9
9. Komunikasi 8 9 9
10. Jurnalistik 8 9 9
11. Seni Pertunjukan 8 9 9
12. Seni Rupa dan Kriya 8 9 9
15
KELAS DAN ALOKASI
KELOMPOK MATA PELAJARAN WAKTU PER MINGGU
X XI XII
Alokasi Waktu 2 (dua) Mata Pelajaran 16 18 18
Kelompok E Program Kebutuhan Khusus **)
1. Pengembangan Orientsi dan Mobilitas ( Tunanetra)
2. Bina komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama ( Tunarungu)
3. Pengembangan Bina Diri (Tunagrahita)
4. Pengembangan Bina Diri dan Bina Gerak (Tunadaksa) ***) 2 Jam Pelajaran
5. Pengembangan Bina pribadi dan Sosial ( Tunalaras)
6. Pengembangan Bina Komunikasi Interaksi Sosial dan Perilaku
Alokasi Waktu untuk 1 (satu) Mata Pelajaran 2 2 2
JUMLAH JAM PELAJARAN PER MINGGU 42 44 44
Keterangan:
*) Nomor 1-4 Peminatan IPA: Nomor 5-8 peminatan IPS; 9 -12 peminatan Bahasa dan
Budaya. (sesuai potensi dan kemampuan PDBK)
**) Program Kebutuhan Khusus dilakukan sebagai bentuk kompensasi atau
penguatan akibat kelainan yang dialami anak berkebutuhan khusus,
dengan tujuan meminimalkan hambatan dan meningkatkan akses dalam
mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang lebih optimal. Program
kebutuhan khusus bukan mata pelajaran, tetapin wajib diberikan sesuai
dengan peserta didik berkebutuhan khusus.
***) Ekuifalen 2 Jam Pelajaran
C. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di SMALB dinyatakan dalam jam pembelajaran per mmggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 40 jam pembelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 42 jam pembelajaran.
c. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
16
2. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu, dan paling
banyak 20 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu, dan paling
banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun paling sedikit 36 minggu, dan paling banyak 40
minggu.
6. Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu
berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/ atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap
penting.
D. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar setiap matapelajaran dirumuskan untuk mencapai kompetensi
inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
matapelajaran
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
a. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-l;
b. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
c. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
d. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI-4.
17
anak berkebutuhan khusus. memperoleh ilmu pengetahuan
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha
Esa atas keberadaan lingkungan dan
sumber daya alam, alat teknologi modern
dan tradisional, perkembangan teknologi,
energi serta permasalahan sosial
19
20