Agama (S.Ag.)
Oleh:
Mualif
NIM: 18020023
PURWOREJO
2022
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat sering dikutip oleh para politisi partai islam terutama di musim
mereka mengutip ayat tersebut secara tidak lengkap alias sepotong saja,
karena di dalamnya terkandung perintah Allah agar umat taat kepada Ulil
Amri Minkum (para pemimpin diantara kalian atau para pemimpin diantara
orang-orang beriman).1
Para politisi partai itu meyakini jika diri mereka terpilih menjadi
wakil rakyat atau pemimpin sosial berarti mereka dengan segera akan
diperlakukan sebagai bagian dari Ulil Amri Minkum. Hal itu akan
semata, mana ada manusia yang tidak suka dirinya mendapatkan ketaatan
bagian selanjutnya yang sangat penting. Karena justru bagian itulah yang
1
menjadikan sebuah pemahaman siapa sebenarnya Ulil Amri Minkum dan
siapa yang bukan. Bagian itulah yang akan menentukan apakah orang-orang
“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya),
dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”.
Kata Ulil Amri dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 59 ini masih
kalangan umum, maupun dari para mufassir yang terkenal. Salah satunya
menurut Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-Thabari dalam Tafsir at-
mengenai arti Ulil amri. Satu kelompok ulama menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan Ulil Amri adalah umara. Berkata sebagian ulama lain,
masih dalam kitab tafsir yang sama, bahwa Ulil Amri itu adalah ahlul ilmi
3
Ibid, h. 261
4
Al-Qur’an, 4:59
2
wal fiqh (mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqh). Sebagian
dimaksud dengan Ulil amri. Sebagian lainnya berpendapat Ulil Amri itu
ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat "ulul amri" pada Al-Qur’an
Surat An-Nisa’ ayat 59. Pertama, Ulil Amri bermakna umara (para
merupakan pendapat Ibn Abbas, as-Sa’dy, dan Abu Hurairah serta Ibn Zaid.
asbab nuzul turunnya ayat ini. Ibn Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun
berkenaan dengan Abdullah bin Huzafah bin Qays as-Samhi ketika Rasul
ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika
Ulil Amri itu maknanya adalah ulama dan fuqaha. Ini menurut pendapat
Jabir bin Abdullah, al-Hasan, Atha, dan Abi al-Aliyah. Ketiga, Pendapat
dari Mujahid yang mengatakan bahwa Ulil Amri itu adalah sahabat-sahabat
Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tafsir at-Thabari, juz 5, h. 147-149
5
3
menyempitkan makna Ulil Amri hanya kepada dua sahabat saja, yaitu Abu
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana kriteria seorang pemimpin atau Ulil Amri itu yang patut
C. Pembatasan masalah
D. Perumusan Masalah
Shihab dan Syeikh Nawawi Al-Bantani dalam surat an-Nisa’ ayat 59?
Shihab dan Syeikh Nawawi Al-Bantani dalam surat an-Nisa’ ayat 59?
E.Tujuan Penelitian
6
Tafsir al-Mawardi, Jilid 1, h. 499-500
4
1. Dapat mengetahui konsep Ulil Amri menurut Penafsiran Muhammad
ayat 59.
ayat 59.
F.Kajian Pustaka
oleh Rifqi Ghufron Maula, Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas
Ushuluddin dan Adab, Tahun 2019 M/1440 H . Hasil dari penelitian ini
adalah, Ulil Amri ini mempunyai peranan yang sangat penting karena
wajib taat kepada Ulil Amri jika perintahnya tidak mengandung atau
5
2. skripsi dari Muhammad yang berjudul Kepemimpinan Laki-laki atas
melihat bahwa pada zaman yang modren dan kontemporer sekarang ini
siapa saja boleh memimpin baik laki-laki maupun juga perempuan, dia
Ulil Amri (Studi Komparatif Penafsiran Sayyid Qutb dan Ibn Taimiyah
terhadap ; QS. An-Nisa’ Ayat 58-59 dan 83). Dari skripsi di atas dapat
situasi pada masa itu dan pemikiran kedua mufassir dalam menafsirkan
6
Ikhwanul Muslimin beliau menafsirkan ayat Ulil ‘Amri tersebut sangat
politik akan tetapi dalam menafsirkan ayat Ulil Amri tidak terlalu
Setelah Rasul wafat, maka Ulil Amri itu pindah kepada para khalifah,
yang sudah dipaparkan diatas adalah dapat mengetahui Ulil Amri menurut
G. Metodelogi Penelitian
1. Sumber Data
perpustakaan yang terdiri dari dua jenis sumber yaitu primer dan
sekunder:
7
a. Sumber pimer adalah rujukan utama yang akan dipakai yaitu Al-
2. Jenis Penelitian
analitis, oleh karena itu berbagai sumber data yang digunakan dalam
makna Ulil Amri secara umum serta menurut M. Quraish Shihab dan
8
Komparatif yaitu metode membandingkan teks ayat Al-Qur’an atau
dari Rasulullah SAW( Tafsir bil Ma’tsur) atau berdasarkan ratio (Tafsir
Nawawi Al-Bantani.
H. Sistematik Penulisan
skripsi ini memuat beberapa bagian bab yang terdiri dari 5 sub-bab
Bab II : Terdiri dari kajian teori, Pengertian Ulil Amri, serta syarat dan
Bab III : Terdiri dari konsep Ulil Amri dan Taat terhadap Ulil Amri.
9
Bab IV : Terdiri dari: kontekstualisasi Ulil Amri dalam surat an-Nisa’ ayat
59.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
Kata Ulil Amri terdiri dari dua kata yaitu اوليdan االمر, kata اولي االمر
dari segi bahasa yaitu اوليadalah bentuk jama’ dari وليyang berarti pemilik
atau yang mengurus serta menguasai, dapat dilihat dari bentuk jama’nya
dari kata tersebut mengartikan bahwa mereka itu banyak. Sedangkan kata
mudhaf ilaih dari kata uli, adapun asal kata dari al-amr adalah amara ( )امر
dengan fathah yang berarti pekerjaan, perintah atau urusan. Jika dilihat dari
bentuk masdar dari kata kerja amara ya'muru yang berarti memerintah atau
beberapa pandangan tentang makna Ulil amri. Ada yang mengatakan bahwa
Ulil Amri itu adalah pemimpin kaum muslimin (Umara al-Muslimin) pada
masa Rasul dan sesudahnya. Mereka itu adalah para Khalifah, Sultan, Qadhi
(hakim) dan yang lainnya. Ada juga yang mengatakan bahwa maknanya
adalah pemimpin Sariah. Juga ada yang berpendapat bahwa Ulil Amri itu
7
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 2.....h. 484.
8
Syauqi Dhaif, Al-Mu'jam Al-Wasith, (Mesir: Maktabah Shurouq Ad-Dauliyyah, 2011).
h. 25.
9
Al-Alusi, Tafsir Ruh al-Maani, juz 5, h 65
11
Penafsiran makna Ulil Amri ini senada dengan buku terkait politik
yang menyebutkan bahwa dalam Islam arti Ulil Amri atau pemerintah itu
1. Ulil Amri diartikan dengan para ulama yang amilin, ulama yang
2. Ulil Amri yang diartikan dengan ahlul halli wal 'aqdi (semacam
sebuah negera.
Ulil Amri adalah pihak atau seseorang yang mendapat wewenang atau
B.Pengertian Kepemimpinan
10
www.eramuslim.com diakses pada 28 juli 2022 pukul 01.30 WIB
11
www.eramuslim.comdiakses pada 28 juli 2022 pukul 01.30 WIB
12
dan adil, serta memimpin umat manusia kearah yang lebih mulia dan
terhormat.
dan mengatur dunia. Oleh karena itu, pemimpin lah yang banyak
umatnya, pemimpin juga bertanggung jawab kepada Allah. Oleh sebab itu,
lain.12
akhirat.13
C. Syarat-syarat Pemimpin
1. Adil
Yang dimaksud adil dalam pengertian ini adalah orang yang istiqomah
dijadikan pemimpin.15
12
Abul ‘Ala Al-Maududi, Sistem Politik Islam (Hukum Dan Konstitusi), terj. Asep
Hikmat (Bandung: Mizan. 1995), h. 171.
13
Abdur Rahman, Muqaddimah Ibn Khaldun (Lebanon: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyah,
2005) h. 150-151
14
Al-Iman Al-Mawardi, Al Ahkam Al Shulthoniyah, Tahqiq oleh Ahmad Jaad (Kairo: Dar
Al-Hadits, 2006) h. 19.
15
Ibid., h. 19.
13
3. Memiliki Panca Indera yang sehat
Yang dimaksud yakni tidak cacat salah satu alat indranya. bisa
kepemimpinannya.16
4. Tidak cacat
7. Keturunan Quraish.
yang bersambung pada nasab kakeknya yang pertama, yaitu Nadr bin
Kinanah.17
D. Kewajiban Pemimpin
dari tujuan dan fungsi dari Negara itu sendiri, karena seorang kepala Negara
16
Ibid. h 19.
17
Ibid. h 20.
14
1. Melaksanakan penertiban (law and order) untuk mencapai tujuan
5. kali oleh kepala Negara, serta pejabat-pejabatnya juga harus berbuat adil
mengikuti sikap adil yang dilakukan oleh kepala Negara, dan terutama
Negara meliputi:
dengan ijma’ generasi salaf. Jika muncul pembuat bid’ah, atau orang
18
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
1998), cet 11, h. 46.
15
c. Melindungi wilayah Negara dan tempat-tempat suci agar umatnya
g. Mengambil harta fai (harta yang didapatkan kaum muslimin dari orang
kafir tanpa peperangan) dan sedekah sesuai dengan syari’at atau jihad
h. Menentukan gaji dan sesuatu yang diperlukan dalam baitul mal (kas
E. Hak-hak Pemimpin
1. Ketaatan
16
Imam Al-Ghozali dalam kitabnya “Al-Iqthishod fi Al-I’tiqod”
2. Biaya Hidup
F. Pengangkatan Pemimpin
20
Al-Imam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali, Al-Iqtishod Fi Al-
I’tiqod, (Beirut: Daar Ibn Hazm, 2003), h. 169.
21
Muhammad Yusuf Musa, Nizam Al-Hukm fi al-Islam (Kairo: Daar Al-Kitab Al-‘Arabi)
h 154.
22
Mudzakkir Hasyim dkk, Arah Ijtihad Ulama Nusantara, (Bangkalan: Safari Ramadhan
Pondok Pesantren Lirboyo, 2019), h. 9.
23
Ibid,.
17
2. Dasar Syari’at, syari’at telah menetapkan agar umat islam menyelesaikan
karena itu Allah berpesan dalam firmannya dalam surah an-nisa ayat
59.
ٰيٓاَيها الَّذيْنَ ٰامنُ ٓوا اَطيعوا هّٰللا واَطيعوا الرسول واُولى ااْل َمر م ْن ُك ۚم فَانْ تَنَا َز ْعتُم في شَيء فَردُّوه الَى هّٰللا
ِ ِ ُ ْ ُ ٍ ْ ْ ِ ْ ِ ْ ِ ِ ْ ِ َ َ ْ ُ َّ ُِْ َ َ ُِْ ْ َ ِ َ ُّ
هّٰلل
َ س ْو ِل اِنْ ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُ ْونَ بِا ِ َوا ْليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذلِ َك َخ ْي ٌر َّواَ ْح
سنُ تَْأ ِو ْياًل ُ َوال َّر
“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya),
dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”.
“akan menguasai kalian semua setelah para pemimpin, maka orang yang
maka akan ermanfaat bagi mereka dan kalian, dan jika mereka berbuat keji
maka tetap akan bermanfaat dan bahaya bagi mereka.” (HR Al-
Daruquthni).
18
Memang tidak dinyatakan dengan tegas dalam Al-Qur’an dan Hadits
tentang taat dan patuh terhadap pemimpin. Namun, tanpa campur tangan
pemimpin untuk taat dan patuh akan sulit bahkan tidak dapat dilaksanakan.
dunia. Sementara ketertiban dunia tidak akan bisa diperoleh kecuali melalui
24
Al-Iqtishad fi Al-I’tiqad. h. 75
19
BAB III
1. M. Quraish Shihab
Berikut adalah sebuah ayat dan terjemahan dari surat surat an-
(Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
surah An-Nisa’ ayat 59 ini memiliki hubungan yang erat dengan ayat
25
Tafsir Al-Mishbah, M. Quraish Shihab, vol. 2, h 459
20
Dapat diambil kesimpulan bahwa ayat 58 menjelaskan tentang
bahwa yang wajib ditaati adalah Allah dan Rasul-Nya, baik perintah
dari dua kata yaitu Uli yang merupakan bentuk jamak dari Waliy berarti
pemilik atau yang mengurus dan menguasai. Dari bentuk jama’ ini
menurut M. Quraish Shihab kata Uli memiliki arti banyak tidak hanya
satu orang. Dan Amri yang bermakna perintah atau urusan. Jadi, Ulil
profesinya.27
26
Ibid,.h 459
27
Ibid, h 461
21
padapersoalan kemasyarakatan bukan pada persoalan aqidah atau
keagamaan murni.28
ulama bahwa Ulil Amri adalah penguasa atau pemerintah, Ulama’, dan
makna Uliy hanya pada satu orang atau satu golongan saja, menurutnya
semua yang memiliki kekuasaan adalah Uliy. Akan tetapi, pada lafadz
persoalan kemasyarakatan.29
yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW yang biasa disebut dengan
Hadits. Ketiga, Ijma’ yang kita kenal dengan kesepakatan para Ulama’
22
Dalam surah An-Nisa’ ayat 59 ini melihat dari historisnya,
sebagai prajurit berselisih dengan Khalid bin Walid. Lalu turun ayat ini
Pertama, melihat dari asbabun nuzul ayat ini tidak keluar dari
sesuatu yang butuh pemikiran panjang. Karena kita akan dituntut untuk
bukan termasuk Ulil Amri karena wilayah yang di kuasai bukan hanya
23
perang.32 Ini merupakan pendapat pertama yang ditulis Syeikh Nawawi
terbatas pada hal yang sudah menjadi ijma’ ulama saja. Sedangkan
bertambah.33
Ketiga, jika Ulil Amri itu diartikan penguasa dan Raja maka
Ulil Amri.34
1. M. Quraish Shihab
QS Ali Imran ayat 32. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya yang
Nisa ayat 59. Sebagaimana dalam Al-Qur’an QS Ali Imran ayat /32
32
Ibid, h 146
33
Ibid, h 146
34
Ibid. h 146
24
lafadz اطيعواtertulis sebanyak satu kali kemudian diikuti lafadz Allah dan
Rasul. Dalam ayat ini para pakar tafsir menjelaskan bahwa yang
kali. Yang pertama lafadz اطيعواdiikuti lafadz Allah, yang kedua lafadz
Rasul juga memiliki wewenang serta hak untuk ditaati walaupun tidak
lafadz Ulil Amri dalam QS An-Nisa ayat 59 yang tidak didahului lafadz
25
terbatas pada perintah yang tidak bertentangan dengan perintah Allah
dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, Ulil Amri tidak memiliki wewenang
lafadz اطيعواyang hanya terdapat pada lafadz Allah dan Rasul. Kemudian
kepemerintahan.38
37
Ibid. h 460
38
Ibid, h 485
26
keadaan masyarakat jika tidak taat terhadap polisi dalam masalah lalu
lintas.39
Allah. Sehingga apapun yang ada didalamnya wajib untuk kita ikuti
bahwa Al-Kitab dan Al-Sunnah merupakan dua pilar utama yang harus
adalah wajib karena dalam peperangan tidak ada ruang untuk ijtihad
27
dari pendapat sebagian Ulama’ bahwa taat kepada Allah dan Rasul
selain taraf ijma’ jika memahami bahwa Ulil Amri adalah Penguasa dan
28
Dalam Tafsirnya Syeikh Nawawi Al-Bantani tidak banyak
pemimpin.
29
BAB IV
1. M. Quraish Shihab
Negara atau Ulama’ saja. Akan tetapi Ulil Amri adalah para penguasa
adalah Ulama dan ada yang mengatakan bahwa Ulil Amri adalah yang
tani juga bisa dikatakan Ulil Amri, ketua OSIS juga dikatakan Ulil Amri
kita dalam menentukan siapa yang bisa dikatakan sebagai Ulil Amri.
kelompoknya dalam hal apapun itu, maka dialah Ulil Amri menurut M.
Quraish Shihab.
juga mengatakan bahwa Ulil Amri adalah pemerintah juga tidak menjadi
41
Tafsir Al-Mishbah, M. Quraish Shihab, vol. 2, h 461
30
persoalan, karena dalam pemerintahan Indonesia ada lembaga Majlis
bidang-bidang agama, tetapi tidak cukup sampai di sini saja, mereka juga
historis Ulil Amri yakni mereka yang memiliki kuasa dan kapasitas ilmu
yang mumpuni.42
Jadi tidak heran ketika berbicara konsep taat terhadap Ulil Amri
Selebihnya boleh memilih untuk ditaati atau tidak. Namun, selama tidak
Miftahur Rahman. Ulil Amri dalam Alquran: Sebuah Aplikasi Teori Kontekstual
42
Abdullah Saeed. Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur an dan Hadis · July 2017
31
pertama dan kedua yang menjelaska bahwa Ulil Amri adalah pemimpin
pasukan perang dan orang yang pintar dan bijaksana yaitu Khulafa’ur
Rasyidin, maka di Indonesia tidak ada Ulil Amri. Namun jika mengkuti
pendapat ketiga dari syeikh Nawawi Banten maka konsep Ulil Amri
Amri adalah aturan atau keputusan yang datang dari Al-Qur’an, hadits
berkaitan dengan nalar Nabi secara pribadi) dan keputusan yang memiliki
oleh Ulil Amri maka tidak wajib ditaati secara mutlak dalam artian kita
Contoh dalam masalah ini adalah dalam sholat, ijma’ ulama dalam
sholat adalah tentang bilangan rakaat sholat. Sedangkan dari segi pakaian
32
memerintah memakai pakaian tertentu, maka tidak wajib diikuti secara
mutlak.
penguasa, ‘Ulama’, Guru dan orang tua, jika aturan tersebut merupakan
bagian dari ijma’ Ulama’ maka wajib ditaati. Selebihnya, jika aturan itu
bukan aturan yang merupakan ijma’ Ulama’, maka kita boleh memilih
menaati atau tidak. Akan tetapi, yang dirasa lebih baik untuk kehidupan
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebuah kitab Tafsir al-Misbah dan Marah Labid dan juga mengaju kepada
menyimpukan bahwa:
murni. Dan Ulil Amri tidak terbatas pada satu orang atau satu kelompok
ada tiga. Pertama, pemimpin perang. Kedua, orang yang pandai dan
dan Pemerintah.
adalah perintah yang datangnya dari Al-Qur’an dan Hadits saja. Jika
tidak bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits maka tidak wajib untuk
34
Ulil Amri adalah pemimpin perang maka perintahnya wajib untuk
ditaati. Dari pendapat kedua dan ketiga, maka yang wajib ditaati adalah
Ulil Amri. Perintah yang datang dari Ulil Amri jika tidak bersumber
dari Al-Qur’an dan Hadits maka tidak wajib untuk ditaati, namun jika
Indonesia tidak ada Ulil Amri. Akan tetapi jika mengikuti pendapat
yang ketiga, maka pemerintah Negara dikatakan Ulil Amri hanya saja
pendapat yang wajib ditaati adalah pendapat yang bersumber dari Al-
Qur’an, Hadits dan Ijma’ Ulama seperti bilangan rokaat sholat. Dan
ijma ulama tidak hanya meliputi Indonesia saja, melainkan harus antar
Negara. Seperti contoh penentuan awal puasa dan penentuan hari raya
35
diputuskan Negara, maka golongan tersebut tidak dianggap melanggar
perintah.
B. Saran
Dalam Skripsi ini di bahas tentang Makna Ulil Amri, bahwa sikap
untuk menaati Ulil Amri itu, harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-
Sunnah yang telah di tetapkan oleh Allah dan RasulNya. Serta dalam surat
an-Nisa’ ayat 59 ini terdapat sebuah makna yang tersirat mengenai Ulil
taati oleh masyarakat atau perorangan, selama perintahnya itu pada hal yang
positif dan tidak menyimpang dari ajaran Islam dan pedoman hidup yakni
Dalam hal ini, perlu disadari bahwa penulisan skripsi ini masih
semua pihak untuk memberi saran dan kritik yang bersifat kontruktif,
banyak terima kasih semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri sendiri
khususnya, dan para pembaca pada umumnya, dan diharapkan pula bisa
bidang tafsir.
36
37