Anda di halaman 1dari 4

LO 5 TATALAKSANA FARMAKOLOGIS DAN NON FARMAKOLOGIS

TONSILOFARINGITIS AKUT

Medikamentosa

TERAPI ANTIBIOTIK
 Penicillin atau amoxicillin direkomendasikan sebagai drugs of choice untuk pasien
yang tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat ini.

Gambar 1

Gambar 2
TERAPI ANALGESIK
Obat-obatan seperti NSAID juga dapat meredakan gejala. Selain itu, kortikosteroid dapat
menjadi pilihan dalam terapi karena dianggap sebagai terapi tambahan dalam mengurangi
rasa nyeri atau mempercepat proses pemulihan.

Berikut jenis obat yang bisa digunakan


 Paracetamol
Dosis :
dewasa  oral, 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari
anak  oral
1. usia 1-5 tahun 120–250 mg, usia 6–12 tahun 250– 500 mg, dosis ini dapat
diulangi setiap 4–6 jam jika diperlukan.
2. anak–anak dengan berat badan lebih dari 50 kg, 1 gram setiap 4–6 jam,
maksimum 4 gram per hari.
3. anak–anak dengan berat badan 10-50 kg, 15 mg/kg bb setiap 4–6 jam,
maksimum 60 mg/kg bb per hari.
 NSAIDs
1. Ibuprofen ( non-selective COX inhibitor )
Dosis :
dewasa  dianjurkan 200-250 mg 3-4 kali sehari setelah makan ( jika kondisi
sudah stabil selanjutnya dosis dikurangi).
Anak  usia 1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali sehari, 3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali
sehari setelah makan ( jika kondisi sudah stabil selanjutnya dosis dikurangi).

2. Diklofenak ( preferentially COX-2 selective inhibitor)


dosis :
Dewasa  75-150 mg/hari PO dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan.

 Kortikosteroid ( penggunaan jangka pendek)


1. deksametason
dosis :
dewasa  umum 0,5 - 10 mg/hari PO setelah makan.
anak  10 - 100 mcg/kg bb/hari PO setelah makan.
OBAT KUMUR (Gargarisma)

Obat kumur antiseptik yang berisi chlorhexidine atau benzydamine memberikan hasil yang
baik dalam mengurangi keluhan nyeri tenggorok dan memperbaiki gejala.

LIDOCAINE SPRAY

Lidocaine spray secara signfikan dapat mengurangi keparahan nyeri dalam tiga hari pertama,
tetapi tidak dalam 7 hari pada trial dengan kualitas rendah pada 40 pasien usia 6-14 tahun.

Non Medikamentosa

1. Asupan makanan /cairan yang cukup


2. Kumur larutan saline hangat (air garam hangat)
3. Irigasi dengan larutan normal saline
4. Pencuci mulut yang beku, makanan lembut dan cairan kental, seperti es krim, puding,
serta pelembab.
5. Lozenges dapat memberikan perbaikan local.

(Cots et al., 2015)

Referensi :
1. Fadhilah Az-zahro, N., Himayani, R., & Ayu Ristyaning S, P. A. (n.d.). Tonsilitis:
Etiologi, Diagnosis, Prognosis, dan Tatalaksana (Vol. 10).
2. Pratiwi, D. L., Lestari, A., Satya, N. P., Jayanti, D., Putra, T. W., Fridayanthi, P. U.,
Gede, I., Deny, K., Putra Tjahyadi, P., Gde, L., Maharani, S., & Cahyawati, N. (2022).
A Mini Review: Diagnosis dan Tatalaksana Faringitis Streptococcus Group A. Jurnal
Lingkungan & Pembangunan, 6(2).
https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/wicaksana.
3. Cots, J. M., Alós, J. I., Bárcena, M., Boleda, X., Cañada, J. L., Gómez, N., Mendoza,
A., Vilaseca, I., & Llor, C. (2015). Recomendaciones para el manejo de la
faringoamigdalitis aguda del adulto. Acta Otorrinolaringologica Espanola, 66(3), 159–
170. https://doi.org/10.1016/j.otorri.2015.01.001.
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2022). Cek Produk. Paracetamol, Ibuprofen,
Diklofenak, Deksametason.
5. Cots, J.M. et al. (2015) ‘Recomendaciones para el manejo de la faringoamigdalitis
aguda del adulto’, Acta Otorrinolaringologica Espanola, 66(3), pp. 159–170. Available
at: https://doi.org/10.1016/j.otorri.2015.01.001.
6. Hart, K.M. (2016) ‘Rhinosinusitis and tonsillopharyngitis’, in Family Medicine:
Principles and Practice. Springer International Publishing, pp. 519–526. Available at:
https://doi.org/10.1007/978-3-319-04414-9_42.
7. Indonesia, keputusan M. K. R. (2018). keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/157/2018 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tonsilitis. World Development, 1(1), 29.

Anda mungkin juga menyukai