Ada beberapa lembaga pendidikan yang membebaskan biaya belajar bagi siswa
yang kurang mampu. Namun diluar itu tentu biaya hidup dan kelengkapan belajar
seperti buku pelajaran dan alat tulis juga menjadi kebutuhan yang tak kalah pentingnya
bagi anak yang kurang mampu secara ekonomi. Maka lagi-lagi keterbatasan finansial
dapat menghambat seorang anak dalam proses belajarnya di lembaga pendidikan
formal.
Salah satu solusi untuk mengatasi putus pendidikan formal karena keterbatasan
finansial ialah dengan memberikan beasiswa. Seperti kita ketahui beasiswa adalah
tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar.
Pemberian beasiswa relatif akan mengurangi beban finansial seseorang. Jika masalah
finansial sudah teratasi maka tidak ada alasan baginya untuk tidak fokus pada
pendidikan yang sedang atau akan ditempuhnya. Beasiswa yang diberikan tidak harus
selalu dari pemerintah. Namun instansi-instansi swasta ataupun masyarakat melalui
lembaga-lembaga swadaya dapat juga turut serta memberikan beasiswa untuk anak
bangsa yang layak menerimanya.
Kita tahu bahwa agama secara tidak langsung menganjurkan untuk memperbaiki
pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada anak bangsa yang layak
menerimanya. Demikian juga dengan konstitusi negara yang menjamin tersedianya
pendidikan bagi segenap bangsa Indonesia. Ini termaktub khususnya pada pasal 31 ayat
1 tentang pendidikan dan pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh negara. Maka kesempatan memperoleh pendidikan yang baik
semestinya tidak terhalangi oleh keterbatasan finansial. Ini karena sebagai warga
negara, sekalipun terlahir dalam keadaan ekonomi dan sosial yang buruk, kita sudah
dijamin kesejahteraanya oleh negara. Fakta menunjukan hal yang berbeda. Masih
banyak anak terlantar terutama di perkotaan yang tidak mendapatkan pendidikan yang
cukup. Salah satu imbas dari kenyataan ini adalah banyaknya penyimpangan seperti
perilaku seks bebas, narkoba, tawuran, dan tindak kriminal lain yang dilakukan oleh
sebagian anak terlantar. Untungnya hal ini diimbangi oleh adanya kepekaan dari
masyarakat, aktivis sosial, dan mahasiswa yang dengan sukarela mendirikan komunitas-
komunitas belajar gratis sebagai media pembinaan bagi anak-anak terlantar.
Pemberian beasiswa akan sangat membantu anak bangsa yang kurang mampu
secara finansial. Selain itu bagi penerima beasiswa prestasi, beasiswa adalah suatu
bentuk penghargaan untuknya. Dengan adanya beasiswa anak bangsa akan lebih bisa
berkarya secara produktif demi kemajuan negaranya. Ini karena adanya fakta bahwa ada
banyak anak bangsa yang memiliki kecerdasan serta semangat membangun bangsa yang
tinggi akan tetapi terhalang oleh keterbatasan finansial. Sebaliknya, dibeberapa
kesempatan kita bisa melihat sebagian anak bangsa yang mapan secara ekonomi, karena
ditopang oleh orang tuannya, menyianyiakan waktu belajar mereka di lembaga
pendidikan.
Pemberian beasiswa tentu harus tepat sasaran dan dikelola secara transparan.
Transparan dalam arti kedua belah pihak, baik pemberi dan penerima beasiswa mampu
bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemanfaatan uang. Lebih dari itu semestinya
sebagai bentuk pertanggungjawaban perlu dibuat semacam laporan penggunaan uang
beasiswa oleh penerima beasiswa. Ini dimaksudkan agar penerima beasiswa memiliki
rasa tanggung jawab dan keterampilan dalam pembuatan dokumen-dokumen resmi.
Selain itu instansi ataupun individu pemberi beasiswa haruslah melakukan riset terhadap
calon penerima beasiswa. Riset yang dilakukan meliputi tes potensi akademik dan
bakat, latar belakang sosial dan ekonomi, serta tingkat keseriusan dalam menjalani
proses pendidikan formal nantinya. Ini karena ada beberapa kasus pada sebagian
penerima beasiswa yang ternyata mampu secara ekonomi tapi karena tes yang tidak
begitu ketat ia berhasil mendapatkan beasiswa yang semestinya diberikan kepada yang
kurang mampu.
Maju atau tidaknya suatu bangsa cenderung dipengaruhi oleh proses pendidikan
yang ada di negaranya. Jika proses pendidikan yang ada di suatu negara berjalan dengan
baik maka kualitas kehidupannya pun akan relatif baik. Belajar dari negara Jepang yang
memfokuskan perbaikan pada bidang pendidikan pasca tragedi Hirosima dan Nagasaki
sehingga bisa menjadi negara seperti sekarang ini. Maka bangsa Indonesia semestinya
juga melakukan hal yang sama yaitu memberikan fokus lebih pada dunia pendidikan.