Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AL-QURAN HADIST

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada matapelajaran Al-Quran Hadist
dengan judul “ Hakekat Hidup Sederhana (QS. Al-Furqant : 67) dan (QS. Al-
Isra’ : 29-30)“

Guru Pengajar : Dra. Rajulaini, M.Md.I


Disusun Oleh : ( Kelas 12 IPA 3 Kelompok 1)

1. ALYA RISYDA AFIFAH


2. ALYAA CHALTA THEOPANIA
3. EL DHIYAA' REYRONAA
4. JULIA PERMATA ASRI
5. LUKLUK PUTRI RAMADHANI
6. NAILA NAFISA ZULFIKAR
7. RIENA INDRIANI
8. ZAHWA SALSABILA NASYWA H.

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKANBARU


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hakekat Hidup Sederhana". Makalah ini disusun
bertujuan untuk menambah wawasan tentang hakekat hidup sederhana yang berlandaskan
alquran surah al furqan ayat 67 dan surah Al isra ayat 29-30, dan makalah ini juga bertujuan
untuk lebih memaknai arti dari hakekat hidup sederhana agar terlaksana nya perilaku terpuji di
kehidupan sehari hari. kami sebagai penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun boleh di sampaikan demi kesempurnaan
makalah ini, dan akhir kata kami juga berharap makalah kami ini memberikan manfaat bagi
pembaca, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, 27 Juli 2022

Penulis,

2|P age
DAFTAR ISI

MAKALAH AL-QURAN HADIST.................................................... 1


KATA PENGANTAR ......................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 4
I.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
I.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
I.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 5
I.4 Batasan Masalah .................................................................................... 5
I.5 Manfaat Penulisan ................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 6
II.1 Isi kandungan QS. Al-Furqan ayat 67 ................................................ 6
II.1.1 Tidak Isrâf ............................................................................................................ 7
II.1.2 Tidak Kikir ........................................................................................................... 7
II.2 Isi kandungan QS. Al-Isra ayat 26-30 ................................................ 8
BAB III KESIMPULAN...................................................................... 9
III.1 Kesimpulan ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 10

3|P age
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Membudayakan hidup sederhana dan menyantuni duafa adalah perilaku terpuji,


membudayakan hidup sederhana membuat kita sebagai manusia harus senantiasa
bersyukur akan nikmat yang allah berikan, dan bisa membuat kita merasa cukup.
Menyantuni duafa juga sangat perlu kita terapkan dalam kehidupan agar kita senantiasa
bersyukur dan membagi rasa kebahagiaan kepada sesama manusia. dalam ayat tersebut
allah juga memberikan ciri ciri orang kikir, yaitu tidak mau menafkahi sedikit hartanya
untuk orang yang lebih membutuhkan, dan senantiasa foya foya untuk hal yang tidak
sangat di perlukan di dalam kandungan surah al furqan ayat 67 juga menganjurkan kita
untuk tidak boros dan menafkahkan sebagian harta untuk kaum duafa. Sehingga kami
dapat Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut, Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah, Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan, Menghayati perintah Allah swt.. tentang pola hidup sederhana
dan bersikap santun, Mengamalkan peduli dan santun dalam bermasyarakat, Menganalisis
QS al-Furqan (25): 67 tentang kesederhanaan, QS al-Isra‟ (17): 26–27, 29–30 tentang
kesederhanaan dalam hidup.
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik, peserta didik mampu
menganalisis kandungan ayat-ayat dan hadis-hadis tentang pola hidup sederhana dan
menyantuni dhuafa, mendemonstrasikan hafalan sesuai kaidah ilmu tajwid,
mengomunikasikan hasil analisis dalam secara lisan atau tertulis, mengamalkan sikap
sederhana, santun, peduli dalam kehidupan.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :


1. Apa itu hakekat hidup sederhana?
2. Apa isi kandungan dari QS. Al-Furqan ayat 67?

4|P age
3. Apa isi kandungan dari QS. Al-Isra ayat 26-30?

I.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut :


1. Mengetahui tentang hakekat hidup sederhana
2. Mengetahui isi kandungan QS. Al-Furqan ayat 67
3. Mengetahui isi kandungan QS. Al-Isra ayat 26-30

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari makalah ini sebagai berikut :


1. Hakekat hidup sederhana
2. Isi kandungan QS. Al-Furqan ayat 67
3. Isi kandungan QS. Al-Isra ayat 26-30

I.5 Manfaat Penulisan

Manfaat Penulisan dari makalah ini sebagai berikut :


1. Dengan menerapkan hidup sederhana kita dapat meningkatkan hari esok menjadi
lebih baik dan menjadikan kita pribadi yang senantiasa berhemat dan tidak boros.
2. Memberi pengetahuan mendalam tentang makna dari QS. al-furqan : 67
3. Memberi pengetahuan mendalam tentang makna dari Qs. al-isra' : 26-30

5|P age
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Isi kandungan QS. Al-Furqan ayat 67

َ ِ‫َو ال َّ ِذ ي َن إ ِ ذ َ ا أ َن ْ ف َ ق ُ وا ل َ ْم ي ُ س ِْر ف ُ وا َو ل َ ْم ي َ قْ ت ُ ُر وا َو كَ ا َن ب َ يْ َن َٰذ َ ل‬


‫ك ق َ َو ام ا‬

Artinya :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
QS al-Furqan (25): 67

Pada ayat di atas dengan jelas menyebutkan, apabila manusia atau orang yang
beriman yang ingin membelanjakan hartanya, maka ketika membelanjakan tersebut dia
tidak boleh terlalu boros, dan juga tidak boleh terlalu kikir, melainkan berada di tengah-
tengah (moderat). Kalau kita berbelanja, maka belanjalah sesuai dengan keperluan. Kalau
bersedekah, jangan sampai memberikan sedekah terlalu banyak. Hanya karena bangga
dengan pahala bersedekah sehingga kita bersedekah terlalu banyak, sedangkan kita lupa
akan kebutuhan kita sendiri. Tetapi jangan pula karena mengingat akan kebutuhan kita,
lalu kita tidak mau mengeluarkan apa yang kita miliki, hingga zakat sekalipun tidak mau
dikeluarkan. Itulah orang yang kikir sebenarnya. Dalam hal ini, kita harus bersikap
moderat, tidak kikir dan tidak juga boros, namun berada di antara keduanya (moderat).
Pada dasarnya, janganlah kita membelanjakan sesuatu sampai habis, dan jangan pula
kita enggan membelanjakan apa yang ada pada diri kita. Hal ini tak mudah dilaksanakan,
karena pada umumnya manusia itu bersifat konsumtif. Sifat konsumtif yang tak bisa
ditahan yang kemudian menjadi-jadi, itulah yang disebut pemborosan. Tapi kalau
menahannya juga menjadi-jadi, itulah yang dinamakan kikir. Di dalam hadis Nabi juga
disebutkan, bahwa: “Urusan yang terbaik adalah urusan yang di tengah-tengah.”
Beberapa sifat yang dimiliki iIbâd al-Rahmân, para hamba Dzat Yang Maha
Penyayang memang benar-benar terpuji. Dalam ayat ini, sifat yang dijelaskan adalah
dalam membelanjakan dan menafkahkan harta yang dikaruniakan Allah swt. kepada
mereka.(Al Quran Hadis MA 12 Fix Ayomadrasah, n.d.)

6|P age
II.1.1 Tidak Isrâf

Allah swt.. berfirman: wa al-ladzîna idzâ anfaqû lam yusrifû (dan orang-orang
yang apabila membelanjakan [harta], mereka tidak berlebih-lebihan). Kata al-infâq
yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah membelanjakan harta. Diceritakan ayat ini,
para hamba Dzat Yang Maha Penyayang itu dalam membelanjakan hartanya tidak
isrâf (melampaui batas). Dalam ayat ini disebutkan: lam yusrifû.
Secara etimologi, kata al-isrâf berasal dari kata al-saraf. Dijelaskan oleh al-
Asfahani, kata al-isrâf berarti tajâwaz al-hadd fî kulli fi‟l yaf‟aluhu al-insân (tindakan
melampaui batas pada semua perbuatan yang dikerjakan manusia), meskipun yang
lebih populer digunakan dalam hal infak (membelanjakan harta).
Dikarenakan pengertiannya adalah tajâwaz al-hadd (melampaui batasan), maka
amat penting diketahui tentang had (batasan) yang menjadi miqyâs (tolok ukur,
standar). Dengan batasan tersebut maka dapat diketahui, apakah membelanjaan harta
sudah terkategorikan sebagai al-isrâf atau belum. Oleh karena kata tersebut dalam al-
Qur‟an, maka batasan yang dimaksud adalah syara'. Bukan akal, adat, kebiasaan,
begitu juga bukan kesederhanaan yang menjadi standar hidup. Dengan demikian,
apabila seseorang membelanjakan harta untuk sesuatu yang diharamkan Allah maka
inilah yang dmaksud dengan al-isrâf, ( melampaui batas).(Al Quran Hadis MA 12 Fix
Ayomadrasah, n.d.)

II.1.2 Tidak Kikir

Di samping tidak membelanjakan harta dalam kemaksiatan, mereka juga tidak


bersifat kikir. Allah swt. berfirman: wa lam yaqturû (dan tidak [pula] kikir). Secara
etimologi, al-qatr berarti taqlîl al-nafqah (meminimkan nafkah). Kata ini semakna
dengan al-bukhl, lawan dari al-isrâf. Sedangkan secara syar‟i, al-qatr berarti menahan
diri dari membelanjakan harta dalam ketaatan kepada Allah swt..
Allah swt. memerintahkan kepada umatnya untuk tidak bersifat kikir, karena
perbuatan tersebut memang terlarang. Larangan ini disebutkan dalam nas lain, seperti
firman Allah swt.: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta
yangAllah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan
itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta
yangmereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat (QS Ali
„Imran [3]: 180).
Secara spesifik, orang-orang yang tidak membayar zakat diancam dengan
siksaan yang keras. Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang pun yang
memilikiemas dan perak, lalu tidak mengeluarkan zakatnya, kecuali akan dipakaikan
kepadanya pakaian dari api neraka; yang dengan pakaian itu di neraka,
pinggang,punggung, dan keningnya meleleh. Setiap bagian tubuh tadi hancur
dikembalikan lagi seperti semula (HR al-Khamsah kecuali al-Tirmidzi).(Al Quran
Hadis MA 12 Fix Ayomadrasah, n.d.)

7|P age
II.2 Isi kandungan QS. Al-Isra ayat 26-30

Artinya :
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk
memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka
ucapan yang pantas. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-
hamba-Nya. QS al-Isra‟ (17): 26–30

Ayat-ayat tersebut mengandung pesan untuk bersikap sederhana dalam hidup. Sikap
tersebut adalah tidak berlebihan sekalipun dalam berinfak. Demikian juga dilarang untuk kikir
dalam membelajakan harta. Sifat boros adalah perilaku setan yang ingkar kepada Tuhannya.
Larangan kikir digambarkan dengan tangan yang terbelenggu di leher. Kikir akan
mengakibatkan pelakunya tercela, sedang boros menjadikan pelakunya menyesal di kemudian
hari.
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa Allah swt. sangat mengetahui potensi hamba-
hambaNya. Allah swt. melapangkan rezeki kepada sebagian manusia dan mencukupkan
kepada sebagian yang lain. Manusia diwajibkan menjemput rezeki yang telah dipersiapkan
Allah baginya.(Al Quran Hadis MA 12 Fix Ayomadrasah, n.d.)

8|P age
BAB III
KESIMPULAN

III.1 Kesimpulan

Dari kedua ayat diatas ini mengajarkan kita untuk hidup sederhana. Gunakanlah
harta dengan seperlunya jangan sampai berlebihan, dan jangan pula sampai kikir. Surat Al
Isra’ ayat 26-27 adalah ayat yang memerintahkan membantu sesama dan
larangan mubazir (boros). surat Al Furqan ayat 67 memiliki keterkaitan yang erat dengan
makna al-iqtishad dan al-muqtashid yang mengandung arti penghematan dan tidak
berlebih-lebihan. Artinya, ayat tersebut mengajarkan umat Muslim untuk hidup sederhana
dan tidak berlebihan dalam membelanjakan harta mereka.

9|P age
DAFTAR PUSTAKA

Al Quran Hadis MA 12 fix ayomadrasah. (n.d.).

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai