Ag
MAKALAH
IJTIHAD
Oleh :
KELOMPOK 8
MUDARRIS
NPM : 0219210029
PANGKAJENE SIDRAP
2022/2023
KATA PENGANTAR
Mengingat materi ini yang menjadi tugas kami untuk menggali lebih luas dan
mendalam, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis, baik tentang pengetahuan dan literature yang kami miliki.
Maka dari itu, adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi tercapainya makalah yang lebih baik dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmatNyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dalam
Mata Kuliah USHUL FIQIH. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kehadirat Nabi Muhammad SAW atas keluarganya, sahabat– sahabatnya serta
orang– orang yang mengikutinya yang telah membimbing umat manusia kejalan yang
benar untuk menuju kehidupan kebahagiaan dunia dan akhirat. Makalah ini dengan
judul “IJTIHAD“ yang merupakan tugas dari dosen pembimbing.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Pengertian ijtihad............................................................................................................6
B. Kedudukan hukum Ijtihad............................................................................................6
C. Syarat-syarat dan Tingkatan Mujtahid......................................................................10
D. Ruang Lingkup dan pembagian kaidah-kaidah ijtihad............................................12
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ijtihad
Dikutip dari jurnal yang berjudul 'Ijtihad Sebagai Alat Pemecahan Masalah
Umat Islam', kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang memiliki arti
“al-masyoqot” (kesulitan atau kesusahan) dan “athoqot” (kesanggupan dan
kemampuan) atas dasar pada firman Allah Swt dalam QS. Yunus ayat 9 yang
artinya: ..”dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan)
selain kesanggupan”.
Pengertian ijtihad sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yakni pengertian ijtihad
secara etimologi dan pengertian ijtihad secara terminologi.
Pengertian ijtihad secara etimologi memiliki pengertian: “pengerahan segala
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”. Sedangkan pengertian ijtihad
secara terminologi adalah penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang
terdekat pada kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh
nash yang ma’qu; agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal
dengan maslahat.
Kemudian Imam al-Amidi menjelaskan pengertian ijtihad yaitu mencurahkan
semua kemampuan untuk mencari hukum syara yang bersifat dhanni, sampai merasa
dirinya tidak mampu untuk mencari tambahan kemampuannya itu. Sedangkan menurut
mayoritas ulama ushul fiqh, pengertian ijtihad adalah pencurahan segenap kesanggupan
(secara maksimal) seorang ahli fikih untuk mendapatkan pengertian tingkat dhanni
terhadap hukum syariat.
B. Kedudukan hukum Ijtihad
Bagaimana kedudukan ijtihad dalam Islam? Banyak umat Islam yang belum
menyadari bahwa peran ijtihad juga penting di dalam Islam. Kedudukan ijtihad dapat
dikatakan sejajar dengan hukum Islam lainnya, yakni Alquran dan sunnah.
Sangat penting adanya bagi umat muslim untuk memahami kedudukan ijtihad sebagai
tambahan pengetahuan tentang islam. Agar tidak ada kesalahpahaman dalam
mendalami ijtihad tersebut.
Menurut buku Islamology: Ijtihad, Maulana Muhammad Ali, 2011, bukan hanya
umatnya, para ulama pun harus melakukan ijtihad dalam mencari solusi permasalahan
yang dihadapi umat Islam. Berbagai perbedaan mazhab yang kita ketahui saat ini
adalah hasil dari ijtihad. Kita tahu tidak ada yang salah dari mazhab-mazhab tersebut
karena itu semua merupakan hasil terbaik dari para mujtahid untuk menemukan hukum
terbaik.
Kata “Ijtihad” berasal dari bahasa Arab, yaitu “Ijtihada Yajtahidu Ijtihadan” yang
artinya mengerahkan segala kemampuan dalam menanggung beban. Dengan kata lain,
Ijtihad dilaksanakan saat ada pekerjaan yang sulit untuk dilakukan.
Fungsi ijtihad sendiri di dalam Islam adalah:
1. Fungsi ijtihad al-ruju’ (kembali):mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada al-
Qur’an dan sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan.
2. Fungsi ijtihad al-ihya (kehidupan): menghidupkan kembali bagian-bagian dari
nilai dan Islam semangat agar mampu menjawab tantangan zaman.
3. Fungsi ijtihad al-inabah (pembenahan): memenuhi ajaran-ajaran Islam yang
telah di-ijtihadi oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan
menurut konteks zaman dan kondisi yang dihadapi.
Contoh ijtihad
1. Tentang penentuan 1 Syawal.
Para ulama berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumen masing-masing untuk
menentukan 1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Masing-masing dari mereka
memiliki dasar hukum dan cara dalam penghitungannya, bila telah ketemu kesepakatan
ditentukanlah 1 Syawal itu.
2. Tentang bayi tabung.
Pada zaman Rasulullah SAW bayi tabung belum ada. Akhir akhir ini bayi tabung
dijadikan solusi oleh orang yang memiliki masalah dengan kesuburan jadi dengan cara
ini berharap dapat memenuhi pemecahan masalah agar dapat memperoleh keturunan.
Pada dasarnya Ijtihad berguna untuk membantu manusia dalam menemukan solusi
hukum atas suatu masalah yang belum ada dalilnya di dalam Alquran dan hadis.
Sedangkan tujuan Ijtihad adalah untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam
beribadah kepada Allah pada waktu dan tempat tertentu.
1 . Hukum Ijtihad,
Jumhur ulama sepakat bahwa apabila dalam nas tidak dijumpai hukum yang
akan diterapkan pada suatu kasus, maka seorang mujtahid boleh melakukan ijtihad
sesuai dengan metode yang telah disepakati bersama. Mayoritas Ulama fiqih dan
us}u>l , diperkuat oleh atTaftazani dan ar-Ruhawi mengatakan, “ijtihad tidak boleh
dalam masalah qat}’iyya>t dan masalah akidah”. Minoritas Ulama (al.Ibnu Taimiyah
dan Al-H}umma>m) membolehkan adanya ijtihad dalam akidah.
Hukum melakukan ijtihad bagi orang yang telah memenuhi syarat dan kriteria ijtihad:
a. Fardu ‘ain untuk melakukan ijtihad untuk kasus dirinya sendiri dan ia harus
mengamalkan hasil ijtihadnya sendiri.
b. Fardu ‘ain juga untuk menjawab permasalahan yang belum ada hukumnya. Dan bila
tidak dijawab dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam melaksanakan hukum
tersebut, dan habis waktunya dalam mengetahui kejadian tersebut.
c. Fard}u kifayah jika permasalahan yang diajukan kepadanya tidak dikhawatirkan
akan habis waktunya, atau ada lagi mujtahid yang lain yang telah memenuhi syarat.
d. Dihukumi sunnah, jika berijtihad terhadap permasalahan yang baru, baik ditanya
ataupun tidak.
e. Hukumnya h}aram terhadap ijtihad yang telah ditetapkan secara qat}’i karena
bertentangan dengan syara’
Lapangan Ijtihad, Tidak semua lapangan hukum Islam dapat menjadi pokok
ijtihad. Lapangan yang tidak boleh menjadi lapangan ijtihad adalah:
1. Hukum yang dibawa oleh nas} qat}’i, baik kedudukannya maupun
pengertiannya, atau di bawa oleh Hadis\ mutawatir, seperti kewajiban shalat, puasa,
zakat, haji, dan sebagainya. Haramnya riba dan memakan harta orang. Demikian pula
penentuan bilangan-bilangan tertentu dari syara’ yang dibawa oleh hadi>s\ mutawatir
juga tidak menjadi objek ijtihad, seperti bilangan rekaat shalat, waktu-waktu shalat,
cara melakukan haji dan sebagainya.
2. Hukum-hukum yang tidak dibawa oleh suatu nas} dan tidak pula diketahui
dengan pasti dari agama, tetapi telah disepakati (diijma’kan) oleh para mujtahidin dari
suatu masa, seperti pemberian warisan sebesar seperenam harta warisan untuk nenek
perempuan, tidak sahnya perkawinan antara wanita Islam dengan lelaki non-muslim.
1.Syarat-syarat ijtihad
Mujtahid adalah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbath
(mengeluarkan hukum dari sumber hukum syariat) dan tatbiq (penerapan hukum).
Terdapat banyak perbedaan dalam menentukan syarat-syarat mujtahid.
Adapun syarat-syarat yang telah disepakati adalah.
Mengetahui Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber hukum Islam primer sebagai fondasi dasar
hukum Islam. Oleh karena itu, seorang mujtahid harus mengetahui al-Qur’an
secara mendalam.
Mengetahui Asbab al-Nuzul
Mengetahui sebab turunnya ayat termasuk dalam salah satu syarat
mengetahui al-Qur’an secara komprehensif, bukan hanya pada tataran teks
tetapi juga akan mengetahui secara sosial-psikologis.
Mengetahui Nasikh dan Mansukh
Hal ini bertujuan untuk menghindari agar jangan sampai berdalih
menguatkan suatu hukum dengan ayat yang sebenarnya telah di-nasikh-kan dan
tidak bisa dipergunakan untuk dalil.
Mengetahui As-Sunnah
Yang dimaksudkan as-Sunnah adalah ucapan, perbuatan atau ketentuan
yang diriwayatkan dari Nabi SAW.
4) mujtahid murajih yaitu mujtahid yang membandingkan beberapa imam mujtahid dan
dipilih yang lebih unggul.
1. Ruang lingkup
Masalah yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia dan
hubungannya dengan alam, senantiasa berkembang dan berubah-ubah, sehingga
karenanya senantiasa membutuhkan adanya penyelesaian dalam ketentuannya. Semua
penyelesaian hubungan tersebut diperlukan penggunaan ijtihad guna menentukan
pedoman hukumnya, agar tidak salah dalam penetapannya akibat adanya perubahan
siatuasi dan kondisi tersebut. Disinilah pangkal perlunya ijtihad, sehingga ijtihad
tersebut menjangkau lapangan yang luas yang meliputi :
2. Kaidah-kaidah ijtihad
a. Pengertian kaidah
kaidah (( القاعدةsecara bahasa, dapat diartikan sebagai dasar, fondasi, dan
pokok. Sementara kata jamanya (plural) adalah qawaid ( القواعد.(Kata kaidah di
dalam Alquran mislanya: Qs. Al-baqarah ayat 127
َوِاْذ َيْر َفُع ِاْبٰر ٖه ُم اْلَقَو اِع َد ِم َن اْلَبْيِت َو ِاْسٰم ِع ْيُۗل َرَّبَنا َتَقَّبْل ِم َّناۗ ِاَّنَك َاْنَت الَّسِمْيُع اْلَعِلْيُم
DAFTAR PUSTAKA
http://pikirdandzikir.blogspot.com/2020/02/ijtihad-dalam-ushul-fiqih-pai-
semester.html
https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-127
https://www.ilmusaudara.com/2015/09/pengertian-ijtihad-ruang-lingkup-dan.html