Uts Kajian Islam
Uts Kajian Islam
Nim : 210801045
1.) Kajian Islam merupakan upaya untuk mempelajari hal-hal yang terkait dengan agama
Islam dari berbagai aspek. Ilmu yang digunakan dalam kajian Islam ini disebut juga
dengan studi Islam. Kajian Islam sendiri merupakan ilmu yang cakupannya cukup luas.
Sebab kajian Islam tidak hanya membahas syariat dan ajaran Islam semata, melainkan
juga melibatkan disiplin ilmu lain, termasuk filsafat, secara, dan kebudayaannya. Tujuan
dari kajian Islam adalah untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai ajaran
agama Islam, agar muslim pada khususnya dapat melaksanakan dan mengamalkannya
dengan benar. Sedangkan bagi kalangan non-Muslim, kajian Islam memiliki tujuan untuk
mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik agama yang berlaku dikalangan umat
islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, kajian Islam merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang terkait dengan
agama Islam. Meski demikian, tidak semua aspek dalam agama Islam bisa menjadi objek
kajian dalam ilmu ini. Menurut Muhammad Nur Hakim, seperti dikutip dari Universitas
Isla An Nur Lampung, setidaknya ada tiga aspek dalam agama Islam yang bisa menjadi
objek Kajian Islam, antara lain sebagai berikut:
Islam sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi pemeluknya sudah
final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.
Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
2.) – Teologi rasional
Teologi rasional adalah salah satu alternative yg ditawartkan para pemikir Islam untuk
mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern ini.
- Teologi tradisional
Teologi Tradisional adalah Aliran Teologi yang memberikan kedudukan lemah pada
akal, menurut Teologi ini akal tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban
manusia.
- Ciri-ciri teologi rasional
Ciri teologi rasional adalah:
Akal mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, karenanya dalam memahami
wahyu, aliran ini cenderung mengambil arti majazi.
Manusia bebas berbuat dan berkehendak. Karena akalkuat, manusia mampu
berdiri sendiri, mempunyai kebebasan dalam kemauan dan kehendak serta
mampu berpikir secara mendalam.
Keadilan Tuhan, menurut paham ini, terletak pada adanya hukum sunatullah
yang mengatur perjalanan alam ini.
- Ciri-ciri teologi tradisional
Ciri-ciri teologi tradisional adalah;
Akal mempunyai kedudukan yang rendah, karenanya dalam memahami
wahyu, aliran ini cenderung mengambil arti lafzhi atau literal.
Kedua, Manusia tidak bebas berbuat dan berkehendak.
Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan menurut paham ini, bukan menurut
sunatullah, namun benar-benar menurut kehendak mutlak Tuhan.
Dalam ilmu kalam, kelompok yang termasuk rasional adalah aliran yang
menganut paham atau pemikiran teologi yang banyak mengandalkan pada
kekuatan rasio. Mereka mengatakan bahwa akal mempunyai daya yang kuat serta
memberikan interpretasi secara liberal terhadap teks ayat-ayat Alquran dan Hadis.
Dengan demikian timbullah pemikiran liberal. Interpretasi secara liberal dalam
ilmu kalam dilakukan oleh aliran Mu’tazilah dan Maturidiah Samarkand.