(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan Perilaku Jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu
pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengelolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara: a. mandiri, b. bertindak secara
efektif, dan c. kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
C. Kompetisi Awal
Peserta didik telah memahami materi tentang defenisi dan ciri teks editorial (perbaiki diksi)
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui penerapan model cooperative learning metode Jigsaw, peserta didik dapat
menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial dengan benar
E. Materi Pembelajaran
1. Struktur teks editorial :
a. Pengenalan Isu
b. Argumentasi
c. Penegasan Ulang
2. Kaidah Kebahasaan
a. Kalimat Retoris
b. Istilah popular
c. Pronominal
d. Konjungsi Kausalitas
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Cooperative Learning
3. Metode Pembelajaran : Jigsaw
H. Sumber Pembelajaran
▪ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2018. Bahasa
Indonesia SMA/SMK/MA Kelas XII.Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
▪ Internet
I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
1. Guru menyampaikan salam dan menanyakan keadaan
peserta didik
2. Guru meminta peserta didik untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru menyampaikan kisah inspiratif untuk meningkatkan
motivasi peserta didik terutama dalam hal menganalisis
5. Guru mencoba mereflesi materi yang telah diajari pada
pertemuan sebelumnya
6. Guru menyampaikan informasi terkait kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peserta didik
(kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran)
Pendahuluan 7. Guru menyampaikan aspek spritualisasi materi yang akan 15 menit
dipelajari
8. Guru menjelaskan alur kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh peserta didik
9. Guru membagi peserta dalam bentuk kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang
10. Guru membagikan LKDP
(tentang pemahaman terkait struktur dan kaidah kebahasaan
teks editorial) yang berbeda kepada setiap anggota
kelompok
11. Guru menjelaskan kunci
kesuksesan dari metode yang digunakan (tanggung jawab
memahami dan menjelaskan materi)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
1. Pengelompokan
a. Peserta didik berkumpul bersama dengan kelompok asal
b. Peserta didik melakukan rapat teknis terkait target dan
langkah kerja setiap anggota kelompok.
c. Peserta didik berkumpul dengan kelompok ahli
2. Eksplorasi
a. Kelompok ahli mulai melakukan eksplorasi terkait
materi yang sesuai dengan nama kelompok masing-
masing
b. Kelompok ahli melakukan diskusi untuk
menyeragamkan pemahaman terkait materi yang telah
dicari
c. Kelompok ahli mengisi LKPD Kelompok Ahli untuk
dijadikan sebagai media dalam penyampaian materi di
kelompok asal
3. Presentasi
a. Peserta didik kembali berkumpul dengan kelompok asal
b. Setiap anggota kelompok memberikan penjelasan terkait
Inti 150 menit
materi yang telah diperoleh dari kelompok ahli
c. Guru membagikan LKPD (tentang menganalisis struktur
dan kebahasaan teks editorial)
d. Berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh, peserta
didik mengerjakan LKPD yang telah dibagikan.
e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka
di hadapan kelompok lainnya dengan menjadikan guru
sebagai narasumber.
f. Kelompok lain diperkenankan untuk memberikan
tanggpan terkait presentasi yang dibawaka oleh
kelompok penyaji materi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
1. Peserta didik secara bersama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
2. Guru kembali menyampaikan aspek spritualisasi
yang telah disampaikan sebelumnya
3. Peserta didik saling memberikan umpan
Penutup balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah dicapai. 15 menit
4. Guru menyampaikan gambaran materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
5. Guru meminta peserta didik untuk memimpin doa
sebelum menutup pembelajaran
2. Bentuk Penilaian:
a. Jurnal : catatan sikap yang menonjol
b. Tes tertulis : uraian /PG dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Penugasan : lembar penilaian tugas
4. Remedial
✔ Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
✔ Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui sistem remedial pada
umumnya, tutor sebaya, penugasan, atau tes
✔ Peserta didik akan diberi 3 kali kesempatan remedial jika remedial pertama masih
belum mencapai nilai yang diharapkan.
5. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
▪ Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
▪ Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
Lampiran 1
Uraian Materi Pembelajaran
✔ Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk memperoleh
jawaban. Lho, terus buat apa dong? Kalimat retoris bertujuan agar pembaca berempati
dan fokus terhadap isu yang sedang dibicarakan. Lewat kalimat retoris, diharapkan
pembaca termotivasi untuk melakukan sesuatu atau berubah pikiran.
Contoh:
1) Bukankah siapapun berhak mengekspresikan imajinasinya melalui karya yang
diciptakan?
2) Apakah pemerintah akan tetap menutup mata dan telinga terhadap protes yang
dilakukan masyarakat?
✔ Istilah populer adalah kata yang digunakan dan dipahami masyarakat secara umum
dalam komunikasi sehari-hari. Istilah popular juga bisa didefenisikan sebagai istilah
yang popular karena sebuah isu yang marak diperbincangkan
Contoh:
Contoh:
1) Wabah korona belum juga mereda, tercatat 42 orang meninggal karena virus tersebut.
2) Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik,
tidak bijak, dan tidak logis.
✔ Konjungsi kausalitas adalah kata sambung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
untuk menggambarkan sebab akibat.
Contoh:
Isntrumen Soal:
Salah satu kasus dari spill the tea terjadi ketika agat twitter dihebohkan dengan
pernyataan dari perempuan yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual Gofar
Hilman, Hafsyarina Sufa Rebowo alias Syerin, pemilik akun Twitter Quweenjojo. Polemik
tudingan pelecehan seksual yang diarahkan ke penyiar radio sekaligus YouTuber Gofar
Hilman tengah menjadi sorotan setelah perempuan yang mengaku korban memberi
klarifikasi dan meminta maaf pada tanggal 10 Februari 2022. Pemilik akun Twitter
Quweenjojo juga menjelaskan alasan dirinya bisa membuat tuduhan palsu ke Gofar soal
pelecehan seksual. Ia merasa terpancing dengan berbagai cerita pelecehan seksual yang
kala itu memang sedang jadi topik hangat publik. "Pada tanggal 8 Juni kenapa saya men-
tweet hal seperti itu ...? Karena adanya pancingan atau trigger dari cerita-cerita
pelecehan seksual lainnya. Dan, ada delusi atau dorongan internal yang imajinatif dari
diri saya untuk menceritakan hal tersebut ke publik," ujar Syerin.
Dari kasus tersebut, kita bisa belajar bahwa ternyata, budaya spill the tea juga
memiliki resiko yang besar. Membeberkan ‘fakta’ yang menurut versi kita saja bukanlah
jalur yang dilindungi hukum. Spill the tea di media sosial dalam batas tertentu memang
membantu visibilitas kasus yang diangkat ke khalayak umum. Mungkin salah satunya bisa
berdampak pada bagaimana kasus ini akhirnya bisa diangkat dalam kasus pidana. Namun,
tak sedikit spill the tea memiliki dampak yang cukup berbahaya.
Spill the tea merupakan alternatif untuk melawan, yang juga beresiko tinggi. Yang
seharusnya mereka menjadi korban, malah dipidanakan. Jangan sampai korban yang
menanggung trauma justru disalahkan. Sebagian orang yang melakukan spill the tea,
berujung opini yang tergiring kesana sini dan masalahnya tak kunjung selesai. Selain itu,
batasan antara masalah pribadi dan masalah yang boleh diketahui umum itu, nyaris tidak
ada dikarenakan budaya spill the tea ini.
Tidak semua masalah harus menjadi konsumsi publik. Kita perlu memilah milah
masalah yang perlu diekspos di ‘ruang aman’. Kehadiran UU ITE membuat ‘ruang aman’
itu tetap punya risiko. Ruang aman yang dimaksud disini adalah sosial media. Apalagi
aktivitas bermedia sosial di Indonesia masih tidak dilindungi hukum karena kekosongan
regulasi proteksi perlindungan data pribadi. Terkhusus dalam kasus pelecehan atau
kekerasan seksual, Nenden berpesan: Pertama adalah memvalidasi pengalaman korban
terlebih dahulu dan tetap mengikuti proses penyidikan selanjutnya. Hal ini penting agar
setidaknya korban punya ruang aman dan nyaman untuk berbagi dan memberikan afirmasi
bahwa suara mereka akan didengarkan.
Tentukkan letak dari struktur Pengenalan Isu, Argumentasi, dan Penegasan Ulang dari teks
di atas! sertakan alasan Anda!
Rubrik Penilaian:
Nilai = Skor yang diperoleh x skor ideal = nilai akhir skor maksimal
Skor maksimum
0 Tidak menjawab
A. 1)
B. 1) & 2)
C. 3) & 4)
D. 4)
E. 5)
Nomor Soal Skor Kriteria Penilaian
0 Tidak menjawab