Anda di halaman 1dari 27

HIS SI 05.

3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H51 - KEADAAN ORANG KAFIR KETIKA DIGIRING DAN DIKUMPULKAN KE NERAKA

Pertama, mereka akan digiring dengan kasar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

١٣ ‫َار َجهَنَّ َم َد ًّع ۗا‬ ٰ


ِ ‫يَوْ َم يُ َد ُّعوْ نَ اِلى ن‬
١٤ َ‫ٰه ِذ ِه النَّا ُر الَّتِ ْي ُك ْنتُ ْم بِهَا تُ َك ِّذبُوْ ن‬
“Pada hari mereka akan didorong ke neraka Jahannam dengan keras. Dikatakan kepada
mereka, inilah neraka yang dahulu kalian dustakan”. (At-Tuur : 13-14)
Kedua, mereka akan digiring secara berkelompok dan akan disambut oleh para malaikat
penjaga neraka di ambang pintu neraka dengan penuh penghinaan. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman yang artinya,

‫ال لَهُ ْم خَزَ نَتُهَٓا اَلَ ْم يَْأتِ ُك ْم‬


َ َ‫ت اَ ْب َوابُهَا َوق‬ ْ ‫ق الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُْٓوا اِ ٰلى َجهَنَّ َم ُز َمرًا ۗ َح ٰتّ ٓى اِ َذا َج ۤاءُوْ هَا فُتِ َح‬ َ ‫َو ِس ْي‬
ُ‫ت َكلِ َمة‬ ْ َّ‫ت َربِّ ُك ْم َويُ ْن ِذرُوْ نَ ُك ْم لِقَ ۤا َء يَوْ ِم ُك ْم ٰه َذا ۗقَالُوْ ا بَ ٰلى َو ٰل ِك ْن َحق‬
ِ ‫ُر ُس ٌل ِّم ْن ُك ْم يَ ْتلُوْ نَ َعلَ ْي ُك ْم ٰا ٰي‬
٧١ َ‫ب َعلَى ْال ٰكفِ ِر ْين‬ ِ ‫ْال َع َذا‬
٧٢ َ‫س َم ْث َوى ْال ُمتَ َكب ِِّر ْين‬ َ ‫اب َجهَنَّ َم ٰخلِ ِد ْينَ فِ ْيهَا ۚفَبِْئ‬ َ ‫قِ ْي َل ا ْد ُخلُ ْٓوا اَ ْب َو‬
Orang-orang kafir akan digiring ke neraka jahannam secara berkelompok-berkelompok.
Sehingga apabila mereka telah sampai di ambang neraka, dibukakanlah pintu-pintunya dan
berkatalah para penjaga neraka kepada mereka “Bukankah telah datang kepada kalian
rasul2 yang berasal dari kalian yang membacakan kepada kalian ayat2 Rabb kalian dan
mengingatkan kalian pertemuan dengan hari ini?”. Mereka menjawab, ”Benar telah
datang”. Namun telah tetap adzab bagi orang2 kafir. Dikatakan kepada mereka, “Masuklah
kalian melewati pintu2 neraka Jahannam tersebut sedangkan kalian kekal di dalamnya”.
Maka neraka jahannam itulah seburuk2 tempat bagi orang2 yang menyombongkan diri (Az-
Zumar : 71-72).
Ketiga, mereka akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajah-wajah mereka.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ٰۤ ُ
‫ضلُّ َسبِ ْياًل‬
َ َ‫ك َشرٌّ َّم َكانًا َّوا‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ࣖ اَلَّ ِذ ْينَ يُحْ َشرُوْ نَ ع َٰلى ُوجُوْ ِه ِه ْم اِ ٰلى َجهَنَّ ۙ َم ا‬
“Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka Jahannam dengan berjalan di atas wajah-wajah
mereka, mereka itulah orang-orang yang paling jelek kedudukan mereka dan paling sesat
jalan mereka” (Al-Furqan : 34).
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai nabi
Allah, bagaimana orang kafir dikumpulkan di atas wajahnya pada hari kiamat?”. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bukankah yang telah menjadikan dia berjalan di
atas kedua kakinya di dunia mampu untuk menjadikan dia untuk berjalan di atas wajahnya
pada hari kiamat?”. (HR. Bukhari dan Muslim)
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

Keempat, mereka akan dikumpulkan dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman,

‫ص ًّم ۗا‬
ُ ‫َونَحْ ُش ُرهُ ْم يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة ع َٰلى ُوجُوْ ِه ِه ْم ُع ْميًا َّوبُ ْك ًما َّو‬
“Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat di atas wajah-wajah mereka
dalam keadaan buta, bisu dan tuli” (Al-Isra : 97)
Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya mereka buta, bisu dan tuli tidak dalam
semua keadaan.
Kelima, mereka akan dikumpulkan bersama dengan teman-teman mereka dan sesembahan-
sesembahan mereka dan akan saling menyalahkan di antara mereka sebelum akhirnya
mereka masuk ke dalam neraka (lihat surat Ash-Shaafat : 22-32).
Keenam, sebelum mereka sampai ke neraka, mereka akan mendengar suara neraka. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫اِ َذا َراَ ْتهُ ْم ِّم ْن َّم َكا ۢ ٍن بَ ِع ْي ٍد َس ِمعُوْ ا لَهَا تَ َغيُّظًا َّوزَ فِ ْيرًا‬
“Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suara
neraka yang bergemuruh karena marah” (Al-Furqan : 12)
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menajauhkan kita dan keluarga kita dari neraka
Jahannam dan memasukkan kita ke dalam surgaNya.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H52 – TINGGALNYA ORANG-ORANG BERIMAN DAN


ORANG-ORANG MUNAFIQ

Di dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim,
disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir, baik musyrikin maupun ahlul kitab
digiring ke neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang
shalih maupun yang fajir. Dikatakan kepada mereka, “apa yang menghalangi kalian untuk
pergi sedangkan manusia sudah pergi?”. Dalam Riwayat Muslim, “apa yang kalian
tunggu?”. Mereka berkata, “kami berbeda dengan mereka di dunia. Padahal kami dahulu
butuh dengan mereka” (maksudnya mereka dahulu bertauhid, tidak menyembah apa yang
disembah oleh orang-orang kafir, meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir
tersebut dalam beberapa hal). Mereka berkata, “sungguh kami telah mendengar penyeru
menyeru supaya setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah dan kami sekarang sedang
menunggu Rabb kami”.
Maka datanglah Allah subhanahu wa ta’ala di dalam bentuk berbeda dengan bentuk yang
mereka lihat pertama kali. Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan
melihat Allah di Padang Mahsyar. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, maka Allah berkata, “Aku adalah Rabb kalian”. Mereka berkata, “kami berlindung
kepada Allah dariMu. Kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun”. Mereka mengatakan
perkataan ini 2 atau 3 kali (maksudnya, Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan
diriNya kepada mereka dalam bentuk yang lain).
Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung kepada Allah
supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini. Dan ucapan mereka “kami tidak menyekutukan
Allah sedikitpun” menunjukkan tentang keutamaan tauhid. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali para Nabi. Maka Allah
berkata, “Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah
Rabb kalian?”. Mereka berkata, “betis”. Maka disingkaplah betis Allah subhanahu wa ta’ala.
Para ulama mengatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Allah.
Kewajiban kita beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagunganNya.
Tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita takwil,
dan tidak boleh kita bertanya tentang bagaimananya.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “maka sujudlah setiap
mukmin”. Dan dalam Riwayat Muslim disebutkan “tidak tersisa orang yang dahulu sujud
untuk Allah, ikhlas dari dirinya, kecuali Allah akan mengizinkan dia bersujud”. Kemudian
tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri dan riya kecuali
Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata. Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di
atas tengkuknya” (maksudnya, dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula
memiliki beberapa ruas tulang yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya
memiliki satu ruas tulang yang rata).
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

Demikianlah keadaan orang2 yang dahulu menipu Allah dan orang-orang yang beriman di
dunia. Maka Allah menipu mereka. Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat
dengan tinggalnya mereka saat itu bersama orang-orang yang beriman. Namun ternyata
perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian orang-orang yang
beriman mengangkat kepala mereka dan Allah subhanahu wa ta’ala telah kembali kepada
bentuknya yang semula”, kemudian Allah berkata “Aku adalah Rabb kalian”. Mereka pun
berkata, “Engkau adalah Rabb kami”.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H53 – PERPISAHAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN


DAN ORANG-ORANG MUNAFIQ

Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti Allah
subhanahu wa ta’ala dan akan dibentangkan ash-shiraat/jembatan di atas neraka
sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Keadaan saat itu gelap gulita. Seorang Yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Di manakah manusia pada hari di mana bumi dan langit
diganti?”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Di tempat yang gelap sebelum
jembatan” (HR. Muslim, shahih). Kemudian orang-orang yang beriman akan diberikan
cahaya.
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul
Kabir dari Abdullah ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Maka Allah memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan
amalan mereka. Ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang
berjalan di depannya, dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Dan ada di antara mereka
yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya. Dan ada yang diberi lebih
kecil dari itu. Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang menyala
dan kadang padam. Apabila menyala, maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan
apabila dia padam, dia berdiri.”
Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang muslim.
Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia, maka akan semakin banyak cahaya
yang akan dia dapatkan di hari kiamat.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya orang-orang munafiq
juga akan diberi cahaya dan akan mengikuti Allah. Namun cahaya mereka padam sebelum
sampai jembatan. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan di dalam surat Al-Hadid : 12-15
yang artinya, pada hari ketika kamu melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan wanita,
cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. Dikatakan kepada
mereka, pada hari ini ada berita gembira untuk kalian, yaitu surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai yang kalian akan kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang
besar. Pada hari ketika orang-orang munafiq laki-laki dan wanita berkata kepada orang-
orang yang beriman, tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya
kalian. Dikatakan kepada orang-orang munafiq, kembalilah kalian ke belakang dan carilah
sendiri cahaya untuk kalian. Lalu dibuatlah di antara orang-orang yang beriman dengan
orang-orang munafiq sebuah dinding yang memiliki pintu. Di sebelah dalamnya, yaitu sisi
orang-orang yang beriman, ada rahmat. Dan di sebelah luarnya, yaitu sisi orang-orang
munafiq, ada siksa. Orang-orang munafiq memanggil orang-orang yang beriman seraya
berkata, “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia? (Maksudnya
bersama orang-orang yang beriman secara dzhahir)”. Orang-orang yang beriman menjawab,
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

“Benar, akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri, yaitu dengan kenifaqan kalian,
dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami dan kalian ragu-ragu serta ditipu
oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala, dan
penipu (syaitan) telah datang memperdaya kalian tentang Allah. Maka pada hari ini tidak
akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-orang kafir. Tempat kalian adalah
neraka. Itulah tempat berlindung kalian dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
Demikianlah orang-orang munafiq kembali tertipu. Mereka mendapat cahaya di awal dan
menyangka bahwasanya mereka akan selamat bersama orang-orang yang beriman, namun
ternyata persangkaan mereka salah. Orang2 yang beriman ketika melihat cahaya orang-
orang munafiq padam mereka berdo’a kepada Allah,

‫َربَّنَٓا اَ ْت ِم ْم لَنَا نُوْ َرنَا َوا ْغفِرْ لَن َۚا اِنَّكَ ع َٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
(RABBANAA ATMIMLANA NUURONAA WAGHFIRLANAA INNAKA ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR)
Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami,
sesungguhnya egkau maha kuasa untuk melakukan segala sesuatu. (At-Tahrim :8)
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan juga Tirmidzi,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang yang berjalan ke
masjid di dalam kegelapan malam, yaitu untuk melakukan shalat berjama’ah, maka dia akan
mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Di antara usaha seorang muslim untuk
menghilangkan kenifaqan adalah menjaga shalat 5 waktu secara berjama’ah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, barang siapa yang shalat karena Allah selama 40 hari
secara berjama’ah, mendapatkan takbiratul uula (takbiratul ihram), maka dia akan terlepas
dari 2 perkara: terlepas dari neraka dan terlepas dari kenifaqan (HR. Tirmidzi, hasan).
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H54 – ASH-SHIRAAT

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya ash-shiraat, yaitu
jembatan yang dipasang di atas neraka Jahannam untuk lewat orang-orang yang beriman
menuju surga. Setelah berpisah dengan orang-orang munafiq, maka tinggalah orang-orang
yang beriman dengan berbagai tingkatan keimanan mereka. Mulai dari para nabi
alaihimussalam, sampai para pelaku dosa besar. Mereka semua akan menuju surga dengan
melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

٧١ ۚ ‫ضيًّا‬ َ ِّ‫ار ُدهَا ۚ َكانَ ع َٰلى َرب‬


ِ ‫ك َح ْت ًما َّم ْق‬ ِ ‫َواِ ْن ِّم ْن ُك ْم اِاَّل َو‬
ٰ ‫ثُم نُنَجِّ ى الَّذ ْينَ اتَّقَوْ ا َّونَ َذ ُر‬
٧٢ ‫الظّلِ ِم ْينَ فِ ْيهَا ِجثِيًّا‬ ِ َّ
“Dan tidak seorang pun dari kalian kecuali akan melewati neraka yang demikian adalah
ketentuan Allah yang sudah ditetapkan, kemudian Kami akan selamatkan orang-orang yang
bertaqwa dan Kami akan biarkan orang-orang yang dzhalim masuk ke dalam neraka dalam
keadaan berlutut” (Maryam : 71-72)
Di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhuyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa jembatan tersebut
sangat menggelincirkan. Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras, yang
bentuknya seperti duri sa’dan. Berkata Abu Sa’id Al-Khudri (sahabat yang meriwayatkan
hadits ini) di dalam Riwayat Muslim, telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini
lebih lembut daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang.
Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati
jembatan tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata. Ada yang seperti kilat, ada
yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang
secepat larinya unta, dan ada yang sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut
dalam keadaan menyeret dirinya. Dialah orang yang terakhir melewati jembatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan di dalam hadits ini bahwasanya
manusia akan terbagi menjadi 3: orang yang benar-benar selamat melewati neraka (yaitu
tanpa terkena sambaran), dan orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak
tubuhnya, dan orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.
Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “maka aku dan umatkulah yang pertama kali akan melewati
dan tidak berbicara saat itu kecuali para Rasul. Do’a mereka saat itu, Ya Allah selamatkan
selamatkan. Di atas jembatan tersebut ada besi-besi pengait seperti duri sa’dan. Tahukah
kalian duri sa’dan? Mereka menjawab, iya yaa Rasulullah. Beliau berkata, besi pengait
tersebut seperti duri sa’dan, namun tidak mengetahui besarnya kecuali Allah. Dia akan
menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka, yaitu dosanya. Ada di antara mereka
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

yang binasa karena amalannya dan ada di antara mereka yang terkoyak dari belakang,
kemudian selamat. Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk surga
tanpa hisab, wajah2 mereka seperti bulan di malam bulan purnama. Menyusul setelah
mereka rombongan yang wajah mereka seperti bintang yang paling terang (HR. Muslim,
dari Jabir ibn Abdillah al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma), dan akan dikirim amanah dan
rahim/kekerabatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dan akan dikirim amanah dan
rahim/kekerabatan, maka keduanya berdiri di samping kanan dan kiri jembatan (HR.
Muslim). Ini menunjukkan bahwasanya melaksanakan amanah dan menyambung
silaturahim/hubungan kekerabatan, perkaranya besar di dalam agama Islam. Keduanya akan
menuntut orang-orang yang tidak memenuhi hak keduanya. Sebagian orang yang beriman
akan jatuh ke neraka karena sebab ucapan yang dia ucapkan di dunia. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang
membuat marah Allah dan hamba tersebut tidak menganggap penting kalimat itu. Dia jatuh
dengan sebab ucapan tadi ke dalam Jahannam (Bukhari).
Sebuah batu yang dilempar ke dalam neraka akan sampai ke dasar neraka 70 tahun
kemudian sebagaimana di dalam HR. Muslim. Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami
dan sangat mendebarkan, berjalan di atas jembatan yang sangat kecil, sangat panjang, di
bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi adzab yang sangat pedih, dan di
samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang berhak.
Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dalam
berpegang teguh dengan agama Islam.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmati kita dan menyelamatkan kita semua.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H55 – BEBERAPA CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG


KE DALAM NERAKA 1

Dosa yang dilakukan oleh sorang Muslim apabila Allah subhanahu wa ta’ala tidak
mengampuninya, akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka. Di antara dosa
tersebut adalah dosa bid’ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan, dan setiap yang diada-
adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan di dalam
neraka” (Nasa’i, shahih)
Bid’ah inilah yang sebenarnya telah memecah belah ummat Islam. Ummat yang dahulu
bersatu, satu di atas Al-Qur’an dan Al-Hadits, dengan satu pemahaman yaitu pemahaman
para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, generasi terbaik ummat Islam, menjadi
berbagai aliran yang banyak. Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang
dengan Islam yang murni yang dipahami oleh para shahabat radhiyallahu ‘anhum.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
WATAFTARIQU UMMATIY ‘ALAA TSALAATSIN WASAB’IINA MILLAH KULLUHUM FIINNAR
ILLAA BILLATAN WAAHIDAH….
“Dan akan berpecah belah ummatku menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam
neraka kecuali 1 golongan. Mereka berkata, ‘siapakah golongan tersebut yaa Rasulullah?’
Beliau menjawab, golongan yang berada di atas jalanku dan jalan para shahabatku” (Hasan,
Tirmidzi)
Ucapan berliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ummatiy” (ummatku) menunjukkan
bahwasanya aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid’ah yang mereka lakukan, dan
ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam “semuanya masuk neraka” menunjukkan
bahwasanya bid’ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan mereka
masuk neraka. Kalau Allah menghendaki maka Allah mengampuni tanpa diadzab, dan kalau
Allah menghendaki maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah
kehendaki. Seorang Muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang diantara
ciri-cirinya mereka tidak kembali kepada pemahaman para shahabat di dalam memahami
Al-Qur’an dan Al-Hadits, tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan Tauhid,
mendahulukan akal di atas dalil, bersembunyi-sembunyi di dalam agama, dan ada diantara
mereka yang memiliki bai’at khusus kepada pemimpin aliran.
Dan diantara cirinya mencela/membicarakan kejelakan penguasa, tidak berhati-hati di
dalam berdalil dengan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mencukupkan
diri dengan Al-Qur’an tanpa hadits di dalam berdalil. Dan diantara cirinya mereka mudah
mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka. Hendaknya seoranga Muslim
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

meninggalkan bid’ah meskipun dianggap baik/hasanah oleh sebagian manusia,


meninggalkan aliran-aliran sesat tersebtu dan jangan tertipu dengan pakaian atau
banyaknya jumlah mereka, karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut,
tapi diukur dengan kesesuaiannya dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Menasihati para
pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran dengan cara
yang hikmah, merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara se-Islam, dan upaya
menyatukan ummat di atas kebenaran, serata menyelamatkan mereka dari ancaman
neraka. Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan
berarti seseorang hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama, kemudian
mengikuti syahwat dan hawa nafsunya karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk
menjauhi fitnah syubhat/kerancuan berpikir dan menjauhi fitnah syahwat.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada kita semua.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H56 – BEBERAPA CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG


KE DALAM NERAKA 2

Di antara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi penyebab
jatuhnya seseorang ke dalam neraka ketika melewati shiraat, adalah berdusta atas nama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ى ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوْأ َم ْق َع َدهُ ِمنَ النَّار‬


َّ َ‫ب َعل‬
َ ‫َم ْن َك َذ‬
“Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia
menyiapkan tempatnya di dalam neraka” (Bukhari dan Muslim)
Hendaknya seseorang berhati-hati di dalam menyampaikan hadits dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, menjauhi hadits-hadits dhaif dan palsu, baik dalam masalah aqidah,
fadha-ilul a’mal, maupun masalah yang lain. Dan bagi yang tidak mampu menghukumi
sebuah hadits, maka hendaknya dia taqlid dengan ulama atau ustadz yang dianggap paling
ahli di dalam hadits.
Di antara dosa tersebut, adalah dosa lisan dan kemaluan. Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia
ke dalam neraka. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “al famu wal farj
(mulut dan kemaluan)” (Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dosa yang dilakukan mulut seperti dusta, membicarakan kejelekan orang lain, mengadu
domba, berfatwa tanpa ilmu, menuduh tanpa haq, makan dan minum yang haram, dan lain-
lain. Dosa yang dilakukan kemaluan seperti berzina, liwath (homoseksual), dan lain-lain.
Dan di antara dosa tersebut, adalah sombong. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda yang artinya “tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat
dzarrah pun dari kesombongan”. Seorang laki2 bertanya, “sesungguhnya seseorang senang
apabila bajunya bagus dan sandalnya bagus”. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkatam “Sesungguhnya Allah adalah indah dan mencintai keindahan, yang dimaksud
dengan kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (Muslim).
Ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam “tidak akan masuk surga”, adalah ancaman bagi
pelakunya bahwasanya dia bukan termasuk orang-orang yang pertama masuk surga dan
balasan kesombongan dia adalah masuk neraka terlebih dahulu.
Marilah kita belajar menerima kebenaran dari manapun datangnya, karena pada hakikatnya
kebenaran adalah dari Allah subhanahu wa ta’ala, dan janganlah kita meremehkan orang
lain, karena ilmu, harta, jabatan atau pilar (?) yang kita miliki, karena Allah subhanahu wa
ta’ala yang telah memberikan kepada kita kenikmatan-kenikmatan tersebut mampu untuk
memberikan kepada orang lain yang semisal atau yang lebih baik kapan Allah kehendaki.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

Semakin seseorang rendah hati karena Allah, maka Allah akan semakin mengangkat
derajatnya.
Di antara dosa tersebut adalah makan makanan yang haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya tidaklah tumbuh daging dari makanan yang haram kecuali neraka lebih
pantas bagi daging tersebut” (Tirmidzi, shahih)
Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rizqi untuk diri sendiri dan
keluarga. Tidak memakan dan memberi makan kecuali setelah yakin itu halal. Hendaknya
dia menjauhi riba, memakan harta orang lain tanpa haq, menjauhi uang suap, menjauhi
curang dalam menimbang, dan segala jenis harta haram lainnya.
Dan di antara dosa yang bisa menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah
tidak ihlas di dalam menuntut ilm, maksudnya ilmu agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda yang artinya,
“Barang siapa yang menuntut ilmu yang sebenarnya digunakan untuk mencari ridha Allah,
dia tidak menuntut iklmu tersebut kecuali untuk mencari dunia, maka dia tidak akan
mencium bau surga pada hari kiamat” (Abu Dawud, shahih)
Di dalam hadits yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwasanya barang
siapa yang menuntut ilmu hanya untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama atau
berdebat dengan orang-orang bodoh, maka ancamannya adalah neraka (Ibnu Majah,
shahih).
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H57 – BEBERAPA CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG


KE DALAM NERAKA 3

Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka, adalah dosa
bunuh diri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang melempar dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya, maka dia
berada di dalam neraka Jahannam, dilempar di dalamnya kekal selamanya. Dan barang
siapa meneguk racun untuk membunuh dirinya, maka di dalam neraka Jahannam dia akan
meletakkan racun di tangannya, dia meneguknya selamanya di neraka. Dan barang siapa
membunuh dirinya dengan besi, maka besi tersebut di tangannya, dia menusuk dengan besi
tersebut perutnya, di neraka Jahannam kekal selamanya” (Bukhari dan Muslim)
Bunuh diri bukanlah cara untuk lepas dari masalah, namun justru akan mendatangkan
masalah yang jauh lebih besar. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, maka Allah
akan memberikan hidayah kepada hatinya.
Di antara dosa tersebut adalah membunuh tanpa haq. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
‫زَاُؤ ٗه جهنَّم َخالدًا ف ْيها وغَض هّٰللا‬
ِ ‫ب ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهٗ َواَ َع َّد لَهٗ َع َذابًا ع‬
‫َظ ْي ًما‬ َ ِ َ َ ِ ِ ُ َ َ ۤ ‫َو َم ْن يَّ ْقتُلْ ُمْؤ ِمنًا ُّمتَ َع ِّمدًا فَ َج‬
“Dan barang siapa yang membunuh orang yang beriman karena sengaja, maka balasannya
adalah jahannam, dia kekal di dalamnya. Allah akan marah kepadanya dan melaknatnya
dan Allah akan siapkan untuknya adzab yang besar” (An-Nisa:93)
Para ulama menjelaskan bahwasanya maksud kekal di dalam neraka bagi orang yang
membunuh orang yang beriman tanpa haq atau bunuh diri, yaitu pada asalnya inilah
balasan bagi orang tersebut. Namun dalil lain menerangkan bahwasanya orang yang
beriman, sekecil apapun imannya dan sebesar apapun dosanya, dia akan keluar dari neraka,
baik dengan ampunan Allah atau dengan syafa’at.
Dan di antara dosa tersebut adalah memakan riba. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

١٣٠ َ‫ض َعفَةً ۖ َّواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ۚن‬ ٰ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَْأ ُكلُوا‬
ٰ ‫الرِّب ٓوا اَضْ َعافًا ُّم‬
١٣١ ۚ َ‫ت لِ ْل ٰكفِ ِر ْين‬
ْ ‫ار الَّتِ ْٓي اُ ِع َّد‬
َ َّ‫َواتَّقُوا الن‬
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda,
dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian beruntung, dan takutlah dengan api
neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir” (Ali Imran:130-131).
Dan betapa banyak praktek riba di zaman sekarang. Seseorang yang akan melakukan sebuah
transaksi, hendaknya mengetahui ilmunya dan janganlah dia menganggap mudah perkara
riba ini. Dan barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti
dengan yang lebih baik.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

Dan di antara dosa yang berbahaya adalah menggambar makhluk yang bernyawa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫رون‬
nَ ‫المصو‬
ِّ ‫اس عذابًا عن َد هَّللا ِ يو َم القيام ِة‬
ِ َّ‫إن أش َّد الن‬
َّ
“Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya di sisi Allah di hari kiamat adalah para
penggambar” (Bukhari dan Muslim).
Dan maksud dari penggambar di sini adalah penggambar makhluk bernyawa. Masuk di
dalamnya, orang yang membuat patung makhluk bernyawa dan orang yang melukis
makhluk bernyawa. Banyak para ulama yang memasukkan gambar fotografi di dalam
larangan ini, tidak diperbolehkan kecuali karena darurat. Seperti untuk surat-surat penting,
dan lain-lain. Perbedaan pendapat di antara para ulama dan banyaknya manusia yang
melakukan, janganlah menjadi alasan bagi seseorang untuk bermudah-mudahan di dalam
fotografi ini.
Dan di antara dosa tersebut adalah dosa wanita yang berpakaian tapi telanjang. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka, sebuah kaum
yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka gunakan untuk memukul manusia, dan
wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan lenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk ke dalam surga dan tidak akan
mencium baunya padahal bau surga bisa dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian”
Dan makna “berpakaian tapi telanjang”, ada yang mengatakan menutupi sebagian aurat dan
membuka sebagian yang lain untuk menampakkan keindahan, atau memakai pakaian tetapi
tidak sempurna, seperti memakai pakaian yang tipis atau membentuk badan. Seorang
Muslimah hendaknya bersungguh-sungguh di dalam menjaga hijabnya dan ikhlas karena
Allah.
Semoga kesabaran seorang Muslimah atas rasa gerah, risih, dan ribet yang mungkin
dirasakan oleh sebagian dan juga kesabaran menghadapi gunjingan orang lain menjadi
sebab selamanya dia dari ancaman neraka.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H58 – BEBERAPA CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG


KE DALAM NERAKA 4

Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka, adalah dosa
wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya. Rasulullah saw bersabda,
Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka
telah ingkar. Dikatakan kepada beliau, apakah mereka ingkar kepada Allah?. Beliau
bersabda, mereka ingkar kepada suami2 mereka, mengingkari kebaikan2 mereka,
seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sekian lama,
kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak membuat dia senang, maka wanita
tersebut akan berkata, aku tidak melihat kebaikan sedikitpun darimu. (Bukhari dan Muslim)
Seorang wanita yang shalihah hendaklah bersyukur kepada Allah, kemudian bersyukur
kepada suaminya karena dengan sebabnya Allah swt menjaga dia sebagai seorang istri,
menutupo kekurangannya, memnunaikan hajatnya, dll. Dan secra umum bersyukur kepada
orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita, diperintahkan di dalam agama Islam.
Apabila seseorang tidak bisa membalas, maka hendaknya dia mendo’akan dengan kebaikan,
baik di hadapan orang tersebut, maupun tidak di hadapannya.
Rasulullah saw bersabda,
Barang siapa yang erbuat baik kepada kalian, maka balasnlah. Kalau kalian tidak
menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka do’akanlah dengan kebaikan sampai kalian
merasa bahwa kalian telah membalas kebaikannya (Abu Dawud dan An-Basa’I, shahih)
Dan di antara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat, adalah 3
dosa yang tercantum di dalam sabda Nabi saw:
3 orang yg Allah haramkan masuk surga: pcandu khamr, anak yang durhaka, dan dayyuts
(laki2yang membiarkan kejelakan di dalam keluarganya) – (Imam Ahmad di dalam
Musnadnya, hasan)
Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan
memfasilitasi, dikhawatirkan terkena ancaman ini. Seorang kepala keluarga dituntut untuk
tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang bukan berarti harus memberi segala
yang diminta dan mendidik mereka untuk taat, tidak identic dengan kekerasan. Istri dan
anak adalah ujian dan titipan Allah, kewajiban kita adalah mengerahkan tenaga semaksimal
mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka, dan hidayah di tangan Allah swt.
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah durhaka kepada kedua ortu. Dan di
antarabendutk durhaka adalah menyakioti ortu dengan lisan, dengan sikap, ataupun dengan
tangan. Seorang muslim dan Muslimah diperintah untuk berlemah lembut kepada ortu,
merendahkan diri di hadapan mereka, dan menaati perintah mereka selama tidak
bertentangan dengan syari’at.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

Dan di antara bentuk bakti yang paling berharga kepada ortu kita, adalah mengeluarkan
mereka dsari kegelapan, kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan, menuju cahaya tauhid,
sunnah dan keta’atan kepada Allah swt.
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah dosa seorang pejabat yang menipu
bawahan atau rakyatnya. Rasulullah saw bersabda,
Tidaklah seorang hamba Allah berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan menipu
bawahan atau rakyatnya, kecuali Allah akan mengharamkan dia masiuk ke dalam surga
(Bukhari dan Muslim)
Di antara bentuk menipu ke[ada rakyat adalah tidak menasihati mereka demi keselamatan
dunia dan akhirat mereka, tidak memenuhi hak2 mereka, tidak berbuat adil di antara
mereka, dll. Maksud diharamkan masuk surga di sini, bahwasanya pelakunya tidak bisa
masuk surga secara langsung, namun dia berhak untuk diadzab di dalam neraka terlebih
dahulu apabila Allah menghendaki.
Ini adalah beberapa contoh dosa2 besar, dan para ulama telah mengarang buku khusus
tentang dosa2 besar. Kita pelahari supaya kita bisa menjauhi. Keyakinan ahlusunnah
bahwasanya pelaku dosa besar d bawah kehendak Allah. Kalau Allah menghendaki maka
Allah akan mengampuni, dan Kalau Allahmenghendaki maka Allah akan mengadzabnya
terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga, dan adzab neraka bagi para pelaku
dosa besar namun bukan sesuatu yang ringan. 1 menit dibakar dengan api dunia adalah
perkara yang berat, maka bagaimana dibakar dalam waktu yang lama dengan api akhirat
yang jauh lebih panas.
Rasulullah saw bersabda,
Api kalian adalah 1 bagian dari 70 bagian dari neraka Jahannam (Bukhari dan Muslim)
Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia bagi seorang muslim jauh lebih ringan
dan lebih mudah daripada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat. Semoga
Allah swt melindungi kita dan keluarga kita dari api neraka.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H59 – SYAFA’AT BAGI PELAKU DOSA BESAR 1

Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allah
subhanahu wa ta’ala akan memberikan izin kepada mereka untuk memberikan syafa’at
kepada saudara-saudara mereka orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku
berada di tanganNya, tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allah hak
saudara-saudara mereka yang jatuh ke dalam neraka daripada orang-orang yang beriman
di hari kiamat. Mereka berkata, Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami dahulu mereka
shalat bersama kami, berpuasa bersama kami, dan haji bersama kami.”
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang yang shalih, dan
melakukan ibadah tersebut bersama mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Maka Allah berkata, “Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian
kenal.” Maka diharamkanlah wajah-wajah mereka atas neraka (maksudnya orang-orang
yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan dilindungi
wajah-wajah mereka dari api neraka sehingga bisa dikenal). Mereka pun mengeluarkan
banyak orang. Ada di antaranya yang api neraka sudah membakar sampai pertengahan
kedua betisnya, dan ada yang sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata, “Wahai
Rabb kami, tidak tersisa seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan”.
Allah berkata, “Kembalilah kalian! Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada
kebaikan seberat 1 Dinar, maka keluarkanlah!” Merekapun kembali mengeluarkan banyak
orang. Kemudian mereka berkata, “Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang
Engkau perintahkan untukku kami keluarkan”. Maka Allah berkata, “Kembalilah kalian!
Barang siapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat setengah Dinar di dalam
hatinya, maka keluarkanlah!” Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.
Kemudian mereka berkata, “Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau
perintahan untuk kami keluarkan.” Allah berkata, “Kembalilah kalian! Barang siapa yang
kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat 1 dzarrah, maka keluarkanlah! Mereka pun
kembali mengeluarkan banyak orang.”
Dzarrah artinya adalah semut, itu yang dikenal orang Arab. Mereka mengatakan “semut
kecil” itu dengan dzarrah. Jangan diartikan dengan biji sawi atau yang semisalnya. Dzarrah
menurut orang Arab adalah semut.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mereka berkata, “Wahai Rabb
kami, kami tidak sisakan di dalam neraka seorangpun yang memiliki kebaikan.” Allah
berkata, “Para malaikat telah memberikan syafa’at, para nabi telah memberikan syafa’at,
dan orang-orang yang beriman telah memberikan syafa’at, dan tidak tersisa kecuali Dzat
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

yang Paling Penyayang”. Kemudian Allah menggenggam 1 genggaman dari neraka dan
mengeluarkan kaum yang tidak pernah beramal sedikitpun. Keadaan mereka telah menjadi
arang. Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga yang
dinamakan dengan Sungai Kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di
dalam lumpur sisa banjir (maksudnya akan dengan cepat tumbuh karena benih yang berada
di dalam lumpur sisa banjir akan lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang
mendukung. Seperti tanah yang lembut, air yang memadai, dan adanya unsur-unsur yang
bermanfaat sebagaimana hal ini diketahui oleh para ahli.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian pernah melihat
benih yang tumbuh ketika dekat dengan batu atau dekat dengan pohon? Bagian yang dekat
dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau, dan yang lebih dekat dengan bayangan
maka akan berwarna putih”. Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan
yang terbakar yang lebih dekat kepada surga akan lebih cepat sempurna daripada bagian
badan yang lebih dekat kepada neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian mereka akan keluar seperti
Mutiara dan di leher2 mereka ada khawaatin yang dikenal penduk2 surga”. Sebagian
mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khawaatin adalah beberapa barang yang
terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka. Kemudia Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Maka berkatalah penduduk surga, 2Mereka adalah orang2 yang Allah
bebaskan. Allah telah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa sebab amalan yang
mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan”.”
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H60 – SYAFA’AT BAGI PELAKU DOSA BESAR 2


HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H61 – SYAFA’AT BAGI PELAKU DOSA BESAR 3


HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H62 – AL QANTHARAH DAN QISHASH DI ANTARA


ORANG-ORANG YANG BERIMAN
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H63 – MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN


KE DALAM SURGA 1/2

Setelah dibersihkan hatinya, maka orang2 yang beriman akan digiring menuju surga dengan
terhormat dan dimuliakan. Allah akan kembali memuliakan nabinya di hadapan orang2 yang
beriman. Beliau saw akan diizinkan untuk memberi syafa’at bagi calon penduduk surga
supaya dibukakan pintu surga. Syafa’at ini juga termasuk syafa’at khusus bagi beliau saw.
Beliaulah saw yang pertama kali akan mengetuk pintu surga. Beliau saw bersabda,
WA ANAA AWWALAU MAN YAQRO’U BAABAL JANNAH
Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga (Muslim)
Beliau saw juga bersabda,
Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat, kemudian aku minta untuk dibuka.
Berkatalah penjaga surga, siapa kamu? Aku menjawab, Muhammad. Berkatalah pernjaga
surga, Denganmu lah aku diperintah. Aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelummu
(Muslim)
Dibukalah pintu2 surga, dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malaikat.
Allah berfirman yang artinya,
Dan orang2 yang bertkwa kapa Rabb mereka akan digiring ke surga secara berrombongan.
Sehingga apabila mereka sampai ke surga dan pintu2nya telah dibuka, dan berkatalah
penjaga2 surga kepada mereka, Salam atas kalian. Kalian telah baik, maka masuklah kalian
ke dalam surga sedang kalian kekal di dalamnya. Dan mereka mengucapkan, Segala puji bagi
Allah yang telah memenuhi janjinya untuk kami dan telah memberi kami tempat ini kami
diperkenankan menempati tempat di dalam surga di mana saja kami kehendaki. Maka surga
itulah sebaik2 balasan bagi orang2 yang beramal (Az-Zumar:73-74)
Ummat nabi saw merekalah yang pertama kali yang akan masuk surga sebelum umat yang
lain. Beliau saw bersabda,
NAHNUL AAKHIRUUNA AL AWWALUUNA YAUMAL QIYAAMAH WA NAHNU AWWALUU
MANYADKHUL JANNAH
Kita adalah ummat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat dan kita yang
pertama kali akan masuk surga (Bukhari dan Muslim)
Rombongan pertama dari ummat nabi Muhammad saw yang akan masuk surga wajah2
mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama (Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah ra)
Di dalam hadits Sahl Ibn Sa’ad ra yang diriwaytkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw
bersabda,
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

Akan masuk surga dari ummatku 70,000 atau 700,000 (keraguan dari perawi hadits) mereka
saling bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir
mereka ke dalam surga. Wajah2 mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama.
Ada yg mengatakan, Merekalah orang2 yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab dan
sabda beliau saw sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga
maksudnya mereka akan masuk ke dalam surga dalam keadaan satu shaf (secara serentak),
dan ini menunjukkan sangat besarnya pintu surga.
Rasulullah saw mengabarkan bahwasanya orang2 fakir muhajirin akan lebih dulu masuk ke
dalam surga 40 thn sebelum orang2 kaya muhajirin (Muslim)
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H64 – MASUKNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN


KE DALAM SURGA 2/2

Rasulullah saw telah menyebutkan di dalam hadits Abdullah bin Mas’ud ra yang
diriwayatkan oleh Bkhari dan Muslim tentang orang yang terakhir masuk ke dalam surga.
Beliau saw bersabda,
Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling
terakhir masuk ke dalam surga. Seorang laki2 keluar dari neraka dalam keadaan merayap.
Maka Allah berkata kepadanya, Pergilah dan masuklah ke dalam surga. Diapun mendatangi
surga, kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh. Dia pun kembali dan
berkata, Wahai Rabbku, aku mendapatkan surga sudah penuh. Allah berkata, Pergilah dan
masuklah. Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga
telah penuh. Diapun kembali dan berkata, Wahai Rabbku, aku mendapatkan surga sudah
penuh. Allah berkata, Pergilah dan masuklah. Maka sungguh untukmu semisal dengan dunia
dan 10x lipat dari dunia (atau bagimu 10x lipat dari dunia). Maka hamba tersebut berkata,
Apakah Engkau mengejekku atau menertawakanku sedangkan Engkau adalah raja? Berkata
Abdullah ibnu Mas’ud ra, Sungguh aku melihat Rasulullah saw tertawa sampai kelihatan gigi
geraham beliau. Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah
tingkatannya.
Pintu2 surga ada 8. Rasulullah saw bersabda,
FIL JANNATI TSMAANIYATU ABWAABIN FIHAA BAABUN YUSAMMA ARRAYYAAN LAA
YADKHULUHU ILLA SHOOOIMUUN
Di dalam surga ada 8 pintu, di antaranya sebuah pintu yang Bernama Ar-Rayyan. Tidak
memasukinya kecuali orang2 yang berpuasa. (Bukhari dari Sahl ibn Sa’ad ra)
Rasulullah saw telah mengabarkan beberapa nama dari pintu2 surga. Beliau saw bersabda,
Barang siapa yang menginfaqkan 2 pasang unta di jalan Allah, maka akan dipanggil dari
pintu2 surga. Wahai Abdullah, ini adalah baik. Maka barang siapa yang termasuk ahli shalat,
dia akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barang siapa yang termasuk ahli jihad, maka akan
dipanggil dari pintu jihad. Dan baranag siapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil
dari pintu Ar-Rayyan. Dan barang siapa yang termasuk ahli shadaqah, maka akan dipanggil
dari pintu shadaqah. Berkata Abu Bakar ra, Tebusanku bapak dan ibuku yaa Rasullah. Tidak
ada yang rugi dipanggil dari pintu manapun. Apakah ada yang dipanggil dari semua pintu?
Beliau saw berkata, Ya, dan aku berharap engkau termasuk mereka (Bukhari dan Muslim)
Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca 2 kalimat syahadat, maka akan
dibuka baginya 8 pintu surga. Rasulullah saw bersabda ,
Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya
kemudian berkata, ASYAHADU ALAA ILAAHA ILLALLAAH WA ANNA MUHAMMADAN
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

ABDULLAHI WA RASUULUH, kecuali akan dibuka baginya 8 pintu surga. Silakan ia memasuki
dari mana saja dia kehendaki (Muslim)
8 pintu surga ini dibuka setiap tahun di bulan Ramadhan. Rasulullah saw bersabda,
IDZAA DAKHOLA RAMADHAN ….. ABWAABUL JANNA WA GHULI…. JAHANNAM …
SAYAATHIN
Apabila masuk bulan Ramadhan, maka akan dibuka -pintu2 surga dan ditutup pintu2
jahannam dan akan dibelenggu syaithan2 (Bukhari dan Muslim)
Ada di antara pintu2 surga yang jarak antara kedua tepi pintunya seperti jarak antara kota
mekkah dan kota Busra, atau kota Mekkah dan kota Hajar (Bukhari dan Muslim)
Hajar adalah kota mahsyur di Bahrain dan Busra kota mahsyur di Suriah. Apabila diukur
maka jarak antara kota Mekkah ke kedua kota tersebut kurang lebih 1200 km. di dalam
hadirs yang lain, Rasulullah saw mengabarkan bahwasanya ada di antara pintu2 surga yang
jarak antara kedua tepinya 40 thn perjalanan (Muslim)
Semoga Allah swt memudahkan jalan kita menuju surga.
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

H65 – DERAJAT-DERAJAT AL-JANNAH (SURGA)

Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang
berbeda sesuai dengan kadar iman dan takwa mereka. Allah swt berfirman,

“Dan barang siapa yang datang kepada Allah dalam keadaan beriman dan telah
mengamalkan amal-amal yang shalih, maka merekalah yang akan mendapatkan derajat-
derajat yang [aling tinggi” (Thaaha:75)
Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasulullah saw. Beliau saw bersabda,
“Apabila kalian mendengar mu’adzdzinb, maka hendaklah kalian mengatakan seperti yang
dia katakana. Kemudian bershalawatlah untukku karena barang siapa yang bershalawat
untukku sekali, maka Allah swt akan bershalawat untuknya 10x. kemudian mintalah kepada
Allah untukku Al-wasilah, karena sesungguhnya Al-Wasilah adalah sebuah kedudukan di
surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba di antara hamba2 Allah dan aku
berharap akulah hamba tersebut. Maka barang siapa yang memintakan untukku Al-
Washilah, dia berhak untuk mendapatkan syafa’at.” (Muslim)
Rasulullah saw telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat sebagian orang2 yang
beriman dibandingkan penduduk surga yang lain. Beliau saw bersabda,
“Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul Ghuraf (penduduk surga yang memiliki
kedudukan paling tinggi) yang ada di atas mereka seperti kalian melihat bintang yang masih
tersisa di ufuk Timur maupun Barat. Yang demikian karena jauhnya perbedaan kedudukan di
antara mereka. Mereka berkata, “Yaa Rasulullah, bukankah itu adalah kedudukan para Nabi
yang tidak dicapai oleh yang lain?”. Beliau saw bersabda, “Iya, demi Dzat yang jiwaku ada di
tanganNya, mereka adalah orang2 yang beriman dan membenarkan para Rasul” (Bukhari
dan Muslim)
Di antara orang2 beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang paling tinggi adalah Abu
Bakr dan Umar radhiyallahu anhuma. Sesungguhnya orang2 yang memiliki derajat atau
kedudukan paling tinggi akan dilihat oleh orang2 yang ada di bawah mereka seperti kalian
melihat bintang yang baru terbit di ufuk langit. Dan sesungguhnya Abu Bakr dan Umar
termasuk mereka. Dan mereka berdua akan mendapatkan nikmat” (B=Tirmidzi dan Ibnu
Majarh, shahih oleh Al-Albani)
Para mujahiddin fii sabilillah mereka termasuk orang2 yang akan memiliki kedudukan yang
tinggi di dalam surga. Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya di dalam surga ada 100 derajat yang Allah sediakan bagi orang2 yang
berjihad di jalan Allah. Setiap 2 derajat seperti antara langit dan bumi, maka apabila kalian
meminta kepada Allah, mintalah Al-Firdaus karena sesungguhnya Al Firdaus adalah surga
HIS SI 05.3 - BERIMAN KEPADA HARI AKHIR III

yang paling afdhol dan surga yang paling tinggi. Di atasnya ada Asy-Syurrahman. Dan dari
sanalah terpancar sungai2 surga” (Bukhari)
Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia akan
mendapatkan pahala orang yang berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang berpuasa di
siang hari dan shalat di malam hari sebagaimana di dalam hadits yang diriwaytkan oelah
Bukhari dan Muslim
Rasulullah saw bersabda,
Barang siapa yang memberi nafkah 2 orang anak wanita sampai dia baligh, maka dia akan
datang pada hari kiamat aku dan dia. Kemudian beliau saw menggenggam jari2 beliau
(Muslim). Dan ini menunjukkan ketinggian detajat roang tersebut.
Rasulullah saw bersabda,
Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga
seperti dua jari ini (Muslim)
Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tsb karena yang dimaksud yang dua jari disni
adalah jari telunjuk dan jari tengah. Dan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh
Tirmidzi, Rasylyllah saw bersabda, Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintaid I
antara kalian dan paling dekat denganku majelisnya di hari kiamat adalah orang yang paling
baik akhlaknya di antara kalian.
Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.
Rasulullah saw bersabda, “Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka dia
berkata, “Dari mana ini?”. Dikatakan kepadanya. “Ini semua karena istighfar anakmu
untukmu”” (Ibnu Majah, shahih)
Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik, dan penghuni
surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan di dalam halaqab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai