Anda di halaman 1dari 41

Halaqah yang ke-61 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para

Pelaku Dosa Besar Bagian Yang Ketiga”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada di antara umat beliau Shallallāhu
‘alayhi wa sallam yang akan memberikan syafa’at bagi dua dan tiga orang.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa’at bagi dua orang dan tiga orang”

(Hadīts Shahīh Riwayat Al-Bazzar)

⇒Para syuhada akan Allāh berikan kesempatan untuk memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Orang yang mati syahīd akan memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.”

(Hadīts Shahīh Riwayat Abū Dāwūd)

Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa’at untuk orang tua, anak-anak, istri dan
saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan.

Ada di antara umat beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberi syafa’at untuk orang banyak.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Taamim dengan sebab syafa’at satu orang dari umatku,

Dikatakan kepada beliau,

“Yā Rasūlullāh, apakah orang itu adalah selain dirimu?”

Beliau menjawab:

“Iya, dia adalah orang lain selain diriku.”

(Hadīts Riwayat At-Tirmidzi)

⇒Bani Taamim adalah kabilah yang terkenal besar di zaman Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam

Semakin besar imān seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa’at kepada
orang lain.

Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberikan syafa’at di hari kiamat.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa’at di hari
kiamat.”

(Hadīts Riwayat Muslim)

Anak-anak orang yang berimān yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa’at bagi kedua
orang tuanya.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Anak-anak kecil dari orang-orang yang berimān akan menjadi daanish surga”

⇒Arti daanish adalah jentik-jentik nyamuk yang senantiasa ada di kolam.

Maksud beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk surga
dan tidak akan pernah meninggalkannya.

Kemudian beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

“Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian memegang pakaian
atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu ini, Maka dia tidak akan melepaskan
pegangannya sampai Allāh memasukkan dia dan kedua orangtuanya ke dalam surga.”

(Hadīts Riwayat Muslim)

Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allāh dengan meninggalnya
anak yang belum dewasa.

Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafa’at.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafa’at pada hari kiamat untuk seorang hamba” Puasa berkata,

Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya.

Al Qurān berkata:

Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, Maka terimalah syafa’atku
untuknya.

Maka diterimalah syafa’at keduanya.”


(Hadīts Shahīh Riwayat Ahmad di dalam Musnad beliau).

Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allāh dan menjaga adab-adabnya. Dan
dorongan untuk membaca Al Qurān karena Allāh dan menunaikan hak-haknya. Demikianlah mereka akan
memberikan syafa’at setelah diizinkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sebagai bentuk pemuliaan Allāh
kepada mereka.

Orang-orang yang bertauhīd sajalah yang akan mendapatkan syafa’at.

Adapun orang-orang musyrik, orang-orang kāfir dan orang-orang munāfiq, maka mereka tidak akan
mendapatkan syafa’at.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ‫فَ َما تَنفَ ُعهۡـُم َشفَ ٰـ َعةُ ٱل َّش ٰـفِ ِعين‬

“Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafa’at orang-orang yang memberikan syafa’at.”

(QS Al-Mudatsir : 48)

Orang-orang yang berdo’a kepada nabi atau malāikat atau Orang-orang yang shālih dengan alasan ingin
mendapatkan syafa’at mereka, justru tidak mendapatkan syafa’at, karena mereka telah membatalkan imān
mereka dengan menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam beribadah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke- 62 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al
Qantharah Dan Qishāsh Diantara Orang-orang Yang Berimān”

◆ Secara bahasa

Al-Qantharah secara bahasa adalah jembatan.

◆ Secara syar’iat

Al-Qontoroh adalah jembatan lain setelah sirāth yang terletak antara neraka dan surga (tempat
berkumpulnya orang-orang yang berimān setelah melewati neraka sebelum masuk ke dalam
surga).

⇒Termasuk berimān kepada hari akhir adalah berimān dengan adanya Al-Qantarah ini.

Tempat akan dibersihkan hati-hati orang yang berimān dengan di qishāsh di antara mereka.

⇒Dan ini menunjukkan keadilah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.


Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ْض َمظَا ِل ُم َكانَتْ بَ ْينَ ُه ْم فِي ال ُّد ْنيَا حَ تَّى ِإ َذا ُه ِّذبُوا‬ ٍ ‫َّار َفيُ َقصُّ ِلبَعْضِ ِه ْم مِنْ بَع‬ ِ ‫َّار َفيُحْ بَسُونَ عَ لَى َق ْنطَرَ ٍة بَيْنَ ا ْلجَ نَّ ِة وَ الن‬
ِ ‫خْ لُصُ ا ْل ُمْؤ ِمنُونَ مِنَ الن‬
‫َأ‬ ‫َأَل‬
‫ حَ ُد ُه ْم ْهدَى ِب َمن ِْز ِل ِه فِي ا ْلجَ نَّ ِة ِم ْن ُه ِب َمن ِْز ِل ِه َكانَ فِي ال ُّد ْنيَا‬،ِ‫ َفوَ الَّذِي َن ْفسُ مُحَ َّم ٍد ِبيَ ِده‬،ِ‫وَ نُقُّوا ُأذِنَ َل ُه ْم فِي دُخُ و ِل ا ْلجَ نَّة‬

“Orang-orang yang berimān yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Al-Qantharah
(antara surga dan neraka) Kemudian di qishāsh kezhāliman-kezhāliman yang terjadi di antara
mereka di dunia.

Sehingga apabila sudah dibersihkan dan disucikan, mereka akan diizinkan untuk masuk surga.

Dan demi dzat Yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, Sungguh salah seorang dari mereka
lebih mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia.”

(Hadīts Riwayat Bukhāri)

Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada di dalam hati orang-orang yang berimān
(hasad, dendam, kebencian dan lain-lain) yang kadang terjadi di antara mereka.

Semakin bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar qishāsh-nya dan
akan semakin cepat dia masuk ke dalam surga.

Sebaliknya, semakin banyak ghill (hasad, dendam dan kebencian kepada sesama orang yang
berimān) maka akan semakin lama qishāshnya dan semakin lama dia masuk ke dalam surga.

⇒Qishāsh di Al-Qantharah ini terjadi di antara orang-orang berimān saja, dengan maksud
pembersihan hati.

Adapun qishāsh di Padang Mahsyar, maka untuk semua makhluk (kāfir maupun yang mukmin)
Yang mencakup qishāsh karena kezhāliman harta, fisik maupun kehormatan.

Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga, Karena tidak masuk surga
kecuali orang yang sudah benar-benar bersih dan baik keadaannya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ‫ُورهِم ّم ِۡن غِ ٍّل ِإ ۡخوَ ٲنًا عَ لَىٰ سُرُ ۬ ٍر ُّمتَق َٰـ ِبلِين‬
ِ ‫وَ نَزَ ۡعنَا مَا فِى صُ د‬

“Dan Kami akan hilangkan ghill dari dada-dada mereka”.

(QS Al-Hijr : 47)


Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad,
dendam dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla
menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-63 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimā Kepada Hari Akhir adalah tentang “Masuknya Orang-
orang Yang Berimān Ke Dalam Surga Bagian Pertama”

Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang berimān akan digiring menuju surga dengan
terhormat dan dimuliakan.

Allāh akan kembali memuliakan Nabi-Nya di hadapan orang-orang yang berimān.

Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) akan diizinkan untuk memberikan syafa’at bagi calon penduduk
surga, supaya dibukakan pintu surga.

Syafa’at ini juga termasuk syafa’at khusus bagi beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam).

Beliaulah (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.

Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda:

‫اب ْال َجنَّ ِة‬ ُ ‫َوَأنَا َأ َّو ُل َم ْن يَ ْق َر‬


َ َ‫ع ب‬

“Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.”

(Hadīts Riwayat Muslim)

Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) juga bersabda:

‫ك‬ ُ ْ‫ك ُأ ِمر‬


َ َ‫ت اَل َأ ْفتَ ُح َأِل َح ٍد قَ ْبل‬ َ ِ‫ ب‬:ُ‫ـ فَيَقُول‬،‫ ُم َح َّم ٌد‬:ُ‫ َم ْن َأ ْنتَ ؟ فََأقُول‬: ُ‫َازن‬
ِ ‫ فَيَقُو ُل ْالخ‬،ُ‫اب ْال َجنَّ ِة يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فََأسْت ْفتِح‬
َ َ‫آتِي ب‬

“Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat, Kemudian aku minta untuk dibuka.

Berkatalah penjaga surga, siapa kamu?

Aku menjawab, “Muhammad”

Penjaga pintu surga berkata:

“Denganmulah aku diperintah, aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelummu.”

(Hadīts Riwayat Muslim)


Dibukalah pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malāikat.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman yang artinya:

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka akan digiring ke surga secara berombongan,
Sehingga apabila mereka sampai ke surga, dan pintu-pintunya telah dibuka, dan berkatalah penjaga-
penjaga pintu surga kepada mereka,”Salam atas kalian”.

Kalian telah baik, maka masuklah kalian ke dalam surga, sedang kalian kekal di dalamnya.

Dan mereka mengucapkan:

“Segala puji bagi Allāh yang telah memenuhi janjinya untuk kami dan telah memberi kami tempat ini,
Kami diperkenankan menempati tempat di dalam surga dimana saja kami kehendaki, Maka surga itulah
sebaik-baiknya balasan bagi orang-orang yang beramal.”

(QS Az-Zumar: 73-74)

Umat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, merekalah yang pertama kali masuk surga sebelum
umat yang lain.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

َ‫نَحْ نُ اآْل ِخرُونَ اَأْل َّولُونَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َونَحْ نُ َأ َّو ُل َم ْن يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّة‬

“Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang pertama kali akan
masuk surga.”

(Hadīts riwayat Bukhāri Muslim)

Rombongan pertama dari umat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan masuk surga,
wajah-wajah mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama

(Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim dari Abū Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu )

Di dalam hadīts Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim,
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadīts), Mereka saling
bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga,
Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama. Ada yang mengatakan merekalah
orang-orang yang masuk surga tanpa hisāb dan tanpa azab.

Dan sabda beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

⇒Sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga maksudnya mereka akan masuk ke
dalam surga dalam keadaan satu shaf secara serentak, Dan ini menunjukkan sangat besarnya pintu surga.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang-orang faqīr muhajirin akan lebih
dahulu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin.

(Hadīts Riwayat Muslim )

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-64 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang ” Masuknya
orang-orang Yang Berimān Kedalam Surga Bagian Kedua”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan di dalam hadīts Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim tentang orang yang terakhir
masuk surga.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling terakhir
masuk ke dalam surga. Seorang laki-laki keluar dari neraka dalam keadaan merayap.

Maka berkata kepadanya:

“Pergilah dan masuklah ke dalam surga”

Diapun mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh.

Diapun kembali dan berkata:

“Wahai Rabb-ku aku mendapatkan surga sudah penuh”

Allāh berkata, “Pergilah dan masuklah”

Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh.

Diapun kembali dan berkata:

“Wahai Rabb-ku, aku mendapatkan surga sudah penuh”

Allāh berkata, “Pergilah dan masuklah”

Maka sungguh untukmu semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipat dari dunia, Atau bagimu
sepuluh kali lipat dari dunia.
Maka hamba tersebut berkata,

Apakah Engkau mengejekku? Atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja?

Berkata Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu:

“Sungguh aku melihat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tertawa sampai terlihat gigi
geraham beliau.”

Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya.

⇒Pintu-pintu surga ada delapan

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

َ‫ الَ يَدْخُ لُ ُه ِإاَّل الصَّ اِئمُون‬، َ‫سمَّى الرَّ يَّان‬ ٍ ‫الجنَّ ِة ثَمَا ِنيَ ُة َأبْوَ ا‬
َ ُ‫ ِفي َها بَابٌ ي‬،‫ب‬ َ ‫ِفي‬

“Di dalam surga ada delapan pintu, di antaranya sebuah pintu yang bernama arrayyan, tidak
memasukinya kecuali orang-orang yang puasa.”

(Hadīts Riwayat Bukhāri dari Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu ‘anhu )

⇒Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan beberapa nama dari pintu-pintu
surga.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang menginfāqkan dua unta di jalan Allāh , maka akan dipanggil dari Pintu-pintu
surga, Wahai ‘Abdullāh ini adalah baik, Maka barang siapa yang termasuk ahli shalāt, dia akan
dipanggil dari pintu shalāt. Dan barang siapa yang termasuk ahli jihād , maka akan dipanggil dari
pintu jihād. Dan barang siapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu arrayyan,
Dan barang siapa yang termasuk ahli shadaqah, maka akan dipanggil dari pintu shadaqah”

Berkata Abū Bakar Radhiyallāhu ‘anhu:

Tebusanku bapak dan ibuku ya Rasūlullāh, Tidak ada yang rugi dipanggil dari pintu manapun.
Apakah ada yang dipanggil dari semua pintu?

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, Iya….. dan aku berharap engkau termasuk mereka.

(Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim )


⇒Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka akan
dibuka untuknya 8 pintu surga.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya kemudian
berkata:

‫ وَ َأنَّ مُحَ َّمدًا عَ ْب ُد ُه وَ رَ سُوْ لُ ُه‬،ُ‫ش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَ َه ِإالَّ اللَّه‬


ْ ‫َأ‬

Kecuali akan dibuka untuknya 8 pintu surga, silakan dia memasuki dari mana saja yang ia
kehendaki”

(Hadīts Riwayat Musim)

⇒Delapan pintu surga ini dibuka setiap tahun di bulan Ramadhān.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

َّ ‫َّار وَ صُ ِّفدَتِ ال‬


ُ‫شيَاطِ ين‬ ‫َذا جَ ا َء رَ مَضَ انُ ُفتِّحَ تْ َأبْوَ ابُ ا ْلجَ نَّ ِة وَ ُغ ِلّق ْ َأ‬
ِ ‫َت بْوَ ابُ الن‬ ‫ِإ‬

“Apabila masuk bulan Ramadhān, maka akan dibuka Pintu-pintu surga dan akan ditutup pintu-
pintu Jahanam dan akan dibelenggu syaithān-syaithān.”

(Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim)

Ada di antara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi seperti jarak antara kota Mekkah
dan kota Busra atau kota Mekkah dan kota Hajar.

(Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim )

⇒Hajar adalah kota masyhur di Bahrain.


⇒Busra adalah kota masyhur di Suria.

Apabila diukur maka jarak antara kota Mekkah dengan kedua kota tersebut kurang lebih 1200
km.

Di dalam hadits yang lain, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada
di antara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepinya 40 tahun perjalanan.

(Hadīts Riwayat Muslim )

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memudahkan jalan kita menuju surga.


Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-65 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān kepada hari akhir adalah tentang “Derajat-
derajat Al Jannah atau Surga”

Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang berbeda,
sesuai dengan kadar imān dan taqwa mereka.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٰ‫ٱلصَّـلِحَ ٰـتِ َفُأوْ لَ ٰـٓٮِٕكَ َل ُه ُم ٱلدَّرَ جَ ٰـتُ ۡٱل ُعلَى‬


ٰ ‫وَ مَن ي َۡأ ِت ِهۦ م ُۡؤ ِم ۬نًا َقدۡ عَ ِم َل‬

“Dan barang siapa yang datang kepada Allāh dalam keadaan berimān dan telah mengamalkan
amal-amal yang shālih, maka merekalah yang akan mendapatkan derajat-derajat yang paling
tinggi.”

(QS Thāhā : 75)

Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Apabila kalian mendengar muādzin, maka katakan seperti yang ia katakan, kemudian
bershalawatlah untukku, karena barang siapa bershalawat untukku sekali, maka Allāh Subhānahu
wa Ta’āla akan bershalawat untuknya sepuluh kali.

Kemudian mintalah kepada Allāh untukku Al-wasilah, Karena sesungguhnya Al-wasilah adalah
sebuah kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba di antara hamba-
hamba Allāh.

Dan aku berharap akulah hamba tersebut.

Maka barang siapa yang memintakan untukku Al-Wasilah, dia berhak untuk mendapatkan
syafa’at.”

(Hadīts riwayat Muslim)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat


sebagian orang-orang yang beriman, dibandingkan penduduk surga yang lain.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


 Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul Ghurf (penduduk surga yang memiliki
kedudukan paling tinggi) yang ada di atas mereka seperti kalian melihat bintang yang masih
tersisa di ufuk timur maupun barat.

Yang demikian karena jauhnya perbedaan kedudukan di antara mereka.

Mereka berkata, “Yā Rasūlullāh, bukankah itu adalah kedudukan para Nabi yang tidak dicapai
oleh yang lain?”

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

Iya….. demi dzat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-orang yang berimān dan
membenarkan para Rasūl.

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Di antara orang-orang yang berimān yang akan mendapatkan kedudukan yang paling tinggi
adalah Abū Bakar dan ‘Umar Radhiyallāhu ‘anhumā

Sesungguhnya orang-orang yang memiliki derajat (kedudukan) yang paling tinggi akan dilihat
oleh orang-orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang yang baru terbit di
ufuk langit.

Dan sesungguhnya Abū Bakar dan ‘Umar termasuk mereka, dan mereka berdua akan
mendapatkan nikmat.”

(Hadīts riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishāhihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh).

Para mujahidin fī sabilillāh, mereka termasuk orang-orang yang akan memiliki kedudukan yang
tinggi di dalam surga.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat yang Allāh sediakan bagi orang-orang
yang berjihād di jalan Allāh, Setiap dua derajat seperti antara langit dan bumi, Maka apabila
kalian meminta kepada Allāh mintalah Al-Firdaus. Karena sesungguhnya Al-Firdaus adalah surga
yang paling afdhāl dan surga yang paling tinggi.

Di atasnya ada arsyurrahman, Dan dari sanalah terpancar sungai-sungai surga (Hadits riwayat
Bukhāri )
Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia akan mendapatkan
pahala orang yang berjihad di jalan Allāh atau seperti orang yang berpuasa di siang hari dan
shalāt di malam hari, Sebagaimana di dalam hadīts yang riwayat Bukhāri dan Muslim.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang memberi nafkah dua orang anak wanita sampai dia bāligh, maka dia akan
datang pada hari kiamat, aku dan dia (kemudian) beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam
menggenggam jari-jari beliau”

(Hadīts riwayat Muslim)

Menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga seperti
dua jari ini” (Hadīts riwayat Muslim).

Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut, Karena yang dimaksud dengan dua jari
di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah.

Dan dalam hadīts yang shahīh yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekatku
majelisnya denganku dihari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian”

⇒Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfār anaknya.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka dia berkata,

Dari mana ini?

Dikatakan kepadanya,

Ini semua karena istighfār anakmu untukmu”

(Hadīts shahīh riwayat Ibnu Mājah)


Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik.

Dan penghuni surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan didalam halaqah
sebelumnya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-66 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān kepada hari akhir adalah tentang “Al Jannah dan
Kenikmatannya bagian pertama”

◆ Secara bahasa

Al Jannah adalah kebun.

◆ Secara syari’at

Al Jannah adalah negeri di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang Allāh sediakan bagi orang-orang
yang bertakwa.

Kenikmatan yang tidak pernah terbetik didalam hati manusia, Bagaimanapun besar kenikmatan didunia,
maka tidak akan menyamai kenikmatan didalam surga.

Dan bagaimanapun kita berusaha mengkhayal sebuah kenikmatan, maka tidak akan setara dengan
kenikmatan didalam surga.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

۬ ‫فَاَل ت َۡعلَ ُم ن َۡف‬


ْ ُ‫سٌ َّمٓا ُأ ۡخفِ َى لَهُم ِّمن قُ َّر ِة َأ ۡعي ۬ ٍُن َجزَٓا ۢ َء ِب َما كَان‬
َ‫وا يَ ۡع َملُون‬

“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan yang menyejukkan
mata. Sebagai balasan atas apa yang sudah mereka amalkan.”

(QS As-Sajdah : 17)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫َر‬
ٍ ‫ب بَش‬ ْ ‫ َوالَ ُأ ُذنَ َس ِم َع‬، ‫ت‬
ِ ‫ َوالَ َخطَ َر َعلَى قَ ْل‬، ‫ت‬ ْ ‫ت لِ ِعبَا ِديْ الصَّالِ ِح ْينَ َما الَ َع ْينَ َرَأ‬
ُ ‫ َأ ْع َد ْد‬: ‫قَا َل هَّللا‬

“Allāh Ta’āla berkata, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shālih, kenikmatan yang tidak pernah
dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati manusia.”

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga.
Nama-nama kenikmatan di dalam surga yang Allāh kabarkan kepada kita sama dengan nama-nama
kenikmatan yang ada di dunia.

Namun memiliki sifat yang berbeda. Rumah di surga lain dengan rumah di dunia, meskipun namanya
sama-sama rumah.

Demikian pula buah-buahan di surga jauh lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski sama
namanya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫وا بِ ِهۦ ُمتَ َش ٰـبِ ۬هً ۖ‌ا‬ ‌ُۖ ‫ُز ۡقنَا ِمن قَ ۡب‬
ْ ُ‫ل َوُأت‬ ْ ُ‫وا ِم ۡنہَا ِمن ثَ َم َر ۬ ٍة رِّ ۡز ۬قً ۙا‌ قَال‬
ِ ‫وا هَ ٰـ َذا ٱلَّ ِذى ر‬ ْ ُ‫ُزق‬
ِ ‫ڪُلَّ َما ر‬

“Setiap kali mereka diberi buah-buahan dari surga mereka berkata,


Inilah rezeki yang telah diberikan kepada kami dahulu di dunia.
Mereka diberi buah-buahan yang serupa”.

(QS. Al-Baqarah : 25)

Ada yang mengatakan serupa warna, bentuk dan namanya. Namun berbeda rasa dan kelezatannya.

Orang yang masuk surga dan merasakan sedikit dari kenikmatan surga akan merasa bahwa dia tidak
pernah susah di dunia.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

Dan akan didatangkan seorang penduduk surga yang paling susah di dunia. Kemudian dicelupkan sekali
celupan di dalam surga. Kemudian ditanya, “Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan
kesengsaraan? Apakah pernah engkau tertimpa kesusahan?”

Dia menjawab, “Tidak pernah, demi Allāh Wahai Rabb-ku tidak pernah aku sengsara dan tidak pernah aku
melihat kesusahan.”

(Hadīts riwayat Muslim)

Dan di antara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan diberi oleh Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ۚ ‫لَّهُمۡ فِيهَا َما يَشَٓاءُونَ َخ ٰـلِ ِد‬


‌َ‫ين‬

“Bagi merekalah apa yang mereka inginkan, di dalam surga mereka kekal di dalamnya.”

(QS Al-Furqan : 16)


Oleh karena itu, di antara nama-nama surga adalah Jannatun Na’im (Jannah yang penuh dengan
kenikmatan) ⇒ Lihat Surat Luqmān:8

Dan di antara nama-nama surga adalah Darussalam (Negeri yang selamat) Maksudnya selamat dari semua
kekurangan dan kejelekan (Lihat Surat Al-An’am:127)

Dan di antara nama surga adalah Maqam Amiin (Tempat tinggal yang aman) Yaitu aman dari segala
musibah dan kejelekan (Lihat Surat Ad-Dukhan:51)

Dan di antara nama-nama surga adalah Daarul Muqamah (Negeri yang terus menerus ditempati) (Lihat
Surat Faathir :35)

Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan kenikmatan, selamat
dari semua kekurangan, aman dari segala musibah dan kekal selama-lamanya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-67 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah
Dan Kenikmatan nya Bagian Kedua”

Luas surga adalah seluas langit dan bumi.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ‫سم َٰـوَ ٲتُ وَ ٱَأۡل ۡرض‬


َّ ‫َارعُ ٓو ْا ِإلَىٰ مَغۡ فِرَ ۬ ٍة ّمِن رَّ ِبّڪ ُۡم وَ جَ نَّ ٍة عَ ۡرضُ َها ٱل‬
ِ ‫وَ س‬

“Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian. Dan
berlomba untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.”

(QS Āli-‘Imrān : 133)

⇒Para penduduk surga akan mendapatkan rumah-rumah yang mewah.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‌ُ‫فٌ مَّبۡ ِنيَّ ۬ ٌة ت َۡج ِرى مِن ت َۡح ِتہَا ٱَأۡلنۡ ہ َٰـ ۖر‬
۬ َ‫فٌ ّمِن َف ۡو ِق َها ُغر‬
۬ َ‫ِن ٱلَّذِينَ ٱتَّق َۡو ْا رَ بَّہ ُۡم لَ ُه ۡم ُغر‬
ِ ‫َل ٰـك‬

“Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allāh, bagi mereka kamar-kamar di dalam
surga, yang di atasnya ada kamar-kamar yang dibangun”.

(QS Az-Zumar : 20)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga.
Ketika beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh para shahābat tentang bangunan surga,
beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) berkata:

“Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya berbau wangi kasturi yang sangat
harum. Kerikilnya mutiara dan batu mulia. Tanahnya elok seperti warna za’faran”.

(Hadīts Shahīh riwayat Tirmidzi)

Di dalam sebuah hadīts Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan, “bahwasanya


orang yang shalāt 12 raka’at setiap hari, maka akan dibangunkan rumah di surga”. (Hadīts
Riwayat Muslim)

⇒Maksud dari 12 raka’at adalah shalāt rawatib yang terdiri dari:

√ 4 raka’at sebelum Dhuhur,


√ 2 raka’at setelah Dhuhur,
√ 2 raka’at setelah Maghrib,
√ 2 raka’at setelah Isya’ dan
√ 2 raka’at sebelum Shubuh.

⇒Di dalam surga juga ada kemah.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Kemah didalam surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga di dalamnya, tinggi kemah
tersebut 30 mil ke atas”

(Hadīts riwayat Bukhāri)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan dalam Surat Al-Baqarah : 25 dan juga ayat-ayat yang
lain bahwasanya surga di bawahnya mengalir sungai-sungai.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga,

√ Ada sungai dari air yang tidak akan payau,


√ Ada sungai-sungai dari susu yang tidak akan berubah rasanya,
√ Ada sungai-sungai dari khamr yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya.
√ Ada sungai-sungai dari madu yang tersaring lagi bersih (Lihat Surat Muhammad:15)

Dan di antara sungai-sungai yang ada adalah Al-Kautsar, sungai yang Allāh berikan untuk
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


َ‫ِإنَّٓا َأ ۡعطَيۡ ن َٰـكَ ۡٱل َك ۡوثَر‬

“Sungguh Aku telah memberimu wahai Muhammad, Al-Kautsar”

(QS Al-Kautsar : 1)

⇒Di dalam surga juga ada mata air-mata air yang mengalir.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ُون‬ ٍ ۬ ‫ِإنَّ ۡٱل ُمتَّقِينَ فِى جَ ن َّٰـ‬


ٍ ‫ت وَ عُ ي‬

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam kebun-kebun dan mata air-mata air
yang mengalir.”

(QS Adz-Dzariyat : 15)

⇒Dan di antara nama mata air surga adalah salsabil (Lihat Al-Insan : 18).

⇒Di dalam surga juga ada pohon-pohon.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan di dalam sebuah hadīts:

“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara berjalan
menuruti bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia tidak akan
selesai”.

(Hadīts riwayat Bukhāri)

Dan di antara pohon surga adalah Sidratul Muntaha yang Allāh sebutkan dalam Surat An-Najm :
14.

Adapun bau wanginya maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan di dalam
sebuah hadits yang shahīh yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Mājah.

َ ‫وَ ِإنَّ ِريحَ َها لَيُوجَ ُد م ِْن مَسِ يرَ ِة‬


َ‫س ْبعِين‬

“Sungguh bau wangi surga tercium dari jarak perjalanan 70 tahun.”

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah yang ke-68 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah
Dan Kenikmatannya Bagian Ketiga”

Di antara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan.

Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening
kepala.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

( َ‫) وَ َف ٰـ ِك َه ۬ ٍة ِّممَّا َيتَخَ يَّرُ ون‬١٩( َ‫ُنز ُفون‬ ۡ ‫) بَأ ۡكوَ ا ۬ ٍ َأ‬١٧( َ‫َٲنٌ مُّخَ لَّدُون‬
۬ ‫َيطُوفُ عَ لَيۡ ِہ ۡم ِو ۡلد‬
ِ ‫) اَّل يُصَ دَّعُ ونَ عَ نۡ ہَا وَ اَل ي‬١٨( ‫ِين‬ ٍ ۬ ‫َاريقَ وَ َكأ‬
ٍ ۬ ‫س ّمِن َّمع‬ ِ ‫ب وَ ب‬ ِ
َ‫) و‬٢١( َ‫) وَ لَ ۡح ِم طَيۡ ۬ ٍر ِّممَّا يَشۡ تَہُون‬٢٠

“Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek
dan seloki atau piala yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak
pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan
daging burung dari apa yang mereka inginkan.

(QS Al-Wāqi’ah:17-21)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta, Kemudian beliau Shallallāhu ‘alayhi
wa sallam mengatakan,
Yang memakannya lebih baik dari padanya”

(Hadīts hasan riwayat Tirmidzi)

Makanan pertama penduduk surga adalah tambahan hati ikan paus (Hadīts riwayat Bukhāri ).

⇒Maksudnya adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia adalah
bagian yang paling lezat dari hati ikan paus.

Di dalam hadīts Tsauban Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imām Muslim, beliau
Shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh seorang ulamā Yahūdi, Apa yang mereka makan setelah
itu?

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk
surga”

Ulamā Yahūdi tersebut berkata,


Apa yang mereka minum setelahnya?
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

“Mereka akan minum dari mata air di dalam surga yang dinamakan salsabil”

Para penduduk surga makan bukan karena lapar, dan minum bukan karena haus. Dan mereka
tidak mengeluarkan kotoran.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum, dan tidak meludah, tidak buang air kecil,
tidak buang air besar dan tidak membuang ingus.

Mereka bertanya, Lalu ke mana makanannya?

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

“Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat minyak kasturi”

(Hadīts riwayat Muslim)

⇒Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir, gelas dan teko terbuat dari emas dan perak.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam
keduanya. Dan Dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di
dalam keduanya”

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

⇒Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak dan mutiara.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ ‫ب وَ لُ ۡؤلُ ً۬ؤ ۖا‌ وَ ِلبَا‬


۬ ‫س ُه ۡم فِي َها حَ ِر‬ ‫َأ‬
ٌ‫ير‬ ِ ‫يُحَ لَّ ۡونَ فِي َها م ِۡن س‬
ٍ ۬ ‫َاورَ مِن َذ َه‬

“Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari
sutra”

(QS Al-Hajj : 23)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


‫َأ‬ ۖ
‫شرَ ا ۬بًا ط َ ُهورً ا‬
َ ‫سقَٮٰ ُه ۡم رَ بُّہ ُۡم‬ ِ ‫ض ۬رٌ وَ ِإسۡ تَبۡ رَ ۬قٌ‌ وَ ُحلُّ ٓو ْا س‬
َ َ‫َاورَ مِن فِضَّ ۬ ٍة و‬ ۡ ُ‫ُس خ‬
ٍ ‫عَ ٰـ ِليَہ ُۡم ِثيَابُ سُند‬

“Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai
pakaian luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb mereka memberi
minum kepada mereka dengan air yang sangat bersih.

(QS Al-Insān : 21)

Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal (Lihat Ar-
Rahman:54)

Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun (Lihat At-Thur:20)

Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ڪنَّا‬
ُ ‫) ِإنَّا‬٢٧( ‫ُوم‬
ِ ‫سم‬َّ ‫) َفمَنَّ ٱللَّ ُه عَ لَيۡ نَا وَ وَ َقٮٰ نَا عَ َذابَ ٱل‬٢٦( َ‫ى َأهۡ ِلنَا ُمشۡ ِفقِين‬
ٓ ‫ڪنَّا َقبۡ ُل ِف‬
ُ ‫) َقالُ ٓو ْا ِإنَّا‬٢٥( َ‫ض يَتَسَٓا َءلُون‬ ۬ ٍ ۡ‫وَ َأ ۡقبَ َل بَعۡ ضُ ہ ُۡم عَ لَىٰ بَع‬
)٢٨( ‫مِن َقبۡ ُل َندۡ عُ و ُۖ‌ه ِإنَّ ُه ۥ هُوَ ۡٱلبَرُّ ٱلرَّ حِي ُم‬

“Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata,
Sesungguhnya kita dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga, kita merasa takut
dengan adzab. Maka Allāh memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari adzab
neraka. Sesungguhnya kita dahulu menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha
Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang.

(QS At-Thur :25-28)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-69 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah
Dan Kenikmatannya Bagian Keempat”

Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33 tahun.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ٍ ‫َيدْخُ ُل َأ ْه ُل ا ْلجَ نَّ ِة ا ْلجَ نَّ َة ُجرْ دًا مُرْ دًا ُم َك َّحلِينَ َأ ْبنَا َء َثاَل‬
َ‫ث وَ ثَاَل ثِين‬

“Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak
berjenggot, bercelak matanya seperti manusia yang berumur tiga puluh atau tiga puluh tiga
tahun”
(Hadīts Hasan Riwayat Tirmidzi)

⇒Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi.

Dan di dalam hadīts hasan yang diriwayatkan oleh Imām Ahmad dari Abū Hurairah Radhiyallāhu
‘anhu disebutkan bahwasanya:

“Mereka akan masuk surga dalam keadaan kulit berwarna putih, berumur tiga puluh tiga tahun
dengan tinggi enam puluh hasta”

⇒Satu hasta adalah dari satu siku ke ujung jari.

Allāh akan menikahkan para laki-laki penduduk surga dengan


bidadari yang sempurna kecantikannya.

Allāh berfirman:

‫ين‬
ٍ ۬ ِ‫ور ع‬
ٍ ‫وَ زَ وَّ ۡجن َٰـ ُهم ِب ُح‬

“Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari”

(QS Ath-Thūr : 20)

Dan yang dimaksud dengan Khūr adalah ‘wanita-wanita yang putih matanya sangat putih, Dan
bagian hitam matanya sangat hitam’.

Dan ‘Iin adalah ‘wanita-wanita yang lebar matanya’.

Allāh menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar payudaranya dan sebaya


umurnya⇛(QS An-Naba’:33)

Mereka diciptakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla secara langsung dalam keadaan perawan dan
penuh rasa cinta kepada suaminya ⇛(QS Al-Waqi’ah:35-37)

Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya ⇛(QS Al-Wāqi’ah :
23)

Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk
suaminya⇛ (QS Ar-Rahman:56-58)

Para bidadari tersebut tidak pernah haid dan mereka bersih dari segala kotoran⇛(QS Al-
Baqarah : 25)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya seandainya salah seorang
bidadari muncul dan melihat ke bumi, niscaya dia akan menyinari apa yang ada di antara surga
dan bumi.
Dan niscaya akan memenuhi antara surga dan bumi dengan bau wangi.

Dan sungguh khimar atau kerudung seorang bidadari lebih baik dari pada dunia dan seisinya
(Hadīts Riwayat Bukhāri)

Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh istrinya di
dunia, sebagaimana tersebut dalam hadīts yang shahīh riwayat Tirmidzi dan Ibnu Mājah.

Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan seratus kali lipat dalam makan, minum, syahwat dan
mendatangi istrinya.

(Hadīts Shahīh Riwayat Ath-Thabrani didalam Al-Mu’jamul Kabiir).

Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut berimān.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‌‫جَ ن َّٰـتُ عَ دۡ ۬ ٍن يَدۡ خُ لُونَہَا وَ مَن صَ لَحَ م ِۡن ءَابَٓا ِٕٮ ِہ ۡم وَ َأ ۡزوَ ٲ ِج ِه ۡم وَ ُذ ِرّ ي َّٰـت ِِہ ۡۖم‬

“Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shālih dari
bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan-keturunan mereka”.

(QS Ar-Ra’ad: 23)

Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allāh ciptakan di dalam surga,
mereka akan sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang bertebaran
⇛(Lihat QS Al-Wāqi’ah:17 dan QS Al-Insān:19)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-70 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah Dan
Kenikmatannya Bagian Kelima”

Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

َ‫فَ َكانَ عَا َّمةُ َم ْن َد َخلَهَا ْال َم َسا ِكين‬

“Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin”


(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim).

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga, di antaranya;
Abū Bakr, Umar, Utsman, ‘Āli Radhiyallāhu ‘anhum

Sebagaimana di dalam hadīts yang shahīh yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Kenikmatan paling besar bagi penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka rasakan
adalah memandang wajah Allāh yang mulia.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allāh Tābaraka wa Ta’āla akan berkata:

“Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian?”

Mereka berkata:

“Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke
dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka?”

Allāh pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai dari pada melihat
kepada Rabb mereka ‘Azza wa jalla”

(Hadīts riwayat Muslim)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ۖ
ٌ‫وا ۡٱلح ُۡسن َٰى َو ِزيَا َد ۬‌ة‬
ْ ُ‫لِّلَّ ِذينَ َأ ۡح َسن‬

“Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan”

(QS Yūnus : 26)

⇒Tambahan didalam ayat di atas adalah memandang wajah Allāh.

Sebagaimana datang tafsirnya dari para shahābat seperti Abū Bakr, Abū Mūsā Al-Asy’ari dan Hudzaifah
Radhiyallāhu ‘anhum.

Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allāh ‘Azza wa
jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka tidak pernah melihat-
Nya.

Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar atas
ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada jalan-Nya,
dan merindukan pertemuan dengan-Nya, Meskipun dengan segala kekurangan yang mereka miliki.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

)٢٣( ٌ‫َاظ َر ۬ة‬ ِ َّ‫ُوجُو ۬هٌ يَ ۡو َم ِٕٮ ۬ ٍذ ن‬


ِ ‫) ِإلَ ٰى َربِّہَا ن‬٢٢( ٌ‫اض َرة‬

“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Rabb mereka”

(QS Al-Qiyāma :22-23)

Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali orang
yang bersabar.

Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan ada ujian yang harus kita sabar
menghadapinya.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ِ ‫ت النَّا ُر بِال َّشهَ َوا‬


‫ت‬ ِ ‫ت ْال َجنَّةُ بِ ْال َمك‬
ِ َّ‫َار ِه َو ُحف‬ ِ َّ‫ُحف‬

“Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang
menyenangkan”

(Hadīts riwayat Muslim).

Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit, Sebentar dan banyak kekurangan.

Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya dan tanpa ada
kekurangan sedikitpun.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

)١٧( ‫) َوٱَأۡل ِخ َرةُ خ َۡي ۬ ٌر َوَأ ۡبقَ ٰ ٓى‬١٦( ‫بَ ۡل تُ ۡؤثِرُونَ ۡٱل َحيَ ٰوةَ ٱلد ُّۡنيَا‬

“Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.”

(QS Al-A’lā : 16-17)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman yang artinya:

“Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, saling
berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta dan juga anak-anak. Seperti hujan yang
tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kalian melihat
warnanya menjadi kuning kemudian hancur. Dan di akhirat ada adzab yang keras dan ampunan dari Allāh
serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

(QS Al-Hadīd : 20)


Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan dengan baik
untuk mencari ridha Allāh dan surga-Nya.

Orang yang tercela adalah orang yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan melupakan
kebahagiaan akhirat.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang ” An Naar (Neraka)
Dan Adzabnya Bagian pertama”

An-Nār secara bahasa adalah api, Secara syariat, An-nār adalah negeri di akhirat yang penuh
dengan adzab, yang Allāh sediakan bagi orang-orang kāfir.

Adzab yang sangat pedih dan menghinakan.

Bagaimanapun pedihnya manusia menyiksa manusia yang lain di dunia, maka adzab Allāh di
neraka lebih pedih.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫َفي َۡومَٮِٕ ۬ ٍذ اَّل يُ َع ّذِبُ عَ َذابَ ُه ۥۤ َأحَ ۬ ٌد‬

“Maka pada hari itu, tidak ada yang mengadzab seperti adzab Allāh”

(QS Al-Fajr : 25)

Orang yang masuk ke dalam neraka akan lupa dengan segala kenikmatan dunia.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Akan didatangkan seorang penghuni neraka yang paling banyak mendapat kenikmatan di dunia
pada hari kiamat.

Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam neraka, Kemudian ditanya, “Wahai anak Ādam,
pernahkah engkau melihat kebaikan? Apakah engkau pernah mendapatkan kenikmatan?

Dia menjawab, “Tidak demi Allāh wahai Rabb-ku”.”

(Hadīts riwayat Muslim)


Karena sangat pedihnya, mereka akan menebus adzab di neraka dengan orang-orang yang
sangat mereka cintai di dunia dan seluruh manusia.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِ ‫) وَ مَن فِى ٱَأۡل ۡر‬١٣( ‫) وَ َفصِ يلَ ِت ِه ٱلَّتِى تُ ۡـٔ ِوي ِه‬١٢( ‫)وَ صَ ٰـ ِحبَ ِت ِهۦ وَ َأخِي ِه‬١١( ‫ب ي َۡوم ِِٕٮ ۭ ِذ ِببَنِي ِه‬
ۚ ‫ض جَ مِي ۬ ًعا ثُ َّم يُن ِجي ِه‬ ِ ‫يَوَ ُّد ۡٱلم ُۡج ِر ُم لَ ۡو يَفۡ تَدِى م ِۡن عَ َذا‬

“Orang kāfir berangan-angan seandainya bisa menebus adzab saat itu dengan anak-anak laki-
lakinya, istrinya dan saudara laki-lakinya dan keluarganya yang menaunginya. Dan semua yang
ada di permukaan bumi, kemudian tebusan itu bisa menyelamatkan dia”

(QS Al-Ma’ārij : 11-14)

Di dunia seseorang rela berkorban demi keselamatan orang-orang yang dia cintai.

Namun di neraka justru dia akan mengorbankan orang-orang yang dia cintai demi keselamatan
dirinya.

Di antara nama-nama neraka adalah Hāwiyyah yang artinya jurang yang dalam (Al-Qāri’ah : 9)

Di antara namanya adalah Al-Khutamah yang artinya yang menghancurkan apa yang ada di
dalamnya (Al-Humazah : 4)

Dan di antara namanya adalah Jahīm yaitu api yang menyala-nyala (Al-Infithār :14)

Dan di antara namanya adalah Saqar yang artinya yang menghanguskan (Al-Mudatsir: 26)

Penjaga neraka adalah 19 malāikat yang keras dan kejam, yang mereka menyiksa sesuai dengan
perintah Allāh (At-Tahrim: 6 dan Al-Mudatsir:30).

Penduduk neraka sangat banyak jumlahnya.

Setiap 1000 orang, satu orang akan masuk surga, 999 orang akan masuk kedalam neraka.

Di dalam hadīts yang diriwayatkan oleh Al-Imām Al-Bukhāri , Allāh Subhānahu wa Ta’āla berkata
kepada Nabi Ādam:

“Keluarkanlah dari setiap seribu, 999 orang”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadīts ini, “Bergembiralah kalian,
sesungguhnya dari kalian 1 orang dan dari Ya’juj dan Ma’juj 1000 orang”

Orang-orang kāfir yang jumlahnya sangat banyak tersebut badannya akan dibuat besar.
Satu gigi geraham akan sebesar gunung Uhud. Dan jarak antara dua ujung pundak salah seorang
di antara mereka sejauh tiga hari perjalanan bagi pengendara cepat.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Antara dua ujung pundak orang kāfir di dalam neraka perjalanan orang yang naik kendaraan
dengan cepat selama tiga hari”

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim).

Dan (beliau) Shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:

“Sesungguhnya tebal kulit orang kafir 42 hasta dan satu gigi geraham dia seperti gunung Uhud,
Dan sesungguhnya tempat duduk dia di jahannam seperti antara Mekkah dan Madināh”

(Hadīts Shahīh Riwayat Tirmidzi)

⇒Empat puluh dua hasta kurang lebih 19 meter.

⇒Tinggi gunung uhud kurang lebih 128 meter.

⇒Dan jarak Mekkah dan Madināh kurang lebih 450 km.

Jumlah penghuni neraka yang


sangat banyak dengan ukuran tubuh masing-masing yang sangat besar, menunjukkan tentang
sangat besarnya neraka.

Meskipun demikian masih ada tempat yang tersisa di dalam neraka.

Dan neraka masih akan terus bertanya,

Apakah masih ada tambahan?

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ي َۡو َم نَقُو ُل لِجَ َهنَّ َم َه ِل ۡٱمتَأَل ۡ تِ وَ تَقُو ُل َهلۡ مِن م َِّزي ۬ ٍد‬

“Pada hari di mana Kami berkata kepada jahannam, ‘Apakah kamu sudah penuh?’ Dan jahannam
berkata, Apakah masih ada tambahan?”

(QS Qāf :30)

Di dalam sebuah hadīts Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


Senantiasa jahannam berkata,

“Apakah masih ada tambahan?”

Sampai Rabbul ‘izzah (Allāh) meletakkan telapak kakinya di neraka, kemudian barulah neraka
berkata, “Cukup, cukup, demi keperkasaan-Mu”

Maka neraka-pun saling melipat sebagian ke sebagian yang lain.

(Hadīts riwayat Bukhāri )

Di antara yang menunjukkan besarnya neraka suatu hari para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum
sedang bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tiba-tiba mereka mendengar suara
sesuatu yang jatuh.

Maka Nabi bertanya:

“Tahukah kalian apa ini?”

Mereka menjawab:

“Allāh dan Rasul-Nya lebih tahu.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Ini adalah batu yang telah dilempar ke dalam neraka semenjak 70 tahun yang lalu. Maka dia
jatuh melesat ke dalam neraka sehingga sekarang sampai di dasarnya”

(Hadīts riwayat Muslim)

Dan di antara yang menunjukkan besarnya neraka, bahwa 4,9 miliar malāikat akan menyeret
neraka jahannam pada hari kiamat, sebagaimana telah berlalu hadītsnya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-72 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang ” An Nār
(Neraka) Dan Adzabnya Bagian kedua”

Neraka akan dinyalakan dihari kiamat dan apabila sudah dinyalakan dia tidak akan padam.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


ُ ‫وَ ِإ َذا ۡٱلجَ حِي ُم‬
‫س ّعِرَ ۡت‬

“Dan apabila neraka dinyalakan”

(QS At-Takwīrr : 12)

Dan Allāh berfirman,

۬ ‫سع‬
‫ِيرً ا‬ َ ‫ڪلَّمَا خَ ب َۡت ِزدۡ ن َٰـ ُه ۡم‬
ُ

“Setiap kali neraka akan padam, maka Kami akan menambah nyala apinya”.

(QS Al-Isrā’ :97)

⇒Neraka bisa melihat, mendengar dan berbicara.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

Akan keluar potongan dari neraka yang berbentuk leher pada hari kiamat, Dia memiliki dua mata
yang melihat, dua telinga yang mendengar dan lisan yang berbicara.

Dia berkata: “Aku diberi tugas untuk mengadzab tiga golongan”

⇒Setiap orang yang sombong dan keras kepala (maksudnya dalam menentang kebenaran)
⇒Orang yang berdo’a kepada selain Allāh bersama Allāh
⇒Dan orang-orang yang menggambar (Yaitu menggambar mahluk hidup yang bernyawa)

(Hadīts Shahīh riwayat Tirmidzi).

⇒Pintu-pintu neraka ada tujuh

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ب ِّمنۡ ہ ُۡم ُج ۡز ۬ ٌء َّمقۡ سُو ٌم‬ ٍ ۬ ‫َل َها سَبۡ َع ُة َأبۡ وَ ٲ‬


ٍ ۬ ‫ب ِلّ ُك ِّل بَا‬

“Neraka memiliki tujuh pintu. Setiap pintu ada bagiannya”

(QS Al-Hijr : 44)

⇒Maksudnya, akan dimasuki penghuni neraka sesuai dengan amalannya.


Pintu-pintu tersebut akan dibuka langsung ketika penduduk neraka sampai di depan pintu
neraka tanpa adanya syafa’at (Lihat Az-Zummar : 71).

Di bulan Ramadhān, tujuh pintu ini akan ditutup (Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Setelah masuk orang-orang kāfir ke dalam neraka, maka pintu-pintu tersebut tidak akan dibuka
untuk mereka.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫عَ لَيۡ ِہ ۡم نَ ۬ارٌ م ُّۡؤصَ َد ۢ ُة‬

“Bagi mereka neraka yang tertutup”.

(QS Al-Balad : 20)

Neraka memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan kedahsyatan adzabnya.

⇒Orang-orang munāfiq berada di tingkat paling bawah.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫نَّ ۡٱل ُمن َٰـ ِفقِينَ فِى ٱلد َّۡر ِ َأۡل‬


ِ ‫ك ٱ سۡ َف ِل مِنَ ٱلن‬
‫َّار‬ ‫ِإ‬

“Sesungguhnya orang-orang munāfiq berada di tingkat paling bawah dari neraka”

(QS An-Nisā :145)

Dan orang yang paling ringan adzabnya adalah yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu
‘alayhi wa sallam:

“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya adalah orang yang memakai dua
sandal dan dua tali sandal dari api, Akan mendidih otaknya oleh sebab keduanya. Seperti
mendidihnya periuk, Dia tidak melihat ada orang yang lebih keras adzabnya dari pada dia,
Padahal sesungguhnya dialah orang yang paling ringan adzabnya”

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Bahan bakar neraka adalah orang-orang kāfir, batu dan segala sesuatu yang disembah selain
Allāh dan dia ridhā.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


َ‫َفِإن لَّ ۡم تَفۡ َعلُو ْا وَ لَن تَفۡ َعلُو ْا َفٱتَّقُو ْا ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَ ُقو ُد َها ٱلنَّاسُ وَ ۡٱلحِجَ ارَ ُۖ‌ة ُأعِ د َّۡت ل ِۡل َك ٰـف ِِرين‬

“Maka hendaklah kalian takut dengan neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan untuk orang-orang kāfir ”

(QS Al-Baqarah : 24)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫َأ‬
ِ َ‫ُون ٱللَّ ِه حَ صَ بُ جَ َهنَّ َم نت ُۡم لَ َها و‬
َ‫ٲردُون‬ ِ ‫ِإنَّڪ ُۡم وَ مَا تَعۡ بُدُونَ مِن د‬

“Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allāh adalah bahan bakar jahannam.
Kalian akan memasukinya”

(QS Al-Anbiyā : 98)

⇒Api neraka adalah api yang sangat panas.

Dan telah berlalu bahwasanya api di dunia adalah satu dari tujuh puluh bagian api neraka.

Tidak ada kesejukan sama sekali di dalam neraka. Benda-benda sekitar yang diharapkan memiliki
kesejukan, ternyata merupakan adzab tersendiri bagi penghuninya.

Angin yang sangat panas, air yang mendidih dan teduhan atau naungan dari asap yang hitam.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫) ِإ‬٤٤( ‫َار ۬ ٍد وَ اَل َك ِر ٍيم‬


ِ ‫) اَّل ب‬٤٣( ‫ُوم‬
ٍ ۬ ‫) وَ ظِ ۬ ٍّل ّمِن ي َۡحم‬٤٢( ‫ِيم‬
ٍ ۬ ‫ُوم وَ حَ م‬
ٍ ۬ ‫سم‬
َ ‫) فِى‬٤١( ‫شمَا ِل‬ ۡ ‫شمَا ِل مَٓا َأ‬
ّ ِ ‫صحَ ٰـبُ ٱل‬ ۡ ‫وَ َأ‬
ّ ِ ‫صحَ ٰـبُ ٱل‬

“Dan golongan kiri, betapa sengsaranya golongan kiri, Di dalam siksaan angin yang sangat panas,
air yang mendidih dan teduhan asap yang hitam, Teduhan yang tidak dingin dan tidak
menyenangkan untuk dipandang”

(QS Al-Wāqi’ah :41-44)

Dan Allāh berfirman yang artinya,

“Pergilah kalian kepada teduhan yang memiliki tiga cabang, Yang tidak menaungi dan tidak
melindungi dari api neraka, Sungguh neraka akan melemparkan percikan api sebesar istana
(Maksudnya tinggi dan besar) Percikan api tersebut seperti unta-unta hitam yang condong ke
warna kuning”.

(QS Al-Mursalāt :30-33)


Penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang musyrik, ahlul kitāb
(Yahūdi dan Nashrāni) dan orang-orang munāfiq.

Allāh berfirman:

‫َار جَ َهنَّ َم خَ ٰـ ِلدِينَ فِي َہ ۚ‌ٓا‬ ِ ‫ِإنَّ ٱلَّذِينَ َك َفرُ و ْا م ِۡن َأهۡ ِل ۡٱل ِكت َٰـ‬
ِ ‫ب وَ ۡٱل ُمشۡ ِركِينَ فِى ن‬

“Sesungguhnya orang-orang kāfir dari ahlul kitāb dan orang-orang musyrik berada di dalam
neraka jahannam, kekal di dalamnya”.

(QS Al-Bayyinah : 6)

Dan Allāh berfirman:

‫ِإنَّ ٱللَّ َه جَ امِعُ ۡٱل ُمن َٰـ ِفقِينَ وَ ۡٱل َك ٰـف ِِرينَ فِى جَ َهنَّ َم جَ مِيعًا‬

“Sesungguhnya Allāh akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kāfir di dalam
jahannam semuanya”.

(QS An-Nisā :140)

Di antara penghuni neraka adalah Fir’aun yang ada di zaman Nabi Musa (Lihat Surat Hūd : 98)

Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth (At-Tahrim : 10)

Serta Abū Lahab dan istrinya (Lihat Surat Al-Massad :1-5)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-73 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang ” An Nār (Neraka)
Dan Adzabnya Bagian ketiga”

Di antara makanan penduduk neraka adalah dzarī’.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٍ ۬ ‫) اَّل ي ُۡس ِمنُ َواَل ي ُۡغنِى ِمن ج‬٦( ‫يع‬


)٧( ‫ُوع‬ َ ‫لَّ ۡي‬
َ ‫س لَهُمۡ طَ َعا ٌم ِإاَّل ِمن‬
ٍ ۬ ‫ض ِر‬

“Tidak ada makanan bagi mereka kecuali dzarī’ yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan
lapar”.

(QS Al-Ghāsiyah : 6-7)


Ada yang mengatakan dzarī’ adalah nama tumbuhan berduri.

Dan di antara makanan mereka adalah buah dari pohon zaqqūm.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

)٤٦( ‫) َكغ َۡل ِى ۡٱل َح ِم ِيم‬٤٥( ‫ون‬


ِ ُ‫) ك َۡٱل ُم ۡه ِل َي ۡغلِى فِى ۡٱلبُط‬٤٤( ‫) طَ َعا ُم ٱَأۡلثِ ِيم‬٤٣( ‫وم‬
‫ِإ َّن َش َج َرتَ ٱل َّزقُّ ِـ‬

“Sesungguhnya pohon zaqqūm adalah makanan orang yang sangat berdosa. Dia seperti cairan logam yang
mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas”

(QS Ad-Dukhān : 43-46)

Dalam ayat yang lain Allāh mengabarkan bahwasanya zaqqūm adalah pohon yang keluar dari dasar
neraka.

Mayangnya seperti kepala-kepala syaithān dan para penghuni neraka akan memakannya dan memenuhi
perutnya dengan buah tersebut (Lihat As-Sāffāt: 62-66)

Allāh juga menyebutkan bahwasanya setelah penuh perut mereka dengan buah zaqqūm,
maka mereka akan meminum dari air yang mendidih seperti unta yang sangat kehausan (Lihat Al-
Wāqi’ah : 51- 55)

Di dalam surat Al-Kahfi : 29, disebutkan bahwasanya setiap kali mereka meminta air minum, maka
mereka akan diberi air minum seperti cairan logam yang mendidih yang akan menghanguskan wajah-
wajah mereka, (Maksudnya) ketika air tersebut mendekat ke mulut mereka.

Dan ketika meminumnya, maka air panas tersebut akan memotong-motong usus mereka.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫وا َمٓا ًء َح ِمي ۬ ًما فَقَطَّ َع َأمۡ َعٓا َءهۡـُم‬


ْ ُ‫َو ُسق‬

“Dan mereka akan diberi air minum yang sangat panas, maka air panas tersebut akan memotong-motong
usus-usus mereka”

(QS Muhammad : 15)

Dan di antara makanan penghuni neraka adalah ghislīn, yaitu nanah penduduk neraka yang sangat busuk
baunya dan sangat tidak enak rasanya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

)٣٧( َ‫) اَّل يَ ۡأ ُكلُهُ ۥۤ ِإاَّل ۡٱل َخ ٰـ ِطـُٔون‬٣٦( ‫ين‬


ٍ ۬ ِ‫) َواَل طَ َعا ٌم ِإاَّل ِم ۡن ِغ ۡسل‬٣٥( ‫س لَهُ ۡٱليَ ۡو َم هَ ٰـهُنَا َح ِمي ۬ ٌم‬
َ ‫فَلَ ۡي‬

“Maka tidak ada baginya pada hari ini teman dekat di sini. Dan tidak ada makanan bagi mereka kecuali
dari ghislin. Tidak memakannya kecuali orang-orang yang berdosa”
(QS Al-Hāqqah : 35-37)

⇒Pakaian mereka dari api dan tembaga panas.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

۬
ٍ ۬ َّ‫ُوا قُطِّ َع ۡت لَهُمۡ ثِيَابٌ ِّمن ن‬
‫ار‬ ْ ‫ڪفَر‬
َ َ‫فَٱلَّ ِذين‬

“Maka orang-orang kāfir akan dipotongkan bagi mereka pakaian-pakaian dari api”

(QS Al-Hajj :19)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ان َوت َۡغش َٰى ُوجُوهَهُ ُـم ٱلنَّا ُر‬


ٍ ۬ ‫َس َرابِيلُهُم ِّمن قَ ِط َر‬

“Pakaian mereka dari tembaga panas dan api akan menutupi wajah-wajah mereka”

(QS Ibrāhīm: 50)

⇒Kulit penghuni neraka yang begitu tebal akan matang.

Namun setiap matang Allāh akan mengembalikan seperti semula, supaya dia merasakan adzab kembali
(Lihat Surat An-Nisā :56)

Isi perut mereka akan meleleh dan kulit mereka akan hancur setelah disiram dengan air panas.

Dan mereka akan dipukul dengan palu-palu dari besi setiap kali mereka berusaha untuk keluar dari siksa
(Lihat Surat Al-Hajj :19-22)

Di dalam neraka mereka akan diseret di atas wajah-wajah mereka.

Allāh berfirman,

ِ َّ‫يَ ۡو َم ي ُۡس َحبُونَ فِى ٱلن‬


ۡ‫ار َعلَ ٰى ُوجُو ِه ِهم‬

“Pada hari di mana mereka akan diseret di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka”

(QS Al-Qamar :48)

Wajah mereka akan menjadi hitam (Lihat Surat Āli-Imrān : 106)

Leher mereka akan dibelenggu dan kaki mereka akan dirantai kemudian diseret di dalam air yang
mendidih dan dibakar dengan api (Lihat Surat Ghāfir : 71-72)
Demikianlah pedihnya adzab bagi penghuni neraka.

Mereka berteriak meminta kepada Allāh supaya dikeluarkan dari neraka dan beramal shalih.

Allāh berfirman:

‫ڪنَّا ن َۡع َم ۚ ُل‬ َ ‫صطَ ِر ُخونَ فِيہَا َربَّنَٓا َأ ۡخ ِر ۡجنَا ن َۡع َم ۡل‬
ُ ‫ص ٰـلِحًا غ َۡي َر ٱلَّ ِذى‬ ۡ َ‫َوهُمۡ ي‬

“Dan mereka berteriak dari dalam neraka, Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami maka kami akan beramal
shalih, amalan yang lain dari apa yang sudah kami amalkan”

(QS Fāthir : 37)

Namun permintaan mereka tidak berarti. Mereka juga meminta kepada para penjaga neraka supaya mereka
berdo’a kepada Allāh agar meringankan adzab bagi mereka, meskipun hanya satu hari, supaya mereka bisa
istirahat (Lihat Surat Ghāfir : 49)

Namun permintaan mereka tidak membawa hasil. Mereka juga berkata kepada malāikat Mālik, malāikat
penjaga neraka, supaya Allāh mematikan mereka saja.

Allāh berfirman:

‌َۖ ُّ‫ض َعلَ ۡينَا َرب‬


َ‫ك قَا َل ِإنَّ ُكم َّم ٰـ ِكثُون‬ ۡ ُ ِ‫َونَاد َۡو ْا َي ٰـ َم ٰـل‬
ِ ‫ك لِيَق‬

Dan mereka memanggil, Wahai Mālik hendaklah Rabb-mu mematikan kami. Malik berkata,
“Sesungguhnya kalian akan terus tinggal di neraka”

(QS Az-Zukhruf : 77)

Mereka tidak akan keluar dari neraka, tidak akan diringankan adzabnya dan tidak akan dimatikan.

Balasan bagi orang-orang yang kāfir kepada Allāh Rabbul’alāmin.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-74 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Percakapan
Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka”

Akan terjadi percakapan antara penghuni surga, penghuni neraka dan Ashabul A’rāf, mereka
adalah orang-orang yang berada di sebuah tempat yang tinggi antara surga dan neraka.

Yang Dinamakan dengan Al A’rāf dan mereka adalah orang-orang yang timbangan kebaikan dan
kejelekannya sama.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman yang artinya,


Dan para penghuni surga memanggil para penghuni neraka dengan mengatakan Sesungguhnya
kami telah memperoleh apa yang Rabb kami janjikan kepada kami dengan hak, apakah kalian
telah memperoleh apa yang Rabb kalian janjikan kepada kalian dengan hak? “Maka para
penghuni neraka menjawab” betul.

Kemudian seorang penyeru, menyeru diantara kedua golongan itu seraya mengatakan laknat
Allāh atas orang-orang yang zhalim (orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan
Allāh dan menginginkan agar jalan tersebut menjadi bengkok dan mereka mengingkari
kehidupan akhirat)

Dan diantara keduanya (antara penghuni surga dan penghuni neraka) ada batas dan diatas Al
A’rāf, ada orang-orang yang mereka mengenal masing-masing dari dua golongan tersebut
dengan tanda-tanda mereka (maksudnya) mengenal penghuni surga dan penghuni neraka
dengan tanda -tanda mereka.

Dan para Ashabul A’rāf menyeru penghuni surga seraya mengatakan salamun ‘alaikum
(keselamatan atas kalian) mereka belum memasuki surga sedang mereka ingin segera
memasukinya.

Dan apa bila pandangan mereka dipalingkan kearah penghuni neraka mereka berkata, “Yaa Rabb
kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zhalim”.

Kemudian Ashabul A’rāf memanggil beberapa pemuka orang kafir yang mereka kenal dengan
tanda-tanda mereka, seraya mengatakan harta yang kalian kumpulkan dan apa yang kalian
sombongkan tidaklah bermanfaat bagi kalian.

Apakah mereka ini (para penghuni surga) adalah orang-orang yang kalian telah bersumpah
bahwasanya mereka tidak akan mendapat rahmat Allāh? Maka dikatakan kepada ashabul A’rāf
masuklah kalian kedalam surga tidak ada ketakutan atas kalian dan kalian tidak akan bersedih.

Kemudian penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami air atau
makanan yang telah Allāh berikan kepada kalian ” Para penghuni surga menjawab,”
Sesungguhnya Allāh telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir (orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai permainan dan sebagai senda gurau dan kehidupan dunia
telah menipu mereka).

Maka pada hari ini kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu telah melupakan
pertemuan mereka dengan hari ini.

Mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.”

(QS Al A’rāf: 44 – 51)

Dan akan didatangkan al maut (kematian).


Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

Akan didatangkan kematian (al maut) dalam bentuk domba jantan yang amlah (maksudnya) yang
berwarna putih dan hitam, dan warna putihnya lebih banyak.

Maka menyerulah penyeru, “Wahai para penghuni surga, para penghuni surgapun menjulurkan
leher-leher mereka dan melihat, kemudian penyeru tersebut berkata, “apakah kalian mengenal
ini?” Mereka berkata iyaa, ini adalah kematian dan mereka semua nya sebelumnya sudah pernah
melihat kematian.

Kemudian penyeru berkata, ” Wahai penghuni neraka, maka para penghuni neraka menjulurkan
leher-leher mereka dan melihat kemudian penyeru berkata, apakah kalian mengenal ini?” Mereka
menjawab iyaa , ini adalah kematian dan mereka semua sebelumnya sudah pernah melihat
kematian tersebut.

Maka disembelihlah kematian, berkatalah penyeru tersebut, “Wahai penghuni surga kekekalan
dan tidak ada kematian dan wahai penghuni neraka kekekalan dan tidak ada kematian”.

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Para penghuni surga akan bergembira karena merekaakan kekal didalam kenikmatan dan tidak
akan meninggal dunia .

Adapun para penghuni neraka maka mereka akan bersedih karena mereka akan kekal didalam
adzab dan tidak akan meninggal dunia.

Ketika penghuni surga telah masuk kedalam surga dan penghuni neraka telah masuk kedalam
neraka, maka syaithān yang telah menyesatkan para penghuni neraka akan berlepas diri dari
mereka.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman yang artinya:

Dan berkatalah syaithān tatkala perkara telah diselesaikan, sesungguhnya Allāh telah menjanjikan
kepada kalian janji yang benar dan aku telah menjanjikan kepada kalian akan tetapi aku
menyalahinya.

Sekali-kali aku tidak memiliki kekuasaan atas kalian,melainkan sekedar aku mengajak kalian lalu
kalian mematuhi seruan ku.

Oleh sebab itu, janganlah kalian mencelaku akan tetapi cela lah diri kalian sendiri.

Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku mengingkari perbuatan kalian,ketika sebelumnya kalian mempersekutukan
aku dengan Allāh.

Sesungguhnya orang-orang yang zhalim akan mendapatkan siksaan yang pedih.

(QS Ibrāhīm : 22)

Demikianlah akhir yang buruk bagi syaithān dan para pengikut mereka mereka akan kekal
didalam neraka selama-lamanya.

Dan demikian lah akhir yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa, mereka akan kekal selama-
lamanya didalam surga.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah yang ke-75 dari Silsilah ‘Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Percakapan
Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka” Manfaat Mempelajari Imān Kepada Hari Akhir ”

Berimān kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang
muslim.

Diantaranya,

⑴ Mengingatkan seorang Muslim bahwa dunia hanyalah sebentar,dan bahwasanya hari kiamat
dan hisāb mereka sudah dekat.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ‫َّاس ِحسَابُ ُه ْم وَ ُه ْم فِي َغ ْفلَ ٍة ُمع ِْرضُ ون‬


ِ ‫ا ْقتَرَ بَ لِلن‬

“Telah dekat bagi manusia hisāb mereka sedang mereka dalam kelalaian berpaling”

(QS Al Anbiyā : 1)

⑵ Mengingatkan seorang muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia.

Dan kenikmatan yang telah Allāh berikan kepada orang-orang kāfir didunia.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫اَل َيغُرَّ نَّكَ تَ َقلُّبُ الَّذِينَ َك َفرُ وا فِي ا ْل ِباَل ِد * َمتَاعٌ َقلِي ٌل ثُ َّم َمْأ وَ ا ُه ْم جَ َهنَّ ُم ۚ وَ ِبْئ سَ ا ْل ِم َها ُد‬
“Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kāfir dinegeri-
negeri.Kesenangan yang sedikit kemudian tempat kembali mereka adalah jahannam, dan
jahannam adalah sejelek-jelek alas”

(QS Āl Imrān:196-197)

⑶ Mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan di


akhirat.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Berfirman:

‫َفم َْن زُ حْ ز َح عَ ن الن ُأ‬


ِ ُ‫َّار وَ ْد ِخ َل ا ْلجَ نَّ َة َف َق ْد َفازَ ۗ وَ مَا ا ْلحَ يَا ُة ال ُّد ْنيَا ِإاَّل َمتَاعُ ا ْلغُر‬
‫ور‬ ِ ِ ِ

“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukan kedalam surga maka sungguh dia telah
beruntung dan tidaklah kehidupan dunia kecuali kesenangan yang menipu”

(QS Āl Imrān:185)

⑷ Mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya adalah apabila
seseorang masuk kedalam neraka.

Allāh berfirman menceritakan ucapan orang-orang yang berimān:

‫َأ‬ ‫َأ‬
ٍ َ‫رَ بَّنَا ِإنَّكَ م َْن تُ ْد ِخ ِل النَّارَ َف َق ْد خْ زَ ْيتَ ُه ۖ وَ مَا لِلظَّا ِلمِينَ م ِْن نْص‬
‫ار‬

“Wahai Rabb kami Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukan kedalam neraka,maka
sungguh Engkau telah menghinakannya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhālim”

(QS Āl Imrān:192)

⑸ Menguatkan kesabaran seorang muslim didalam menghadapi musibah-musibah dunia yang


menimpanya.

Dia menyadari bahwasanya dirinya dan apa yang dia miliki adalah milik Allāh,dan akan kembali
kepada Allāh.

⑹ Berimān kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlās dalam beramal
karena dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlās lah yang dapat bermanfaat dihari kiamat.

⑺ Mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya bersegera dalam bertaubat dan


beristighfār dari dosa.

Karena dosa adalah sebab bencana di akhirat.


⑻ Mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar diatas ketaatan kepada Allāh dan
bersabar dalam menjauhi kemaksiatan.

Dan semua itu jauh lebih ringan daripada adzab di akhirat.

⑼ Mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat islām dan imān yang Allāh berikan
kepadanya

Karena dengan sebab itulah Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan kebahagiaan
kepadanya didunia dan di akhirat.

⑽ Mengingatkan seorang muslim akan bahaya nya kekāfiran, kesyirikan, dan kemunāfiqkan.

Dimana ketiganya adalah penyebab kekekalan didalam neraka.

⑾ Mendorong seorang muslim untuk semanggat berdakwah dijalan Allāh, mengajak saudara
seislām untuk berpegang teguh dengan agamanya dan mengajak orang kāfir untuk masuk islām,
supaya terhindar dari adzab yang kekal.

⑿ Menginggatkan kita tentang pentingnya berdo’a kepada Allāh, meminta kebahagiaan akhirat.

Diantara do’a didalam Al Qurān adalah:

‫َّار‬ َ َ‫سنَ ًة وَ فِي اآْل خِرَ ِة ح‬


ِ ‫سنَ ًة وَ ِقنَا عَ َذابَ الن‬ َ َ‫رَ بَّنَا آ ِتنَا فِي ال ُّد ْنيَا ح‬

“Wahai Rabb kami,berikanlah kepada kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah
kami dari adzab neraka”

(QS Al Baqarah : 201)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah berdo’a:

‫َّار وَ مَا َقرَّ بَ ِإلَ ْي َها مِنْ َقوْ ٍل َأوْ عَ مَل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َاللَّ ُه َّم نِّى َأ ْ َأ‬
ِ ‫ وَ عُ و ُذ ِبكَ مِنَ الن‬،‫س لُكَ ا ْلجَ نَّ َة وَ مَا َقرَّ بَ ِإلَ ْي َها م ِْن َقوْ ٍل وْ عَ َم ٍل‬ ‫ِإ‬

“Yā Allāh aku meminta kepadamu surga dan apa mendekatkan kepada surga, baik ucapan
ataupun perbuatan,dan aku berlindung kepadamu dari neraka dan apa yang mendekatkan
kepada neraka, baik ucapan ataupun perbuatan”

(Hadīts Shahīh riwayat Ibnu Mājah)

Akhirnya kita berdo’a kepada Allāh, Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menetapkan hati kita
diatas agamanya, mengumpulkan kita semua didalam surga dan menjaga kita semua dari api
neraka, Āmīn
Dan sampai bertemu kembali pada silsilah yang lain

Anda mungkin juga menyukai