Anda di halaman 1dari 44

Integrative Neuromuscular Acupoint System

(INMAS)

Seminar dan Workshop


Perhimpunan Akupunktur Terapis Indonesia
Surakarta, 28 Agustus 2022
Purwanto*

*HAKTI DPD Jawa Tengah- Jurusan Akupunktur Poltekkes Kemenkes Surakarta


Integrative Neuromuscular Acupoint System (INMAS)

❑Mengintegrasikan pengetahuan empiris akupunktur klasik ke


dalam ilmu Kedokteran.
❑INMAS menerapkan prinsip biomedik dalam teori dan praktek,
dan dalam klinis mempertahankan prinsip terapi akupunktur
klasik
✓pemulihkan homeostatis (keseimbang Yin Yang)
✓memaksimalkan kemampuan penyembuhan diri (Weiqi)
✓terapi ditujukan pada kausa (Ben) dan simptom (Biao).
❑Keadaan sehat menurut Akupunktur klasik merujuk pada
keseimbangan Yin Yang tubuh.

❑Adanya kelainanpenyakit berarti adanya ketidak-seimbangan Yin Yang.


❑Ketidak seimbangan tercermin pada titik Akupunktur yg menjadi nyeri.
❑Hubungan homeostasis – titik akupunktur ini dikembangkan
oleh Dung dan Ma dalam penelitian-penelitian ilmiahnya, Ma, et.al.
(2005) mengemukakan:

“Integrative Neuromuscular Acupoint System (INMAS)”


❑INMAS berkembang dari hasil penelitian
HC Dung, PhD Departmen of Cellular and Structural Biology,
University of Texas, Health Science Center at San Antonio.
danYun Tao Ma, PhD Physical Therapy Graduate Program,
University of Iowa, School of Medicine

❑Dirangkum dalam buku: Scientific Acupuncture for Health


Professionals,1999.

❑Tahun 2005, Yun Tao Ma PhD bersama-sama dgn Mila Ma


dan Zang Hee Cho, PhD menerbitkan:
Biomedical Acupuncture for Pain Management, An
Integrative Approach, yg membahas tentang INMAS.
Dari hasil penelitian 2.483 kasus, HC Dung (1997)
menyimpulkan:
“Titik akupunktur dapat berubah secara dinamis
sesuai dgn proses patofiologi yang mendasarinya”.

Histologi titik
Sifat titik akupunktur:
akupunktur:
▪ Low resistance
▪ Metabolisme tinggi
▪ High voltage
▪ Ujung saraf rapat
▪ High conductivity
▪ Kaya pembuluh
▪ High capacity
darah
Perubahan dinamis titik akupunktur dalam 3 fase :
1. fase titik akupunktur laten, yg tidak nyeri pada penekanan
sebesar 0,9 – 1,2 kg. (klinis didapatinya perubahan warna kuku
ibu jari/telunjuk saat penekanan, dari kemerahan menjadi
putih)
2. fase titik akupunktur pasif, yg merasa nyeri pada
penekanan sebesar 0,9 – 1,2 kg
3. fase titik akupunktur aktif, yang nyeri secara spontan, tanpa
ditekan.
Titik akupunktur pasif dan aktif mencakup nyeri yang
berasal dari
1. organ visera, titik nyeri rujukan (referred pain)
2. jaringan otot-tendon, titik pemicu (trigger point).
Juga mencakup :
Titik motorik dan tender point (titik Ashi).
PATOFISIOLOGI NYERI TEKAN
Setiap serabut otot mengandung
kurang-lebih 200 miofibril; setiap
miofibril terdiri dari sarkomer
yang tersusun berjajar, dan setiap
sarkomer tersusun dari aktin dan
miosin, satuan kontraktil terkecil
otot rangka.
Terjadinya Trigger Point
❑Otot dapat cedera langsung atau
akibat teregang terus menerus
atau peregangan tiba-tiba,
pemakaian di luar batas
kemampuan, atau terpapar
lingkungan yg ekstrim (dingin,
panas dan lembab).

❑Ketika terjadi cedera otot,


sarkoplasmik retikulum ikut
cedera dan melepaskan
kandungan: Ion kalsium dan ATP,
yg menyebabkan aktin dan miosin
berkontraksi, timbul fenomena
pemendekan otot yang pada
perabaan terasa adanya
ketegangan otot (Nodul).
• Akibat kontraksi otot, terjadi
gangguan vaskularisasi, selain itu
sisa metabolime yg tertimbun,
menyebabkan vasokontriksi.
• Pasokan ATP terganggu, relaksasi
aktin dan miosin terganggu,
terjadi kontraksi menetap, iskemi
otot berkepanjangan, kebutuhan
energi tidak mencukupi, timbul
krisis energi metabolik.
❑ Selain itu, terjadi
trombosit (mengandung
timbunan
serotonin)
dan sel Mast (mengandung
histamin), akhirnya terjadi degnerasi
otot, serabut otot diganti dgn
jaringan ikat, pada palpasi dirasakan
nodul.
❑ Tertimbunnya sisa metabolisma,
terjadinya krisis energi metabolik,
pelepasan serotonin dan histamin
merangsang pembentukan mediator
kimiawi inflamasi.
❑ Reseptor polimodal terangsang,
timbul titik akupunktur nyeri tekan
(Ahse point/trigger point).
(Simmons et al, 1999, Ma et al, 2005)
Dung (1997) mengemukakan
110 buah titik akupunktur pasif,
yang memiliki derajat kepekaan berbeda-beda.
Menurut seringnya ditemukan pada kasus nyeri
dibaginya dalam 4 kelas :
24 buah kelas utama,
28 buah kelas dua,
27 buah kelas tiga,
31 buah kelas empat
Ma et al (2005) mengembangkan 24 buah titik utama
Dung menjadi Titik Homeostatik
(Hemeostatic acupoint, HA)
yg dapat digunakan untuk menilai kondisi
homeostasis dan self-healing potential
serta dpt dirangsang dalam rangka terapi (INMAS)
memulihkan homeostasis tubuh.
PENENTUAN TITIK AKUPUNKTUR
DALAM INMAS

❑Prinsip Biomedik diterapkan dalam teori dan


praktek klinis INMAS
❑INMAS tidak menggunakan sistem meridian,
❑Nama titik akupunktur pun menggunakan nama
anatomis, sesuai lokasi dan saraf terkait.
❑Kesetaraan lokasi anatomi digunakan dengan
pendekatan titik akupunktur umum di meridian
24 Titik Akupunktur Homeostatik
Titik Homeostasis Titik Akupunktur Titik Homeostasis Titik Akupunktur
Umum Umum
HA 1 : Deep radial Shou Sanli (LI.10) HA 13 : Dorsal scapular Jianwaishu (SI.14)

HA 2 : Great auricular Yifeng (SJ.17 HA 14 : Superior cluneal tepi atas crest.iliaca

HA 3 : Spinal acessory Jianjing (GB.21) HA 15 : Posterior cutaneous Shenshu (BL.23)


of L2
HA 4 : Saphenous Ququan (LV.8) Huanzhong (Ex.B.12)
HA 16 : Inferior gluteal
HA 5 : Deep peroneal Taichong (LV.3) HA 17 : Lateral pectoral Wuyi (ST.13)

HA 6 : Tibial Sanyinjiao (SP.6) HA 18 : Iliotibial Fengshi (GB.31)

HA 7 : Greater occipital Tianzhu (BL.10) HA 19 : Infraorbital Sibai (ST.2)

HA 8 : Suprascapular Tianzong (SI.11) HA 20 : Spinous process of T7 Zhiyang (GV.9)


/infraspinatus
HA 21 : Posterior cutaneous Dushu (BL.16)
HA 9 : Lateral Quchi (LI.11)
of T6
antebrachial cutaneous
HA 22 : Posterior curaneous Guanyuanshu (BL.26)
HA 10: Sural Chengshan (BL.57)
of L5
HA 11: Lateral popliteal Weiyang (BL.39) HA 23 : Supraorbital Zanzhu (BL.2)

HA 12: Superficial radial Hegu (LI.4) HA 24 : Common peroneal Yanglingquan (GB.34)


24 Titik Homeostasis
Ma, et al menggunakan
Selected landmark acupoints :
H1 (Deep Radial) dan H4 (Saphenous)
yg masing-masing mendapat 3 titik tambahan, dgn
jarak 2 – 3 cm berturut-turut ke arah distal saraf terkait
untuk menilai:
✓Self healing potential
✓derajat kuantitatif nyeri
✓dan memprediksi
✓Hasil terapi akupunktur
Derajat kuantitatif nyeri dgn
hitungan jumlah titik nyeri tekan H1 dan H4;
serta prediksi hasil terapi akupunktur

Golongan Jumlah titik Efektivitas Jumlah Sesi Kemungkinan


Derajat Nyeri pasif Kambuh
A 1-4 Baik sekali <4x > 1 thn
B 5-8 Baik 4-8 x > 6 bln
C 9-12 Rat-rata >8x < 5 bln
D 13-16 kurang > 2x8 beberapa hari
Prosedur pemeriksaan pada INMAS :
1. Periksa Selected landmark acupoint : H1 dan H4
untuk menentukan keadaan homeostasis dan
kemampuan pemulihan diri (Self healing potential),
derajat kuantitatif nyeri serta menentukan hasil terapi
akupunktur.
2. Periksa titik akupunktur INMAS :
2.1. Titik Homeostatik
pada posisi prone atau supine atau miring
2.2. Daerah keluhan :
- titik homeostatik di daerah keluhan
- titik simptomatis
2.3. Titik paravertebralis, yg sesuai dgn segmen titik
simptomatis
PEMILIHAN TITIK HOMEOSTASIS
➢ Dalam penggunaan titik akupunktur yang banyak, perlu
mempertimbangkan kondisi fisik pasien, bila kondisi pasien
lemah, jumlah titik homeostatik yg dirangsang harus
dikurangi, dgn berpedoman:
1. semua titik homeostatik pada daerah keluhan
2. titik homeostatik daerah lainnya yg paling nyeri tekan

Misalnya : Low Back Pain dgn kondisi lemah

Semua titik homeostatik pd low back : H14, H15, H16 dan H22
Kemudian ditambah dgn 1 – 2 buah titik homeostatik di alat
gerak bawah, leher, bahu dan alat gerak atas; yg dapat tidak
dipilih lagi bila kondisi lemah.
PEMILIHAN TITIK SEGMENTAL

Pencarian titik simptomatis dan titik paravertebralis


didasarkan pada Akupunktur Segmental, yg dalam
pemilihan mengikuti :
✓dermatom,
✓miotom,
✓sklerotom,
✓ viserotom
Dermatome
TITIK SIMPTOMATIK

• Sesuai area keluhan


• Bisa merupakan titik akupunktur pasif atau aktif
• Bisa merupakan ahse point, trigger point, atau tender
point.
Metoda Terapi INMAS
Memadu perangsangan pada :
1. Titik akupunktur homeostatik
seluruh atau pada sisi ventral/dorsal tubuh sesuai dgn
letak keluhan
2. Titik Akupunktur simptomatis
titik nyeri aktif-pasif pd daerah keluhan
3. Titik akupunktur paravertebralis
titik Jiaji setinggi segmen ttk simptomatis terkait
MODALITAS

Rangsangan yg digunakan :
1. Manual akupunktur
2. Elektro akupunktur
Rangsangan penjaruman dan elekto pada umumnya diberi
dlm waktu maksimal 30 menit, seminggu dua kali atau
seminggu sekali.
Ma et al (2005) berpendapat :
Metoda terapi INMAS tidak secara spesifik
tertuju pada penyebab nyeri, tetapi
- mengaktifkan healing potential tubuh,
- menggiatkan self-healing potential.
karena itu, INMAS tidak terbatas hanya untuk nyeri .
.
Berikut ini contoh protokol terapi (sebagai referensi):
Nyeri alat gerak atas :
1. Semua titik homeostatik pada posisi standar
2. Titik simptomatis dicari pd daerah keluhan
3. Titik paravertebralis dari C2 – T7, sesuai dgn
segmen titik simptomatis.
Misalnya :
pleksus servikal C2 – C4, pleksus brakial C5 – T1
Nyeri alat gerak bawah :
1. Semua titik homeostatik pada posisi
standar
2. Titik simptomatis pd daerah keluhan
3. Titik paravertebralis pada daerah L1 –
S4, sesuai dgn segmen titik simptomatis.
Kelainan dgn sebab tidak jelas (origin unknown)
1. Titik homeostatik pd posisi standar
2. Titik simptomatis sesuai dgn daerah
keluhan,
3. Titik paravertebralis sesuai dgn segmen
titik simptomatis
Ma et al (2005) berpendapat :
Akupunktur merupakan modalitas health maintenance yg
sangat baik. Terapi akupunktur yg teratur dapat memelihara
kestabilan fungsi tubuh dan mengurangi stres, sekalipun tidak
menghilangkan akar masalah, seperti misalnya pd hipertensi,
penyakit Alzheimer, demikian pula pd kanker.
Protokol terapi :
1. Semua titik homeostatik pd posisi standar
2. Bila ada keluhan maka titik simptomatis pd daerah keluhan
3. Titik paravertebralis sesuai dgn segmen titik simptomatis
Contoh kasus
Laki-laki, 45 tahun, pelukis, nyeri kuduk-pundak-bahu sebelah kanan disertai
rasa kebas yg menjalar dari pundak sampai ke ujung jari ke-5. Rasa nyeri dan
kebas itu hilang timbul selama hampir 2 tahun, sejak ia mengalami kecelakaan
mobil. Dan menjadi terus menerus dalam 1 bulan ini.
➢ Pemeriksaan kuantitatif nyeri masuk golongan B.
➢ Pada palpasi ditemukan nyeri tekan pada H3, H7, H8, H13, kanan
kiri,terutama sisi kanan; H1, H9, H12 nyeri tekan, demikian juga H14, H15,
H16 dan H22 kanan dan kiri.

❑Rencana terapi : Terapi direncanakan untuk 8 kali, pada posisi prone dan
supine bergantian pada setiap sesi; rangsangan penjaruman 30 menit,
seminggu sekali.
✓ Pd posisi prone :
▪ Titik homeostatik :H3, H7, H8, H13; H14, H15, H16, H22 kanan dan kiri.
▪ Titik simptomatis : titik nyeri tekan pd daerah bahu dan lengan, sebelah
kanan.
▪ Titik paravertebralis : 3 titik daerah C5 – T1 kanan dan kiri.
✓ Pd posisi supine :
▪ Titik homeostatik : H1, H9, H12; kanan dan kiri;
▪ Titik simptomatis : titik nyeri tekan pd otot deltoid dan biseps sebelah
kanan.
Dapat disimpulkan :
INMAS merupakan suatu prosedur klinik, yang:
- sederhana, mudah dilaksanakan
- dapat diulang
- mampu memprediksi:
• efektivitas terapi akupunktur
• jumlah sesi terapi akupunktur yg
diperlukan
• kemungkinan kambuh
- efektif
Daftar Pustaka
Andersson S, Lundeberg T: Acupuncture – from empiricism to science: Functional background to acupuncture effects in pain and disease. Med Hypotheses. 1995, 45: 271-
281.
Anonymous: NIH Consensus Conference: Acupuncture. JAMA. 1998, 280: 1518-1524.
B. Eftekharsadat & AB. Ghazani. 2018. Combination of Exercise and Acupuncture Versus Acupuncture Alone for Treatment of Myofascial Pain Syndrome: A Randomized
Clinical Trial. Journal of Acupuncture and Meridian Studies. Vol.11 Issue 5, p: 315-322
Bai Xinghua.1996. Acupuncture In Clinical Practice. A Practical Guide to The Use of Acupuncture and Related Therapies. Butterworth-Heinemann
Berman BM, Swyers JP: Complementary medicine treatments for fibromyalgia syndrome. Baillieres Best Pract Res Clin Rheumatol. 1999, 13: 487-492.
10.1053/berh.1999.0039.
British Acupuncture Council. Available: https://www.acupuncture.org.uk.a-to-z.condition
Christensen BV, Iuhl IU, Vilbek H, Bullow H-H, Dreijer NC, Rasmussen HF: Acupuncture treatment of severe knee osteoarthrosis: a long term study. Acta Anaesthesiol
Scand. 1992, 36: 519-525.
CL. Wu, L.L Liao & S.W Yang. 2016. Efficacy of Acupuncture Treatment on Myofascial Pain Syndrome In Upper Trapezius. J. Med. Biol. Eng 36, 686-692 (2016).
https://doi.org/10.1007/s40846-016-0175-3
Deluze C, Bosia L, Zirbs A, Chantraine A, Vischer TL: Electroacupuncture in fibromyalgia: Results of a controlled trial. BMJ. 1992, 305: 1249-1252.
E. Ernst, M.S. Lee. 2010. Acupuncture for rheumatic conditions: An overview of systematic reviews.Rheumatology, 49, pp. 1957-1961,
Ernst E, White AR: A review of problems in clinical acupuncture research. Am J Chin Med. 1997, 25: 3-11. 10.1142/S0192415X97000032.
Ezzo J, Hadhazy V, Birch S, Lao L, Kaplan G, Hochberg M, Berman B: Acupuncture for osteoarthritis of the knee: a systematic review. Arthritis Rheum. 2001, 44: 819-825.
GX. Shi.2018. Motion Style Acupuncture Therapy for Shoulder Pain: A Randomized Controlled Trial. Journal of Pain Research. Vol 11 p: 2039-2050
Haker E, Egekvist H, Bjerring P: Effect of sensory stimulation (acupuncture) on sympathetic and parasympathetic activities in healthy subjects. J Autonom Nerv Syst. 2000,
79: 52-59. 10.1016/S0165-1838(99)00090-9.
Han JS: Central neurotransmitters and acupuncture analgesia. In: Scientific Bases of Acupuncture. Edited by: Pomeranz B, Stux G. 1989, New York: Springer-Verlag, 7-33.
Knardahl S, Elam M, Olausson B, Wallin BG: Sympathetic nerve activity after acupuncture in humans. Pain. 1998, 75: 19-25. 10.1016/S0304-3959(97)00197-8.
Kiswojo. 2013. Akupunktur Medik-Seri Buku AJar. Jakarta Penerbit Akupunktur Indonesia
Li.X, et al. 2017.Acupuncture for Myofascial Pain Syndrome: A Network Meta-Analysisi of 33 Randomized Controlled Trials. Pain Physician
FitzGerald M, Folan-Curran J: Clinical neuroanatomy and related neuroscience, ed 4, Edinburgh, 2002, WB Saunders
Yun Tao Ma, Mila Ma, Zang Hee Cho.2005. Biomedical Acupuncture for Pain Management: An Integrative Approach. Elsevier Churchill Livingstone
Zhang Y, et al. 2016.Influence of Acupuncture in Treatment of Knee Osteoarthritis Cartilage Repairing. American Journal of Translational Research. Vol 8 p: 3995-4002

Anda mungkin juga menyukai