Anda di halaman 1dari 9

Search Upload Login Signup

Estetika Arsitektur Hadi


May. 16, 2011 • 24 likes • 14.820 views Yanuar Follow

Iswanto
Mahasiswa at
Universitas
Pendidikan
Indonesia

Education Business

Recommended
ARSITEKTUR BENTUK,
RUANG, DAN TATANAN
Francis D.K. CHING
EXPERIENCE
Rabiyatul Adawiyah
ARCHITECT...
16.2K views • 11 slides

Rencana Atap dan


Detail Kuda Kuda
Rian Irvandi
80.9K views • 16 slides
Estetika Arsitektur
20 of 21
Fungsi dalam
arsitektur
Arya Poetra
8.4K views • 15 slides

Konsep perancangan-
Konsep perancangan-
rumah-tinggal-
profesi-dokter-gigi
ayzi!yrappe
42.7K views • 37 slides

Arsitektur renaissance
Tania Tania Nandini
29K views • 29 slides

Proporsi dalam
arsitektur
sifrasweety
23K views • 24 slides

  Buku ekologi
arsitektur
Maulana Ferdinand
14.9K views • 28 slides

MAKALAH
PENGERTIAN
ESTETIKA DAN
PERKEMBANGANNYA
Van Damian Kawashima
10.6K views • 11 slides

20 of 21   
More Related Content

Slideshows for you (20)

Core dan Sha" Struktur bangunan-b… Estetika unsur pokok …


Dje!y Dza… • 51.5K views Versa Apri… • 12.9K views Mi"ahulJan… • 185

Viewers also liked (20)

Bab iii kajian tema Arsitektur klasik dan … Estetika sebagai teori …
Cak Anang … • 5.7K views Ahmad Riyadi • 20K views Rizki Adem … • 6.2K
Similar to Estetika Arsitektur (20)

Estetika Keilmuan Arsitektur BAGAS ADY PANGEST…


saifulanam21 • 513 views AnangLufianto • 53 views BagasAdy1 • 34 views

Recently uploaded (20)

Materi 1-Sosialisasi P… Tugas CP TP ATP.docx ISLAM-BS-KLS X.pdf


LBB. Mr. Q • 137 views nikmatulaini2 • 10 views SitiMarwia1 • 66 views
Related Books

Free with a 30 day trial from Scribd

View All

Estetika Arsitektur
Ebook Ebook Ebook Ebook

1.
Kepribadian: Teori bipolar Simbol-Simbol Sejarah psik
2. Pengantar
Rumusan ilmu
Masalah3 dunia:Jalan ke Artefak Budaya ilmiah: Dari
Stefano Calicchio Huang Fenglin Jakob Sumardjo Stefano Calicch
3. kepribadian:
Tujuan Penulisan3apa komunisme Sunda: Tafsir- kelahiran
4. itu kepribadian 4/5 ditemukan 4.5 / 5 Tafsir Pantun 3.5 / 5 psikologi hin
5. 2.Definisi Estetika5
dan bagaimana dalam struktur Sunda neuropsikol
6. 3.Sejarah Estetika8
menemukan evolusi sejarah dan bidang
7. 4.Sejarah Estetika Di Indonesia11
8. melalui Dalam
5.Estetika psikologi
Arsitektur12 dunia aplikasi terk
9. ilmiah
6.Teori Estetika12
10. bagaimana
6.1.Teori Estetika Subyektif12
11. 6.2.Teori Estetika Objektif14
kepribadian
12.
mempengaruhi
13. Estetika menyangkut nilai indah dan tidak indah, dan bukan nilai benar atau salah; karena ini
kehidupan
merupakan kita moral serta bukan pula mengenai nilai baik dan buruk karena hal ini merupakan
persoalan
persoalan etika. Gothic dengan ketepat-azas-annya
14. Rumusan Masalah
15. Pendahuluan
16. Definisi Estetika
17. Sejarah Estetika
18. Sejarah Estetika di Indonesia
19. Estetika dalam Arsitektur
20. Teori Estetika
21. Teori Estetika Subjektif
22. Teori Estetika Objektif
23. Teori Estetika Proporsi dan Matematis
24.
25. Kata Pengantar
26. Da!ar Isi
27. Bab I Pendahuluan
28. A.Latar Belakang Masalah
29. B.Rumusan Masalah
30. C.Tujuan Penulisan
31. D.Sistematika Penulisan
32. Bab II Pembahasan Masalah
33. 1.Pendahuluan
34. 2.Definisi Estetika
35. 3.Sejarah Estetika
36. 4.Sejarah Estetika Di Indonesia
37. 5.Estetika Dalam Arsitektur
38. 6.Teori Estetika
39. 6.1.Teori Estetika Subyektif
40. 6.2.Teori Estetika Objektif
41. 6.3. Teori Estetika Proporsi Dan Teori Matematis
42. Kesimpulan
43. Da!ar Pustaka
44.
45. Estetika ( juga dieja estetika atau estetika) adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan
sifatkeindahan , seni, dan rasa, dan dengan penciptaan dan apresiasi terhadap keindahan. Hal ini lebih
ilmiah didefinisikan sebagai studi tentang sensor atau sensori nilai - nilai emosional, kadang-kadang
disebut penilaian terhadap sentimen dan rasa. Lebih luas, para sarjana di lapangan mendefinisikan
estetika sebagai "refleksi kritis pada seni, budaya dan alam . " adalah sebuah Estetika vak
dari aksiologi , cabang dari filsafat , dan erat terkait dengan filosofi seni . Studi Estetika cara baru dalam
melihat dan mengamati dunia.
46.
47. Teori Estetika
48. Teori Estetika Subyektif
49. Menurut Herbert Read teori subyektif menyatakan bahwa sesungguhnya yang menyatakan ciri-ciri
yang menimbulkan keindahan adalah tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan persaaan dalam diri
seseorang dalam mengamati sesuatu benda.
50.
51. Teori Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri – ciri yang menciptakan nilai estetik adalah
sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang
yang mengamatinya.
52. Kajian mengenai keindahan sebagai kualitas objek Seni telah dilanjutkan lebih sistematis dalam
pendekatan modern tahun 1928 ketika matematikawan Amerika George David Birkho!
mempresentasikan persamaannya;
53. M = O / C
54. Nilai keindahan = hasil dari keberaturan dibagi kompleksitas
55. M = ( measure )Nilai keindahan
56. O = ( order )Keberaturan
57. C = ( complexity )Kompleksitas
58. Dua elemen terakhir dari persamaan Birkho! memang dapat dihitung dan diberi angka. Seperti yang
dipakai oleh Birkho! sendiri, dimana ia menguji persamaannya pada suatu vas bunga, dengan jumlah
elemen yang terbatas ( hanya terdiri dari tiga garis lengkung), tingkat keberaturan yang rendah
(disusun secara simetris saja), maka nilai keindahan dari vas menjadi tidak tinggi ( angka kecil dibagi
tiga ).
59. Teori Estetika Proporsi dan Teori Matematis
60. Dapat ditelusuri sejak awal masa filsafat Yunani yang berupaya untuk menmukan hukum-hukum
geometri dalam estetika, karena keindahan adalah harmoni, sedang harmoni adalah proporsi yang
cocok dari hasil pengamatan.
61. Pada kebudayaan Yunani, definisi definisi nominal sudah banyak digunakan seperti pada tulisan Plato
"Dialog", dimana terdapat beberapa bagian yang mencoba untuk memperjelas pengertian kata
"keindahan". Metoda yang dilakukan tidak benar-benar empirik; metoda yang digunakan pada jaman
ini mirip dengan fenomenologi modern yang menekankan terjadinya ilham Seni dalam penciptaan
karya Seni itu sendiri dan juga menekankan kesinambungan pengamatan karya Seni dengan muncul
dan berkembangnya rasa keindahan atau pengalaman estetis. (Sutrisno,hal 34)
62. Tulisan tulisan Plato mengenai keindahan banyak didasari pada doktrinnya mengenai "idea". Menurut
Plato segala kenyataan yang ada di dunia ini merupakan peniruan (mimesis) dari yang asli, dan yang
asli menurutnya adalah yang terdapat didunia atas saja idea bukan di dunia nyata ini dan adalah jauh
lebih unggul daripada kenyataan didunia ini.
63. Selanjutnya Plato berpendapat bahwa seseorang seharusnya mencoba menemukan pengetahuan
dibelakang segalanya, yaitu pengetahuan tentang yang nyata dan permanen ( Yunani ; episteme =
pegetahuan ) yang hadir sebagai pengertian tentang 'idea'. Satu dari unsur/ciri 'idea' itu adalah
keindahan ( Yunani ; to kalon ), sifat permanen yang dimiliki oleh semua objek objek yang indah. Plato
menitik beratkan pada pengalaman awal dari dirinya dan muridnya ( audience ), dan juga pada
maksud-maksud yang diakumulasikan pada kata kata dari bahasa konvensional. Ketika memahami
kata Yunani untuk indah, kalos, Plato mencatat bahwa kata ini pertama bermaksud 'baik' dan 'pantas'.
64. Dari "Timaeus" dapat dikutip bahwa sesuatu yang dipahami oleh akal dan pengetahuan akan tetap,
akan tetapi sesuatu yang dipahami oleh pendapat yang menolong sensasi, dan tanpa pengetahuan,
akan selalu dalam proses menjadi dan binasa yang tidak pernah mencatat hal-hal yang benar benar
ada.
65. Esensi yang tetap dari keindahan akibat dari proporsi proporsi yang tepat yaitu dari perbandingan
ukuran. Gagasan ini dihubungkan pada penelitian dan falsafah Pytagoras ( 532 SM ) yang telah
mengembangkan sistem proporsi-proporsi aritmatika tertentu dalam instrumen musik, seperti panjang
string, menghasilkan harmoni nada. Berdasarkan pada harmoni musik ini masyarakat Yunani mencoba
untuk menerangkan juga keindahan dalam proporsi-proporsi tubuh manusia, Arsitektur, dan objek-
objek lain.
66. Selama abad-abad pertengahan, proporsi-proporsi dan perban-dingan-perbandingan ukuran
diperhatikan sebagai atribut yang penting bagi keindahan objek-objek. Renaissance membangkitkan
kembali pengkajian dari proporsi Pythagoras yang menggunakan bentuk bentuk geometris melalui
perbandingan matematis.
67. Seorang arsitek besar pada masa Renaissance, Leon Battista Alberti (1404 -1472), menekankan pada
aspek formal dari bangunan dan detailnya, proporsi dan ornamen. Ia menyelidiki syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam karya Seni lukis, Seni pahat dan Arsitektur dari sudut pengolahan materi, untuk
mencapai kesatuan dari bagian bagian karya Seni sehingga menjadi utuh. Keindahan (lat. Pulchritrudo)
adalah 'harmoni dari semua bagian, dalam bentuk apapun, dipasangkan bersama dalam proporsi dan
hubungan yang tepat, sehingga tidak ada lagi yang dapat ditambahkan, dikurangi atau dirubah, selain
untuk bertambah buruk', hal inilah yang dicari melalui bentuk bentuk pada latihan latihan Nirmana
Ruang . Hal ini sebagai perkataan bahwa sesuatu supaya menyenangkan harus harmonis, proporsional,
dan hubungan antara bagian bagian dari objek tersebut harus seimbang. Dasar yang disusun oleh
Alberti kemudian dielaborasi lebih luas sebagai teori Desain Arsitektur oleh generasi generasi
berikutnya hingga sekarang, seperti dapat dilihat pada materi tugas Nirmana Ruang di pendidikan
Arsitektur dan Desain.( Fundamental Principles of Architecture)
68. Selanjutnya, dikenal juga Leonardo da Vinci yang secara khusus menyinggung mengenai ketelitian
dalam pelaksanaan, hingga unsur terkecil pada satu karya, perlu disempurnakan. Sikap ini kemudian
menjadi ciri karya karya abad pertengahan.
69. Ajaran Leonardo da Vinci dan kemudian Buonarotti Michelanggelo diperdalam dengan studi tentang
perspektif geometris serta proporsi tubuh manusia dan studi anatomi.BAB III<br />KESIMPULAN<br
/>Estetika adalah sebagai filsafat keindahan <br />Estetika adalah erat sekali dengan seni bangunan
<br />Estetika adalah apa yang mendatangkan kesenangan dengan menyeluruh dan tidak berkonsepsi
<br />Estetika adalah bahwa “ Konsepsi tentang adanya tujuan pada objek tapi tujuan itu tidak
terwujud dengan tegas “. <br />Estetika adalah apa yang di akui sebagai obyek pemuasan darurat yang
tidak berkonsep. <br />Estetika adalah idea yang terwujud di dalam indera. <br />Estetika adalah
berada pada keselarasan pikiran di imajinasi (dengan dasar bebasnya kerja imajinasi). <br />Estetika
menurut Hegel adalah pujian yang mengibuli seni. <br />Estetika adalah bergantung pada ilmu seni,
maka estetika adalah hasil-hasil eksperimen yang tercipta dan meyakinkan. <br />Estetika adalah
bahasa orang banyak atau ilmu untk mengeluarkan isi hati. <br />Estetika adalah tidak selalu
berpangkal pada pengetahuan atau kemauan tetapi pada rasa senang dan sedih<br />DAFTAR
PUSTAKA<br />http://astudioarchitect.com/2008/09/tentang-estetika-dalam-arsitektur.html<br
/>http://blogger.kotamagetan.com/definisi-estetika-dan-seni.html<br
/>http://ndreh.2itb.com/contact.html<br />http://pagiidg.blogspot.com/2009/12/estetika-herbert-
read-dg-1a.html<br />http://ulax.wordpress.com/2009/04/30/sejarah-estetika/<br
/>http://www.file.upi.edu<br />http://www.wikipedia.org<br />

About Support Terms Privacy Copyright


English 

Cookie Preferences Do not sell or share my personal information

© 2023 SlideShare from Scribd  

Anda mungkin juga menyukai