Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANTROPOLOGI

MAHKLUK MANUSIA DIANTARA MAKHLUK-MAKHLUK


LAIN

DOSEN PEMBIMBING
YENI HANDAYANI S.E. , M.Pd.
DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH:
1. Firman Baihaki 202215500009

2. Ahmad Farhan 202215500028

3. Octaviani Irwanti P 202215500005

4. Simprossa Amata Pee 202215500033

Jl. Raya Tengah No.80, RT.6/RW.1, Gedong, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13760
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun

pikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah

serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

2. Ibu Yeni Handayani ,S.E., M.pd. S.E.,M.Pd selaku dosen

pengampu mata kuliah Pengantar Antropologi yang telah

membimbing dan mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat

imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat

penulis harapkan demi perbaikan ke depan.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evolusi merupakan perubahan manusia dilihat dari segi cirri – cirri
fisiknya. Dipandang dari sudut biologis manusia hanya merupakan
suatu makhluk diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang
pernah atau masih menduduki alam dunia ini.
Pada pertengahan abad 19 para ahli biologi, dan yang terpenting
diantara mereka C. Darwin, mengemukakan teori mereka tentang
proses evolusi manusia. Dalam makalah ini kami mengkaji secara
teoritis tentang evolusi manusia, seiring dengan kemajuan manusia
teori evolusi terus berkembang bahkan pemahaman awal tentang
evolusi berbeda dengan pemahaman tentang evolusi masa kini. Teori
itu bentuk-bentuk hidup tertua dimika bumi ini makhluk – makhluk
bersel satu seperti protozoa.
Dalam jangka waktu beratus-ratus juta tahun timbul dan
berkembangnya berupa makhluk-makhluk dengan organisasi sel yang
kompleks. Terjadi percabangan seiring waktu berjalan beberapa
makhluk terdahulu menghilang dan sebagian ada hingga kini hidup
bersama makhluk-makhluk hasil percabangan yang sampai sekarang
jumlah macam makhluk mencapai 1 juta. Hal ini menarik untuk kita
kaji lebih dalam, dengan mengetahui keanekaragaman yang ada di
muka bumi ini kita akan lebih menghargai perbedaan yang ada
sehingga timbul sikap pengertian antar makhluk hidup tanpa
memandang yang satu lebih tinggi dari yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan manusia diantara makhluk-makhluk lain di dunia
dipandang dari segi antropologi khususnya berdasarkan teori evolusi?
2. Bagaimana proses evolusi ciri-ciri biologis terjadi?
3. Apa perbedaan antara evolusi primate dengan evolusi manusia?
4. Apa saja keanekaragaman makhluk manusia yang ada di muka bumi?
5. Apa perbedaan organisme manusia dengan organisme binatang?

C. Tujuan Penulisan
1.Mengetahui kedudukan manusia diantara makhluk-makhluk lain di dunia
dipandang dari segi antropologi khususnya berdasarkan teori evolusi.
2. Mengetahui bagaimana proses evolusi ciri-ciri biologis terjadi.
3. Mengetahui apa perbedaan antara evolusi primate dengan evolusi manusia.
4. Mengetahui apa saja keanekaragaman makhluk manusia yang ada di muka
bumi.
5. Mengetahui apa perbedaan organisme manusia dengan organism binatang.
BAB II
ISI

A. Manusia Diantara Mahluk Mahluk Lain


Dipandang dari sudut biologi manusia hanya merupakan suatu macam makhluk
diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam
dunia ini. Pada pertengahan abad ke 19 para ahli biologi, dan yang terenting diantara
mereka C.Darwin yang mengumumkan tentang sebuah teori mereka tentang proses evolusi
biologi. Menurut teori itu bentuk bentuk tertua di muka bumi ini terdiri dari mahluk-
mahluk atau sel yang sangat sederhana seperti misalnya protozoa. Dalam jangka waktu
beratus ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk bentuk hidup berupa
mahluk mahluk dengan organisasi yang lama yang makin kompleks dan pada kala terakhir
ini telah berkembang atau berevolusi mahluk-mahluk seperti kera atau manusia.
Dalam proses evolusi biologi yang telah berlangsung sangat lama itu, banyak bentuk
mahluk yang sederhana itu telah hilang dan punah dari muka bumi, akan tetapi banyak
juga yang bertahan macamnya dan hidup langsung sampai sekarang, sekarang bentuk
bentuk baru yang bercabang dari bentuk bentuk lama itu menjadi sekian banyak nya
hingga macam mahluk sekarang menduduki bumi kita ini hamper mendekati angka satu
juta.
Ada juga yang membuat manusia itu berbeda dengan mahluk mahluk lainnya yaitu
karena manusia bisa membuat kebudayaan, manusia bisa membuat berbagai macam
kesenian, manusia mempunyai akal dan pikiran, manusia mempunyai berbagai macam
aneka warna dan untuk mendapatkan sejumlah pengertian tentang jumlah aneka warna
yang sebesar itu, para ahli telah membuat suatu system klasifikasi dimana semua mahluk
didunia ini telah mendapat tempat yang sewajarnya yang berdasarkan atas morfologi dari
organismanya. Bersama dengan beribu ribu macam mahluk lain, manusia menyusui
keturunannya dan berdasarkan atas ciri itulah manusia dikelaskan bersama mahluk mahluk
lain itu kedalam satu golongan, yaitu kelas binatang menyusui atau mamalia, dalam klas
mamalia ini terdapat satu sub golongan atau suku, yaitu suku primat. Dalam suku ini,
semua jenis kera, mulai dari yang kecil sebesar tupai seperti tarsi, sampai kepada kera kera
besar seperti gorila, dikelaskan menjadi satu golongan dengan manusia.
Sebelum zaman Darwin para ahli biologi telah mengobservasi banyaknya persamaan
ciri ciri antara organisme kera dan organisme manusia. Suku primat dibagi menjadi dua
sub suku yaitu sub suku prosimi dan suku Antrhopoid, oleh para ahli Antropologi manusia
dikelaskan ke dalam sub suku Antrhopoid, yang sebaliknya dibagi khusus menjadi tiga
infra suku cerchopitechoid, hominoid dan ceboid.
Ceboid menggolongkan menjadi satu semua kera baik yang sudah punah maupun
yang masih hidup langsung di daerah tropis di benua Amerika. Cercophitecoid
menggolongkan menjadi satu semua kera baik yang sudah punah maupun yang hidup
langsung di daerah tropis di benua Asia dan Afrika sedangkan Hominoid menjadi satu
kera kera besar dengan manusia. Hominoid kemudian dibagi menjadi lebih khusus lagi
kedalam dua keluarga yaitu keluarga pongidae dan keluarga Hominidae.Fosil fosil itu oleh
para antropologi disebut pithecanthropus erectus.
Selain itu, Hal yang membedakan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya yaitu
manusia mempunyai hak asasi, mempunyai mata pencaharian. Manusia juga dapat
dibedakan dengan manusia lain yaitu dengan aneka warna misalnya ada warna putih,
kuning, coklat dan hitam.

B. EVOLUSI CIRI-CIRI BIOLOGIS


Pemikiran terhadap bagaimana munculnya makhluk baru menyebabkan timbulnya
pertanyaan yang sangat mendasar sebab tanpa kita sadari telah muncul beberapa spesies
induknya. Banyak di antara makhluk itu telah hilang dan punah sama sekali. Sebagian lagi
makhluk yang bertahan hidup melanjutkan proses perkembangbiakannya. Proses
percabangan yang demikian banyak menyebabkan sekarang ini di muka bumi terdapat
hampir satu juta macam bentuk makhluk hidup.

1. Sumber ciri-ciri organisme fisik

Apabila diamati oleh kita bahwa sumber dari ciri-ciri evolusi biologi suatu makhluk
yang dapat menyebabkan perubahan itu terletak pada gen(inggris:gene). Gen
mengandung sel dan sel di dalamnya terkandung kromosom (inggris: chromosomes).
Dalam kormosom inilah terpusat kekuatan dengan berbagai struktur khas organisme suatu
makhluk hidup.Masing-masing struktur akan menjadikan pola tersendiri tentang
bagaimanakah cirri luar (phenotype) ataupun ciri dalam (genotype) suatu organisasi.
Setelah melalui proses kontrasepsi, sel telur bertemu dengan sel buah. Dalam proses
mitosis terjadi pembelahan (meiosis) yang secara periodic berulang sampai akhirnya
menghasilkan makhluk baru. Hanya saja khusus sel penentu kelamin (sex) dengan
demikian senantiasa adalah tetap 46.

2. Perubahan dalam Proses Keturunan

Dari analisis yang dilakukan para ahli, munculnya bentuk makhluk baru adalah akibat
percabangan dari bentuk makhluk sebelumnya. Percabangan ini secara khusus
menampilkan bentuk baru dari organisme sebelimnya. Bahkan, tidak jarang muncul suatu
makhluk suatu makhluk baru yang secar fisik berdesa dari makhluk sebelumnya.

a. Proses mutasi

Proses mutasi adalah proses yang berasal dari dalam tubuh organisme suatu
kondisi penerusan keturunannya yang telah berabad-abad lamanya dalam
penerusan keturunannya berbentuk penyimpangan genetis dalam zygote-nya.
Lahirnya muncul dengan cirri tubuh yang berbeda dengan induknya.

b. Proses seleksi alamiah dan adaptasi

Seleksi dan adaptasi merupakan proses yang diuraikan dalam teori Charles
Darwin, yaitu memilih individu yang dapat bertahan dan beradaptasi dengan
lingkungan. Populasi yang tidak punah biasanya menjadi lebih cocok dengan
lingkungannya. Makhluk yang dapat bertahan hidup akibat seleksi, dialah yang
mampu melahirkan keturunan dan memperkembangkan jenisnya.

c. Proses menghilangnya gen secara kebetulan

Proses menghilangnya gen secara kebetulan juga dikenal dengan proses


penyimpangan genetis. Proses ini terjadi pada suatu makhluk dan memang benar-
benar secara kebetulan belaka(random genetic drift). Pada manusia dapat
dikemukakan, misalnya gen rambut keriting dan lurus ini terjadi pada suatu proses
penerusan keturunan dalam bagan berikut:

Ayah (lurus/lurus) Ibu (keriting/keriting)

Anak I Anak II Anak III Anak IV


Pada pasangan keluarga di atas seorang ayah dengan rambut lurus pembawa
sifat lurus kawin dengan seorang ibu berambut keriting pembawa sifat keriting
akan melahirkan anak-anak dengan struktur sebagai berikut:

1, anak 1, rambut lurus pembawa sifat keriting

2, anak 2, rambut lurus pembawa sifat lurus.

3, anak 3, rambut keriting pembawa sifat lurus.

4, anak 4, rambut keriting pembawa sifat keriting.

C. Evolusi Primate dan Manusia


Sumber Ciri-ciri Organisma Fisi. Dalam proses evolusi itu makhluk makhluk
yang baru timbul sebagai proses percabangan dari bentuk-bentuk yang lebih tua.
Dalam proses tersebut ciri-ciri biologi yang baru berwujud pada organisma suatu
makhluk tertentu dan menyebabkan terjadinya bentuk baru yang agak berbeda dari
bentuk organisme induk yang lama. Bentuk baru tadi terus berubah, dan dalam
jangka waktu yang cukup lama perbedaan bentuk organisme makhluk induk yang
lama dengan makhluk cabang yang baru makin lama makin besar.
Organisme dari semua makhluk di dunia, tidak hannya satu sel tetapi juga kera
atau manusia, terdiri dari sel. Pada makhluk yang organismanya kompleks seperti
manusia jumlah selnya mencapai sepuluh trilyun banyaknya, dan bentuk serta fungsi
dari ke 10 trilyun itu berbeda menurut fungsi dan tugasnya masing-masing dalam
organisme. Meskipun begitu, setiap sel mempunyai inti yang sama. Setiap sel inti
manusia misalnya, terdiri dari 46 bagian yang disebut kromosom. Pada kromosom
inilah terletak beribu-ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam stuktur biokimia
yang khas, yang menjadi sebab dari segala ciri organisme makhluk yang
bersangkutan. Satu pusat kekuatan itu disebut gen. Satu gen, atau kombinasi dari
beberapa gen, menjadi sebab dari suatu ciri lahir dari organisme, sedangkan ada pula
satu gen yang menjadi penyebab dari adanya beberapa ciri lahir.
Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma berpadu dengan sel telur, maka akan
terjadi suatu sel buah, atau zygote. Seluruh tubuh organisme baru akan timbul dari
zygote tadi, dengan suatu proses yang disebut dengan mitosis. Tiap-tiap kromasom
akan membelah diri menjadi dua sampai beberapa trilyun sampai membentuk
organism yang lengkap.
Proses mitosis bagi semua sel itu sama, tetapi ada pengecualian tampak pada
timbulnya sel-sel gamete, atau sel-sel sex (yaitu sel-sel sperma dengan sel telur pada
wanita). Disini sel-sel baru tidak timbul karena pembelahan diri tiap krhomosom,
tetapi karena pemisahan dari ke-46 kromosom.
Kromosom memiliki dua golongan, A dan A1 yang masing-masing terdiri dari
23 kromosom, dan masuk ke dalam dua sel sex yang berbeda. Dari ciri-ciri ayah dan
ibu yang kebetulan dibawa oleh sel-sel sex tadi, juga tidak akan semua tampak dalam
organisme yang baru melainkan hanya ciri-ciri pada gen yang kuat atau dominan,
yang akan tampak, sedangkan pada ciri-ciri gen yang tidak kuat atau resesif, tidak
akan tampak pada organism yang baru. Misalnya, Ayah mempunyai gen rambut
keriting yang dominan sedangkan ibu mempunyai gen rambut kejur yang resesif,
maka anak akan mempunyai rambut keriting.
Ada anggapan bahwa ciri-ciri tubuh tidak turun melalui darah melainkan dari
saluran lain, diajukan oleh seorang pendeta bangsa Austria bernama Gregor Mendel,
yang hidup dalam suatu biara di Moravia.
Ayah secara genotipe mempunyai rambut keriting dan secara fenotipe
mempunyai rambut keriting pula. Ibu secara genotipe mempunyai gen untuk rambut
kejur dan secara fenotipe mempunyai rambut kejur pula. Anak secara genotipe
mempunyai gen-gen keriting dari ayah dan kejur dari ibu, tetapi karena gen untuk
rambut itu dominan, maka secara fenotipe akan mempunyai rambut keriting.
Perubahan dalam proses keturunan suatu ciri yang berasal dari suatu nenek
moyang laki-laki atau perempuan tak pernah dapat dicampur, tetapi selalu dapat
tersimpan dalam gen yang diturunkan dan disebarkan kepada generasi berikutnya.
Percabangan itu bisa terjadi karena beberapa proses evolusi yang menurut analisa
para ahli biologi dapat dibagi kedalam 3 golongan yaitu proses mutasi, proses seleksi
dan adaptasi, serta proses menghilangnya gen secara kebetulan.
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisme. Suatu gen
yang telah lama dari generasi sebelumn-sebelumnya dan suatu ketika gen itu dibentuk
pada suatu zygote yang baru dapat berubah sedikit sifatnya. Akibatnya ialah bahwa
individu yang baru tumbuh dari zygote tadi akan mendapat suatu ciri tubuh baru yang
tidak ada pada nenek-nenek moyangnya.
Seleksi dan Adaptasi adalah suatu prosesevolusi yang berasal dari sekitaran
alam. Dasar-dasar dari proses ini telah sejak lama diuraikan oleh C. Darwin. Menurut
para ahli sekarang, banyak ciri baru yang terjadi karena mutasi pada kelompok-
kelompok manusia itu, sering terbukti lebih cocok dengan sekitaran alam yang juga
selalu berubah-ubah itu. Individu-individu dengan ciri lama dengan lambat laun akan
berkurang angka kelahirannya. Menghilangnya suatu gen tertentu sering juga
disebabkan oleh peristiwa yang berasal dari dalam organisme atau dari sekitaran alam,
tetapi yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kebetulan. Contoh: dalam suatu
kelompok manusia yang semuanya mempunyai rambut keriting ada beberapa individu
yang mempunyai gen resesif untuk rambut kejur. Kebetulan beberapa individu ini
yang pada saat lahirnya juga mempunyai rambut keriting, memisahkan diri dari
kelompok induk. Dengan peristiwa kebetulan tadi gen resesif untuk rambut kejur
terbawa, dan pada suatu ketika akan menyebabkan timbulnya individu-individu yang
secara lahir juga mempunyai rambut kejur. Sebaliknya, dalam kelompok induk, gen
untuk rambut kejur sudah hilang. Untuk selanjutnya dalam kelompok yang baru
orang-orang dengan rambut kejur mungkin akan selalu bertambah jumlahnya,
sedangkan dalam kelompok induk semua individu dalam generasi selanjutnya akan
selalu mempunyai rambut keriting sampai timbul suatu saat atau zaman ketika dimana
mutasi atau seleksi alam membawa perubahan. Ada beberapa faktor pengarah, yaitu:
1. Dalam setiap species terdapat banyak penyimpangan yang menurun,
karenanya dalam satu spesies tidak ada dua individu yang tepat sama dalam
susunan genetiknya (pada saudara kembar misalnya, susunan genetiknya
tetap tidak sama).
2. Pada umumnya proses reproduksi menghasilkan jumlah individu dalam tiap
generasi lebih banyak daripada jumlah individu pada generasi sebelumnya.
3. Penambahan individu dalam tiap species ternyata dikendalikan hingga
jumlah suatu populasi species dalam waktu yang cukup lama tidak
bertambah secara drastis.
4. Ada persaingan antara individu-individu dalam species untuk mendapatkan
kebutuhan hidupnya dari lingkungannya. Persaingan intra species ini terjadi
antara individu-individu yang berbeda sifat genetiknya. Individu yang
mempunyai sifat paling sesuai dengan lingkungannya akan memiliki
viabilitas yang tinggi. Di samping viabilitas juga fertilitas yang tinggi
merupakan faktor yang penting dalam seleksi alam.

Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena :


1. Isolasi waktu
Misalnya adalah kuda. Kuda jaman eosen yaitu Eohippus -
Mesohippus - Meryhippus – Pliohippus - Equus. Dari jaman eosin
hingga sekarang seorang ahli palaentolog menduga telah terjadi 150
ribu kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan
demikian terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda
dengan kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda
tersebut dinyatakan berbeda species.
2. Isolasi geografis
Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai
Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulau-pulau itu cukup jauh
jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya
sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama
ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada
tiap- tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di
kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
3. Domestikasi
Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman
budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi. Domestikasi
memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam
lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul
jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat
aslinya.
4. Mutasi kromosom
Peristiwa terjadinya species baru secara cepat.
5. Isolasi Reproduksi
Tanda dua populasi berbeda species bila mereka tidak dapat
berhibridisasi disebut juga bila mereka mengalami Isolasi reproduksi.
Isolasi reproduksi terjadi karena isolasi ekologi, isolasi musim, isolasi
tingkah laku, isolasi mekanik, isolasi gamet.

D. Aneka Ragam Manusia


1. Konsep Ras
Manusia yang tersebar di seluruh permukaan bumi dan berbagai
macam kondisi alam, menunjukkan suatu aneka warna yang secara fisik
terlihat nyata. Ciri-ciri lahir seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut,
bentuk muka, dan sebagainya menunjukkan bahwa aneka warna tersebut
terlihat secara jelas dan menyebabkan timbulnya pengertian ras. Dengan
demikian, ras disini merupakan suatu golongan manusia yang menunjukkan
berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan suatu frekuensi yang besar.

2. Metode-Metode Untuk mengklasifikasikan Aneka Ras Manusia


Untuk mengklasifikasikan aneka warna ras manusia di duni didasarkan
pada ciri lahir (ciri morfologi) yang terdapat pada tubuh individu. Ciri-ciri
morfologi itu yang dalam praktik merupakan ciri-ciri fenotipe, terdiri dari dua
golongan, yaitu ciri-ciri kualitatif (seperti warna kulit, bentuk rambut), dan
ciri-ciri kuantitatif (seperti berat badan, ukuran badan).
Selain ciri morfologi, ada juga metode yang mengklasifikasikan aneka
ras dengan filogenik. Metode ini tidak hanya menggambarkan persamaan
persamaan dan perbedaan-perbedaan antar ras, tetapi juga menggambarkan
hubungan asal-usul antar ras serta percabangannya. Untuk membangun suatu
klasifikasi berdasarkan filogenik, diperlukan pengetahuan mengenai ciri-ciri
genotipe. Ciri-ciri genotipe dapat diketahui pada gen yang tidak mudah diubah
oleh pengaruh proses-proses mutasi, seleksi, dan sebagainya. Seperti gen
untuk golongan darah, gen untuk tipe darah, dan lainnya.
3. Klasifikasi Aneka Ras Manusia
Klasifikasi yang berasal dari para sarjana terkenal masih berdasarkan
metode-metode morfologikal yang lama karena metode klasifikasi baru yang
berdasarkan frekuensi gen masih dalam taraf pengembangan dan belum
dilakukan secara luas. Klasifikasi C. Linnaeus (1725) yang mempergunakan
warna kulit sebagai ciri terpenting, klasifikasi J.F.blumenbach (1755) yang
mengkombinasikan ciri-ciri morfologi dengan geografi, klasifikasi J.
Deniker (1889) yang memakai warna dan bentuk rambut. Selain itu, metode-
metode yang mempergunakan unsur-unsur filogenik baru tampak sekitar 30
tahun yang lalu, dan yang paling terkenal adalah metode E. Von Eickstedt
dan metode E.A. Hooton.

E. Organ Manusia
Perbedaan Organisme Manusia dan Organisme binatang, mahluk manusia
adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organism yang secara
biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok
yang lain. Walaupun demikian otak manusia telah berevolusi, otak manusia telah
dikembangkan oleh bahasa tetapi juga mengembangkan bahasa. Bahasa menyebabkan
bahwa manusia tidak hanya dapat belajar secara kongkret peristiwa yang
bersangkutan dengan keadaan-keadaan tadi, tetapi juga secara abstrak tanpa
menyelami sendiri peristiwa tersebut. Dengan demikian bahasa manusia itu
mengabstraksikan dan menyimpan tiap pengetahuan baru ke dalam lambang vocal
atau kata-kata baru, yang makin lama makin menjadi banyak jumlahnya. Dengan
bahasa pula, pengetahuan manusia selama berpuluh-puluh ribu generasi sejak zaman
mahluk induk Australopitcheus berkeliaran di daerah-daerah sabana di Afrika selatan
hingga sekarang itu. Kemampuan organism memang terbatas jika di bandingkan
dengan mahluk lain. Kemampuan daripada semua panca inderanya menyebabkan
bahwa ia tidak dapat lari, loncat, memanjat pohin, menyelam dalam air ataupun
terbang, tapi walaupun demikian kapasitas otaknya yang unggul yang berupa akal,
menyebabkan ia dapat mengembangkan system pengetahuan yang menjadi dasar dari
kemampuannya untuk membuat macam-macam alat hidup seperti senjata, alat-alat
produksi, alat-alat berlindung, alat-alat transport dan sebagainya serta sumber-sumber
energi lain. Peralatan hidup dan sistem teknologi manusia inilah yang menjadi
penyambung dari keterbatasan kemampuan organismenya.
Dengan adanya pengaturan antara individu-individu dalam kelompok dan
dengan adanya peralatan hidup, maka cara mahluk manusia mencari dan
memproduksi pangannya dilakukan juga dengan system-sistem tertentu di mana
terdapat pembagian kerja antara berbagai tahap atau teknik memproduksi pangan dan
peralatan hidupnya. Dengan demikian manusia sejak dahulu kala telah menciptakan
atau memiliki system dalam hal mata pencaharian hidupnya, yaitu sistem ekonomi.
Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep-konsep
dalam akalnya menyebabakan bahwa manusia dapat membayangkan dirinya sendiri
sebagai suatu identitas tersendiri, lepas dari lingkungan dan alam sekelilingnya.
Kemampuan ini merupakan dasar dari kesadaran identitas diri dan kesadaran
kepribadian diri sendiri. Suadah tentu banyak binatang yang mempunyai identitas diri,
namun kesadaran itu tidak setajam yang dimiliki manusia, karena manusia juga
mempunyai kemampuan untuk membayangkan dengan akalnya peristiwa-peristiwa
yang mungkin dapat terjadi terhadapnya, baikk yang bahagia dan menyenangkan,
maupun yang sengsara dan menakutkan, rasa takut terbesar adalah rasa takut terhadap
peristiwa yang ia sadari pasti akan terjadi padanya, ialah tibanya maut. Keasadaran
akan tibanya maut inilah yang merupakan salah satu sebab timbulnya suatu unsure
penting dalam kehidupan manusia, yaitu religi.Kehidupan manusia juga berbeda
dengan kehidupan organism binatang dengan adanya pula penyambung hasrat
alamiahnya untuk keindahan, akal manusia mengadakan suatu reaksi yang
sadar dan kreatif, sehingga menjadi suatu unsure khas dalam hidupnya, yaitu
kesenian.
Walaupun manusia memang kalah kemampuannya dengan banyak jenis
binatang jenis berkelompok lainnya namun kemampuan otaknya, yang kita sebut
dengan akal budi itu, telah menyababkan berkembangnya system-sistem yang dapat
membantu dan menyambung keterbatasan kemampuan organismenya itu, keseluruhan
dari system-sistem tersebut yaitu :
1. Sistem perlambangan vocal atau bahasa.
2. Sisem pengetahuan.
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian
7. Sistem religi
Hal tersebut merupakan kebudayaan. Kebudayaan manusia tidak terkandung
dalam kapasitas organismenya, artinya tidak tertentukan dalam system gennya,
berbeda dengan kemampuan-kemampuan organisme binatang. Manusia harus
mempelajari kebudayaannya sejak ia lahir, selama seluruh jangka hidupnya, hingga
saatnya mati, semua dengan jerih payah, walaupun demikian, dengan kebudayaannya
manusia dapat menjadi mahluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling
luas di muka bumi ini.

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Manusia merupakan mahluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainya,
karena manusia memang diciptakan dengan berbagai kesempurnaan dari Tuhan. Namun
dalam hal ini menurut ilmuwan C. Darwin bahwa manusia memiliki proses evolusi yang
diawali dari primata atau sejenis kera hingga akhir dari evolusinya menjadi yang paling
sempurna yaitu manusia. Manusia paling sempurna atau sekarang ini disebut dengan homo
sapien. Hingga hari ini manusia selalu dikaji dan diteliti dari berbagai aspek, manusia juga
digolongkan dengan jenis-jenis ras yaitu ras Caucasoid, mongoloid, ausroloid, negroid dan
ras-ras khusus, dan manusia berkembang dengan bahasa tetapi juga manusia
mengembangkan bahasanya dengan akal.

B.Saran
Dengan pembuatan makalah ini, yaitu mengenai makhluk manusia, diharapkan dapat
menambah pengetahuan kita, lebih memaknai hakikat menjadi manusia yang sebenarnya,
dapat membuka pemimkaran bahwasanya manusia di ciptakan berbeda namun bukan berarti
manusia harus terpecah belah dan tidak saling menghargai satu dengan yang lainnya karena
perbedaan itu. Selain itu dalam runtutan ajang evolusi manusia memiliki sejarah peradaban
yang panjang Dengan kegemilangan tersebut sepatutnya manusia dapat menjaga makhluk
lainnya dan merasa tidak bertindak semena -mena pada bumi. Karena hakikat manusia adalah
pemimpin dari makhluk yang ada di bumi, Karena akal nya lah manusia dapat dikatakan
sebagai pemimpin di bumi ini. mengingat makalah ini tidak luput dari kesalahan, karena itu
segala bentuk kritik yang membangun untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi
untuk kedapannya Dengan Akal Manusia Dapat Dengan Mudah Membedakan Mana Benar
Dan Salah ,

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.


Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Wikipedia. Australoid.Com. diakses pada tanggal 10/03/2015. pukul 10:00 AM.

Anda mungkin juga menyukai