Anda di halaman 1dari 14

ORMAS ISLAM PARMUSI:

KONSTRIBUSI TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS


PENDIDIKAN BERKEADABAN MELALUI SINKRONISASI
PENDIDIKAN ERA PANDEMI

Firdaus Syam

Disampaikan Dalam Acara :

WEBINAR PENDIDIKAN MILAD XXII PARMUSI


Kamis, 16 Shafar 1443/23 September 2021
Pk. 09.00-12.00
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ORMAS DI INDONESIA
A. Fase Pergerakkan Nasional B. Fase Kemerdekaan
a. Berbasis Agama, kedaerahan dan a. Ormas menjadi bagian “KINO
kesukuan/etnik dan paham lainnya; (Kelomok Induk Organisasi politik;
b. Adanya persamaan nasib untuk melawan b. Ormas sebagai sumber rekruitmen
penjajah; kader partai politik;
c. Adanya ikatan kuat pendirian organisasi c. Ormas memiliki afiliasi yang kuat
bagi perjuangan kemerdekaan bangsa dengan partai politik atau ideologi
Indonesia;
tertentu;
d. Organisasi lahir berpegang semangat
merubah nasb anak bangsa/kaum
d. Ormas menjadi elemen masyarakat
pribumi; yang memperkuat posisi politik Partai;
e. Aktifitas yang diorientasikan mengangkat e. Ormas yang memiliki badan hukum
martabat dan ekonomi kaum pribumi. dan konsisten bersifat independen
f. Ada Ormas/LSM yang berubah menjadi ORMAS terhadap garis perjuangan dan
organisasi politik (Partai). DALAM KIPRAH program organisasinya;
DI MASYARAKAT,
C. Fase Demokrasi Terpimpin (ORLA) dan BERBANGSA &
Demokrsi Pancasila (ORBA) BERNEGARA D. Fase Reformasi
a. Melakukan pemberdayaan kepada masyarakat
melalui KKN dan advokasi-advokasi penyadaran
masyarakat melalui kegiatan bakti sosial,
keagamaan, ekonomi dan kebudayaan. a. Ormas dan LSM tumbuh “ bebas”
b. Omas berskala nasional memiliki peran signifikan ,menghadapi ancaman berbasis
bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat “ideologi” liberalisme sekulerisme,
secara mandiri, sukarela; pragmatisme , radikalisme , terorisme,
c. Mulai tumbuh LSM hadir mengisi black spoot
yang belum tersentuh negara; dan takfiri;
d. Negara melakukan kontrol yang kuat terhadap b. Pergerakan ormas dan LSM tanpa
keberadaan ormas dengan Undang-Undanag; kendali, tanpa aturan, menggunakan
e. Ormas i kekuatan “alternatif strategis” disebabkan cara-cara kekerasan sosial, kritis ,
lemahnya peran parpol;
f. Lahirnya berbagai ormas / LSM “plat merah” “plat
arogansi dan ego kelompok.
kuning”, “plat hijau” c. Orientasi kegiatan ormas dan LSM ada
lebih kepada “mendapatkan propes ;
g. Terjadi pengutan peran ormas dalsm menyuarakan d. Kemunculan ormas / LSM loka/ asing
soal independensi, demokrasi, ham, lingkungan bergerak bebas menimbulkan persoalan
hidup, pemberdayaan ekonomi umat;
PERAN ORMAS ISLAM
DI REPUBLIK INDONESIA

1. ORMAS Islam dan umat memiliki kostribusi terbesar dalam mewujudkan bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka di tahuan 1945;
2. ORMAS Islam sebagai “ujung tombak” terdepan dalam melindungi tanah tumpah
darah dan merawat aqidah umat, memberikan pelayanan pendidikan secara
otonom dan mandiri, transformasi pengetahuan melalui media, mengembangkan
dakwah secara konvensional hingga digital, pelayanan sosial dan kesehatan,
pemberdayaan ekonomi umat, transformasi nilai-nilai islam kepada peraturan
perundang undangan nasional, serta membangun karakter bangsa;
3. ORMASIslam merupakan ORMAS YANG gigih menentang berbagai ideologi yang
anti Pancasila; bertentangan dan atau merusak Pancasila;
4. ORMAS Islam dan umat Islam sangat teguh dalam memperjuangkan dan merawat
persatuan Indonesia melalui pendekatan Islam wasaty-moderasi Islam, menjaga
keutuhan Negara Indonesia, dan memperkuat ketahanan nasional;
5. ORMAS islam (hemat saya) belum optimal dan maksimal secara; terkonsepsi,
sistimatis, berkelanjutan untuk membangun kolaborasi antar ORMAS Islam dalam
membangun akselerasi kemajuan umat;
ORMAS
DAN
PERATURAN PERUNDANGAN

1. Keberadaan ORMAS telah dijamin oleh


KONSTITUSI: PANCASILA DAN UUD 1945:
Pasqal 27 dan Pasal 28;
2. Pengaturan keberadaan ORMAS telah diataur
dalam UU Ormas no. 8 tahun 1985;
perubahan UU ORMAS no.17 tahun 2013;
perubahan PERPU No.2 tahun 2017
MENAKAR JUMLAH UMAT ISLAM
DI INDONESIA ?

Keseluruhan perkiraan jumlah pendudukIndonesia tahun 2020 mencapai


262.767.403

Perkiraan penduduk muslim di Indonesia di tahun2020


mencapai 229, 62 juta jiwa atau sekitar 87 % dari total populasi penduduk
(Global religious future, 2018)

berada teratasdari jumlah 10negara terbesarberpendudukmuslim


yakni;
India, Pakistan, Bangladesh, Nigeria, Mesir,Iran, Turki,Aljazair, dan
Maroko.
Indonesia Jumlah penduduknya terbesar nomor 4
setelah RRC, India dan AmerikaSerikat
KETERKAITAN ORMAS ISLAM
DENGAN
JUMLAH UMAT ISLAM ?
Bukankah jumlah umat islam yang besar itu dapat menjadi “pangsa pasar” bagi ormas islam
dalam:
1. Membuktikan dan mengembangkan kifrah dan keberadaan organisasi agar menjadi besar
dalam menyemaikan ladang amal;

2. Rekruitmen SDM berkualitas bagi kemajuan ormas;

3. Mengembangkan Relasi yang BERAKHLAK


(Ber: Amanah, Kekeluargaan, Harmoni, Loyal, Adab/Kolaborasi);

4. Sarana sosialisasi bagi ORMAS Islam dalam menyuarakan visi, misi, strategi dan program
amaliah umat & bangsa Indonesia;
5. Kemajemukan umat, menjadi modal perjuangan meresonansikan misi ORMAS Islam
wasatyah, moderasi, inklusiif;
6. Menjadikan masa Pandemi , ORMAS Islam memberikan konstribusi terbesar membentuk,
menyelematkan harkat martabat umat dari kesulitan yang multi kompleks melalui program
aksi bidang pelayanan pendidikan, sosial dan kesehatan, pemamfaatan teknologi digital
untuk dakwah , dan kohesifitas ORMAS Islam dengan anggota , dan jamaah;
7. Melallui jalur pendidikan formal , non formal, dan informal yang dimiliki, ORMAS Islam
dapat meningkatkan kualitas anak didik dengan mengembangkan program soft skill secara
profesional, berkelanjutan dan berorientasi pada prestasi;
8. Membangun kolaborasi internal pengurus dan anggota ORMAS, antar ORMAS ISLAM, antar
ORMAS ISLAM dengan pemangku kepentingan lainnya berbasis PENTAHELIX serta
melindungi aqidah umat.
JUMLAH ORMAS DI INDONESIA

1. Jumlah ORMAS di Indonesia baik di tingkat Nasional dan Lokal sebanyak


344.039 per 2017
(Sumber Menko Polhukam, 12/7/2017 dari KOMINFO)

2. Jumlah ORMAS Islam di tingkat nasional di Indonesia yang resmi dan


terdaftar sebanyak 28 Organisasi
(Wikipedia)

Note:
Untuk organisasi/perkumpulan Islam ditingkat lokal sangatlah banyak
Catatan Evaluasi

1.Diperlukan peraturan peraturan perundang undangan yang lebih


kokoh selain tela ada Konstitusi UUD 1945 Pasal 28 dan PERPU no 2
2017 :
2.Diperlukan Peraturan Pemerintah secara lebih lengkap yang
merivetalisasi ORMAS mengarahkan kepada profesionalisme dan
kemandirian organisasi guna menjawab tantangan masa kini dan
masa depan baik bersifat lokal, nasional , dan internasional;
3.Diperlukan pengembangan organisasi serta kerjasama kemitraan
dalam lingkup nasional dan internasional.
ORMAS ISLAM PARMUSI:
MERESPON SINKRONISASI REGULASI PENDIDIKAN ERA
PANDEMI

Prinsip Menerapkan Program Mutu Pendidikan :

1. Kepemimpinan yang profesional dalam bidang pendidikan, melalui manajemen mutu pendidikan;
2. Kemampuan kaum profesional dalam menghadapi “kegagalan sistem”;
3. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan, norma dan kepercayaan lama
harus dirubah, dengan mengembangkan kemampuan yang memliki daya saing di dunia global;
4. Membangun kepemimpinan dalam bentuk Teame work, akuntabilitas, dan rekognisi oleh
administrator, guru, staf, pengawas dan pemangku kepentingan guna perbaikan mutu pendidikan;
5. Komitmen pimpinan pada perubahan, inovasi, efisien, produktifittas, dan kualitas layanan;
6. Profesional di bidang pendidikan perlu dukungan pengetahuan dan keahlian yang mampu membuka
cakrawala anak dididik memasuki pasar kerja tingkat global;
7. Profesional para pendidik perlu dibekali program khusus, dirancang guna menunjang pendidikan.
Hal ini menyangkut budaya, lingkungan, proses kerja, dengan tidak hanya semata komersial;
8. Adanya sistem pengukuran dalam program mutu memungkinkan profesional pendidik menemukan
dan mendokumentasikan nilai tambah peningkatan pendidikan terhadap user, dan pemangku
kepentingan;
9. Hindari manajemen pendidikan dan masyarakat senang/biasa melakukan pilihan menggunakan
“program, singkat”. Melainkan upayakan peningkatan mutu melalui “perubahan yang
berkelanjutan”.
( Syaodih SN,2006:10-11)
ORMAS ISLAM PARMUSI:
MERESPON SINKRONISASI REGULASI PENDIDIKAN ERA
PANDEMIK

Upaya Memahami Sinkronisasi Regulasi Pendidikan


Era Pandemi
1.

“Prinsip pendidikan masa pandemi Covid 19 adalah


mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, tenaga
kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum serta
mempetimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi
psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama
pandemi Covid 19”
(Pernyataan Mendikbud alam Rakor bersma Kepala Daerahse Indonesia secara daring; 2/9/2020)
2.
“Adanya Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri 7 /8/2020 yang menegaskan menyesuaikan
kebijakan pembelajaran di era pandemi”. Antara lain; pembelajaran di zona hijau, kuning penerapan
pembelajaran tatap muka dengan tetap penerapan prokes. Sebaliknya untuk zona orange dan merah
melakukan pembelajaran Belajar Dari Rumah (BDR) dengan model daring; Kemudian adanya bantuan
Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk 410 ribu mahasiswa, dan BOS Kinerja diperluas cakupannya bukan
hanya Sekolah Negeri tapi juga Sekolah Swasta; Peluncuramn kurikulum Khusus, dan Pemberian modul
pemebelajaran bagi PAUD dan SD; Adanya bantuan subsidi kuota internet untuk siswa, guru,
mahasiswa, dan dosen

3.
“Adanya Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa sekolah diberi fleksibelitas untuk
memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa dimasa pandemi. Ini terkait
kurikulum pada masa darurat”

4.
“Ada inisiatif yang dilakukan Kemendikbud dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi para user
dalam proses pembelajaran “
ORMAS ISLAM PARMUSI:
MERESPON SINKRONISASI REGULASI PENDIDIKAN ERA
PANDEMI

Problem Sinkronisasi Regulasi Pendidikan


Masa Pandemi
1. Dalam Konstitusi UUD 1945, pada Pasal 18 ayat(5) bahwa Otonomi daerah dijalankan secara
seluas-luasnya kecuali urusan yang secara nyata telah ditentukan sebagai urusan
pemerintahn pusat. Namun dalam kebijakan secara de facto kewenanagn otonomi daerah
nampak seperti ” tak berdaya“ terhadap kebijakkan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat :
“Pemerintah daerah sangat tergantung dengan keputusan Pemerintah Pusat;
2. Pemerintah Pusat memutuskan secara sepihak untuk mengganti model proses belajar
mengajar, sehingga dirasaksan Dinas Pendidikan di tingkat daerah tidak diberikan
kesempatan untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi masing-
masing daerahnya. Bukankah ini berlawanan dengan semanagat otonomi daerah ?
3. Perlu dilakukan pembahasan secara strategik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Daerah mengenai Sinkronisasi regulasi Pendidikan masa Pandemi dengan menekankan:
a. Pentingnya memahami kondisi sosial masyarakat, geografis, budaya, dan sarana yang tersdia
di daerah yang yang relatif berbeda-beda;
b. Pilihan bentuk Kolaborasi hubungan antar pemerintah dengan daerah kaitannya dengan
sinkronisasi regulasi pendidikan yakni: Model Agensi ( Pemerintah daerah hanya sebagai agen
dan pelaksana teknis dari kebijakkan Pemerintah Pusat); Model Interaksi (Pemerintah Pusat
memberikan kebebasan yang amat luas kepada daerah untuk membuat kebijakan, selama
kebijkan itu menguntungkan kedua belah pihak); Model Relatif (Pusat memberi kebebasan
kepada pemerintah daerah dengan tetap memberikan pengakuan pada Pemerintah Pusat)
KESIMPULAN
ORMAS ISLAM PARMUSI:
KUALITAS PENDIDIKAN UMAT BERKEDABAN

1.
ORMAS PARMUSI sebagaimana juga ORMAS lainnya, memiliki ruanglingkup
kegiatan dan program yang luas baik dibidang Dakwah Islam, Sosial,
Pemberdayaan Ekonomi, Pendidikan, kemajuan serta peran penguat kokohnya
persatuan Bangsa.
Akan tetapi ORMAS PARMUSI merupakan Organisasi Kemasyarakatan yang
bercorak Keislaman yang relatif masih muda dibandingkan dengan ORMAS
Islam Besar lainnya. Karena itu PARMUSI sebagai ORMAS perlu memiliki
kegiatan dan program yang lebih fokus dan spesifik, ini kemudian menjadi
konsen perhatian karena berbeda. Fokus dan spesifik itu diharapkan dapat
menjadi “icon” kebanggaan Umat Islam dan bangsa Indonesia;
2.
PARMUSI sebagai ORMAS memiliki latar belakang sejarah yang “UNIK” yakni
berasal dari proses pergumulan politik umat diawal pemerintahan ORDE Baru.
Oleh karena itu peran kritis terhadap kebijakkan pemerintah, khususnya
mengenai Sinkronisasi. Penyelengaraan regulasi pendidikan masa pandemi
Covid 19 perlu menjadi perhatian PARMUSI dengan memberi konstribusi
pemikiran yang lebih konstruktif , sebagai iktiar mengatasi masalah secara lebih
efektif, bagi kepentingan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai