Anda di halaman 1dari 13

DOSEN PENGAMPU :

DR. IR. SAAD MURDY, M.S.

NAMA KELOMPOK:

1. ZIKRI AULIA RANCHMAN (D1B019179)


2. CINTIA NUR WIRAINI (D1B019190)
3. LARASATI (D1B019193)
4. AULIA JUSTISIA (D1B019198)
MENDESKRIPSIKAN ESENSI DAN
URGENSI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN UNTUK
MASA DEPAN
URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai wahana untuk


mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari
peserta didik baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
ESSENSI DAN URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA
UNTUK MASA DEPAN
• Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan
nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik Indonesia. Selain itu
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
• Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negaraakan terwujud dalam
sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi
manusia sungguh– sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya
sehari–hari.
• Indonesia pada tahun 2030- 2045 akan mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang
berlimpah. Inilah yang dimaksud bonus demografi. Bonus demografi ini adalah peluang
yang harus ditangkap dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya.
Usia produktif akan mampu berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan dengan baik
dan benar, tentunya cara yang paling strategis adalah melalui pendidikan, termasuk
pendidikan kewarganegaraan.
• Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang
cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai falsafah
bangsa
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan,
bangsa dan negara.
MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI IDENTITAS
NASIONAL
• pengertian identitas nasional menurut para ahli adalah menurut Tilaar (2007)
menyatakan identitas nasional berkaitan dengan pengertian bangsa. Menurutnya, bangsa
adalah suatu keseluruhan alamiah dari seseorang karena daripadanyalah seorang individu
memperoleh realitasnya. Artinya, seseorang tidak akan mempunyai arti bila terlepas dari
masyarakatnya.
• Makna identitas dalam konteks ini digambarkan sebagai jati diri individu manusia. Jati diri
sebagai sifat dasar manusia. Dinyatakannya bahwa jati diri merupakan lapis pertama yang
nantinya menentukan karakter seseorang dan kepribadian seseorang.
JATI DIRI SEBUAH BANGSA ATAU IDENTITAS
NASIONAL BANGSA INDONESIA

• Identitas nasional bagi bangsa Indonesia akan sangat ditentukan oleh ideologi yang dianut
dan norma dasar yang dijadikan pedoman untuk berperilaku. Semua identitas ini akan
menjadi ciri yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Identitas nasional dapat
diidentifikasi baik dari sifat lahiriah yang dapat dilihat maupun dari sifat batiniah yang hanya
dapat dirasakan oleh hati nurani.
• Bagi bangsa Indonesia, jati diri tersebut dapat tersimpul dalam ideologi dan konstitusi
negara, ialah Pancasila dan UUD NRI 1945.
UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL

• Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif. Artinya, individu
memilikinya sejak lahir dan bukan kuasanya untuk memilih. Misalnya, kamu sebagai orang
Minang, saya orang Asmat. Minang dan Asmat adalah identias masing-masing kita. Lebih
dari 300 identitas suku bangsa yang tersebar di seantero nusantara.
• Agama, yaitu golongan sosial yang klasifikasinya berdasarkan agama atau aliran
kepercayaan. Individu sejak lahir biasanya sudah berafiliasi ke salah satu agama. Pertama-
tama atas arahan orang tua yang punya ’hak prerogatif’ menentukan apa agama anaknya.
Seiring kedewasaan dan kematangan intelektual, individu mencari sendiri, menemukan
atau memantapkan kembali agama yang diimaninya.
• Bahasa, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada aspek simbolik yang secara arbiter
dibentuk sebagai sarana interaksi. Individu mempelajari simbol-simbol yang membentuk
bahasa sejak lahir. Kemajuemukan bahasa sangat berhubungan dengan kemajemukan
budaya karena bahasa merupakan bagian dari budaya.
• Budaya, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada pengetahuan manusia yang secara
kolektif digunakan untuk menafsir lingkungannya sehingga menjadi pedoman untuk
bertindak dan menghasilkan karya. Cakupan budaya sangat luas, kita bisa memahami
sistem pengetahuan yang berada dalam pikiran manusia sebagai budaya, dan teknologi
yang dihasilkannya juga sebagai budaya.
FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

• Primordialisme, yaitu sikap kecintaan pada identitas berdasarkan golongan, kesamaan etnis
atau suku. Biasanya didasarkan pula oleh sistem kekerabatan dan kekeluargaan yang identik
dengan adanya hubungan darah antar anggotanya.
• Praktik keagamaan, yaitu ritual yang didasarkan pada keyakinan individu dan dipraktikkan
secara kolektif. Unsur keimanan berkontribusi penting pada motivasi untuk berpartisipasi pada
ritual yang dijalani secara kolektif berdasar sistem keyakinan yang sama.
• Pemimpin bangsa, yaitu figur atau tokoh kharismatik yang menjadi kebanggaan rakyatnya.
Seorang pemimpin bangsa pada prinsipnya adalah pelayan masyarakatnya. Rakyat merasa
diayomi dan bangga pada pemimpinnya yang dianggap bagian dari dirinya.
• Sejarah bangsa, yaitu narasi masa lalu suatu bangsa yang membentuk memori kolektif
masyarakat yang hidup di zaman now. Kesamaan asal-usul atau nenek moyang juga bagian
dari sejarah yang dapat membentuk solidaritas dan identitas kolektif.
• Solidaritas organik, yaitu integrasi sosial yang terbentuk atas kondisi saling
ketergantungan akibat pembagian kerja. Solidaritas organik muncul seiring munculnya
spesialisasi yang merupakan produk industrialisasi. Identias yang dibentuk oleh solidaritas
organik adalah identitas modern, profesional, dan urban.
CIRI-CIRI NEGARA YANG PUNYA IDENTITAS
NASIONAL

• Adanya pola perilaku masyarakat menyangkut adat istiadat yang dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Adanya lambang-lambang yang secara simbolik mendeskripsikan visi, tujuan dan fungsi
didirikannya negara.
• Adanya alat kelengkapan yang dimiliki negara untuk melayani kebutuhan masyarakatnya,
seperti tempat ibadah, infrastruktur, teknologi komunikasi, dan sebagainya.
• Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai suatu bangsa yang tercermin dalam dasar
negara dan konstitusinya.

Anda mungkin juga menyukai