Anda di halaman 1dari 11

M A K A L A H

HUKUM PENYALAGUNAAAN
NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA PELAJARAN PENJAS DI BAWA
BIMBINGAN PAK FERI GULO

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1. DELLA FAHRIKA ADHA 6. EIFFEL NAILAH SUANTO


2. ARDI HAMONANG AN SIANTURI 7. TEGAR ANDRIADI SIREGAR
3. FIKA SAPUTRI 8. KRISTIN SIBURIAN
4. YEHEZKIEL RIMON LUMBAN GAOL 9. STEFANI BAGARIANG
5. DIRFA RIYATI

SMA SWASTA INDONESIA MEMBANGUN


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah guna memenuhi tugas kelompok untuk mata Penjas dengan judul ‘’Hukum
Penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika”.
Kehadiran makalah ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan,bahkan juga kekeliruan
Oleh sebab itu,saran dan kritikan sangat di perlukan untuk penyempurnaan selanjutnya.
Mudah-mudahan dengan kehadiran makalah ini dapat memberikan manfaat yang maksimal.
Akhirnya hanya kepada Tuhan kita berserah diri, semoga dengan segala aktifitas dan
kreativitas kita dapat di terima menjadi sebuah kebaikan, Amin.

Cikampak, Pinang
Awan
Maret 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1: PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1

BAB 2: PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Pengertian Narkoba..........................................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Narkoba..........................................................................................................2
2.3 Macam Golongan Narkotika............................................................................................3
2.4 Data Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia.........................................................3
2.5 Konsekuensi Hukum........................................................................................................4
1. UU No 35 Tahun 2009....................................................................................................4
2. Ketentuan Hukum Pidana dalam UU No 35 Tahun 2009..............................................5

BAB 3: PENUTUP...................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

ii
BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda hingga
dewasa ini kian meningkat. Di Indonesia, jumlah pengguna narkoba tembus 1,8 persen atau
sekitar 3,4 juta orang penduduk. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut,
dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari, apalagi karena
dampak negatif yang ditimbulkan narkoba bukan hanya satu dua saja. Maka dari itu,
Pemerintah sendiri sudah menyiapkan tindakan preventif dengan memberlakukan hukum
pidana tegas yang sebagimana sudah dicantukan jelas dalam Undang-Undang. Hukum ini
diharapkan dapat menjadi hal pencegah bagi calon pengguna ataupun pengedar sebelum
bermain-main dengan Narkotika, dan melalui makalah inilah kami harapkan Bapak Guru
maupun teman-teman dapat memahami dan mengetahui tentang hukum penyalahgunaan
Narkoba & Psikotropika lebih dalam lagi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, kelompok 2 merumuskannya dalam beberapa
poin berikut:

1. Untuk mengetahui definisi ringkas dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
2. Untuk mengetahui dampak dari penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnnya.
3. Untuk mengetahui dasar hukum pidana bagi pelaku penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya.

1
BAB 2: PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. Menurut UU
Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis (pengolahan rumit) maupun semisintetis
(menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi dengan cara
diekstraksi atau memakai proses lainnya), yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Adapun pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Dibenarkan pula atas adanya sanksi hukum
bagi pengguna dan pengedar yang menyalahgunakan fungsi Narkoba.

2.2 Jenis-jenis Narkoba


Beberapa jenis Narkoba yang sering disalahgunakan yaitu;

1. Ganja
Ganja mengandung bahan kimia psikoaktif yang bekerja pada otak hingga membuat
penggunanya merasa senang sesaat dan sensasinya sering disebut dengan “high”.
Efek: Gangguan daya berpikir, gangguan pernapasan, peningkatan detak jantung,
risiko serangan jantung, pemikiran bunuh diri.

2. Kokain
Kokain atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa
memengaruhi system syaraf pusat.
Efek: Depresi, aritmia denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh meningkat,
kerusakan usus, kehilangan nafsu makan, anosmia, HIV dan Hepatitis C

3. Ekstasi
Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek
halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat).
Efek: Denyut jantung dan tekanan darah meningkat, otot menegang, mual,
penglihatan kabur, pusing, berkeringat/kedinginan.

4. Heroin

2
Heroin atau putaw adalah jenis narkoba adiktif yang berasal dari bunga opium
poppy. Heroin termasuk dalam narkoba illegal karena dapat membuat
penggunanya ketagihan hingga sulit berhenti.
Efek: Kesulitan bernafas, kemerahan pada kulit, mulut kering, pupil menyempit, mual.

5. Sabu-sabu
Sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulant yang bekerja pada system syaraf pusat
dan sangat adiktif.
Efek: Nafsu makan turun, nafas dan detak jantung lebih cepat, peningkatan tekanan
darah serta subu tubuh, kulit kusam, mulut kering, gigi patah/bernoda.

2.3 Macam Golongan Narkotika


Jika melihat ke dalam Lampiran Permenkes 9/2022, berikut contoh jenis narkotika
berdasarkan golongannya, antara lain:
1. Narkotika golongan I: Opium mentah, tanaman koka, daun koka, kokain mentah,
heroina, metamfetamina, dan tanaman ganja; sangat berbahaya jika dikonsumsi karena
beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.
2. Narkotika golongan II: Ekgonina, morfin metobromida, dan morfina; bisa dimanfaatkan
untuk pengobatan asalkan sesuai dengan resep dokter, namun juga beresiko menyebabkan
ketergantungan.
3. Narkotika golongan III: Etilmorfina, kodeina, polkodina, dan propiram; risiko
ketergantungannya cukup ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.

2.4 Data Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia


Ada banyak kasus penyalahgunaan Narkoba yang terjadi di Indonesia. Berikut
statistic jumlah pelaku peyalahgunaan narkoba dari tahun 2008 hingga 2015 dari data
Kementrian Komunikasi dan Informatika.

3
Diikuti dengan rentang data profesi pelaku sebagai berikut:

Pekerja Pelajar Pengangguran


70% 22% 8%

Adapun 3 jenis zat narkotika yang paling banyak digunakan yaitu:

Ganja Sabu Ekstasi


65,5% 38% 18%

Dan 5 provinsi teratas dengan kasus penyalahgunaan narkoba paling tinggi di


Indonesia adalah:

Sumut Sumsel DKI Jakarta


6,5% 5% 3,3%
Sulteng DI Yogyakarta
2,8% 2,3%

Dari data diatas kita bisa mengetahui betapa banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba yang
terjadi di Indonesia.

2.5 Konsekuensi Hukum


Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya
mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak kenal
jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat
berbahaya ini. Oleh sebab itu, pemerintah mengesahkan Undang-undang khusus yang
menyangkut Narkotika dan hukum pidananya yang terlampir dalam Undang-undang No 35
Tahun 2009.

1. UU No 35 Tahun 2009
Bab 1 dari Undang-undang ini membahas tentang Ketentuan Umum mengenai
definisi Narkotika dan hal-hal yang menyangkut penyalahgunaannya.
Bab 2 merupakan Dasar, Asas dan Tujuan atas pengesahan UU No 35 Tahun 2009.
Bab 3 adalah pembahasan tentang Ruang lingkup Narkotika, termasuk jenis dan
golongannya, yang dimulai dari golongan 1, 2 dan 3.
Bab 4 menjelaskan kenapa harus ada Narkoba (Pengadaan) dan kenapa Pemerintah
masih mengizinkan Narkotika beredar dalam jangkauan legal, yang termasuk dalam 4 bagian,
yaitu untuk; 1) Rencana Kebutuhan Tahunan; 2) Produksi; 3) Narkotika untuk Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi; dan 4) Penyimpanan dan Pelaporan.
Bab 5 membahas tentang ketentuan izin khusus Impor dan Ekspor Narkotika hingga
ke pengemasan, pengangkutan, transit sampai pemeriksaan yang disetujui pemerintah.

4
Bab 6 hampir sama dengan Bab 5 yaitu bahasan tentang ketentuan izin khusus untuk
Pengedaran Narkotika yang sudah mendapat izin edar dari Menteri.
Bab 7 secara singkat hanya menjelaskan tentang Label dan Publikasi Narkotika yang
hanya dapat dipublikasikan pada media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah
farmasi.
Bab 8 mulai membahas tentang Prokursor Narkotika (zat atau bahan pemula atau
bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika) dan ketentuan mengenai
syarat dan tata cara produksi, impor, ekspor, peredaran, pencatatan dan pelaporan, serta
pengawasan Prekursor Narkotika.
Bab 9 UU ini menginformasikan mengenai proses Pengobatan dan Rehabilitasi bagi
Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika.
Bab 10 berisi lanjutan materi bab 9, yaitu Pembinaan dan Pengawasan yang
dilakukan pemerintah terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan Narkotika.
Bab 11 merincikan informasi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang merupakan
Lembaga Pencegahan dan Pemberantasan penyalahgunaan Narkotika di Indonesia.
Bab 12 menjelaskan soal Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang
Pengadilan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika.
Bab 13 sedikit berbeda karena meyinggung tentang Peran serta Masyarakat yang
memiliki hak dan kesempatan yang luas untuk berperan serta membantu pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
Bab 14 melanjutkan isi Bab 13 yaitu adanya Penghargaan kepada penegak hukum
dan masyarakat yang telah berjasa dalam upaya pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika dari Pemerintah.

2. Ketentuan Hukum Pidana dalam UU No 35 Tahun 2009


Bab 15 UU No 35 Tahun 2009 lebih lanjut membahas Ketentuan Pidana. Pada UU
ini, pelaku penyalahgunaan Narkotika dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Pengedar, yaitu orang yang melakukan kegiatan menyalurkan atau menyerahkan
Narkotika,baik dalam rangka perdagangan,bukan perdagangan maupun
pemindahtanganan,untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pengguna, dibedakan menjadi 2 lagi, yaitu Pecandu (orang yang menggunakan
atau menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada
Narkotika,baik secara fisik maupun psikis) dan Penyalah guna (orang yang
menggunakan Narkotika tanpa hak atau melakukan hukum).

Hukum pidana bagi Pengedar narkotika diatur dalam bab ini dari pasal 111-1126.
Spesifiknya lagi,
- Sanksi bagi pengedar narkoba golongan I tertera dalam Pasal 111 sampai dengan 116 UU
Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 4 tahun dan maksimal pidana mati, serta denda
paling sedikit Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah).
- Sanksi bagi pengedar narkoba golongan II tertera dalam Pasal 117 sampai dengan 121 UU
Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 4 tahun dan maksimal pidana mati, serta denda

5
paling sedikit Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000
(delapan miliar rupiah).
- Sanksi bagi pengedar narkoba golongan III tertera dalam Pasal 122 sampai dengan 126 UU
Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 2 tahun penjara dan maksimal 12 tahun penjara,
serta denda paling sedikit Rp400.000.000 (empat ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah).

Adapun hukum pidana bagi Pengguna dan Penyalah guna tertera dalam pasal 127, sebagai
berikut:
- Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun;
- Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama tahun;
- Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
tahun.
Dalam pasal ini diterangkan pula bahwa Pengguna narkotika wajib menjalani rehabilitasi
untuk penyembuhan dari ketergantungan terhadap Narkotika.

Selanjutnya untuk pasal 128 menerangkan bahwa Pecandu Narkoba dibawah umur yang
dilaporkan orang tua atau walinya tidak dituntut pidana. Sedangkan bagi orang tua atau wali
dari Pecandu dibawah umur yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 6 bulan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

Akhirnya, Undang-undang No 35 Tahun 2009 ditutup dengan Bab 16: Ketentuan Peralihan
dan Bab 17: Ketentuan Penutup.

6
BAB 3: PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk
pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai
dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi
perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini akan lebih merugikan jika
disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dapat mengakibatkan
bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilainilai budaya bangsa yang pada akhirnya
akan dapat melemahkan ketahanan nasional.
Untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
yang sangat merugikan dan membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, DPR
RI beserta Presiden mengesahkan Hukum khusus tentang Narkotika yang terlampir dalam
Undang-undang No 35 Tahun 2009 yang membahas secara rinci definisi hingga ke ketentuan
pidana bagi pelaku penyalahgunaan Narkotika. Dengan adanya Undang-undang tersebut,
diharapkan generasi selanjutkan akan lebih berpikir panjang sebelum mencicipi Narkotika itu
sendiri. Diharapkan pula kehadiran dasar hukum ini bisa menjadi pelindung bagi masyarakat
dari bahaya penyalahgunaan Narkotika dan mencegah serta memberantas peredaran gelap
Narkotika.

7
DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2019, Januari 7). Pengertian Narkoba dan
Bahaya Narkoba bagi Kesehatan. (H. BNN, Penyunt.) Diambil kembali dari
https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. (2021, Desember 15). Dampak Penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza). Diambil kembali dari
https://dinkes.kalbarprov.go.id/dampak-penyalahgunaan-narkotika-psikotropika-dan-
zat-adiktif-napza/
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kabupaten Sukoharjo. (2022, Oktober 10).
Penggolongan Narkotika di Indonesia. (S. Bernadetha Aurelia Oktavira, Penyunt.)
Diambil kembali dari
https://jdih.sukoharjokab.go.id/informasi/detail/92#:~:text=golongannya%2C
%20antara%20lain%3A-,1.,kodeina%2C%20polkodina%2C%20dan%20propiram.
Pemerintah Pusat. (2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. Diambil kembali dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38776/uu-no-35-tahun-2009
Pusat Penelitian, Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional. (2020). Indonesia Drugs
Report 2020. Puslitdatin BNN. Diambil kembali dari
https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/IDR-2020.pdf
Sekretariat Daerah Biro Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Utara. (2022, 12 28). Hindari
Narkotika Cerdaskan Generasi Muda Bangsa. Diambil kembali dari
https://kesra.kaltaraprov.go.id/hindari-narkotika-cerdaskan-generasi-muda-bangsa/

Anda mungkin juga menyukai