HUKUM PENYALAGUNAAAN
NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA PELAJARAN PENJAS DI BAWA
BIMBINGAN PAK FERI GULO
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Cikampak, Pinang
Awan
Maret 2023
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1: PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB 2: PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Pengertian Narkoba..........................................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Narkoba..........................................................................................................2
2.3 Macam Golongan Narkotika............................................................................................3
2.4 Data Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia.........................................................3
2.5 Konsekuensi Hukum........................................................................................................4
1. UU No 35 Tahun 2009....................................................................................................4
2. Ketentuan Hukum Pidana dalam UU No 35 Tahun 2009..............................................5
BAB 3: PENUTUP...................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
ii
BAB 1: PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, kelompok 2 merumuskannya dalam beberapa
poin berikut:
1. Untuk mengetahui definisi ringkas dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
2. Untuk mengetahui dampak dari penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnnya.
3. Untuk mengetahui dasar hukum pidana bagi pelaku penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya.
1
BAB 2: PEMBAHASAN
1. Ganja
Ganja mengandung bahan kimia psikoaktif yang bekerja pada otak hingga membuat
penggunanya merasa senang sesaat dan sensasinya sering disebut dengan “high”.
Efek: Gangguan daya berpikir, gangguan pernapasan, peningkatan detak jantung,
risiko serangan jantung, pemikiran bunuh diri.
2. Kokain
Kokain atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa
memengaruhi system syaraf pusat.
Efek: Depresi, aritmia denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh meningkat,
kerusakan usus, kehilangan nafsu makan, anosmia, HIV dan Hepatitis C
3. Ekstasi
Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek
halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat).
Efek: Denyut jantung dan tekanan darah meningkat, otot menegang, mual,
penglihatan kabur, pusing, berkeringat/kedinginan.
4. Heroin
2
Heroin atau putaw adalah jenis narkoba adiktif yang berasal dari bunga opium
poppy. Heroin termasuk dalam narkoba illegal karena dapat membuat
penggunanya ketagihan hingga sulit berhenti.
Efek: Kesulitan bernafas, kemerahan pada kulit, mulut kering, pupil menyempit, mual.
5. Sabu-sabu
Sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulant yang bekerja pada system syaraf pusat
dan sangat adiktif.
Efek: Nafsu makan turun, nafas dan detak jantung lebih cepat, peningkatan tekanan
darah serta subu tubuh, kulit kusam, mulut kering, gigi patah/bernoda.
3
Diikuti dengan rentang data profesi pelaku sebagai berikut:
Dari data diatas kita bisa mengetahui betapa banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba yang
terjadi di Indonesia.
1. UU No 35 Tahun 2009
Bab 1 dari Undang-undang ini membahas tentang Ketentuan Umum mengenai
definisi Narkotika dan hal-hal yang menyangkut penyalahgunaannya.
Bab 2 merupakan Dasar, Asas dan Tujuan atas pengesahan UU No 35 Tahun 2009.
Bab 3 adalah pembahasan tentang Ruang lingkup Narkotika, termasuk jenis dan
golongannya, yang dimulai dari golongan 1, 2 dan 3.
Bab 4 menjelaskan kenapa harus ada Narkoba (Pengadaan) dan kenapa Pemerintah
masih mengizinkan Narkotika beredar dalam jangkauan legal, yang termasuk dalam 4 bagian,
yaitu untuk; 1) Rencana Kebutuhan Tahunan; 2) Produksi; 3) Narkotika untuk Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi; dan 4) Penyimpanan dan Pelaporan.
Bab 5 membahas tentang ketentuan izin khusus Impor dan Ekspor Narkotika hingga
ke pengemasan, pengangkutan, transit sampai pemeriksaan yang disetujui pemerintah.
4
Bab 6 hampir sama dengan Bab 5 yaitu bahasan tentang ketentuan izin khusus untuk
Pengedaran Narkotika yang sudah mendapat izin edar dari Menteri.
Bab 7 secara singkat hanya menjelaskan tentang Label dan Publikasi Narkotika yang
hanya dapat dipublikasikan pada media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah
farmasi.
Bab 8 mulai membahas tentang Prokursor Narkotika (zat atau bahan pemula atau
bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika) dan ketentuan mengenai
syarat dan tata cara produksi, impor, ekspor, peredaran, pencatatan dan pelaporan, serta
pengawasan Prekursor Narkotika.
Bab 9 UU ini menginformasikan mengenai proses Pengobatan dan Rehabilitasi bagi
Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika.
Bab 10 berisi lanjutan materi bab 9, yaitu Pembinaan dan Pengawasan yang
dilakukan pemerintah terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan Narkotika.
Bab 11 merincikan informasi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang merupakan
Lembaga Pencegahan dan Pemberantasan penyalahgunaan Narkotika di Indonesia.
Bab 12 menjelaskan soal Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang
Pengadilan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika.
Bab 13 sedikit berbeda karena meyinggung tentang Peran serta Masyarakat yang
memiliki hak dan kesempatan yang luas untuk berperan serta membantu pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
Bab 14 melanjutkan isi Bab 13 yaitu adanya Penghargaan kepada penegak hukum
dan masyarakat yang telah berjasa dalam upaya pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika dari Pemerintah.
Hukum pidana bagi Pengedar narkotika diatur dalam bab ini dari pasal 111-1126.
Spesifiknya lagi,
- Sanksi bagi pengedar narkoba golongan I tertera dalam Pasal 111 sampai dengan 116 UU
Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 4 tahun dan maksimal pidana mati, serta denda
paling sedikit Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah).
- Sanksi bagi pengedar narkoba golongan II tertera dalam Pasal 117 sampai dengan 121 UU
Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 4 tahun dan maksimal pidana mati, serta denda
5
paling sedikit Rp800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000
(delapan miliar rupiah).
- Sanksi bagi pengedar narkoba golongan III tertera dalam Pasal 122 sampai dengan 126 UU
Narkotika, dijerat hukuman penjara minimal 2 tahun penjara dan maksimal 12 tahun penjara,
serta denda paling sedikit Rp400.000.000 (empat ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah).
Adapun hukum pidana bagi Pengguna dan Penyalah guna tertera dalam pasal 127, sebagai
berikut:
- Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun;
- Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama tahun;
- Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
tahun.
Dalam pasal ini diterangkan pula bahwa Pengguna narkotika wajib menjalani rehabilitasi
untuk penyembuhan dari ketergantungan terhadap Narkotika.
Selanjutnya untuk pasal 128 menerangkan bahwa Pecandu Narkoba dibawah umur yang
dilaporkan orang tua atau walinya tidak dituntut pidana. Sedangkan bagi orang tua atau wali
dari Pecandu dibawah umur yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 6 bulan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Akhirnya, Undang-undang No 35 Tahun 2009 ditutup dengan Bab 16: Ketentuan Peralihan
dan Bab 17: Ketentuan Penutup.
6
BAB 3: PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk
pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai
dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi
perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini akan lebih merugikan jika
disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dapat mengakibatkan
bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilainilai budaya bangsa yang pada akhirnya
akan dapat melemahkan ketahanan nasional.
Untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
yang sangat merugikan dan membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, DPR
RI beserta Presiden mengesahkan Hukum khusus tentang Narkotika yang terlampir dalam
Undang-undang No 35 Tahun 2009 yang membahas secara rinci definisi hingga ke ketentuan
pidana bagi pelaku penyalahgunaan Narkotika. Dengan adanya Undang-undang tersebut,
diharapkan generasi selanjutkan akan lebih berpikir panjang sebelum mencicipi Narkotika itu
sendiri. Diharapkan pula kehadiran dasar hukum ini bisa menjadi pelindung bagi masyarakat
dari bahaya penyalahgunaan Narkotika dan mencegah serta memberantas peredaran gelap
Narkotika.
7
DAFTAR PUSTAKA
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2019, Januari 7). Pengertian Narkoba dan
Bahaya Narkoba bagi Kesehatan. (H. BNN, Penyunt.) Diambil kembali dari
https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. (2021, Desember 15). Dampak Penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza). Diambil kembali dari
https://dinkes.kalbarprov.go.id/dampak-penyalahgunaan-narkotika-psikotropika-dan-
zat-adiktif-napza/
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kabupaten Sukoharjo. (2022, Oktober 10).
Penggolongan Narkotika di Indonesia. (S. Bernadetha Aurelia Oktavira, Penyunt.)
Diambil kembali dari
https://jdih.sukoharjokab.go.id/informasi/detail/92#:~:text=golongannya%2C
%20antara%20lain%3A-,1.,kodeina%2C%20polkodina%2C%20dan%20propiram.
Pemerintah Pusat. (2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika. Diambil kembali dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38776/uu-no-35-tahun-2009
Pusat Penelitian, Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional. (2020). Indonesia Drugs
Report 2020. Puslitdatin BNN. Diambil kembali dari
https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/IDR-2020.pdf
Sekretariat Daerah Biro Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Utara. (2022, 12 28). Hindari
Narkotika Cerdaskan Generasi Muda Bangsa. Diambil kembali dari
https://kesra.kaltaraprov.go.id/hindari-narkotika-cerdaskan-generasi-muda-bangsa/