Majalah Klima Edisi 5
Majalah Klima Edisi 5
Dengan penuh rasa syukur dan sukacita kami kembali menyapa pembaca dengan
hadirnya KLIMA Edisi V/2021. Disini kami hadir sebagai representasi dari Kedeputian
Bidang Klimatologi BMKG yang turut berperan aktif di bidang layanan informasi
iklim, perubahan iklim, dan kualitas udara bagi masyarakat luas.
KLIMA kali ini merupakan edisi khusus yang menghadirkan beberapa tulisan
berkualitas dari para pakar iklim. Disarikan dari makalah-makalah yang dipaparkan
pada forum Webinar Kedai Iklim Seri #4: La Niña, Manfaatkan Air Hujan Berlimpah
untuk Kesejahteraan dan Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi pada
tanggal 29 Desember 2020 yang lalu, KLIMA edisi V/2021 banyak mengulas tentang
fenomena La Niña yang menyertai musim hujan di Indonesia pada periode musim
hujan tahun 2020/2021 lengkap dengan upaya-upaya mitigasinya. Selain itu,
masih dalam suasana pandemi Covid-19, Kedeputian Bidang Klimatologi tetap
aktif menjalankan kegiatannya diantaranya kegiatan literasi iklim untuk generasi
muda dan masyarakat berbasis komunitas yang bertujuan meningkatkan resiliensi
masyarakat dan membangun perilaku sadar dan peduli iklim pada generasi muda.
Begitu juga dengan kegiatan Sekolah Lapang Iklim yang tampil dengan wajah
baru. Figur KLIMA kali ini menghadirkan profil Stasiun Klimatologi Yogyakarta yang
meskipun masih tergolong UPT berusia muda tetapi kiprahnya di bidang layanan
informasi iklim cukup luar biasa.
Pembaca yang budiman, kebahagiaan kami atas terbitnya majalah KLIMA Edisi
V/2021 belum terasa lengkap tanpa adanya ungkapan rasa syukur kepada Allah
SWT dan terima kasih kami atas segala dukungan dari para kontributor dan para
pembaca yang setia. Semoga kehadiran majalah ini dapat mengisi ruang literasi
masyarakat dan memenuhi kebutuhan informasi iklim yang aktual dan terpercaya.
Semoga pula kehadiran kami dapat senantiasa menebarkan manfaat bagi pembaca.
Salam
Redaksi
PENANGGUNG JAWAB
Kepala Pusat Layanan Informasi
Iklim Terapan
Ardhasena Sopaheluwakan
PENGARAH
Hary Tirto Djatmiko
PIMPINAN REDAKSI
Siswanto
Redaksi menerima kiriman artikel atau REDAKTUR PELAKSANA
tulisan lain yang bersifat ilmiah populer
Alifi Maria Ulfah
dan sesuai dengan isi majalah KLIMA.
Panjang tulisan minimal 300 kata,
maksimal 1500 kata. Pengiriman naskah DEWAN REDAKSI
dapat dilakukan melalui email ke alamat Rendy Artha Luvian
proklimkubmkg@gmail.com disertai Nizar Manarul Hidayat
data diri (biografi singkat). Naskah yang R. Hikmat Kurniawan
tidak dimuat dapat dikembalikan atas Nisa Farhana
permintaan penulis. Redaksi berhak Sekar Anggraeni Nur Permatasari
melakukan perubahan naskah tanpa
mengubah isi tulisan. ARTISTIK & TATA LETAK
Imam Yunanda Putra
EDITOR BAHASA
Dwi Indriyati
SEKRETARIAT
Puput Priwarastuti
musim penghujan, terutama di wilayah mata air/sendang dan wisata kolam ikan
Indonesia bagian selatan. Penguatan di sepanjang saluran pembuangan air
itu juga masih akan dirasakan pada (selokan).
periode musim hujan (Desember -
Februari). Bencana banjir dan longsor Upaya-upaya nyata ini sebenarnya sejalan
menjadi momok yang menakutkan pada dengan apa yang direkomendasikan
periode ini. Langkah-langkah mitigasi dalam Laporan WMO, State of Climate
dan antisipatif perlu dirumuskan oleh Services 2020 Report: Move from Early
para pemangku kebijakan. Kewaspadaan Warnings to Early Action yang dirilis
dan kesiagaan menjadi utama dalam pada 13 Oktober 2020 yang lalu. Layanan
skala tapak masyarakat. Fokus utama tak informasi dari badan-badan layanan
lagi sebatas hanya pada “zero victim”, iklim dan cuaca mulai ditekankan untuk
meminimalisir kerusakan dan kerugian, beralih ke layanan informasi prakiraan
atau menyusun langkah antisipasi dari berbasis dampak (impact-based
sisi bencana, namun kini juga orang forecasting), mengedepankan evolusi
mulai fokus pada sisi sebaliknya yaitu dari “what the weather will be” menjadi
keberkahan, bagaimana memanfaatkan “what the weather will do” sehingga
kelimpahan air hujan La Niña ini. para pengguna dapat bertindak lebih
awal berdasarkan peringatan yang
Sehingga selain fokus berbagai pihak diterimanya.
pada pembangunan infrastruktur
bebas banjir, penyiapan sistem Peningkatan bencana hidrometeorologi
drainase perkotaan yang lebih baik, memang nyata seiring dengan
pengendalian air limpasan melalui perubahan iklim yang terjadi. Berbagai
sumur-sumur resapan, kini mulai skenario telah diproyeksikan dan
nampak banyak usaha untuk menjaga menunggu aksi nyata penduduk bumi
ketersediaan dan ketahanan air melalui untuk menyikapi dan mengatasinya.
upaya memanen dan mengolah air PR kita adalah mengejawantahkan
hujan, pembangunan waduk-waduk transformasi early warning dari
dan kolam penampung air hujan. pihak-pihak yang mempunyai otoritas
Pengelolaan kelimpahan air pada danau dijawab menjadi early action oleh
dan bendungan dapat dikelola untuk seluruh komponen masyarakat dan
aktivitas intensifikasi pertanian tadah diturunkan dari generasi ke generasi
hujan maupun sebagai sumber energi demi terciptanya masa depan bumi yang
pembangkit listrik. Pengembangan lebih aman, nyaman dan sejahtera. Dan
obyek-obyek wisata di pedesaan juga kitalah yang bisa mewujudkannya!
mulai memanfaatkan momen La Niña
dengan dikembangkannya wahana- Salam,
wahana wisata air seperti arung jeram, Tim Redaksi
susur sungai, restorasi sumber-sumber
Memahami
Fenomena
La Niña
Mengenal Variabilitas Iklim di Indonesia dari keragaman itu diantaranya
disarikan dalam Gambar 1. Keragaman
Secara umum variabilitas atau harian misalnya tampak dari perbedaan
keragaman iklim di Indonesia dapat waktu terjadinya hujan dalam skala
digolongkan kedalam beberapa jenis, harian. Ada suatu daerah yang lebih
yaitu keragaman harian (diurnal banyak menerima hujan pada dini
variability), keragaman dalam satu hari hingga pagi hari (biasanya daerah
musim (intra-seasonal variability), pantai) dan ada pula daerah yang lebih
keragaman musiman (seasonal sering mengalami hujan di sore hari
variability), keragaman antar tahun hingga petang hari (biasanya daerah
(inter-annual variability) dan keragaman daratan). Keragaman dalam satu musim
dekade (decadal variability). Penggerak dapat kita kenali misalnya dengan
wilayah Indonesia maka perjalanan angin literatur iklim adalah keragaman antar
monsun memerlukan waktu penjalaran tahunan. Keragaman ini dibuktikan
ketika melintasi Indonesia. Misalnya dengan adanya tahun-tahun dengan
saja, angin monsun Asia akan masuk sifat iklim yang berbeda, misalnya ada
ke Indonesia melalui wilayah-wilayah tahun basah (curah hujannya di atas
di bagian utara misalnya Sumatera normal) dan ada tahun kering (curah
bagian utara lalu menjalar ke selatan hujannya di bawah normal). Keragaman
dan berbelok ke timur ke arah Nusa antar tahunan umumnya disebabkan
Tenggara Timur. Oleh karena itu wilayah oleh fenomena atau pengendali iklim
utara umumnya akan mengalami musim dalam skala besar seperti ENSO (El
hujan lebih awal dibanding wilayah yang Niño Southern Oscillation) dan IOD
di selatan. Proses penjalaran datangnya (Indian Ocean Dipole). ENSO adalah
angin monsun ini menyebabkan fenomena anomali iklim global yang
perbedaan awal musim dan juga durasi ditandai dengan penyimpangan kondisi
panjang musim di berbagai wilayah di suhu muka laut di Samudra Pasifik
Indonesia. Keberagaman awal musim bagian tengah dan timur (selanjutnya
ini kemudian menjadi dasar bagi BMKG dikenal sebagai wilayah Nino3.4). ENSO
dalam menyusun pewilayahan iklim dibedakan dalam dua fase yaitu fase
(climate regime) yang disebut sebagai hangat yang disebut fenomena El Niño
Zona Musim (ZOM). Zona Musim (ZOM) dan fase dingin yang dikenal dengan
didefinisikan sebagai daerah yang pola istilah La Niña. El Niño dicirikan oleh
hujan rata-ratanya memiliki perbedaan suhu muka laut di wilayah Nino3.4 yang
yang jelas antara periode musim menghangat hingga di atas normalnya,
kemarau dan musim hujan. Daerah- sedang La Niña adalah ketika suhu muka
daerah yang pola hujan rata-ratanya laut di wilayah Nino3.4 mengalami
tidak memiliki perbedaan yang jelas anomali negatif (mendingin). Untuk
antara periode musim kemarau dan bisa dikategorikan sebagai fenomena
musim hujan, disebut daerah Non-ZOM. ENSO, penyimpangan suhu muka laut
Pewilayahan iklim berbasis pola curah ini haruslah terjadi dalam beberapa
hujan ini sudah mulai dikenalkan oleh bulan, sehingga bukan sekedar
ahli meteorologi di jaman kolonial dulu, penyimpangan sesaat. El Niño umumnya
misalnya dalam buku berjudul “Typen menyebabkan kondisi iklim kering di
van den regenval in Nederlandsch- Indonesia sedangkan La Niña secara
Indië (Rainfall Types in The Netherlands umum menyebabkan iklim basah. Mirip
Indies)” karangan Dr. Boerema yang dengan ENSO, IOD juga memiliki dua
terbit pada tahun 1926. Hingga kini fase yaitu fase positif dan fase negatif.
BMKG selalu melakukan pemutakhiran Di Indonesia, IOD positif umumnya
Buku Zona Musim setiap 10 tahun sekali. berdampak pada berkurangnya curah
hujan, sedangkan IOD negatif dapat
Keragaman lain yang juga dikenal dalam berdampak pada meningkatnya curah
hujan. Dampak ENSO dan IOD dalam dengan terjadinya musim hujan dan
mempengaruhi keragaman curah hujan ketika bersamaan dengan terjadinya
di Indonesia dapat kita temui dalam musim kemarau.
berbagai literatur, misalnya dalam Avia
dan Sofiati (2018), Kirono dkk (1999), Evolusi La Niña 2020 dan Potensi
Lestari dkk (2018), Qian dkk (2010) dan Dampaknya
Qian dkk (2013).
Pada awal bulan Oktober 2020,
Perlu dipahami masyarakat bahwa ketika BMKG telah merilis informasi tentang
terjadi El Niño dan La Niña, maka dampak berkembangnya fenomena La Niña. Rilis
yang dirasakan tidaklah seragam di ini dikeluarkan setelah selama enam
sepanjang durasi kejadiannya. Begitupun dasarian berturut-turut (satu dasarian
secara keruangan, dampaknya tidaklah sama dengan sepuluh hari), nilai anomali
seragam untuk seluruh wilayah suhu muka laut (sea surface temperature
Indonesia. Dari literatur-literatur yang anomaly atau SSTA) di wilayah Nino3.4
disebutkan tadi, kita memahami bahwa berada di bawah ambang normalnya.
dampak ENSO dan IOD bervariasi Pada pertengahan Oktober 2020,
bergantung kepada waktu kejadiannya intensitas La Niña semakin meningkat
(bersamaan dengan musim apa), lokasi hingga mencapai level moderate
wilayah yang merasakan, dan intensitas (intensitas sedang). Kondisi level
dari fenomenanya. Misalnya, dampak La moderate ini terus berlangsung hingga
Niña tidaklah sama ketika bersamaan akhir Desember 2020 (lihat Gambar 2).
Gambar 2. Grafik
indeks ENSO sejak
bulan Juli 2019
hingga Desember
2020 (atas), dan
peta spasial anomali
suhu muka laut pada
bulan Desember 2020
(bawah), kotak hitam
menunjukkan wilayah
Nino3.4
Gambar 3. Respon curah hujan tiga-bulanan terhadap kejadian La Niña berdasarkan metode
komposit untuk bulan (a) Juni-Juli-Agustus (JJA), (b) September-Oktober-November (SON),
(c) Desember-Januari-Februari (DJF) dan (d) Maret-April-Mei (MAM), mengikuti urutan
waktu dalam siklus umum La Niña. Analisis dinyatakan dalam persen, relatif terhadap nilai
rata-rata tahun netral (dimodifikasi dari Supari dkk, 2018)
Referensi
Avia LQ and Sofiati I. 2018. Analysis of El Niño and Qian J, Robertson AW, Moron V. 2010. Interactions
IOD Phenomenon 2015/2016 and Their Impact on among ENSO, the Monsoon, and Diurnal Cycle in
Rainfall Variability in Indonesia, IOP Conf. Series: Earth Rainfall Variability over Java, Indonesia, Journal of the
and Environmental Science 166 (2018) 012034. DOI Atmospheric Sciences, 67(11), 3509-3524
:10.1088/1755-1315/166/1/012034
Qian J, Robertson AW, Moron V. 2013. Diurnal Cycle in
Boerema J. 1926. Typen van den regenval in Nederlandsch- Different Weather Regimes and Rainfall Variability over
Indië (Rainfall types in the Netherlands Indies), Javasche Borneo Associated with ENSO, Journal of Climate, 26(5),
Boekhandel en Drukkerij, 107 Pages 1772-1790
Lestari DO, Sutriyono E, Sabaruddin, Iskandar I. 2018. Supari, Tangang F, Salimun E. Aldrian E, Sopaheluwakan
Respective Influences of Indian Ocean Dipole and El A, Juneng L. 2018. ENSO modulation of seasonal rainfall
Niño-Southern Oscillation on Indonesian Precipitation, J. and extremes in Indonesia. Clim Dyn 51, 2559–2580. DOI:
Math. Fund. Sci., Vol. 50, No. 3, 2018, 257-272 257, DOI: 10.1007/s00382-017-4028-8
10.5614/j.math.fund.sci.2018.50.3.3
Worku LY, Mekonnen A, Schreck CJ. 2020. The Impact
Lubis, SW, Respati, MR. 2020. Impacts of convectively of MJO, Kelvin, and Equatorial Rossby Waves on the
coupled equatorial waves on rainfall extremes in Java, Diurnal Cycle over the Maritime Continent. Atmosphere.
Indonesia. Int J Climatol. 1– 23. DOI: 10.1002/joc.6967 11(7):711. DOI: 10.3390/atmos11070711
Muhammad FR, Lubis SW, Setiawan S. 2020. Impacts of
the Madden–Julian oscillation on precipitation extremes
in Indonesia. Int J Climatol. 2020; 1– 15. DOI: 10.1002/
joc.6941
La Niña
Mendulang Keberkahan dan
Mengurangi Risiko Kebencanaannya
Foto: republika.co.id
La Niña dan El Niño adalah kejadian alami juga tercatat setidaknya dengan jumlah
yang terjadi berulang dan mewarnai yang sama dengan empat diantaranya
variabilitas iklim di Indonesia dengan mencapai kategori moderate
periode perulangan dua hingga delapan (1986/1987, 1994/1995, 2002/2003
tahun. Sejak tahun 1980 tercatat telah dan 2009/2010), dua kejadian
terjadi empat belas kejadian La Niña mencapai kategori kuat (1987/1988
dengan lima kejadian diantaranya masuk dan 1991/1992), serta tiga kejadian
kategori kuat (1988/1989, 1998/1999, merupakan El Niño dengan kategori
1999/2000, 2007/2008 dan 2010/2011) sangat kuat (1982/1983, 1997/1998 dan
dan tiga kejadian masuk kategori 2015/2016).
moderate (1995/1996 dan 2011/2012).
Pada periode tersebut kejadian El Niño La Niña terakhir dengan intensitas kuat
pernah terjadi pada tahun 2010/2011, Niña yang terjadi pada tahun tersebut
yang menyebabkan sebagian besar telah menyebabkan cuaca ekstrim di
wilayah Indonesia terkesan tidak ada Indonesia, Asia dan Australia yang
musim kemarau sepanjang tahun akibat berdampak pada terjadinya bencana
curah hujan dan hari hujan yang berlebih banjir dan longsor. Banjir besar terjadi
daripada biasanya. Tahun tersebut di Pakistan, Bangladesh dan sejumlah
dikenal sebagai “tahun basah”. Badan daerah di Indonesia. Selain itu, curah
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika hujan yang lebih tinggi dari biasanya
(BMKG) dan Bureau of Meteorology juga menyebabkan bencana banjir
(BoM) Australia mencatat bahwa La dan longsor terjadi di sejumlah negara
Asia (seperti Cina dan Indonesia) dan barat Amerika Serikat. Sebaliknya,
Amerika, tepatnya di Meksiko. La Niña diketahui menyebabkan
pengurangan curah hujan di sebagian
Pada kuartal akhir tahun 2020 hingga pantai timur Asia, bagian tengah Afrika,
awal tahun 2021, kondisi iklim global dan sebagian Amerika bagian tengah.
dihadapkan pada gangguan anomali La Niña diketahui menyebabkan iklim
berupa fenomena La Niña dengan lebih dingin di sebagian wilayah barat
intensitas moderate di Samudera dan timur Afrika, Jepang, sebagian besar
Pasifik ekuator. Pemantauan BMKG pantai barat Amerika Serikat dan Brazil
terhadap indikator laut dan atmosfer bagian selatan, namun juga berkaitan
menunjukkan suhu permukaan laut dengan iklim yang lebih hangat dan
di wilayah Samudera Pasifik ekuator kering di sebagian wilayah lain seperti
bagian tengah dan timur mendingin di Amerika Serikat bagian selatan,
-0,5°C hingga -1,5°C selama tiga Meksiko, dan Teluk Meksiko.
bulan berturut-turut diikuti oleh
penguatan angin pasat. La Niña telah Pada awal September 2020, BMKG
lama diketahui memiliki dampak yang merilis Prakiraan Musim Hujan Tahun
bersifat global berupa peningkatan 2020/2021 dan menyatakan bahwa
curah hujan di wilayah Pasifik Barat musim hujan 2020/2021 akan diwarnai
meliputi Indonesia, sebagian Asia oleh fenomena iklim global La Niña.
Tenggara, bagian utara Australia, Brazil Pada awal Oktober 2020, pantauan suhu
bagian utara, dan sebagian pantai muka laut di Pasifik menunjukkan bahwa
La Niña sudah terjadi dan diprediksi Presiden RI Joko Widodo pada Rapat
akan berlangsung sampai April 2021 Terbatas (RATAS) Antisipasi Bencana
dengan intensitas lemah hingga Hidrometeorologi yang dilakukan secara
moderate. Sebagai langkah antisipasi, daring di Istana Merdeka pada tanggal
maka pada tanggal 7 Oktober 2020 13 Oktober 2020 juga menyampaikan
dilaksanakan rapat koordinasi tingkat bahwa berdasarkan laporan BMKG
nasional (RAKORNAS) yang melibatkan akan terjadi potensi peningkatan
kementerian dan lembaga terkait akumulasi curah hujan bulanan di
khususnya di sektor: Indonesia sebesar 20% hingga 40%
• transportasi; diatas normal yang diakibatkan oleh
• pertanian dan kehutanan; fenomena La Niña. Sehingga perlu
• pariwisata; dilakukan kajian dampaknya di sektor
• pertahanan dan keamanan; pertanian, perikanan, perhubungan,
• konstruksi; serta penyampaian informasi cuaca ke
• tata ruang; daerah guna mengantisipasi terjadinya
• kesehatan; bencana hidrometeorologi.
• sumber daya air;
• energi dan pertambangan; Selama ini La Niña lebih sering dipandang
• industri; sebagai gangguan iklim skala global yang
• kelautan dan perikanan; dan memiliki sisi buruk (negatif) berupa
• penanggulangan bencana. bencana saja. Padahal, beberapa kajian
menunjukkan ada sisi positif yang dapat
Rakornas tersebut dilaksanakan dalam dimanfaatkan dari fenomena La Niña.
rangka menyiapkan antisipasi potensi Nangimah, dkk. (2018) menyatakan
bencana hidrometeorologi di wilayah dari enam kali kejadian La Niña selama
Indonesia dengan tujuan mewujudkan periode 30 tahun terakhir, telah terjadi
Zero Victims. Sejalan dengan target surplus air tanah tahunan sebesar 775
tersebut, saat ini BMKG telah dan mm atau 222% dari kondisi normalnya di
sedang menjalankan program-program wilayah Waeapo, Pulau Buru. Sehingga
peringatan dini, antara lain: periode tumbuh tanaman yang tersedia
1. Sistem Peringatan Dini Cuaca berlangsung sepanjang tahun (12
(Meteorology Early Warning System bulan), lebih panjang dari biasanya
– MEWS); yaitu delapan bulan. Ini merupakan
2. Sistem Peringatan Dini Iklim (Climate salah satu contoh potensi pemanfaatan
Early Warning System – CEWS); dari hujan yang banyak terjadi selama
3. Sistem Peringatan Dini Tsunami periode La Niña. Perkebunan karet dan
(Tsunami Early Warning System – sawah lahan kering atau tadah hujan
TEWS); berpotensi mendapatkan manfaat
4. Peringatan Dini Gelombang Laut dari melimpahnya air pada periode La
Berbahaya. Niña tersebut. Hal ini mengindikasikan
Rencana aksi yang cepat dan efektif yang komprehensif dari pemangku
memerlukan koordinasi antar kepentingan berdasarkan masukan
kementerian/lembaga terkait selain dari para pakar yang berpengalaman
peran masyarakat. Bentuk sinergitas sehingga mampu mengidentifikasi sisi
antar pemangku kepentingan ini positif dan menyusun pedoman aksi
dikenal juga dengan istilah kolaborasi nyata dalam menyikapi setiap kejadian
pentahelix. La Niña.
Gambar 4.
Kerjasama multipihak (Sinergitas Pentahelix) dan contoh implementasinya dalam menghadapi
dampak La Niña Tahun 2020
Referensi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020.
La Niña Sedang Berkembang di Samudra Pasifik, Tanggap Hadapi Potensi Banjir di Jabodetabek, BMKG
Waspadai Dampaknya di Indonesia. https://www. Berpartisipasi dalam Tactical Floor Game BNPB. https://
bmkg.go.id/berita/?p=la-nina-sedang-berkembang- www.bmkg.go.id/berita/?p=tanggap-hadapi-potensi-
d i - s a m u d r a - p a s i f i k- w a s p a d a i - d a m p a k n y a - d i - banjir-di-jabodetabek-bmkg-berpartisipasi-dalam-
indonesia&lang=ID&s=detil. tactical-floor-game-bnpb&lang=ID.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Nangimah, S.L., Laimeheriwa, S., Tomasoa, R. 2018.
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021 di Indonesia. Jakarta: Dampak Fenomena El Niño dan La Niña Terhadap
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Keseimbangan Air Lahan Pertanian dan Periode Tumbuh
Tersedia di Daerah Waeapo Pulau Buru. Jurnal Budidaya
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Pertanian, 14(2), 66-74. https://doi.org/10.30598/
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Antisipasi Bencana jbdp.2018.14.2.66
Hidrometeorologi, Gempabumi-Tsunami Tahun 2020/2021
untuk Mewujudkan Zero Victims. https://www.bmkg. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2020. Presiden:
go.id/berita/?p=rapat-koordinasi-nasional-rakornas- Antisipasi Dampak La Niña di Sektor Pertanian, Perikanan
antisipasi-bencana-hidrometeorologi-gempabumi- dan Perhubungan. https://setkab.go.id/presiden-
tsunami-tahun-2020-2021-untuk-mewujudkan-zero- antisipasi-dampak-la-nina-di-sektor-pertanian-perikanan-
victims&lang=ID&tag=press-release dan-perhubungan/. Akses tanggal 4 Januari 2021.
STRATEGI MITIGASI
DALAM MENGANTISIPASI BENCANA
HIDROMETEOROLOGI
Bencana hidrometeorologi merupakan oleh bencana hidrometeorologi yaitu
bencana yang dipicu oleh parameter- banjir dan tanah longsor. Dalam laporan
parameter cuaca dan iklim seperti CRED (2009), peningkatan kejadian
curah hujan, temperatur, gelombang bencana alam selama tiga dasawarsa
dan angin yang mengakibatkan banjir, terakhir mencapai hampir 350%.
kekeringan, kebakaran hutan, longsor, Kejadian bencana dunia meningkat
angin puting beliung, gelombang dan 76% diantaranya adalah bencana
dingin dan gelombang panas. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah
tersebut dikategorikan sebagai bencana longsor, siklon tropis dan kekeringan.
hidrometeorologi karena disebabkan Bencana ini sebagian besar terjadi
atau dipengaruhi oleh faktor-faktor di negara-negara berkembang dan
meteorologi dan hidrologi. Berdasarkan trennya semakin meningkat dikarenakan
catatan Badan Nasional Penanggulangan meningkatnya jumlah penduduk, arus
Bencana (BNPB), pada periode 1 Januari urbanisasi, degradasi lingkungan,
sampai 28 Desember 2020, kejadian kemiskinan dan pengaruh perubahan
bencana di tanah air masih didominasi iklim global.
T
erjadinya La Niña yang banjir, (2) pemantauan rutin terhadap
m e m b e r i ka n dampak early warning system dan informasi
cuaca yang berbeda di dari BMKG, (3) pengerahan Brigade La
Indonesia berdampak juga Niña (Brigade DPI-OPT), Brigade Alsin
pada pertanian tanaman dan Tanam, Brigade Panen dan Serap
pangan di wilayah ini. Peningkatan Gabah Kostraling, (4) pompanisasi in-
curah hujan pada saat terjadi La Niña out dari sawah dan rehabilitasi jaringan
menjadi tantangan tersendiri bagi irigasi tersier/kuarter, (5) penggunaan
pemerintah untuk dapat tetap menjaga benih tahan genangan seperti Inhara
terpenuhinya kebutuhan pangan 1-10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang
masyarakat, terutama yang berasal dari dan lain sebagainya, (6) penggunaan
hasil pertanian tanaman pangan. Dalam asuransi usaha tani padi dan/bantuan
rangka menghadapi fenomena La Niña benih gratis bagi daerah puso, (7) panen
ini, Kementerian Pertanian melakukan menggunakan dryer/pengering dan rice
tindakan antisipasi dan mitigasi milling unit (RMU).
dengan cara berusaha meningkatkan
produktivitas pertanian tanaman Selain itu, Kementerian Pertanian
pangan melalui kegiatan (1) pemetaan melalui Pusat Data dan Sistem Informasi
(mapping) wilayah-wilayah rawan Pertanian bekerjasama dengan BMKG,
Hingga saat ini Kementerian Pertanian Secara singkat, konsep teknik IP400
terus berusaha memenuhi capaian menerapkan mekanisasi pra dan pasca
sasaran produksi tanaman pangan. panen, meliputi lima hari olah lahan,
Benih juga merupakan salah satu pola dan waktu tanam sesuai kalender
objek yang tidak lepas dari fokus tanam. Pola tanam yang digunakan
program Kementerian Pertanian, yaitu IP400 ini adalah Padi - Palawija - Padi
digunakannya benih varietas unggul - Palawija, Padi - Padi - Palawija - Padi,
bersertifikat. Penggunaan benih varietas Padi - Padi - Padi - Padi atau pola lainnya
unggul bersertifikat dibarengi dengan sesuai dengan kondisi setempat. Selain
penerapan teknologi yang tepat dan itu juga perlu melakukan penghematan
masuk kedalam Lima Program Reformasi air sawah dengan memperhatikan
Referensi
Anonim. 2018. Menyiasati Fenomena Anomali Iklim untuk Handoko, I., Y. Sugiarto, dan Y. Syaukat. 2008. Keterkaitan
Kemantapan Produksi Padi Nasional dalam Era Revolusi Perubahan Iklim dan Produksi Pangan Strategis: Telaah
Hijau Lestari (Strategi dan Inovasi Teknologi untuk Kebijakan Independen dalam Bidang Perdagangan dan
Antisipasi, Penanggulangan dan Pemanfaatannya). Pidato Pembangunan. Seameo Biotrop for Partnership for
Kepala Badan Litbang Pertanian. Government Reform Indonesia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Irawan B. 2006. Fenomena Anomali Iklim El Niño dan La
La Niña Sedang Berkembang di Samudra Pasifik, Niña: Kecenderungan Jangka Panjang dan Pengaruhnya
Waspadai Dampaknya di Indonesia. https://www. terhadap Produksi Pangan. Forum Penelitian Agro
bmkg.go.id/berita/?p=la-nina-sedang-berkembang- Ekonomi (24) 1: 28-45.
d i - s a m u d r a - p a s i f i k- w a s p a d a i - d a m p a k n y a - d i -
indonesia&lang=ID&s=detil. Irawan, B. 2013. Dampak El Niño dan La Niña terhadap
Produksi Padi dan Palawija. Hlm. 29-51 dalam Politik
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Pembangunan Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021 di Indonesia. Jakarta: (Eds. Soeparno et al.). IAARD-PRESS. Jakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Las I., E. Surmaini, N. Widiarta dan G. Irianto. 2018. Potensi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Dampak Anomali Iklim El-Niño La-Niña terhadap Produksi
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Antisipasi Bencana Pangan, Strategi dan Teknologi Penanggulangannya.
Hidrometeorologi, Gempa Bumi-Tsunami Tahun 2020/2021 Makalah disampaikan pada FGD Strategi dan Teknologi
untuk Mewujudkan Zero Victims. https://www.bmkg.go.id/ Penanggulangan Kekeringan, 4 Februari 2018.
press-release/?p=rapat-koordinasi-nasional-rakornas-
antisipasi-bencana-hidrometeorologi-gempabumi- Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2020. Presiden:
tsunami-tahun-2020-2021-untuk-mewujudkan-zero-v- Antisipasi Dampak La Niña di Sektor Pertanian, Perikanan
ictims&tag=press-release&lang=ID#:~:text=Jakarta%20 dan Perhubungan. https://setkab.go.id/presiden-
(7%20Oktober%202020)%20%2D,2021%20untuk%20 antisipasi-dampak-la-nina-di-sektor-pertanian-perikanan-
mewujudkan%20Zero%20Victims%22. dan-perhubungan/.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2020. Setiawan, B.I., Y.C. Wirasembada, M.P. Kuswanda,
Tanggap Hadapi Potensi Banjir di Jabodetabek, BMKG S.L. Jannati dan A. Andayani. 2016. Penentuan Lokasi,
Berpartisipasi dalam Tactical Floor Game BNPB. https:// Rancangan dan Pembuatan Embung untuk Pertanian.
www.bmkg.go.id/berita/?p=tanggap-hadapi-potensi- Kementan dan IPB. Jakarta. 38 Hlm.
banjir-di-jabodetabek-bmkg-berpartisipasi-dalam-tactical-
floor-game-bnpb&lang=ID.
lebih banyak didominasi oleh informasi ini dapat dijadikan sebagai langkah
yang menyatakan bahwa fenomena ini antisipasi dalam mengatasi minimnya
telah menimbulkan berbagai ancaman ketersediaan air di musim kemarau
bencana seperti potensi kerusakan sehingga budidaya tanaman pangan
tanaman akibat banjir yang didahului dapat tetap dioptimalkan, hasil panen
curah hujan tinggi, bencana rob (banjir dapat ditingkatkan, begitu juga dengan
dari laut) atau pembuangan air dari pendapatan petaninya.
bagian lain di lahan-lahan pertanian
wilayah pesisir, serta peningkatan Berbicara tentang La Niña, fenomena
kelembaban udara yang berpotensi anomali iklim yang terjadi pada musim
memunculkan berbagai jenis penyakit hujan periode 2020/2021 ini seharusnya
tanaman hingga mengakibatkan gagal menjadi rahmat dan dapat digunakan
panen, meskipun hal ini belum tentu untuk meningkatkan kemakmuran.
terjadi. Berbagai manfaat dapat diperoleh
dari terjadinya La Niña, misalnya di
Antisipasi adanya La Niña dapat bidang irigasi, sumber daya air dan
dilakukan dengan berbagai gerakan di ekologi. Adapun dampak positif dari
masyarakat. Bencana atau ancaman, tahun basah ini antara lain munculnya
bahkan energi yang muncul sebagai peluang dilakukannya percepatan
akibat dari rasa takut terhadap tanam, perluasan area tanam padi
fenomena tersebut dapat mendorong baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan
kelompok-kelompok masyarakat untuk maupun ladang, serta peningkatan
berusaha membuat penemuan dan produksi lahan pasang surut. Lahan
mengembangkan ilmu pengetahuannya. pesisir akan berkembang lebih baik
Sejatinya setiap bencana maupun karena salinitas dapat dikurangi. Begitu
ancaman akan membawa kepada juga dengan budidaya perikanan darat
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang bisa dikembangkan lebih awal dan
di tahap berikutnya. Contohnya kegiatan berlimpahnya ketersediaan air dapat
susur sungai sebagai salah satu upaya dimanfaatkan di daerah kering dan
melakukan restorasi untuk mencegah semi kering. Selain itu, air tanah, situ,
terjadinya bencana banjir bandang, danau atau telaga bisa maksimal terisi,
juga dapat difungsikan sebagai upaya alur sungai bisa sempurna terbentuk,
mengidentifikasi potensi wisata sungai ekosistem dan lingkungan terbaharui.
yang dapat dikembangkan, sehingga
berdampak cukup signifikan bagi Ancaman Bencana Sebagai Pemantik
perekonomian masyarakat yang tinggal Kemajuan Bangsa
di sepanjang aliran sungai. Contoh lain
adalah munculnya gerakan memanen Tidak dapat dipungkiri bahwa
air hujan yang melimpah ketika adanya fenomena La Niña juga dapat
terjadi fenomena La Niña. Gerakan menimbulkan dampak negatif atau
ancaman bencana. Meskipun demikian, yang saat ini tengah dihadapi, sekaligus
ancaman tersebut harus dapat dijadikan mengambil manfaat secara optimal dari
sebagai pemantik kemajuan bangsa potensi dampak fenomena anomali
yang dahsyat di segala bidang, antara iklim seperti La Niña.
lain kemajuan di semua bidang ilmu
pengetahuan, penemuan rekayasa, Banjir Bandang dan Kegiatan Susur
teknologi, dan industri; penyediaan Sungai
sandang, pangan, papan; daya juang
dan motivasi bangsa; sikap tanggap Adanya fenomena La Niña dijadikan
dan peduli; gotong royong dan sebagai salah satu pertimbangan dalam
persatuan; serta upaya menjaga alam membuat prediksi ancaman banjir
dan lingkungan. Untuk mencapai bandang yang kemungkinan akan terjadi
kemajuan tersebut, pemerintah dalam waktu dekat di beberapa daerah.
sebaiknya membuat suatu gerakan Ancaman banjir bandang ini dapat
tangguh bencana sebagai pemantik memberikan dampak yang teramplifikasi
semangat meningkatkan kesejahteraan jika disertai dengan adanya sumbatan
masyarakat. Kita juga sebaiknya tidak alur sungai, dua periode puncak banjir
hanya fokus pada upaya mengantisipasi bertemu, adanya bendungan yang jebol,
kemungkinan terjadinya bencana saja, Daerah Aliran Sungai (DAS) yang rusak
namun juga dapat lebih meningkatkan dan hujan ekstrim. Waktu yang tersisa
fokus pada upaya mempersiapkan sebelum bencana tersebut terjadi dapat
kehadiran masyarakat untuk ikut terlibat dijadikan sebagai momentum untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan menggerakkan masyarakat sekitar DAS
Gambar 1. Ilustrasi pelaksanaan kegiatan susur sungai di sungai Batu Bulan, Ambon
(Sumber: Maryono, 2020)
Gambar 2. Kegiatan susur sungai oleh masyarakat di Kali Pusur, Klaten. Hasilnya sungai
tidak banjir dan bahkan menjadi objek wisata/rekreasi (Sumber: Maryono, 2020).
dari material yang terbawa oleh aliran mitigasi, salah satunya identifikasi untuk
air. Aktivitas ini tentunya dapat sekaligus mengetahui titik fokus bagian sungai
dilakukan untuk mengetahui potensi yang dapat menjadi pemicu bencana.
positif sungai yang terdiri dari potensi
ekologi, hidrologi, energi, keindahan Kolaborasi informasi BMKG dan BNPB
morfologi, sosial budaya masyarakat dan sangat diperlukan dalam kegiatan susur
Gambar 3. Skema konsep pemanenan hujan di wilayah perumahan (kiri) dan lahan
pertanian (kanan) (Sumber: Prinz, D., Karlsruhe, Jerman dalam Maryono, 2020)
dari atap, kemudian dialirkan menuju dialirkan pada sistem kanal yang ada.
tangki untuk disimpan dan dapat Aplikasi dari teknik memanen hujan ini
digunakan ketika diperlukan. Setelah juga dapat memberikan kontribusi yang
tangki penampungan penuh, kelebihan cukup signifikan dalam mengurangi
air hujan tersebut selanjutnya dapat masalah banjir. Salah satu daerah yang
dimasukkan ke dalam air tanah. Pengisian mulai mencoba mensosialisasikan
air tanah ini nantinya dapat digunakan pemanfaatan potensi air hujan adalah
untuk meminimalisir kekeringan saat Yogyakarta (Aprita, 2018 dan Sabandar,
kemarau dan mencukupi kebutuhan air 2018). Berbagai komunitas yang ada
pada tanaman di pekarangan sehingga di daerah ini mulai giat mengenalkan
akan tetap tumbuh dengan baik potensi pemanfaatan air hujan kepada
(Gambar 4). masyarakatnya.
Gambar 5. Contoh aplikasi gerakan air minum kemasan dari air hujan (Sumber: Maryono, 2020).
maupun industri yang nantinya dapat hujan dan injeksi air hujan, masih ada
digunakan untuk memenuhi kebutuhan gerakan lain yang bisa dilakukan, yaitu
kantor/industri itu sendiri, sekaligus gerakan pertanian pada sawah tadah
mengisi cadangan air tanah. Selain hujan, gerakan perikanan menggunakan
itu, gerakan air minum kemasan dari air hujan dan gerakan tanam buah
hasil pemanenan air hujan juga dapat dengan air hujan yang menghasilkan
diterapkan dengan cara menggunakan pupuk dan pestisida alami, dan lain-lain.
sistem pipa ultraviolet yang dapat
langsung mengubah air hujan menjadi Penelitian tentang kualitas air hujan
air minum (Gambar 5). telah dilakukan di lebih dari 25 lokasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas
Inovasi gerakan memanen hujan lainnya air hujan sangat baik dan sangat bersih,
adalah gerakan injeksi air hujan ke yakni 20-50 kali lebih baik dari standar air
dalam sumur penduduk pada musim yang ditetapkan Kementerian Kesehatan
hujan. Pengisian air hujan ke sumur dengan zat padat terlarut hanya 15 mg/L,
dilakukan melalui berbagai proses kekeruhan hanya 2 NTU, dan unsur kimia
filtering (misalnya menggunakan daun, lain yang terkandung di dalamnya relatif
debu kasar, dan debu halus), sehingga masih rendah. Sifat mikrostruktur air
dapat meningkatkan kualitas air sumur. hujan memberikan efek yang sangat
Gerakan ini dilakukan karena kualitas baik terhadap kesehatan, karena mudah
air hujan pada umumnya memang lebih menembus dinding sel. Air hujan dapat
baik dari kualitas air tanah biasa. memasukkan nutrisi ke dalam sel dan
mengeluarkan oksidan dari dalam sel
Selain gerakan susur hujan, memanen dengan relatif lebih mudah.
Gambar 1. Keynote speech oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs. Herizal, M.Si
seperti webinar ini sangat baik untuk Stasiun Meteorologi Biak, Papua Barat
dijadikan sebagai sarana menyampaikan sebagai moderator, acara webinar kali
pesan-pesan tentang perubahan iklim ini diisi oleh para pembicara muda
khususnya kepada generasi muda di dari BMKG, Kementerian Lingkungan
Indonesia. Hidup dan Kehutanan (KLHK),
komunitas Climate Reality Indonesia,
Menampilkan Graziela A. Olua dari Waste4Change dan IYKRA.
Gambar 3. Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan
untuk memprediksi curah hujan serta tindakan awal sebagai agent of change
melaksanakan beberapa project lain, atau generasi penggerak di masa depan
diantaranya menganalisis dampak dengan keterlibatan mereka pada
konsumsi masyarakat sehari-hari diskusi kali ini. Beliau juga berharap
terhadap perubahan iklim, dampak kegiatan seperti ini dapat dijadikan
perubahan iklim di sektor kesehatan, sebagai media untuk terus melakukan
dan lain-lain. kajian dan diskusi ilmiah, khususnya
terkait mitigasi perubahan iklim yang
Di akhir acara, webinar ditutup dengan melibatkan generasi muda. Keterlibatan
closing remarks dari Kepala Pusat semua pihak dalam mengawal dan
Layanan Informasi Iklim Terapan, Dr. menanggulangi perubahan iklim,
Ardhasena Sopaheluwakan, yang terutama peran aktif generasi mudanya,
menyampaikan pesannya bahwa forum sangat diperlukan dalam meningkatkan
diskusi “Generasi Muda dalam Aksi kemampuan adaptasi dan mitigasi
Literasi dan Mitigasi Perubahan Iklim” perubahan iklim di kalangan masyarakat.
merupakan wadah untuk menyampaikan
informasi terkait perubahan iklim Kontributor: R. Hikmat Kurniawan dan
(Gambar 3). Beliau melihat para Sekar Anggraeni Nur Permatasari
peserta webinar yang didominasi
oleh kalangan generasi milenial sudah
mulai berperan aktif dalam mengambil
Gambar 1.Penambahan (warna hijau) dan pengurangan (warna cokelat) curah hujan
bulanan di wilayah Indonesia pada saat berlangsungnya La Niña 2020-2021
Seberapa Basah Hujan La Niña 2020? Barat dan Kalimantan Selatan, Sulawesi
Barat dan Sulawesi Utara. Bulan Agustus
Hasil evaluasi data BMKG terhadap merupakan bulan dimana secara umum
kejadian La Niña 2020/2021 wilayah Indonesia sedang mengalami
menunjukkan bahwa secara umum puncak musim kemarau. Wilayah lainnya
curah hujan mengalami peningkatan tidak menunjukkan respon peningkatan,
pada Oktober-November-Desember bahkan beberapa daerah di NTB dan
(OND) dan Januari terutama di wilayah NTT masih menggambarkan dampak
Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali musim kemarau dengan curah hujan
hingga NTT, pada saat kondisi La Niña yang relatif berkurang. Penguatan hujan
dinyatakan persisten di Samudera Pasifik La Niña tidak begitu kentara pada bulan
(Gambar 1). Namun begitu, tingkat “lebih September. Pada bulan Oktober, hujan
basah” dari hujan bulanan ini bervariasi La Niña menguat lagi di bagian selatan
dari bulan ke bulan. Pada saat La Niña ekuator, terutama di Sumatera bagian
terpantau sebagai “gejala” di bulan selatan, seluruh Pulau Jawa hingga
Agustus, tampak penguatan curah hujan NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi
sudah terjadi antara 70% hingga 100% di Selatan. Penguatan hujan La Niña pada
sebagian Aceh, Sumatera bagian utara, wilayah-wilayah tersebut, terutama
Lampung, wilayah pesisir utara dan di Jawa, masih terbaca hingga bulan
pegunungan Jawa, sebagian Kalimantan Februari 2021, meskipun sebaran spasial
Gambar 2. Peta catatan BNPB untuk kejadian bencana banjir (kiri) dan longsor (kanan)
pada bulan Agustus 2020 hingga Maret 2021 saat berlangsungnya La Niña
(https://dibi.bnpb.go.id/)
Pulau Sumatera dan Jawa, dan beberapa terbukti bersesuaian dengan sebaran
kejadian di Kalimantan, Sulawesi dan kejadian bencana hidrometeorologi,
Maluku. Pada bulan Desember dan khususnya banjir dan longsor.
Januari, kejadian banjir dan tanah
longsor mencapai puncaknya secara Kontributor: Siswanto, Supari dan Adi
jumlah dan jangkauan sebarannya. Ripaldi
Pada periode November hingga Maret,
kejadian banjir dan tanah longsor lebih Referensi
terkonsentrasi di wilayah Indonesia Qian J, Robertson AW, Moron V. 2010. Interactions
bagian selatan, dari Jawa hingga Nusa among ENSO, the Monsoon, and Diurnal Cycle in
Rainfall Variability over Java, Indonesia, Journal of the
Tenggara. Hal ini sesuai dengan evolusi Atmospheric Sciences, 67(11), 3509-3524
dan penjalaran peningkatan curah hujan
Qian J, Robertson AW, Moron V. 2013. Diurnal Cycle in
La Niña sebagaimana Gambar 1. Different Weather Regimes and Rainfall Variability over
Borneo Associated with ENSO, Journal of Climate, 26(5),
1772-1790
Analisis ini harus menjadi pelajaran
pada kondisi La Niña di masa yang akan Supari, Tangang F, Salimun E. Aldrian E, Sopaheluwakan
A, Juneng L. 2018. ENSO modulation of seasonal rainfall
datang karena sebaran penambahan and extremes in Indonesia. Clim Dyn 51, 2559–2580. DOI:
curah hujan tinggi terkait La Niña 10.1007/s00382-017-4028-8
● Usaha Tani Bawang Merah di dan masa awal tanam yang sama. Hal
lahan SLI Tuksari menghasilkan ini dikarenakan dalam proses kegiatan
keuntungan ekonomi sebesar pertemuan SLI di lahan Tuksari, peserta
Rp 21.000.000.
memperoleh pembelajaran tentang
● B/C Ratio dari hasil analisa us- informasi iklim dan cuaca yang bisa
aha tani sebesar 1.47 (nilai >1 dimanfaatkan dan diterapkan ketika
semakin baik)
melakukan pengambilan keputusan,
terutama dalam menentukan langkah
genap dua bulan sehingga sudah perencanaan usaha tani yang akan
memasuki masa generatif terakhir. Dari dilakukan selanjutnya (Gambar 5).
hasil pengubinan di lahan obyek SLI Desa
Tuksari, diperoleh hasil penghitungan Sarana Pembelajaran Iklim untuk
produktivitas dengan menggunakan Petani Kopi dan Padi sebagai Komoditi
hasil Analisa Tani yang dapat dilihat pada Unggulan Bengkulu
Tabel 2.
Pada tanggal 7 April 2021, Stasiun
Klimatologi Bengkulu melaksanakan
pembukaan kegiatan SLI Operasional
di dua lokasi yaitu Desa Batu Ampar,
Kecamatan Merigi, Kabupaten
Kepahiang dan Desa Sumber Agung,
Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten
Bengkulu Utara. Komoditas unggulan
pada kegiatan SLI Operasional kali ini
untuk masing-masing lokasi antara lain
komoditas kopi di Desa Batu Ampar dan
komoditas padi di Desa Sumber Agung.
Kegiatan SLI Operasional di Bengkulu
dilaksanakan secara bersamaan selama
tiga bulan (April - Juni 2021) dan diikuti
Gambar 5. Aktivitas SLI Operasional Tuksari, 25 peserta yang terdiri dari penyuluh
Temanggung, Jawa Tengah tahun 2021.
dan petani. Kegiatan dibuka secara
virtual oleh Deputi Bidang Klimatologi
Dari hasil analisa tani tersebut, BMKG, Drs. Herizal, M.Si dan dihadiri
produktivitas di lahan SLI Tuksari masih oleh perwakilan dari instansi terkait
lebih baik jika dibandingkan dengan serta Kepala Stasiun Klimatologi dari
lahan-lahan lain di sekitarnya. Pada lahan seluruh Indonesia.
tanpa pendampingan SLI diperoleh hasil
yang jauh dibawah produktivitas lahan Dalam sambutannya, beliau
dengan pendampingan SLI, dengan bibit menyampaikan bahwa SLI merupakan
Ambisi yang meningkat terhadap literasi Menurut salah satu berita yang dimuat
iklim akan memainkan peran kunci di laman sda.pu.go.id, DAS Progo
dalam mencapai nol-bersih emisi dan merupakan kesatuan ekosistem yang
akan memberikan perspektif dan solusi meliputi wilayah kabupaten dan kota
unik untuk masalah lingkungan pada di provinsi Jawa Tengah (Kabupaten
generasi berikutnya. Dalam praktik lebih Temanggung, Kabupaten Magelang
sederhana melek literasi iklim dapat dan Kota Magelang) dan Provinsi
kita jadikan sebagai suatu “diskursus Daerah Istimewa Yogyakarta (Kabupaten
wacana” dominan. Diskusi-diskusi intens Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kota
mengenai perubahan iklim perlu dibuka Yogyakarta dan Kabupaten Bantul).
seluas-luasnya begitu pula di media
sosial. Sungai Progo merupakan sungai
terpanjang di wilayahnya dengan
Oleh sebab itu, sebagai wujud nyata panjang sungai mencapai 57 km.
dari bentuk partisipasi menggiatkan Kondisi di aliran sungai ini ketika tidak
literasi iklim dalam upaya meningkatkan terjadi hujan berwarna coklat. Kondisi
kesadaran dan kepedulian masyarakat seperti ini termasuk masalah yang
terhadap isu perubahan iklim, Badan perlu diselesaikan dan memerlukan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pengecekan dari hulu ke hilir untuk
(BMKG) melalui Kedeputian Bidang memastikan apakah ada masalah pada
Klimatologi melakukan penjajakan sistem pengairannya.
dan silaturahmi dengan komunitas
Kelompok Peduli Sungai (KPS) Tangsi Dalam kesempatannya menjalin
Lestari, Magelang. Penjajakan awal kerjasama dan silaturahmi dengan
ini merupakan upaya menggali KSP Tangsi Lestari, Kedeputian Bidang
masalah-masalah lingkungan di Kota/ Klimatologi BMKG kali ini mengemas
Kabupaten Magelang mengingat setiap kegiatannya dalam bentuk roadshow
wilayah di Indonesia khususnya Pulau yang dihadiri oleh 30 peserta, terdiri
Jawa memiliki tingkat permasalahan dari perwakilan Kabupaten dan Kota
lingkungan yang berbeda-beda. Magelang, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD), Dinas
KPS Tangsi Lestari merupakan salah Pertanian, BUMDes, Pengelola Air Bersih
satu komunitas yang dibentuk oleh dan KPS Tangsi Lestari. Diselenggarakan
masyarakat dan bergerak di bidang pada 11 November 2020, acara tersebut
pelestarian Daerah Aliran Sungai dibuka oleh Bapak Sri Eko perwakilan
Cukup banyak masalah lingkungan yang Hingga acara berakhir, respon yang
dihadapi Kabupaten/Kota Magelang. diterima dari peserta cukup baik.
Kerusakan lingkungan menjadi Kegiatan literasi iklim semacam ini
sorotan akhir-akhir ini dan menjadi isu diharapkan tidak hanya dilaksanakan
utama di wilayah tersebut. Untuk itu, sekali saja mengingat pentingnya
penataan di level Kota dan Kabupaten informasi yang disampaikan, terutama
Gambar 2.
Pemaparan oleh Tim
Diseminasi Informasi
Iklim dan Kualitas
Udara BMKG
lokal, bencana hidrometeorologi dan dan analisis sampah yang berasal dari
kaitannya dengan perubahan iklim tiga lokasi berbeda yaitu pesisir pantai,
serta upaya mitigasi dan adaptasi yang tempat pembuangan sementara (TPS)
dapat dilakukan mulai saat ini dalam dan rumah tangga.
mengantisipasi risiko dampaknya.
Selain itu, peserta juga dibekali Baik sesi knowledge sharing maupun
pemahaman tentang pengelolaan aksi iklim bersama dilakukan oleh
sampah 3R (Reduce-Reuse-Recycle) dan tim BMKG berkolaborasi dengan para
keterampilan membuat infografis/video narasumber dari Yayasan Rumah Literasi
grafis yang dapat digunakan sebagai alat Hijau. Kegiatan ini dipimpin oleh Bapak
kampanye peduli iklim dan lingkungan Siswanto, Sub Koordinator Bidang
melalui media sosial. Produksi Informasi Iklim dan Kualitas
Udara beserta Ibu Hj. Mahariah, Ketua
Tidak hanya terbatas pada knowledge Yayasan Rumah Literasi Hijau, Kepulauan
sharing, kegiatan kali ini dilengkapi Seribu. Dalam sambutannya, Ibu Hj.
juga dengan aksi iklim bersama Mahariah sempat menyampaikan secara
dimana seluruh peserta melakukan umum sampah di Pulau Pramuka tidak
pengumpulan, pemilahan, penghitungan hanya terdiri dari sisa-sisa konsumsi
Gambar 2. Penancapan kapak ke batang pohon oleh peserta termuda disaksikan Ketua Yayasan
RLH, Ibu Hj. Mahariah; Plt. Lurah Panggang, Ibu Sofia; Sub Koordinator Bidang Produksi Informasi
Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Bapak Siswanto dan Kepala PTN Wilayah III Pulau Pramuka Balai
Taman Nasional Kepulauan Seribu, Bapak Kusminardi (dari kiri ke kanan)
penduduk di sekitar pulau saja tetapi Hari kedua kegiatan, agenda difokuskan
juga sampah kiriman dari daratan pada pelaksanaan aksi iklim pengelolaan
Jakarta yang terbawa arus laut hingga sampah 3R Pulau Pramuka, penyusunan
terdampar di Pulau Pramuka. Bahkan rencana aksi untuk aksi iklim lanjutan,
pantai Pulau Pramuka dan sekitarnya
pernah dihadiahi tumpukan sampah
pada saat terjadi banjir besar di Jakarta
tahun 2007. Selain itu, pulau ini juga
semakin terasa panas akibat semakin
berkurangnya pepohonan dan hutan
mangrove.
Gambar 4.
Aksi pengumpulan dan
pemilahan sampah oleh
peserta setelah dilakukan
pengumpulan sampah
dari tiga lokasi berbeda
bentuk proposal dengan tema Aksi Iklim sebagai penahan abrasi dan terjangan
Generasi Muda Pulau Pramuka. Peserta gelombang. Rencana aksi ini selanjutnya
dibagi menjadi tiga kelompok dimana akan direalisasikan dalam rentang waktu
masing-masing kelompok menyusun sekitar tiga bulan dan dievaluasi pada
rencana aksi berisi problem solving kegiatan Literasi Iklim tahap berikutnya.
program dari tujuh permasalahan Kegiatan dengan tagline “Sadar
terkait iklim yang dirasakan masyarakat Iklim, Peduli Iklim dan Aksi Iklim” ini
pulau, terutama permasalahan sampah diharapkan dapat menjadi bagian
yang masih banyak diabaikan orang, dari upaya meningkatkan kesadaran
pulau yang kian terasa panas, peringatan publik dan sumber motivasi bagi
dini bahaya angin kencang di sekitar generasi muda, khususnya di Pulau
dermaga dan pantai, ketersediaan Pramuka, untuk ikut serta bersama-
air pada musim kemarau, pencarian sama melakukan aksi nyata peduli
ikan yang dirasa semakin jauh oleh perubahan iklim dalam kehidupan
nelayan dan giat tanam mangrove sehari-hari. Seperti yang disampaikan
OPTIMALISASI PENGELOLAAN
WADUK DAN PENINGKATAN
PEMBANGKIT LISTRIK PADA SAAT
KONDISI LA NIÑA
Gambar 1. Peta sebaran bendungan di Indonesia yang dibangun oleh Kementerian PUPR
ini, terdapat program Percepatan irigasi, dan kinerja irigasi dalam bentuk
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3- Sistem Informasi Geospasial (Gambar 2).
TGAI) dengan cara Pemberdayaan
Petani Pemakai Air (P3A) atau Gabungan Untuk layanan reduksi banjir yang
Perkumpulan Petani Pemakai Air dilakukan oleh Kementerian PUPR, pada
(GP3A) atau induk Perkumpulan Petani tahun 2019 sendiri dapat mereduksi
Pemakai Air (P3A). Program P3-TGAI 1.860 m3/detik dan diharapkan hingga
tersebut merupakan salah satu program tahun 2024 akan mencapai 17.078
pembangunan Infrastruktur Berbasis m3/detik. Pembangunan bendungan
Masyarakat (IBM) yang diselenggarakan yang sedang dilanjutkan pada tahun
dalam bentuk pemberdayaan dan 2020 hingga 2024 diproyeksikan untuk
partisipasi masyarakat sehingga memenuhi target Visium Kementerian
mampu memberikan kontribusi PUPR Tahun 2030 yakni rasio tampungan
dalam pengentasan kemiskinan dan air terhadap jumlah penduduk bisa
penyediaan lapangan kerja. mencapai sebesar 120 meter kubik per
kapita per tahun. Artinya, meningkat
dari kondisi saat ini yang baru mencapai
50 meter kubik per kapita per tahun.
reduksi banjir sebesar 1.860 m3/detik maka semakin besar pula produksi listrik
dan tambahan energi listrik sebesar yang dihasilkan.
113,42 MW sehingga total energi listrik
menjadi 6.009 MW (di tahun 2019). Kondisi iklim global saat terjadi
fenomena La Niña dan El Niño tentu
Dari beberapa keunggulan dalam akan berbeda dengan kondisi saat
pemanfaatan bendungan untuk normal. Debit air yang dihasilkan saat
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), La Niña lebih banyak dan berbanding
salah satunya adalah respon pembangkit terbalik dengan kondisi saat terjadi
listrik yang cepat dalam menyesuaikan El Niño (Gambar 3). Hal ini akan
kebutuhan beban. Kapasitas daya berdampak pada jumlah debit air yang
keluaran PLTA juga relatif besar tertampung untuk menggerakkan turbin
dibandingkan dengan pembangkit listrik yang akan menghasilkan listrik serta
lainnya. Hasil ini tentunya didapat jika rencana tahunan kebutuhan air seperti
debit air mencapai kurva target sebagai irigasi, air baku, dan lain-lain. Kegiatan
panduan muka air yang jika diikuti pengendalian ini membutuhkan strategi
akan memberikan hasil yang optimal yang optimal dalam melaksanakan pola
(produksi listrik maksimal). Semakin operasional setiap harinya.
besar air yang keluar melalui turbin
Gambar 1. Data yang diperlukan oleh petugas/prakirawan dalam membuat prakiraan cuaca
tugas pokok dan fungsinya adalah lapisan udara (udara atas), laporan
memberikan layanan informasi cuaca, cuaca perairan, penginderaan jauh baik
iklim dan gempa bumi ke masyarakat. citra satelit maupun radar satelit, serta
Penyediaan layanan informasi ini model cuaca atau Numerical Weather
dimulai dari kegiatan pengamatan, Prediction (NWP). Untuk melakukan
pengolahan data, analisis oleh petugas/ analisis fenomena-fenomena atmosfer
prakirawan hingga pengemasan produk yang sudah dan sedang terjadi, para
informasi yang sesuai dengan kebutuhan prakirawan memanfaatkan data
masyarakat dan berbagai sektor penting observasi dan penginderaan jauh.
yang memerlukannya. Data observasi dan penginderaan jauh
ini juga digunakan untuk mengamati
dari Eropa, dan WRF yang merupakan bias pada model cuaca. Oleh karena
hasil pengembangan beberapa negara itu, untuk mendapatkan nilai bias
di dunia. Secara umum, terdapat tiga sekecil-kecilnya maka digunakan
jenis model NWP yang sering digunakan metode ensemble. Metode ensemble
prakirawan dalam membuat prakiraan diaplikasikan dengan cara melakukan
cuaca yakni, model deterministik yang pembobotan atau rata-rata nilai dari 10
merupakan jenis yang paling umum atau lebih hasil running model (initial
digunakan, model ensemble yang condition yang berbeda) untuk target
merupakan gabungan dari beberapa jam prediksi yang sama (Brankovic, dkk.,
NWP member dan model probabilistik 1990). Gambar 2 memperlihatkan skema
yang menampilkan nilai peluang suatu dari metode time-lagged ensemble.
kondisi cuaca dapat terjadi. Pemrosesan
model ensemble juga dilakukan di BMKG Multi-Model Ensemble (MME) adalah
dengan data input yang berasal dari metode pemodelan cuaca dengan
model-model global seperti yang telah menggabungkan dua atau lebih
disebutkan sebelumnya. model cuaca numerik (NWP member)
menjadi satu model keluaran. Metode
ini sering juga disebut dengan poor kondisi tertentu. Sementara model
man’s ensemble. Salah satu keunggulan deterministik atau model ensemble
metode ini adalah kemudahan proses menampilkan nilai atau kondisi fisis
perhitungannya hingga menghasilkan dari parameter cuaca yang diprediksi
keluaran model prediksi parameter (Talagrand, dkk., 1997). Dengan tidak
cuaca tertentu tanpa melakukan hanya berpatokan pada data model
sendiri perhitungan dan pemrosesan deterministik namun juga data model
model cuaca (Ebert, 2001). Terdapat ensemble dan probabilistik, diharapkan
delapan NWP member dari seluruh prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG
dunia yang saat ini digunakan dalam mampu mendekati kondisi sebenarnya
melakukan pemodelan MME di BMKG, di lapangan.
yakni ECMWF (Eropa), ACCESSR
(Australia), ARPEGE (Perancis), GFS (AS), Dengan mengacu pada UU Nomor 31
WRFULL0.3, WRFULL0.1, WRFDY0.3 dan Tahun 2009 khususnya mengenai tugas
WRFDY0.1. pokok dan fungsi (tupoksi) BMKG, maka
terdapat dua belas sektor yang diberikan
Saat ini produk model time-lagged layanan informasi cuaca, iklim dan gempa
ensemble dan MME yang dijalankan bumi, dengan salah satu sektor yang
di BMKG adalah untuk parameter terpenting adalah sektor kebencanaan.
presipitasi (hujan) yang sudah mampu Dalam merealisasikan tupoksinya,
memprediksi hingga satu minggu BMKG secara aktif memberikan layanan
kedepan, dengan rentang waktu selama informasi prakiraan iklim dan cuaca
6 jam dan waktu pembaharuan untuk kepada masyarakat dan terus berinovasi
data inisial (initial time) setiap 12 jam agar informasi yang diberikan sesuai
atau dua kali sehari. dengan kebutuhan pengguna. Salah
satu inovasi yang dikembangkan BMKG
Selain model ensemble, BMKG juga terkait kebutuhan pengguna (user
menggunakan model probabilistik needs) khususnya di sektor kebencanaan
dari model time-lagged ensemble adalah dilakukannya transformasi
dan MME tadi. Model probabilistik produk informasi cuaca dari paradigma
atau Probabilistic Prediction System lama ke paradigma baru. Paradigma
(PPS) memiliki spesifikasi yang sama lama lebih berorientasi kepada kondisi
dengan model ensemble, baik dari cuaca yang akan terjadi, sedangkan
segi parameter cuaca yang diprediksi paradigma baru berorientasi kepada
maupun resolusi spasial dan temporal dampak yang diakibatkan dari kondisi
produknya. Perbedaan hanya terletak cuaca yang akan terjadi tersebut. Produk
pada nilai akhir yang ditunjukkan, yakni informasi cuaca berbasis dampak
PPS menunjukkan fungsi distribusi (impact based forecast/IBF) merupakan
kemungkinan atau probability produk peringatan dini berbasis risiko
distribution function (pdf) untuk suatu yang sudah menggabungkan antara
Indonesia bagian barat (kiri) dan bagian yang berhubungan dengan resiko
timur (kanan). bencana hidrometeorologi. Kegiatan
lainnya yang mendukung langkah
Salah satu contoh performa IBF dapat tersebut adalah dukungan BMKG
dilihat pada kejadian bencana banjir di terhadap kegiatan operasi Teknologi
Aceh pada tanggal 5 Desember 2020 Modifikasi Cuaca (TMC), yakni dengan
sebagai dampak cuaca ekstrim yang menyediakan informasi potensi awan
terjadi sebelumnya. Kejadian tersebut yang layak disemai. Table Top Exercise
telah berhasil diprediksi oleh sistem IBF. (TTX) dan Tactical Floor Game (TFG)
Gambar 4 adalah peta prediksi IBF tanggal juga dilakukan untuk memberikan suplai
5 Desember 2020 yang menunjukkan informasi cuaca dan iklim dengan skala
Aceh memperoleh peringatan dengan waktu berlapis agar dapat digunakan
kategori 8 pada matriks resiko. Pada oleh berbagai pihak dan penentu
gambar yang sama juga ditunjukkan kebijakan untuk antisipasi dampak
detail peringatan wilayah Aceh, yakni negatif cuaca ekstrim yang mungkin
mencakup wilayah terdampak, dampak, dapat terjadi. Dengan adanya dukungan
tindakan yang harus dilakukan dalam BMKG terhadap terciptanya sinergitas
menghadapi dampak yang ditimbulkan, antar Kementerian/Lembaga dalam
serta keterangan pada matriks dampak. upaya mewujudkan zero victim ini,
Masih banyak lagi kisah sukses IBF diharapkan dapat mengurangi resiko
dalam memprediksi wilayah potensi bencana hidrometeorologi yang dapat
bencana hidrometeorologi di Indonesia, berdampak pada berbagai sektor di
termasuk kejadian banjir di Jawa Barat Indonesia.
pada tanggal 24 Desember 2020.
Disarikan dari makalah
Secara keseluruhan sistem diseminasi Dr. A. Fachri Radjab, M.Si (BMKG)
informasi BMKG didukung berbagai Kontributor: Ida Pramuwardani dan
sarana dan prasarana serta berbagai M. Reza Ferdinsyah
media komunikasi, seperti laman Penyunting: R. Hikmat Kurniawan
resmi BMKG, media sosial InfoBMKG,
Referensi
hingga aplikasi mobile InfoBMKG.
BMKG mendiseminasikan berbagai Brankovic C., Palmer T.N., Molteni, F., dkk., 1990.
Extended-range prediction with ECMWF models: Time-
informasi khususnya informasi cuaca lagged ensemble forecasting. Q.J.R.Meteorol.Soc.,
melalui radio, televisi, media online 116:867-912
maupun media cetak. Selain itu, Ebert, E.E., 2001. Ability of a Poor Man’s Ensemble to
BMKG juga berpartisipasi aktif dalam Predict the Probability and Distribution of Precipitation.
Moth. Weather Rev. 129: 2461-2480
mendukung terciptanya sinergitas
antar Kementerian/Lembaga sebagai Talagrand O., Vautard R., Strauss B, 1997. Evaluation
of Probabilistic Prediction Systems. Workshop on
upaya antisipasi bencana untuk Predictability ECMWF (20-22 October 1997), <https://
mewujudkan zero victim terutama www.ecmwf.int/node/12555>
dan tata usaha seluas 200 m2, taman alat Yogyakarta saat ini diperkuat oleh
seluas 2.400 m2 yang berisi peralatan- kurang lebih 26 orang pegawai yang
peralatan pengamatan cuaca, iklim dan terdiri dari Kepala Stasiun, lima orang
kualitas udara, kemudian gedung radar pengamat (observer), tujuh orang
cuaca setinggi empat lantai dan kebun prakirawan iklim (climate forecaster),
percobaan seluas 3.600 m2. enam orang prakirawan cuaca (weather
forecaster), lima orang teknisi, dan
Selain itu, Stasiun Klimatologi Yogyakarta dua orang pegawai tata usaha. Selain
juga mengelola ratusan pos kerjasama itu juga terdapat enam orang pegawai
yang tersebar di seluruh wilayah tidak tetap/honorer. Sebagian besar
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. pegawainya memiliki latar belakang
Pos-pos kerjasama tersebut digunakan pendidikan setingkat Diploma-IV atau
untuk melakukan pengamatan hujan. S-1 yang terbagi menjadi tiga kelompok
Data hasil pengamatan hujan dari kerja, antara lain kelompok observasi
seluruh pos inilah yang selanjutnya atau pengamatan, kelompok pengolahan
dikumpulkan, diolah dan dianalisis dan analisis data (prakirawan atau
hingga menghasilkan layanan informasi forecaster) dan unit tata usaha.
cuaca dan iklim seperti informasi dan
prakiraan cuaca harian, informasi hujan Dalam kesehariannya, Stasiun
dan prakiraannya dengan rentang waktu Klimatologi Yogyakarta secara rutin
per dasarian (sepuluh hari), bulanan memberikan layanan informasi iklim
hingga musiman (setahun dua kali). wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,
seperti informasi prakiraan musim
Dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun hujan dan musim kemarau, analisis dan
atau KUPT, Stasiun Klimatologi prakiraan hujan dasarian hingga bulanan,
Gambar 4. Tampilan
website SIPORA yang
tengah dikembangkan
oleh Stasiun Klimatologi
Yogyakarta, bekerjasama
dengan Balai Teknik Sabo
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) apa yang selama ini dirasakan dalam
BMKG yang tergolong masih berusia melakukan aktivitas pengamatan,
muda, bagaimana sejarah berdirinya pengolahan, analisis dan pelayanan
Stasiun Klimatologi Yogyakarta? data hingga penyebaran informasinya?
Stasiun Klimatologi Yogyakarta berdiri Kendala yang dihadapi saat ini lebih
sejak tahun 2014 dan diresmikan kepada kelengkapan sarana prasarana
oleh mantan Wakil Gubernur Daerah operasional. Stasiun Klimatologi
Istimewa Yogyakarta pada tanggal 21 Yogyakarta belum dilengkapi dengan
Oktober 2015. Stasiun ini dibangun shelter dan laboratorium mini untuk
untuk memenuhi keinginan masyarakat melakukan pemantauan dan analisis
yang menginginkan adanya kantor BMKG data kualitas udara, terutama untuk
tersendiri yang dapat menyediakan parameter CO2.
layanan informasi cuaca dan iklim di
sekitar Yogyakarta. Sebagai UPT BMKG yang bertugas di
bidang pelayanan informasi untuk
Jika mengacu pada Undang-Undang publik, cara apa saja yang ditempuh
Nomor 31 Tahun 2009 tentang Stasiun Klimatologi Yogyakarta dalam
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, melakukan penyebaran informasi
kira-kira apa saja yang menjadi cuaca dan iklim kepada masyarakat?
tugas dan fungsi Stasiun Klimatologi Selama ini kami menggunakan berbagai
Yogyakarta? media dalam menyebarkan informasi
Tugas pokok Stasiun Klimatologi cuaca dan iklim kepada masyarakat,
Yogyakarta yang utama adalah seperti media sosial (Whatsapp,
melaksanakan tugas di bidang Facebook, Instagram dan Twitter),
meteorologi, klimatologi, dan kualitas telepon dan radio. Dengan beragamnya
udara. Sedangkan fungsinya adalah media yang digunakan ini diharapkan
melakukan observasi atau pengamatan informasi yang kami sebarkan dapat
cuaca dan iklim, pengolahan dan analisis tersampaikan kepada masyarakat
data, diseminasi atau penyebaran dengan cepat, lengkap, akurat dan
informasi, hingga pelayanan informasi jangkauannya juga luas.
terkait meteorologi, klimatologi dan
kualitas udara kepada masyarakat. Untuk Untuk program-program kerjasama
melaksanakan tugas dan fungsinya antar instansi di UPT, seperti kita tahu
ini, Stasiun Klimatologi Yogyakarta bahwa salah satu program unggulan
dilengkapi dengan radar cuaca untuk BMKG adalah kegiatan Sekolah
mengakomodir permintaan masyarakat Lapang Iklim atau SLI yang melibatkan
terkait kebutuhan informasi cuaca di kerjasama antar instansi/lembaga di
wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. sektor pertanian. Kegiatan ini telah
berjalan sejak tahun 2011 di hampir
Berbicara tentang fungsinya, kendala seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
RENI
KRANINGTYAS,
SP, M.Si
Yogyakarta, 3 Februari 1974
reni.link@gmail.com
In Memoriam
DWI HARTOMO RAMDANI
PERGINYA SANG PROTOKOLER MURAH SENYUM
Tak terasa hampir dua tahun sudah RS Hermina Kemayoran, Jakarta pada 8
pandemi COVID-19 menghantui kita April 2021.
semua. Tak terhitung pula berapa banyak
jiwa yang telah gugur karenanya, berapa Semasa hidupnya, putera kelahiran
banyak anak yang kehilangan orang tua Jakarta tiga puluh tahun yang lalu ini
mereka dan keluarga-keluarga yang mengawali karirnya di BMKG dengan
harus merelakan sebagian anggotanya bertugas di Stasiun Meteorologi Maritim
ikut gugur melawan pandemi yang Klas IV Tanjung Karang, Lampung sejak
seolah tak berkesudahan ini. Duka tahun 2010, setelah menyelesaikan
mendalam pun dirasakan oleh keluarga Pendidikan Diploma di Akademi
besar Kedeputian Bidang Klimatologi Meteorologi dan Geofisika (AMG).
ketika salah satu pegawai terbaiknya ikut Selang enam tahun kemudian, tepatnya
gugur setelah terpapar virus Covid-19. tahun 2016 ia berhasil menyelesaikan
Dialah Dwi Hartomo Ramdani, yang pendidikan setara Diploma-IV di Sekolah
biasa akrab dipanggil Ramdani. Ramdani Tinggi Meteorologi Klimatologi dan
menghembuskan nafas terakhirnya di Geofisika (STMKG) dan mulai bertugas
Tak hanya itu, semasa hidupnya Ditulis oleh Rendy Artha Luvian