Anda di halaman 1dari 5

Erwin Setiawan (11)

XII MIPA 7
2021227/0053121340

1. Hati mempunyai fungsi yang sangat penting. Apa akibatnya jika terjadi gangguan
fungsi hati seperti hepatitis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati). Jelaskan
jawabannya dan kaitkan dengan fungsi enzim katal!
Jawab:
Hepatitis:
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus, alkohol,
atau penyakit autoimun. Ketika terjadi peradangan pada hati, sel-sel hati rusak dan fungsi
hati menjadi terganggu. Hatipenting dalam berbagai fungsi vital, termasuk pemrosesan
nutrisi, produksi protein, detoksifikasi, serta produksi dan penguraian hormon. Gangguan
pada fungsi hati, seperti pada kasus hepatitis, dapat mengakibatkan penurunan produksi
protein penting seperti albumin dan faktor pembekuan darah. Hal ini berdampak pada
keseimbangan cairan dalam tubuh, potensi pendarahan yang lebih besar, serta gangguan
dalam detoksifikasi zat-zat berbahaya dari darah.

Karsinoma Hepatoseluler (Kanker Hati):


Karsinoma hepatoseluler adalah jenis kanker hati yang umumnya terjadi pada latar belakang
kerusakan hati kronis, seperti sirosis akibat alkohol atau infeksi virus hepatitis. Kanker hati
ini dapat mengganggu struktur dan fungsi hati secara signifikan. Hatimemiliki peran dalam
mengatur metabolisme lemak, memetabolisme obat-obatan, serta mengatur keseimbangan
gula darah. Dengan adanya kanker hati, sel-sel normal digantikan oleh sel-sel kanker yang
tidak menjalankan fungsi-fungsi ini dengan baik. Kondisi ini dapat berdampak pada
penumpukan lemak dalam hati, peningkatan tekanan dalam pembuluh darah hati, serta
perubahan metabolisme glukosa.

Fungsi Enzim Katal:


Enzim katal adalah protein yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh. Dalam konteks hati,
enzim katal memiliki peran penting dalam proses metabolisme, seperti pemecahan zat-zat
kimia berbahaya dan sintesis protein. Dalam kondisi gangguan hati seperti hepatitis dan
karsinoma hepatoseluler, sel-sel hati yang rusak dapat melepaskan enzim-enzim ini ke dalam
darah, yang dapat terdeteksi melalui tes darah. Meningkatnya kadar enzim-enzim ini dalam
darah dapat menjadi indikator adanya kerusakan hati, serta memberikan gambaran tentang
seberapa besar kerusakan yang terjadi.

Dalam kesimpulannya, gangguan fungsi hati seperti hepatitis dan karsinoma hepatoseluler
dapat menyebabkan gangguan serius dalam berbagai fungsi penting hati. Hati memiliki peran
vital dalam metabolisme tubuh, produksi protein, serta detoksifikasi, dan kerusakan pada
hati dapat mengakibatkan dampak negatif yang luas pada kesehatan keseluruhan. Kaitannya
dengan enzim katal juga memperlihatkan bagaimana perubahan dalam sel-sel hati dapat
tercermin dalam tingkat enzim dalam darah.

2. Suhu tubuh kita terkadang dalam keadaan tidak stabil (lebih panas atau diningin dari
suhu normal). Apa yang dapat terjadi di dalam sel-sel jika terjadi perubahan suhu
tersebut? Jelaskan kaitannya dengan kerja enzim!
Jawab:
Perubahan suhu tubuh yang tidak stabil, baik menjadi lebih panas atau lebih dingin dari suhu
normal, dapat memiliki dampak serius pada fungsi sel-sel. Suhu adalah faktor kritikal yang
memengaruhi struktur dan fungsi enzim, dan enzim sendiri sangat penting dalam reaksi
kimia di dalam sel. Berikut adalah penjelasan mengenai apa yang dapat terjadi di dalam sel-
sel jika terjadi perubahan suhu, serta kaitannya dengan kerja enzim:

-Perubahan Suhu yang Lebih Panas dari Normal:


Ketika suhu tubuh lebih tinggi dari suhu normal, enzim dalam sel dapat mengalami
denaturasi. Denaturasi adalah proses di mana struktur tiga dimensi enzim terganggu,
mengakibatkan kehilangan aktivitas katalitiknya. Ini terjadi karena suhu yang tinggi merusak
ikatan hidrogen, ikatan peptida, dan interaksi non-kovalen lainnya yang mempertahankan
bentuk enzim. Akibatnya, enzim tidak lagi cocok dengan substratnya, dan reaksi kimia tidak
dapat terjadi dengan efisiensi.

-Perubahan Suhu yang Lebih Dingin dari Normal:


Pada suhu yang lebih rendah dari normal, reaksi kimia dalam sel akan berlangsung lebih
lambat karena energi kinetik molekul lebih rendah. Enzim akan berfungsi lebih lambat karena
gerakan molekul yang lebih terbatas pada suhu rendah. Selain itu, pada suhu rendah, cairan
dalam membran sel dapat menjadi lebih kental, mengganggu pergerakan molekul dan
transportasi zat melintasi membran sel.

-Kaitan dengan Kerja Enzim:


Kerja enzim sangat bergantung pada struktur tiga dimensinya. Saat suhu berubah drastis,
struktur enzim dapat berubah, dan ini memengaruhi kemampuan enzim untuk berinteraksi
dengan substrat dan memfasilitasi reaksi kimia. Enzim bekerja paling efektif pada suhu
optimal tertentu yang disebut suhu kerja enzim (optimal temperature). Di atas dan di bawah
suhu kerja enzim, aktivitas enzim menurun karena denaturasi atau lambatnya reaksi kimia.

Dengan kata lain, fluktuasi suhu yang signifikan dari suhu optimal kerja enzim dapat
menghambat atau bahkan menghentikan reaksi kimia yang penting bagi sel. Oleh karena itu,
menjaga suhu tubuh dalam kisaran yang sesuai sangat penting bagi fungsi normal sel dan
metabolisme.

3. Jelaskan perbedaan dari 2 cara kerja enzim secara lock and key dan induced fit theory!
Jawab: Dua teori yang menjelaskan cara kerja enzim dalam berinteraksi dengan substrat
adalah "lock and key" (kunci dan gembok) dan "induced fit" (penyesuaian yang diinduksi).
Berikut adalah perbedaan antara kedua cara kerja tersebut:

a. Lock and Key (Kunci dan Gembok);


- Dalam teori ini, enzim dianggap sebagai "kunci" yang memiliki bentuk yang tepat dan
khusus sesuai dengan "gembok" substratnya.
- Artinya, substrat dan enzim memiliki geometri yang sempurna untuk berinteraksi secara
langsung tanpa perlu penyesuaian lebih lanjut.
- Teori "lock and key" menggambarkan bahwa interaksi antara enzim dan substrat terjadi
tanpa adanya perubahan signifikan pada struktur enzim.
- Meskipun teori ini memberikan gambaran sederhana tentang interaksi enzim-substrat,
namun dalam kenyataannya, interaksi ini cenderung lebih dinamis dan kompleks.

b. Induced Fit (Penyesuaian yang Diinduksi):


- Teori "induced fit" mengakui bahwa interaksi antara enzim dan substrat melibatkan
penyesuaian struktural pada keduanya.
- Menurut teori ini, enzim memiliki bentuk awal yang lebih longgar, dan saat substrat
berikatan, enzim mengalami perubahan konformasi (struktur) untuk memberikan bentuk
yang lebih sesuai dengan substrat.
- Penyesuaian ini dapat melibatkan perubahan dalam ikatan hidrogen, interaksi elektrostatis,
dan bentuk fisik enzim itu sendiri.
- Konformasi enzim yang diubah ini memungkinkan interaksi yang lebih kuat antara enzim
dan substrat, yang diperlukan untuk reaksi kimia berlangsung.

Dalam ringkasnya, perbedaan antara kedua teori ini terletak pada cara pandang terhadap
interaksi antara enzim dan substrat. Teori "lock and key" menganggap interaksi ini sebagai
sesuatu yang statis dan sesuai secara langsung, sementara teori "induced fit"
menggambarkan interaksi ini sebagai dinamis, melibatkan perubahan dalam struktur enzim
untuk mencocokkan substrat dengan lebih baik.

. Dalam kasus keracunan sianida, sebutkan yang berperan sebagai inhibitor, substrat,
termasuk inhibitor jenis apa? Dan bagaimana penanganan yang tepat?
Jawab:
Dalam kasus keracunan sianida, sianida berperan sebagai inhibitor enzim. Enzim yang
diinhibisi oleh sianida adalah enzim sitokrom oksidase, yang berperan dalam rantai transpor
elektron dalam proses respirasi seluler.

- Inhibitor: Sianida (CN-) adalah inhibitor dalam kasus ini. Ia mengikat pada enzim sitokrom
oksidase, mengganggu kemampuannya untuk mentransfer elektron dan oksigen selama
respirasi seluler.
- Substrat: Substrat dalam kasus ini adalah oksigen (O2), yang biasanya akan berinteraksi
dengan sitokrom oksidase dalam rantai transpor elektron.

- Jenis Inhibitor: Sianida termasuk inhibitor kompetitif. Ini berarti bahwa sianida bersaing
dengan oksigen (substrat) untuk mengikat pada sitokrom oksidase. Ketika sianida terikat
pada enzim, reaksi yang diperlukan untuk mentransfer elektron dan oksigen terhambat.

Penanganan yang Tepat:


Keracunan sianida adalah kondisi yang serius dan memerlukan penanganan medis segera.
Beberapa tindakan yang dapat diambil termasuk:

1. Pemindahan:
Korban keracunan sianida harus segera dipindahkan ke tempat yang aman, jauh dari
sumber potensial sianida.

2. Pemberian Oksigen:
Mengingat sianida mengganggu kemampuan tubuh untuk memanfaatkan oksigen,
pemberian oksigen murni dapat membantu mengatasi kekurangan oksigen akibat keracunan.

3. Pemberian Antidot:
Antidot yang sering digunakan untuk mengatasi keracunan sianida adalah
hidroksosianokobalamin (vitamin B12a), yang mengikat sianida dan membentuk senyawa
yang tidak beracun. Sodium thiosulfate juga dapat digunakan sebagai tambahan.

4. Pengobatan Tambahan:
Dalam beberapa kasus yang parah, dokter mungkin meresepkan obat-obatan lain atau
melakukan tindakan medis lainnya, tergantung pada tingkat keracunan dan kondisi korban.

Penting untuk mencari bantuan medis segera jika ada kecurigaan keracunan sianida, karena
sianida dapat menyebabkan gangguan serius dalam fungsi seluler dan berpotensi berakibat
fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

. Jelaskan cara kerja antibiotik Penicilin dan obat aspirin sebagai inhibitor!
Jawab:
a. Antibiotik Penicilin:
Penicilin adalah kelompok antibiotik yang efektif melawan infeksi bakteri. Cara kerja utama
antibiotik penicilin adalah dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri. Bakteri
memiliki dinding sel yang penting untuk menjaga bentuk dan keutuhan sel. Dinding sel
bakteri terdiri dari struktur peptidoglikan yang rumit. Enzim transpeptidase, juga dikenal
sebagai penicillin-binding protein (PBP), diperlukan dalam pembentukan peptidoglikan ini.
Penicilin bekerja sebagai inhibitor enzim. Antibiotik ini berikatan dengan PBP dan
menghambat aktivitasnya. Dengan aktivitas transpeptidase terhambat, pembentukan
peptidoglikan terganggu, dinding sel melemah, dan akhirnya sel bakteri pecah akibat tekanan
osmotik. Proses ini mengakibatkan kematian bakteri dan menghentikan perkembangan
infeksi.

b. Obat Aspirin:
Aspirin adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang berfungsi mengurangi rasa sakit,
peradangan, dan demam. Aspirin bekerja sebagai inhibitor enzim yang disebut
siklooksigenase (COX). COX adalah enzim yang terlibat dalam sintesis prostaglandin,
senyawa yang memediasi respon inflamasi, rasa sakit, dan demam.

Aspirin menghambat aktivitas COX dengan cara mengikat pada situs aktif enzim ini. Dengan
COX terhambat, produksi prostaglandin menjadi terganggu. Karena prostaglandin adalah
mediator utama peradangan dan rasa sakit, penghambatan produksinya oleh aspirin
mengurangi peradangan dan meredakan rasa sakit. Namun, perlu diingat bahwa aspirin juga
memiliki efek samping, terutama terkait dengan penggunaan jangka panjang, seperti risiko
gangguan perdarahan atau kerusakan lambung.

Dalam keduanya, baik penicilin maupun aspirin bekerja sebagai inhibitor enzim yang
memengaruhi fungsi biokimia dalam tubuh, menghasilkan efek yang diinginkan dalam
pengobatan infeksi bakteri atau pengurangan peradangan dan rasa sakit.

Anda mungkin juga menyukai