PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Secara kimiawi, oksidasi di definisikan sebagai pengeluaran electron dan reduksi sebagai
penangkapan electron, sebagaimana di lukiskan oleh oksidasi ion fero menjadi feri e (elektron)
Fe 2+ ¬ Fe3+ Dengan demikian, oksidasi selalu disertai reduksi aseptor electron. Prinsip ini
osidasi – reduksi ini berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan konsep penting yang
melandasi pemahaman sifat oksidasi biologi. kita ketahui bahwa banyak oksidasi biologi dapat
berlangsung tanpa peran serta molekul oksigen, misalnya : dehidrogenasi.
Hukum termodinamika I dan II Kaidah pertama termodinamika:
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total
sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi
perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat
dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi
kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya.
Kaidah kedua termodinamika: Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus
meningkat bila proses ingin berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau
keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem
mendekati keadaan seimbang yang sejati.
Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG)
pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi (ΔS), diungkapkan dalam
persamaan: ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan:
ΔH adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.
Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang lebih sama dengan ΔE, perubahan total
energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan dengan persamaan:
ΔG = ΔE – TΔS
Jika ΔG bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas
(reaksi eksergonik). Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai selesai dan
tidak bisa membalik (irreversibel).
Jika ΔG bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi
endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk terjadi reaksi.
Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi Untuk
mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan energi bebas dari
lingkungannya. Organisme autotrofik melakukan metabolisme dengan proses eksergonik
sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi cahaya Fe3+. matahari, bakteri
tertentu menggunakan reaksi Fe2+ organismeSebaliknya heterotrofik, memperoleh energi
bebasnya dengan melakukan metabolisme yaitu pemecahan molekul organik kompleks.
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses
eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat.
Ada 3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi.
a. Fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif adalah sumberterbesar dalam organisme aerobik.
Energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam
mitokondria dengan menggunakan oksigen.
b. Glikolisis Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua yang terjadi akibat pembentukan
laktat.
c. Siklus asam sitrat Dalam siklus asam sitrat satu.
Pada terapi di mana enzim mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja, digunakan
prinsip bahwa enzim yang dibidik tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau menjadi
bagian dari proses yang sama dengan yang terdapat pada sel pejamu. Hal ini bertujuan untuk
melindungi sel pejamu, sekaligus meningkatkan spesifitas terapi ini. Karena yang dibidik adalah
enzim mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi kebanyakan adalah penyakit-penyakit
infeksi. Contoh terapi dengan menjadikan enzim mikroorganisme sebagai sasaran kerja antara
lain:
a. Pada penyakit tumor, sel tumor dapat dikendalikan perkembangannya dengan menghambat
mitosisnya. Mitosis sel tumor membutuhkan DNA baru (purin dan pirimidin baru). Proses ini
membutuhkan asam folat sebagai donor metil yang dapat dibuat oleh mikroorganisme sendiri
dengan memanfaatkan bahan baku asam p-aminobenzoat (PABA), pteridin, dan asam glutamat.
Suatu analog dari PABA, yaitu sulfonamida dan turunannya dapat dimanfaatkan untuk
menghambat pemakaian PABA untuk membentuk asam folat.
b. Penggunaan antibiotika, yaitu senyawa yang dikeluarkan oleh suatu mikroorganisme di alam
bebas dalam rangka mempertahankan substrat dari kolonisasi oleh mikroorganisme lain dalam
memperebutkan sumber daya, juga berperan dalam terapi. Contohnya adalah penisilin, suatu
antibiotik yang menghambat enzim transpeptidase yang mengkatalisis dipeptida D-alanil D-
alanin sehingga peptidoglikan di dinding sel bakteri tidak terbentuk dengan sempurna. Bakteri
akan rentan terhadap perbedaan tekanan osmotik sehingga gampang pecah.
c. Perbedaan mekanisme sintesis protein antara mikroorganisme dan sel pejamu juga dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu prinsip terapi. Penggunaan antibiotika tertentu dapat
menghambat sintesis protein pada mikroorganisme.
3. Interaksi protein-ligan sebagai sasaran pengobatan. Pengobatan dengan sasaran interaksi protein-
ligan mengacu kepada prinsip interaksi sistem mediator-reseptor, di mana apabila mediator
disaingi oleh molekul analognya sehingga tidak dapat berikatan dengan reseptor, sehingga efek
dari mediator tersebut tidak terjadi. Contoh pengobatan dengan menjadikan interaksi protein-
ligan sebagai sasarannya antara lain:
a. Pengendalian tekanan darah yang diatur oleh hormon adrenalin. Reseptor yang terdapat pada
hormon adrenalin, yaitu α-reseptor dan β-reseptor dapat dihambat oleh senyawa-senyawa yang
berbeda. Penghambatan pada β-reseptor dapat menimbulkan efek pelemasan otot polos dan
penurunan detak jantung. Obat-obatan yang bekerja dengan cara tersebut dikenal sebagai β-
blocker.
b. Penggunaan antihistamin untuk tujuan tertentu. Histamin merupakan turunan asam amino
histidin yang berperan sangat luas, mulai dari neuromediator, mediator radang pada kapiler,
meningkatkan pembentukan dan pengeluaran asam lambung HCl, kontraksi otot polos di
bronkus, dan lain-lain. Tidak jarang ketika misalnya terjadi peradangan yang memicu
pengeluaran histamin, terjadi efek-efek lain seperti sakit perut dan lain-lain. Untuk itu
dikembangkan senyawa spesifik yang mampu bekerja sebagai pesaing histamin, yaitu
antihistamin. Dengan adanya antihistamin ini, maka respon yang ditimbulkan akibat kerja
histamin dapat ditekan.
3. Hidroperoksidase
Enzim Hidroperoksidase Menggunakan Hidrogen Peroksida Atau Peroksida Organik
Sebagai Substrat. Ada dua tipe enzim yang masuk ke dalam kategori ini : peroksidase dan
katalase. Kedua tipe enzim ini ditemukan baik pada hewan maupun tumbuhan. Enzim
hidroperoksidase melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya.
Penumpukan senyawa peroksida dapat menghasilkanradikal bebas yang selanjutnya akan
merusak membran sel dan keungkinan menimbulkan penyakit kanker serta aterosklerosis.
4. Oksigenase
Enzim Oksigenase Mengatalisis Pemindahan Langsung Dan Inkorporasi Oksigen Ke
Dalam Molekul Substrat. Enzim oksigenase lebih berhubungan dengan sintesis atau penguraian
berbagai tipe metabolit dibandingkan mengambil bagian dalam reaksi yang bertujuan
memberikan enegi pada sel. Enzim-enzim dlam kelompok ini mengatalisis inkorporasi
(penyatuan) oksigen kedalam molekul substrat.peristiwa ini berlangsung melalui 2 tahap :
a. pengikatan oksigen dengan enzim pada tapak aktif.
b. reaksi saat oksigen yang terikat direduksi atau dipindahkan kepada substrat.
1. Reaksi berlangsung spontan bila terjadi pelepasan energi bebas (tG negatif) yaitu reaksi tersebut
bersifat eksergonik, dan jika tG positif, reaksi hanya berlangsung bila diperoleh energi bebas,
reaksi ini bersifat endergonik.
2. ATP adalah zat perantara penukar energi bebas, yang merangkaikan proses-proses yang bersifat
eksergonik dengan proses-proses yang bersifat endergonik.
3. Enzym oksidase dan dehidrogenase memiliki peran utama dalam proses rantai pernapasan.
4. Komplek-komplek enzym dalam rantai pernapasan menggunakan potensial energi dari gradien
proton untuk mensintesa ATP dari ADP dan Pi. Dengan demikian jelas terlihat bahwa rangkaian
reaksi oksidasi terangkai erat dengan fosforilasi.
5. Terdapat sejumlah senyawa kimia yang dapat menghambat rangkaian reaksi oksidasi dan
peristiwa fosforilasi atau memutus rangkaian oksidasi dan fosforilasi.
6. Terdapat protein pengangkut khusus untuk perlintasan beberapa ion dan metabolit pada
membran mitokondria.
B. SARAN
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam
tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan
usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah
hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.
DAFTAR RUJUKAN
Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000.
Davis S.P., 1985, prinsip-prinsip biokimia, Jakarta (BU II)
Gernida, 1996, Biokimia, Gramedia, jakarta (BA II)
Lehninger A, Nelson D, Cox M M. Principles of Biochemistry 2nd 1993
http://id.wikipedia.org//w/index.Enzim.25 Maret 2009. Anonim. 2009.
http://openid.claimid.com/fionaangelina. 25 Maret 2009.Anonim. 2009.
http://id.wikipedia.org//w/index.Nanas.25Maret 2009.Anonim. 2009.
http://id.wikipedia.com//w/index.Pisang. 25 Maret 2009.Anonim. 2009.
Pengaruh Konsentrasi enzim α -amilaseterhadap Sifat fisik dan Organoleptik Filtrat Bubur .
http://lemlit.unila.ac.id//file.25 Maret 2009.Anonim. 2009.
http://kungfichem.blogspot.com/feeds/spots/default. 25 Maret2009. Anonim. 2009.