Anda di halaman 1dari 3

Tingkatan Manusia di Dunia dan Akhirat

Para jamaah shalat subuh yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,


tadi kita dengarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

َ ِّ‫ان َعطَا ُء َرب‬


‫ك‬ َ ِّ‫ُكاًّل نُّ ِم ُّد ٰهَُؤاَل ِء َو ٰهَُؤاَل ِء ِم ْن َعطَا ِء َرب‬
َ ‫ك ۚ َو َما َك‬
‫ْض ۚ َولَآْل ِخ َرةُ َأ ْكبَ ُر‬
ٍ ‫ضهُ ْم َعلَ ٰى بَع‬ َ ‫ْف فَض َّْلنَا بَ ْع‬َ ‫﴾ انظُرْ َكي‬٢٠﴿ ‫َمحْ ظُورًا‬
﴾٢١﴿ ‫ضياًل‬ ِ ‫ت َوَأ ْكبَ ُر تَ ْف‬
ٍ ‫َد َر َجا‬
“Lihatlah setiap masing-masing yang orang-orang kafir Kami berikan
harta, yang orang-orang beriman Kami juga berikan harta…”

Jadi, Allah jelaskan bahwa semua makhluk-makhluk Allah itu Allah


berikan rezeki. Yang beriman, yang kafir, semua Allah beri rezeki.

‫ك َمحْ ظُورًا‬
َ ِّ‫ان َعطَا ُء َرب‬
َ ‫َو َما َك‬
“Dan rezeki Allah tidak tertahan,” Yaitu Allah berikan semuanya.

َ ‫ْف فَض َّْلنَا بَ ْع‬


ٍ ‫ضهُ ْم َعلَ ٰى بَع‬
‫ْض‬ َ ‫انظُرْ َكي‬
“Lihatlah bagaimana Kami memberikan tingkat-tingkatan satu dengan
yang lainnya.”

Artinya kalau kita lihat manusia di atas muka bumi ini, tingkat
kekayaannya berbeda-beda. Kalau kita mau klasifikasikan banyak sekali
tingkatan, mungkin dari yang sangat kaya, super kaya, kaya, biasa-
biasa, sedang, sampai yang paling miskin. Bahwasanya dalam
masalah harta, manusia bertingkat-tingkat.

ِ ‫ت َوَأ ْكبَ ُر تَ ْف‬


‫ضياًل‬ ٍ ‫َولَآْل ِخ َرةُ َأ ْكبَ ُر َد َر َجا‬
“Di akhirat, klasifikasi tersebut lebih besar lagi.”
Artinya, kalau kita lihat penghuni neraka bertingkat-tingkat,
penghuni surga juga bertingkat-tingkat, dan tingkatannya lebih banyak
daripada klasifikasi di dunia.

Kalau pemilik harta di dunia kita mau klasifikasikan menjadi 1.000


tingkatan, dari yang kekayaannya sekian sampai sekian, sekian sampai
sekian, sekian sampai sekian, sampai yang paling miskin, maka di
akhirat lebih besar lagi perbedaannya.

Penghuni surga bertingkat-tingkat. Sampai sebagian ulama berpendapat


bahwasanya tingkatan penghuni surga sama dengan jumlah ayat di Al-
Qur’an. Karena dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
mengatakan:

‫ب ْالقُرْ ِ ْأ‬
‫ت تُ َرتِّ ُل فِي ال ُّد ْنيَا فَِإ َّن‬
َ ‫ق َو َرتِّلْ َك َما ُك ْن‬ ِ َ‫آن ا ْق َر َوارْ ت‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬َ ِ‫يُقَا ُل ل‬
‫آخ ِر آيَ ٍة تَ ْق َرُؤ هَا‬
ِ ‫ك ِع ْن َد‬َ َ‫َم ْن ِزل‬
“Dikatakan kepada orang yang perhatian dengan Al-Qur’an: ‘Bacalah Al-
Qur’an kemudian naiklah. Sesungguhnya kedudukanmu di surga pada
akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Dawud)

Sehingga para ulama berpendapat “Karena Al-Qur’an jumlahnya 6.000


sekian ayat, maka di surga juga tingkatannya sampai 6.000 sekian.”

Di neraka juga demikian, Allah Maha Adil. Tingkatannya juga dari yang
paling baik, yaitu seperti Abu Thalib:

‫ َوهُ َو ُم ْنتَ ِع ٌل ِبنَ ْعلَي ِْن يَ ْغلِي ِم ْنهُ َما‬، ‫ب‬ ٍ ِ‫ار َع َذابًا َأبُو طَال‬
ِ َّ‫َأ ْه َو ُن َأ ْه ِل الن‬
ُ‫ِد َما ُغه‬
“Orang yang paling ringan siksaannya di neraka adalah Abu Thalib, dia
menggunakan dua sendal dari Api, maka otaknya mendidih.” (HR.
Muslim)

Itu adalah orang yang paling rendah/paling baik di neraka. Kemudian


turun, turun, turun, mungkin ribuan derajat, sampai yang paling bawah
yaitu orang-orang munafiqin.
ِ َّ‫ين فِي ال َّدرْ ِك اَأْل ْسفَ ِل ِم َن الن‬
‫ار‬ َ ِ‫ِإ َّن ْال ُمنَافِق‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu paling rendah yang berada di
kerak neraka.” (QS. An-Nisa[4]: 145)

Ikhwan dan Akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah


menyuruh kita memperhatikan, “Lihatlah penghuni dunia, bagaimana
mereka bertingkat-tingkat,” yang paling kaya, sedang-sedang,
bertingkat-tingkat hartanya. Maka demikian juga di akhirat lebih besar
lagi tingkatannya, baik penghuni surga maupun penghuni neraka
jahannam.

Anda mungkin juga menyukai