oleh :
2022
1
Wacana yang akan dianalisa adalah cerita pendek berjudul “sahabatku”, cerita
pendek ini terdiri dari tujuh paragraf dan 816 kata, dalam kesempatan kali ini ada
beberapa perangkat grammatikal yang akan disorot. Untuk memudahkan proses
analisa dan pengecekan maka perangkat-perangkat grammatikal yang disorot akan
dibedakan sesuai warna berikut:
Perangkat Grammatikal yang disorot
• Pronomina kosong Ø
• Pronomina orang ketiga tunggal
• Pronomina definite
• Pronomina indefinite
• Pronomina possesive
SAHABATKU
Setiap pagi, aku selalu melintasi sebuah taman yang tak jauh dari sekolahku.
Taman tersebut seringkali aku lewati setiap aku berangkat ke sekolah. Setiap melihat
taman itu, aku selalu ingin duduk dan berdiam diri di sana selama berjam-jam.
Banyaknya pepohonan yang daunnya rimbun, serta kebersihan taman yang selalu
terjaga adalah dua alasan mengapa aku selalu ingin berdiam diri cukup lama di taman
itu. Sayang, hal itu tak pernah aku wujudkan sama sekali seumur hidupku. Kalaupun
pernah, itu pun hanya beberapa menit saja. Ya, aku sempat berdiam diri di taman ini
dalam hitungan beberapa menit. Sayang, setiap aku berniat ingin berlama-lama di
taman ini selalu saja ada hal yang membatalkan niatku tersebut. Mulai dari masuk
sekolah yang berbunyi, hingga ibu yang selalu meneleponku agar segera pulang jika
selesai belajar di sekolah.
Sewaktu pulang sekolah di waktu siang, aku melihat sesuatu yang berbeda di
taman itu. Aku melihat ada seorang anak perempuan yang tengah terduduk sendiri di
salah satu bangku taman itu. Spontan saja aku mendekati sang perempuan itu dan
duduk di sampingnya. Sempat saling diam selama kurang lebih lima belas menit,
akhirnya aku pun mengajaknya berkenalan. Perempuan yang duduk di sampingku itu
bernama Vira. Perempuan itu ternyata adalah siswi pindahan di sekolah ini. Dia baru
pindah ke sekolah ini seminggu yang lalu dan pindah ke sekolahku karena ayahnya
tengah berdinas di kota tempat kami tinggal saat ini. Selama seminggu, Vira berujar
bahwa dia belum menemukan siswa atau siswi yang bisa menjadi temannya.
Selain menceritakan kegelisahannya soal tak adanya orang yang bisa dia
jadikan teman, dia juga menceritakan banyak hal tentang dirinya kepadaku. Tak ada
hal lain yang kulakukan di saat itu selain mendengarkan dan terlarut dalam ceritanya
itu. Saking larutnya aku dalam ceritanya, ponselku yang bergetar saja sampai-sampai
aku abaikan. Sudah hampir dua jam aku mengobrol dengan Vira yang ternyata anak
XI-E IPS itu. Selama dua jam itu, bukan hanya aku yang larut dalam ceritanya, tapi
juga dia yang larut dalam ceritaku. Ya, kami saling bercerita selama dua jam yang
terasa seperti lima belas menit itu. Dua jam yang membuat aku tak sadar bahwa suara
getaran ponselku adalah pertanda bahwa ibuku telah meneloponku dan pasti
memintaku untuk segera pulang.
2
Dua minggu setelah mengobrol dengannya, aku sudah tidak pernah melihat
dia di taman dekat sekolahku lagi. Sejak aku mengobrol dengannya di dua minggu
yang lalu itu, kami tidak sempat bertukar nomor telepon, sehingga kami tidak pernah
saling menghubungi via telepon atau aplikasi pengirim pesan lainnya. Kami juga tak
saling mengunjungi kelas masing-masing setelah obrolan di taman sekolah kami,
karena aku (dan mungkin juga dia) punya kesibukan sendiri. Aku pun akhirnya
menyambangi kelasnya yang tak jauh dari perpustakaan sekolahku itu. Kutanyai salah
seorang teman kelasnya. Ternyata, kini dia sudah tinggal di taman yang lain untuk
selamanya. Vira, perempuan yang kutemui di taman sekolahku itu, kini tengah
tertidur nyenyak di taman kematian. Aku pun sangat terkejut.
Setelah mendengar kabar tentangnya, aku selalu merindukan Vira. Aku
penasaran tentang kematiannya dan ingin mencari tahu dimana Vira dimakamkan aku
bertanya lagi kepada teman sekelasnya. Setelah mengetahui lokasi pemakamannya,
sepulang sekolah aku menyempatkan diri kesana dan mencari makam yang tampak
masih baru. Aku melihat di sekeliling pemakaman, area pemakaman cukup luas, aku
kesulitan mencari makamnya. Ada seorang bapak-bapak disana yang tengah
membersihkan semak-semak sekitar makam. Aku bertanya kepada bapak adakah
makam baru dalam dua minggu terakhir ini. Bapak tersebut menjawab bahwa ada
beberapa makam, Aku bertanya posisinya dimana saja.
Setelah bapak itu menjawab. Aku menyisiri makam yang dijelaskan oleh
bapak itu satu persatu. Ada 3 makam dalam dua minggu ini. Aku sudah melihat
makam pertama dan kedua. Tinggal satu makam yang belum aku lihat. Makam
tersebut terletak agak diujung. Aku berjalan menuju makam terlihat tanahnya masih
agak basah. Ada seseorang di sebelah makam, Makin dekat aku sadar bahwa
seseorang tersebut menangis. Setelah tiba di makam. Aku melihat papan nisan, ada
nama Vira disitu. Hatiku terenyuh sedih. Pertemuan kami begitu singkat. Vira tidak
ada lagi di dunia ini. Rasanya aku ingin ikut duduk di samping makam tetapi aku
segan dengan seseorang yang di samping makam tapi ternyata seseorang tersebut
melihatku dan menoleh. Aku benar-benar terkejut. Ketika melihat wajah orang
tersebut, aku melihat wajah Vira. Seketika bulu kudukku berdiri. Tapi aku tidak takut.
Vira tampak sedih dan menangis. Aku coba memanggil namanya “vira” ucapku.
“Vira udah ga ada” jawab perempuan itu. Aku pun jadi bingung kemudian perempuan
itu mengatakan bahwa dia adalah kembarannya Vira, namanya adalah Vara.
Sebelumnya Vira tidak pernah cerita kalau punya kembaran, wajah mereka
benar-benar mirip, aku tak bisa membedakan keduanya. Vara bertanya aku ini siapa,
aku menjawab bahwa aku temannya vira, kami masih bertemu sekali dan aku
bertanya kenapa Vira meninggal. Vara menjadi kembali menangis dan menceritakan
bahwa Vira sakit. Aku benar-benar sedih mendengarnya dan berjanji akan selalu
mendoakan Vira agar ia tenang di alam lain dan berjanji akan menjadi sahabat Vara
supaya Vara tidak kesepian seperti yang dirasakan Vira dulu. Akhirnya aku dan Vara
bersahabat. Kami selalu mengunjungi makam vira dan mendoakannya.
3
Langkah awal dalam proses analisa adalah menurunkan cerita pendek ke
dalam klausa-klausa, cerpen di atas ketika diturunkan akan membentuk 154 klausa,
yang masing-masing klausanya akan ditandai sesuai dengan perangkat grammatikal
yang disorot berdasarkan warna masing-masing. Yaitu:
• Pronomina kosong Ø
• Pronomina orang ketiga tunggal
• Pronomina definite
• Pronomina indefinite
• Pronomina possesive
1. Setiap pagi, aku selalu melintasi sebuah taman (JR=20, KG=2, KT=0)
9. serta kebersihan taman (JR= 8, KG=2, KT=0) yang selalu terjaga adalah dua alasan
10. mengapa aku selalu ingin berdiam diri cukup lama di taman itu (JR=5, KG=2,
KT=0) .
11. Sayang, hal itu tak pernah aku wujudkan sama sekali seumur hidupku (JR=20,
KG=2, KT=0) .
13. Ya, aku sempat berdiam diri di taman ini (JR=3, KG=2, KT=1) dalam hitungan
beberapa menit.
14. Sayang, setiap aku berniat ingin berlama-lama di taman ini (JR=1, KG=2, KT=0),
15. selalu saja ada hal yang membatalkan niatku (JR=20, KG=2, KT=0) tersebut.
16. Mulai dari masuk sekolah (JR=12, KG=2, KT=0) yang berbunyi,
4
17. hingga ibu (JR=20, KG=2, KT=0) yang selalu meneleponku
25. yang tengah terduduk sendiri di salah satu bangku (JR=20, KG=2, KT=0) taman itu
26. Spontan saja aku mendekati sang perempuan itu (JR=2, KG=2, KT=1)
28. Sempat saling diam selama kurang lebih lima belas menit,
30. perempuan yang duduk di sampingku itu (JR=1, KG=2, KT=9) bernama Vira
31. Perempuan itu (JR=1 , KG=2, KT=7) ternyata adalah siswi pindahan di sekolah ini
32. Dia (JR=1, KG=2, KT=6) baru pindah ke sekolah ini (JR=1, KG=2, KT=0)
33. dan Ø (JR=1, KG=1, KT=5) pindah ke sekolahku (JR=20, KG=2, KT=0)
34. karena ayahnya (JR=1, KG=1, KT=4) tengah berdinas di kota tempat kami tinggal
saat ini.
5
36. bahwa dia (JR=1, KG=1, KT=2) belum menemukan siswa atau siswi (JR=20,
KG=2, KT=0)
40. yang bisa dia (JR=4, KG=2, KT=1) jadikan teman (JR=20, KG=2, KT=0) ,
49. Sudah hampir dua jam aku mengobrol dengan Vira (JR=14, KG=2, KT=0)
50. yang ternyata anak XI-E IPS itu (JR=20, KG=2, KT=0).
51. Selama dua jam itu, bukan hanya aku yang larut dalam ceritanya (JR=5, KG=2,
KT=0),
52. tapi juga dia (JR=11, KG=2, KT=0) yang larut dalam ceritaku (JR=20, KG=2,
KT=0) .
56. bahwa suara getaran ponselku (JR=9, KG=2, KT=0) adalah pertanda
6
57. bahwa ibuku ( JR=20, KG=2, KT=0) telah meneloponku
64. dengannya (JR=2, KG=2, KT=0) di dua minggu yang lalu itu,
65. kami tidak sempat bertukar nomor telepon (JR=20, KG=2, KT=0),
66. sehingga kami tidak pernah saling menghubungi via telepon ( JR=20, KG=2, KT=0)
68. Kami juga tak saling mengunjungi kelas (JR=20, KG=2, KT=0) masing-masing
70. karena aku (dan mungkin juga dia) punya kesibukan (JR=20, KG=2, KT=0) sendiri.
72. yang tak jauh dari perpustakaan sekolahku itu (JR=20, KG=2, KT=0).
74. Ternyata, kini dia (JR=10, KG=2, KT=0) sudah tinggal di taman
76. Vira (JR=2, KG=2, KT=0), perempuan yang kutemui di taman sekolahku itu
77. kini tengah tertidur nyenyak di taman kematian (JR=20, KG=2, KT=0).
7
81. Aku penasaran tentang kematiannya (JR=1, KG=2, KT=0)
84. aku bertanya lagi kepada teman sekelasnya (JR=1, KG=2, KT=1).
86. sepulang sekolah (JR=20, KG=2, KT=0) aku menyempatkan diri kesana
93. Yang tengah membersihkan semak-semak (JR=20, KG=2, KT=0) sekitar makam
95. Adakah makam baru (JR=20, KG=2, KT=0) dalam dua minggu terakhir ini
101.Yang dijelaskan oleh bapak itu (JR=3, KG=2, KT=0) satu persatu
103.Aku sudah melihat makam (JR=1, KG=2, KT=1) pertama dan kedua
104.Tinggal satu makam (JR=1, KG=2, KT=0) yang belum aku lihat
8
105.Makam tersebut (JR=20, KG=2, KT=0) terletak agak diujung
KT=0)
109.Makin dekat aku sadar bahwa seseorang tersebut (JR=20, KG=2, KT=0)
menangis
116.Rasanya aku ingin ikut duduk di samping makam (JR=7, KG=2, KT=0)
126.Vira (JR=11, KG=2, KT=0) tampak sedih dan Ø (JR=6, KG=2, KT=0) menangis
9
128.“vira” (JR=2, KG=2, KT=1) ucapku
129.“Vira (JR=1, KG=2, KT=0) udah ga ada” jawab perempuan itu (JR=20,
KG=2, KT=0)
132.bahwa dia (JR=1, KG=2, KT=1) adalah kembarannya Vira (JR=20, KG=2,
KT=0)
147.agar ia (JR=1, KG=2, KT=0) tenang di alam lain (JR=20, KG=2, KT=0)
148.dan Ø berjanji
10
151.seperti yang dirasakan Vira (JR=4, KG=2, KT=0) dulu
Pronomina definite
Ukuran Jumlah nilai rata-rata
token
Jarak referensi 24 227 9,4
Kemungkinan gangguan 24 48 2
Keberterusan topik 24 20 0,8
jumlah 72 295 12,3
Pronomina indefinite
Ukuran Jumlah nilai rata-rata
token
Jarak referensi 41 556 13,5
Kemungkinan gangguan
Pronomina possesive 41 82 2
Keberterusan topik 41 4 0,09
Ukuran Jumlah Nilai rata-rata
jumlah 123 642 5,21
token
Jarak referensi 27 350 12,9
Kemungkinan gangguan 27 52 1,9
Keberterusan topik 27 3 0,1
Jumlah 81 405 5
11
2. TINGKAT KESINAMBUNGAN KELIMA PERANGKAT GRAMATIKAL
Jarak referensi
topik Jumlah token Nilai Rata-rata
Pronomina kosong 4 4 1
Pronomina orang ketiga 41 247 6,02
Pronomina definite 24 227 9,4
Pronomina indefinite 41 556 13,5
Pronomina possesive 27 350 12,9
Kemungkinan gangguan
Topik Jumlah token Nilai Rata-rata
Pronomina kosong 4 7 1,75
Pronomina orang ketiga 41 79 1,9
Pronomina definite 24 48 2
Pronomina indefinite 41 82 2
Pronomina posssive 27 52 1,9
Keberterusan topik
Topik Jumlah token Nilai Rata-rata
Pronomina kosong 4 3 0,75
Pronomina orang ketiga 41 35 0,85
Pronomina definite 24 20 0,8
Pronomina indefinite 41 4 0,09
Pronomina possesive 27 3 0,1
12
Chart Title
16
14 13.5
12.9
12
10 9.4
8
6.02
6
4
1.75 1.9 2 2 1.9
2 1 0.75 0.85 0.8
0.09 0.1
0
jarak referensi kemungkinan gangguan keberterusan topik
KESINAMBUNGAN TINGGI
PRONOMINA KOSONG
PRONOMINA DEFINITE
PRONOMINA POSSESIVE
PRONOMINA INDEFINITE
KESINAMBUNGAN RENDAH
13
KESIMPULAN
Dari hasil analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, dari ke lima
perangkat grammatikal yang disorot yaitu pronomina kosong, pronomina orang
ketiga, pronomina definite, pronomina indefinite dan pronomina possesive, yang
paling mendominasi dalam cerpen di atas adalah pronomina orang ketiga dan
pronomina indefinite yaitu jumlah tokennya sebanyak 41, disusul oleh pronomina
possesive berjumlah 27, pronomina definite berjumlah 24 token dan yang paling
sedikit yaitu pronomina kosong yaitu 4.
Yang tingkat kesinambungannya paling tinggi adalah pronomina kosong
karena jarak referensinya sangat sedikit, disusul oleh pronomina definite, pronomina
orang ketigaa, pronomia possesive dan yang paling rendah tingkat kesinambungannya
adalah pronomina indefinite.
14