Hari/Tanggal : Kamis, 14 September 2023 Waktu : 120 Menit Dosen : Dr. Sri Untari Indah Artati, S.H., M.H. Nama Mahasiswa : Alif Permana NIM : 010002004004 1 a Utang piutang adalah perbuatan pinjam meminjam suatu barang/benda yang terpakai habis, barang tersebut adalah uang dimana satu pihak menyerahkan uang kepada pihak lain dengan perjanjian bahwa pihak yang menerima uang pinjaman akan mengembalikan (Pasal 1754 KUHPerdata). Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Pasal 1 angka 11 UU 10/1998 tentang Perbankan) Pemberian kredit adalah peberian kredit atau utang oleh bank kepada nasabah dengan perjanjian kredit b Hubungan antara utang piutang dengan hak tanggungan yaitu, utang piutang adalah perjanjian pokok, sedangkan hak tanggungan adalah perjanjian ikutan accessoir artinya hak tanggungan ada sebagai jaminan atas perjanjian hutang piutang tertentu. Penjelasan angka 8 UUHT menyebutkan “oleh karena Hak Tanggungan menurut sifatnya merupakan ikutan atau accessoir pada suatu piutang terntentu yang didasarkan pada suatu perjanjian utang piutang atau perjanjian lain, maka kelahiran dan keberadaannya ditentukan oleh adanya piutang yang dijamin pelunasannya” 2 a Sejarah hak tanggungan. Hak jamiman atas tanah pada jaman Hindia- Belanda untuk tanah yang dimiliki dengan hak barat disebut hypotheek sedangkan tanah adat disebut dengan Credietverband menurut Stb. 1908-542 sebagaimana diubah dengan Stb. 1937-190. Pada saat UU Pokok-Pokok Agraria diundangkan dengan UU 5/1960, penyebutan Hak Tanggungan sudah ada namun belum ada bentuk formal pengaturaannya, karenanya pasal 57 UUPA menyatakan bahwa ketentuan mengenai hypotheek dan credietverband tetap berlaku sampai dengan lahirnya UU tentang Hak Tanggungan. Undang-Undang Hak Tanggungan secara formal baru lahir pada tahun 1996 dengan nama Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berikatan Dengan Tanah atau disebut UU Hak Tanggungan 3 a Syarat benda untuk dapat dijadikan hak tanggungan yaitu: - Mempunyai nilai ekonomis - Dapat dipindahtangankan - Terdaftar dalam daftar umum - Ditunjuk oleh Undang-Undang
b Objek Hak Tanggungan yaitu tanah dengan:
- Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha [Pasal 4 ayat (1) UUHT] - Hak Pakai atas Tanah Negara [Pasal 4 ayat (2) UUHT] - Hak Milik atas Satuan Rumah Susun [Pasal 27 UUHT] Selain Hak atas tanah, benda-benda diatas tanah dapat dijadikan objek hak tanggungan [Pasal 4 ayat (4) UUHT] c SKMHT adalah Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yaitu surat kuasa dari pemberi hak tanggungan (debitor) kepada penerima hak tanggungan (kreditor), untuk mendaftarkan hak tanggungan dengan Akta Pembebanan Hak Tanggungan dan Setripikat Hak Tanggungan. [Pasal 15 UUHT]
4 a Subjek Hak Tanggungan yaitu Orang atau badan Hukum
b. Hak Tanngungan dibuat dengan Akta dihadapan PPAT, kemudian didaftaran di kantor pertanahan setempat (wilayah yurusdiksi yang meliputi objek hak tanggungan) c. jika debitor pailit maka objek Hak Tanngungan tidak termasuk dalam harta pailit dan pemegang Hak Tanngungan (Kreditor) tetap dapat melakukan segala hak yang diperolehnya (menjual atau melalang). (Pasal 21 UUHT)