Anda di halaman 1dari 3

1.

Tradisi Pernikahan 'Uang Panai' (Makassar)

Di suku Bugis-Makassar, ada tradisi


pernikahan yang dikenal dengan uang
panai (mahar) yang diberikan oleh
pengantin pria untuk si mempelai wanita.
Besaran uang panai ini disesuaikan dengan
strata si gadis, mulai dari garis keturunan
keluarga, pekerjaan, kecantikan hingga
tingkat pendidikan.Lalu, mengapa uang
panai bisa mahal? Konon zaman dulu, para
orang tua ingin melihat keseriusan pria
yang ingin melamar anak gadisnya.
Sehingga, para pria harus betul-betul
berusaha mengupayakan uang panai untuk
mendapatkan gadis idamannya.

2. Tradisi Pernikahan 'Merarik' (Lombok)

Dalam tradisi suku sasak ini, si calon


pengantin pria harus menculik calon
pengantin wanita dulu sebelum dinikahi.
Tradisi itu dikenal dengan sebutan
merarik atau pelarian. Caranya cukup
sederhana, gadis pujaan itu tidak perlu
memberitahukan kepada kedua orang
tuanya.Bila ingin menikah, gadis itu
dibawa. Namun jangan lupa aturan,
mencuri gadis kemudian melarikannya
harus dilakukan dengan membawa
beberapa orang kerabat atau
teman.Selain sebagai saksi, kerabat yang
dibawa untuk mencuri gadis itu sekalian
sebagai pengiring dalam prosesi merarik.
Dengan catatan, gadis itu tidak boleh
dibawa langsung ke rumah lelaki, melainkan harus dititipkan ke kerabat laki-laki dulu.
Setelah sehari menginap, pihak kerabat laki-laki akan mengirim utusan ke pihak keluarga
perempuan sebagai pemberitahuan bahwa anak gadisnya dicuri.
3. Tradisi Pernikahan 'Maminang' (Minang)

tradisi pernikahan keluarga pihak laki-laki


akan datang melamar calon pengantin
wanita,namun tradisi pernikahan dari adat
Minan, Pihak keluarga calon mempelai
wanita yang bertindak melamar pihak laki-
laki.Sebelum menikah, pihak perempuan
harus melewati tahapan Maresek
(lamaran) dengan datang membawa buah
tangan seperti buah-buahan dan kue
basah.Kemudian, menyusul tahap kedua
yaitu Maminang atau Batimbang Tando.
Nantinya, keluarga dari mempelai wanita
akan datang kembali menemui mempelai
pria dengan tujuan meminang.Sama
seperti Maresek, pada tahap Maminang
pun pihak perempuan datang membawa
buah-buahan, ditambah dengan sirih pinang untuk dicicipi keluarga pihak pria.

4. Tradisi Unik Menahan Buang Air (Kalimantan)

Tradisi ini berlaku bagi masyarakat


Tidung di Kalimantan Dalam tradisi ini,
pasangan pengantin baru sangat dilarang
masuk ke kamar mandi.Pasangan
pengantin tidak diizinkan sama sekali
untuk buang air kecil maupun buang air
besar selama tiga hari berturut-turut.
Selama tiga hari itu pula, kedua pengantin
akan diberi makanan dan minuman
dengan porsi sangat minim.
Apabila aturan ini dilanggar, maka
pengantin akan mendapat musibah seperti
perselingkuhan atau kematian sang buah
hati.Nantinya, setelah melewati masa tiga
hari itu, pasangan pengantin baru pun
diperbolehkan beraktivitas seperti biasa.
5. Tradisi Pernikahan 'Munggah' (Palembang)

Sebelum tiba hari pernikahan, ada


beberapa tahapan cukup panjang yang
harus dilalui pasangan calon
pengantin.Dimulai dari, Madik (melihat),
Menyenggung, Ngebet (diikat), Berasan
(bermusyawarah), Mutuske Kato,
Nganterke Belanjo, ritual jelang akad
nikah, dan Munggah.Pada tahapan
Munggah, di sinilah puncak dari
semuanya alias hari H pernikahan dalam
adat Palembang.
Prosesi Munggah dimeriahkan dengan
tabuhan rebana mengiringi rombongan
pengantin pria ketika menemui pihak
mempelai wanita.

Anda mungkin juga menyukai