Anda di halaman 1dari 4

Kemuhammadiyahan

12 November 2021, oleh : sabilla Quraatu Aini

Referensi :1. Buku kemuhammadiyahaan

2. https://diknasmenppmuhammadiyah.org

Pendahuluan

Muhamadiyah nama ini kini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat dan orang
orang di seluruh penjuru dunia, baik dalam negri maupun luar negri. Di Indonesia sendiri
nama ini sudah Ssangat terkenal bahkan popular. siapa si yang tidak tau dengan nama ini?
Semuanya pasti sudah tau atau paling tidak mendengar namanya. Dan kenapa saya
sebutkan bahwa nama ini sudah tidak asing lagi bukan hanya di dalam negri saja bahkan di
luar negri pun kini banyak mengenal nya bahkan namanya sudah sangat tidak asing lagi
dan sangat menonjol, karena Muhammadiyah Adalah salah satu organisasi besar di
Indonesia bahkan kini di juluki sebagai organisasi yang sangat maju dan pesat daripada
organisai lainnya. Kenapa demikian? Alasan yang sangat pasti adalah Muhammadiyah
tidak hanya sebuah nama organisasi saja melainkan Muhammadiyah hadir untuk negri!
datang untuk rakyat!

Muhyammadiyah merupakan organisasin dakwah islam yang ada di indonesia Kalau


dilihat dari segi bahasa nama Muhammadiyah itu berati pengikut nabi Muhammad SAW.
Kenapa demikian, Muhammadiyah berasal dari 2 kata bahasa Arab. Yaitu “
MUHAMMAD” Yg mana, nama ini merujuk kepada nama nabi terakhir kita yaitu nabi
Muhammad SAW. Dan kata ” IYAH” Kata yang Nisbah ( yang di sandarkan atau yang di
ikutkan kepada kata sebelumnya). Sehingga MUHAMMADIYAH mengandung arti orang
atau gerakan orang orang yang mengikuti jejak sunnah nabi Muhammad SAW. Sedangkan
kalau dilihat dari segi istilah MUHAMMADIYAH berarti sebuah gerakan dakwah islam
Amar Ma`ruf Nahi Munkar, menyeru umat supaya mngerjakan kebaikan dan hanya yang
bersumber dari nabi saja tanpa campuran yang lain Dan Menyeru untuk menjauhi
kemungkaran. Yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912
M/ 8 Dzulhijjah 1330 H. Di kauman Yogyakarta. Tujuan utama KH. Ahmad Dahlan
mendirikan persyarikatan ini adalah ingin menghapuskan dan memberantas TBC. Tahayul,
Bid`ah, Khurafat. Secara garis besar factor penyebab berdirinya Muhammadiyah adalah,
Pertama, obyektif karena factor subyektif dan kedua, factor.

Faktor-faktor berdirinya muhammadiyah


1. Faktor subyektif . Yaitu factor yang di sebabkan oleh subyek. K.H
Ahmad Dahlan melihat kesenjangan antara perbuatan umat islam dengan ajaran
islam yang semestinya di amalkan. Umat islam banyak yang beramal tidak
berdasarkan ilmu, alias taklid buta dan sikap kemusyrikan, mereka menyebah
kepada selain Allah, yaitu menyembah hawa nafsunya. Sehingga ayat yang menjadi
renungan KH. Ahmad Dahlan adalah
(QS. Al-Jatsiyah : 23). “Tidaklah kalian perhatikan orang yang telah menjadikan
hawa nafsunya sebagai tuhannya ?”.
Gerakan KH Ahmad Dahlan kemudian direspon dan diikuti kalangan pemuda, yang
menyepakatinya dan mendorong untuk menjadikan gerakan itu supaya terorganisir.
Hal ini sesuai dengan firman Allah.
“Dan hendaklah diantara kalian ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebaikan dan memerintah yg ma`ruf dan mencegahkemungkaran. Maka Mereka
itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-imran : 104).
2. Faktor obyektif . Yaitu factor yang disebabkan oleh obyek atau kondisi luar. Kondsi
luar tersebut dapat berupa :
(a). keadaan keagamaan
(b). ekonomi
(c). pendidikan
(d). politik. Inilah factor-faktor Yang menimpa masyarakat muslim ketika itu.

Factor obyektif ini terbagi 2, Yaitu obyek intern, dan obyektif ekstern.

Factor obyektif internal adalah factor yang sangat nyata , melanda umat islam sehingga
mengalami kemunduran. Diantara penyebab kemundurannya ini karena:

(1). Keadaan social keagamaan.

Umat islam sudah tidak lagi mengikuti ajaran Al-Qur`an dan jejeak sunnah Nabi
Muhammad SAW. Tetapi mencampur-baurkan dengan ajaran-ajaran luar, seperti perilaku
sinkretisme (Membaurkan ajaran islam dengan kemusyrikan), sikap taklid buta (ikut-
ikutan tanpa ilmu), fanatic golongan, aliran atau mahzab.

(2). Umat islam meninggalkan tradisi keilmua.

Pada abad ke 20 M. Sebelum , Muhammadiyah lahir, umat islam di jawa dan Nusantara
cenderung rendah tradisi keilmuannya, mereka banyak beramal tanpa dasar ilmu . umat
isalam pun menjauhi dunia pendidikan yang rasional karena beranggapan itu produk kaum
kafir.

(3). Lemahnya kekuatan ekonomi

Karena meninggalkan tradisi keilmuan (berpikir ilmiah) maka umat islam cenderung ke
arah mistis (tida rasional) tidak memakai akal dan hati yang suci. Dampaknya umat islam
lemah semangat atau etos kerjanya. Ini mengakibatkan umat islam tidak meraih kekuatan
social ekonomi . padahal sebelum masa penjajahan bangsa kita ini merupakan bangsa yang
kuat dalam penguasaan ekonomi. Pelabuhan pelabuhan dimasa kesultanan adalah bukti
kejayaan ekonomi umaat islam dari mulai Aceh sampai Tenate.

(4). Feodalisme (paham feudal). Dikalangan elit umat islam

Paham feodal yang dilakukan kalangan elit di biarkan bahkan dimanfaatkan colonial
barat (BELANDA). Bangsa colonial bersikap begitu demi melanggengkan kekuasaannya.
Sedangkan kalangan elit membiarkan kondisi tersebut demi kepentingan materi dan
jabatan bagi dirinya. Akibatnya umat islam tetap berkubang dalam kebodohan.

Factor obyektif intren inilah yang mendorong KH. Ahmad Dahlan dan para pengikutnya
untuk menggerakan upaya memajukan umat islam, yang kemudian mengkristal
terorganisir menjadi muhammadiyah sebagai pencerah pemikiran umat islam dan pelopor
amal social di tanah air.

Faktor obyektif ekstrn ( di luar umat islam ) adalah:

(1). Arus kristenisasi

(2). Kolonialisasi (penjajahan)

(3). Elite priyayi sekuler

(4). Arus pemikiran pembaruan islam di timur tengah.

Tetapi Kini muhammadiyah menjadi pelopor utama terkait hal demikian. Kini semakin
banyak Amal usaha Muhammadiyah untuk sarana presarana meminimalisir kebodohan
dan kesengsaraan di negri ini.

Amal usaha Muhammadiyah


KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi ini, dan semua AUM-AUM Muhammadiyah
ini di sesuaikan dengan kebutuhan dan apa yang di butuhkan masyarakat. Mulai dari;

1. kebutuhan kesehatan, Muhamadiyah memiliki (AUM) Rumah sakit, dan itu banyak
didirikan di dalam negri ini bahkan di luar negri pun muhammadiyah memilikinya

2. pendidikan, muhammadiyah banyak mendirikan sarana prasarana untuk mencerdaskan


anak Indonesia, mulai dari pesantren SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi setingkat
universitas. Perhatian KH. Ahmad Dahlan terhadap kemajuan umat islam sangat jauh
kedepan KH. Ahmad Dahlan memerhatikan pentingnya generasi muda yang intelek untuk
meneruskan cita-cita muhammadiyah. Dan mencetak umat islam yang berkeajuan.

Salah satu pesan KH. Ahmad Dahlan ,

“Jaidlah kalian insinyur, dokter, mister, professor tetapi kembalilah ke muhammadiyah”.

Anda mungkin juga menyukai