Anda di halaman 1dari 115

PENGELOLAAN WISATA PANTAI BATU BERANG

DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN


DI DESA MERTAK KECAMATAN PUJUT,
LOMBOK TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri
Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi

NIDA ATHIRA
190503077

PRODI PARIWISATA SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022

i
PENGELOLAAN WISATA PANTAI BATU BERANG
DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN
DI DESA MERTAK KECAMATAN PUJUT
LOMBOK TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri
Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi

NIDA ATHIRA
190503077

PRODI PARIWISATA SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022

ii
HALAMAN LOGO

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: NIDA ATHIRA, NIM: 190503077 dengan


judul, “Pengelolaan Wisata Pantai Batu Berang Dalam
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan” telah memenuhi
syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal : Desember 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Muhammad Johari,M.S.I. M. Setyo Nugroho, M.Par.


NIP. 198501272018011001
NIP. 199111042019031009

iv
v
vi
vii
MOTTO

“Berdo’alah Kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan


(permintaan) bagimu ”

(QS. Al-Mukmin Ayat 60.)

vi
PERSEMBAHAN

“Aku persembahkan skripsi ini untuk orang tuaku,


BapakAbdul Azis dan Ibu Janaenah, serta
saudara- saudaraku, dan juga sahabatku Azzia
Dati yang selalu menemani saya berjuang dalam
menyusun skripsi ini.”

ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan taufik,
hidayah dan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul “Pengelolaan Wisata Pantai Batu Berang
Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Desa
Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah” ini dengan
sebaik-baiknya. Kedua kalinya, tidak lupa pula penulis haturkan
sholawat serta salam kepada panutan umat Islam, yakni nabi
Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan kita dari zaman
Jahilliyah menuju zaman Islamiyah.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan Akademis dalam menyelesaikan studi Program
sarjana dengan Program Studi Pariwisata Syariah Fakutas
Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Mataram.
Dalam menyusun penulisan skripsi ini, tentunya tidak terlepas
dari bimbingan, masukkan, dan dukungan yang tidak terbatas dari
berbagai macam pihak. Maka dalam kesempatan ini, Penulis
sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag, selaku Rektor UIN
Mataram.
2. Bapak Dr. H. Riduan Mas'ud, M.Ag. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram.
3. Bapak Muhammad Johari, M.S.I. selaku kepala Program
Studi Pariwisata Syariah yang telah memberikan semangat
dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Muhammad Johari, M.S.I. selaku dosen pembiming I
dan Bapak M. Setyo Nugroho, M.Par. selaku dosen
pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan
koreksi secara mendetail secara terus-menerus, dan tanpa
bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban
menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

x
5. Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
terutama Bapak/Ibu
Dosen di prodi Pariwisata Syariah, yang telah memberikan
ilmu dengan tulus
dan ikhlas, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi
penulis, masyarakat, agama dan bangsa.
6. Kedua orang tuaku yang tidak ada hentinya memberikan doa
dan dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan sebaik-baiknya.
7. Seluruh sahabat, rekan, dan teman-teman seperjuangan yang
telah memberikan semangat besar dalam penyelesaian skripsi
ini
Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya terdapat
kekurangan baik dalam isi maupun penyusunannya, sehigga
penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sekalian.
Akhir kalam, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi para pembaca
sekalian.

Lombok Tengah, 2 Desember


2022 Penulis,

Nida Athira

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................i

HALAMAN JUDUL....................................................................ii
HALAMAN LOGO....................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................iv

NOTA DINAS PEMBIMBING..................................................v


PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................vi

PENGESAHAN PENGUJI.......................................................vii
HALAMAN MOTTO...............................................................viii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................ix
KATA PENGANTAR.................................................................x

DAFTAR ISI..............................................................................xii
DAFTAR TABEL.....................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.................................................................xv
ABSTRAK.................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian......................8
E. Telaah Pustaka...........................................................9
F. Kerangka Teori........................................................15
G. Metode Penelitian....................................................24
H. Sistenatika Pembahasan...........................................35

xi
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................37
B. Pengelolaan Wisata Pantai Batu Berang.................47
C. Kendala Dan Hambatan Pengelola Wisata Pantai
Batu Berang.............................................................57

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengelolaan Obyek Wisata Pantai Batu Berang......63
B. Data Kunjungan Wisatawan Pantai Batu Berang ...
.............................................................................. ...67
C. Kendala Dan Hambatan Pengelola Wisata Pantai
Batu Berang.............................................................66

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................71
B. Saran........................................................................71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Desa Mertak


Tabel 2.2 Data Tingkat Pendidikan Desa
Mertak Tabel 2.3 Sarana Peribadatan Desa
Mertak Tabel 2.4 Prasarana Kesehatan Desa
Mertak Tabel 2.5 Prasarana Pendidikan Desa
Mertak Tabel 2.6 Fasilitas Wisata Pantai Batu
Berang

Tabel 2.7 Kegiatan Pengelolaan Wisata Pantai Batu


Berang Tabel 2.8 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan
Tabel 2.9 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2020-2022

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian

x
PENGELOLAAN WISATA PANTAI BATU BERANG
DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN
DI DESA MERTAK KECAMATAN PUJUT, KABUPATEN
LOMBOK TENGAH
Oleh:
NIDA ATHIRA
NIM. 190503077
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perhatian penulis
terkait dengan pengelolaan obyek wisata Pantai Batu Berang,
yang berada di Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Fokus yang dikaji dalam skripsi ini, adalah (1) bagaimana
pengelolaan wisata Pantai Batu Berang dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan?(2) bagaimana kendala dan hambatan yang
dihadapi oleh pengelola wisata Pantai Batu Berang, dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan?
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif
deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan peniliti dalam mendapatkan dan menyusun data
yang diperlukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pengelolaan wisata
Pantai Berang, sudah memiliki SK (surat keputusan) pengurus
dan memiliki struktur organisasi yang lengkap, dan melibatkan
kerja sama dengan beberapa pihak dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan.(2) Pengelolaan wisata Pantai Batu Berang
tidak lepas dari hambatan dan juga kendala yang dapat menjadi
masalah pengelolaan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan,
dimana hambatan ini berasal dari faktor internal dan faktor
ektsternal yang berasal dari dalam dan juga luar pengelolaan.

x
Kata Kunci : Pengelolaan, Kendala dan hambatan

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan wisata pada baru-baru ini tengah
menjadi perbincangan pada kalangan para pelaku usaha
wisata (stakeholder), karena tanpa adanya pengelolaan
yang baik maka suatu wisata tidak akan berjalan dengan
baik atau lancar seperti yang diharapkan. Hal tersebut
sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Hertifahmenyatakan bahwa
Yang dimaksud dengan stakeholder yaitu individu
atau suatu kelompok yang sangat memiliki
kepentingan terhadap suatu destinasi pariwisata
yang terlibat langsung dalam semua kegiatan yang
berkaitan tentang segala program dalam
menyangkut kemajuan suatu destinasi wisata
tersebut.1

Oleh karena itu, dengan adanya pengelolaan yang


baik atau dukungan dari para stakeholder kepariwisataan,
masayrakat dan pemerintah, akan memberikan
keuntungan yang besar untuk pendapatan negara dan juga
masayrakat yang mengelolanya.
Pengelolaan suatu daerah wisata jika tidak terjalin
dengan baik, akan mengakibatkan berbagai permasalahan
yang akan timbul kedepannya, dan tentunya akan
menghambat keberlangsungan berjalannya wisata
tersebut. Faktor penghambat pada daya tarik wisata
seperti wisata alam, terletak pada wilayah geografis yang
mengalami permasalahan seperti, bencana alam, status
kepemilikan

11
“Hertifah, “Inovasi, Partisipasi dan Good Governance Prakarsa
Inovatif dan Partisifasif di Indonesia” (Jakarta; Yayasan Obor Indonesia

1
2003), hlm 29.

2
lahan, masalah dana, kurangnya kerja sama dengan
investor dan hal ini akan menjadi kendala dalam
pengembangan maupun pengelolaan objek wisata.2Dari
sinilah, pentingnya suatu pengelolaan itu sendiri.
Pengelolaan yang dilakukan secara terstruktur akan
memberikan dampak yang memuaskan bagi tempat wisata
dan juga bagi wisatawan.
Pengelolaan objek wisata dapat dijadikan tolak ukur
dalam keberhasilan berjalannya suatu objek wisata,
seperti salah satu contoh wisata yang ada di Lombok
Tengah yaitu Objek Wisata Pantai Batu Berang. Nama
pantai ini diambil dari bahasa sasak dalam bahasa
Indonesia berarti Pantai Batu Hitam. Pantai ini terletak di
Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, ini
merupakan salah satu pantai yang banyak diminati oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara.Di tempat wisata
ini, terdapat berbagai macam keindahan alam yang masih
tersembunyi dan masih sangat alami sekali.
Pantai Batu Berang, memiliki juga kawasan hutan
mangrove, yang mempunyai panorama alam dengan pasir
putih yang mempesona. Pada hutan mangrove terdapat
aliran sungai atau kanal-kanal yang membuatnya semakin
indah dan juga menarik. Disini, wisatawan juga bisa
menyewa kapal untuk menjelajahi sungai di kawasan
hutan mangrove tersebut, selain itu juga terdapat banyak
tempat yang bagus untuk berfoto serta mengabadikan
momen liburan.
Dari pihak pengelolanya masih berupaya dan
berharap utuk melakukan kerja sama dengan berbagai

2
Marlin Rosanti Mellu dan Juita L. D Bessie, “Analisis Faktor Penunjang
Dan Penghambat Pengembangan Objek Wisata, Pada Objek Wisata Alam Bola
Palelo, Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan)”, (Jurnal
Of Management (SME’s) Vol. 7. No.2, 2018), hlm, 275.

3
pihak dan megusahakan berbagai macam fasilitas
pendukung atau amenitties untuk kawasan wisata ini.
Amenities disini, yaitu sarana atau prasarana untuk
menunjang dan mendukung berbagai macam fasilitias
yang ada di tempat destinasi tersebut selama wisatawan
berada ditempat tujuan wisata.3Meskipun sudah adanya
beberapa fasilitas yang ada, akan tetapi masih ada yang
kurang di tempat objek wisata ini, contohnya berbagai
fasilitas yang masih kurang mendukung bagi wisatawan,
yang sampai sekarang masih terus dibenahi untuk
kedepannya diantaranya, belum adanya Mushola untuk
ibadah atau sholat, hanya saja mereka memfaatkan gazebo
yang ada didepan hamparan pantai. Kemudian masih
kurang disini yaitu kamar mandi atau toilet, sedangkan
fasilitas ini merupakan hal yang paling penting untuk
wisatawan dan sangat dibutuhkan.
Objek wisata ini juga masih membutuhkan berugak
atau tempat istirahat bagi para wisatawan yang datang
berkunjung ke lokasi.Selain itu juga, masih jauhnya lokasi
pantai dengan berbagai restaurant atau rumah makan,
sehingga para wisatawan masih kurang puas ketika
berkunjung ke destinasi wisata ini.4
Dari penjelasan diatas para pengelola menjelaskan
atau berusaha mengelola tempat wisata tersebut menjadi
wisata yang terkenal dan sesuai dengan ketentuan wisata
yang diatur oleh kementrian kelautan. Dengan usaha
mereka tersebut para pengeola berharap dapat
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih

3
Putu Shintani Utari dan I Made Ade Kempana “Perencanaan Fasilitas
Pariwisata (Tourism Amenities) Pantai Pandawa Desa Kutuh Kuta Selatan
Bandung”, (Jurnal Destinasi Pariwisata Vol.2. No.1 2014), hlm. 61.
4
Observasi sementara , Pantai Batu Berang, Desa Sereneng Kecamatan
Pujut, Lombok Tengah, tanggal 30 Maret 2022.

4
memadai dan meningkatkan penghasilan bagi masyarakat
sekitar khususnya, dan bagi para pengelola pada
umumnya. Permasalahan lain juga yang dirasakan oleh
para wisatawan yang belum bisa ditanggulangi oleh
pihak pengelola pantai yaitu, dari kondisi alam pantai,
yang dapat mengganggu adanya dan kenyamanan para
wisatawan yang datang berkunjung. Di mana, sampah laut
yang sering datang terbawa ombak ke tepi pantai yang
sangat menggagu pemandangan sekitar pantai, hal ini
tidak bisa terkendalikan, karena ombak pantai yang
mengalami pasang-surut maka hal tersebut tidak bisa
dihindari, karena pihak pengelola tidak bisa perkirakan
kapan akan pasang
dan surut. 5

Akan tetapi dari pihak pengelola sendiri tengah


berupaya untuk tetap menjaga kebersihan pantai demi
memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada para
wisatawan yang berdatangan setiap harinya.Karena,
Pantai Batu Berang memiliki berbagai macam atraksi
wisata yang sangat menarik untuk dicoba.Menurut
pendapat dari Scottish Tourist Board, atraksi yaitu sesuatu
aktivitas yang permanen yang ada di daerah tujuan
wisata.Atraksi ini ditujukan kepada para pengunjung yang
datang untuk mereka menikmati hiburan, bersenang-
senang, belajar maupun olahraga yang terbuka untuk
umum baik masyrakarat lokal ataupun wisatawan
mancanegara. Disini atraksi wisata yang disediakan oleh
pengeola Pantai Batu Berang itu bermacam-macam
diantaranya mangrove tracking, mangrove tour, snorkling,
cayaking, fishing, diving, dan masih banyak lagi yang
menjadi pilihan

5
5
Ibid,

6
wisatawan ini merupakan usaha dari pengelola wisata
yang terus dikembangkan stiap tahunnya.6
Pantai ini sangat layak untuk dikembangkan karena
dilihat dari keindahan alam dan berbagai macam
lainnya.Akan tetapi di Pantai ini, masih kurangnya
Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih berkualitas
karena kurang adanya keterampilan dan pelatihan untuk
ikut serta dalam mengelola objek wisata tersebut.Hal ini
yang menjadikan para pengelola lebih berusaha untuk
mengejar ketertinggalan mereka. Ini bertujuan membuka
lapangan pekerjaan, dan mengurangi pengangguran
dikalangan masryakat serta mampu bersaing untuk
menghadapi tantangan global. Sumber daya manusia
dibidang pariwisata ini meliputi individu atau pelaku, di
industri pariwisata dengan hal ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung memiliki suatu keterkaitan dengan
seluruh komponen-komponen yang ada di pariwisata, oleh
karena itu SDM pariwisata ini sangat memiliki peranan
penting dalam membantu mengerakkan industri bidang
pariwisata. Dengan adanya kompetensi yang baik, maka
pembangunan dan pengelolaan dibidang pariwisata dapat
berjalan secara optimal.7

6
Ni Made Eka Mahadewi, “ Atraksi, Produk Wisata, Dan Event Wisata,
Dari Teori Ke Praktik” , (Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, Agustus , Vol.2
No.1, 2012), hlm 2.
7
Rabiatul Adawiyah, “Kesiapan Sumber Daya manusia Bidang
Pariwisata Indonesia Dalam Menghadapi MEA 2015”, (Dosen , Program
Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Unisha). hlm. 12.

7
Grafik 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Pantai Batu Berang, Tahun


2018-2021

4000
3000
2000
1000
0

2018 2019 2020 2021

Sumber: Data Kunjungan Wisatawan Wisata Pantai


Batu Berang
Berdasarkan grafik 1.1 dapat dijelaskan bahwa
fruktuasi pengunjung di wisata Pantai Batu Berang setiap
tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan atau tidak
stabil dikarenakan banyaknya saingan obyek wisata
lainnya yang ada di sekitaran Kecamatan Pujut, hal ini
mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan tidak
merata. Selain itu juga, terjadinya pandemi covid-19 yang
berdampak pada keterbatasan melakukan berbagai
kegiatan di luar rumah, mengakibatkan kunjungan
wisatawan menurun drastis, dan hampir ditutup akan
tetapi ditahun berikutnya dapat meningkat setahap demi
tahap, dari kunjungan wisatawan dan juga tingkat
promosi, walaupaun belum sempurna seperti obyek
destinasi yang lain.8
Pengelolaan kawasan wisata pantai khususnya
Pantai Batu Berang, masih memerlukan banyak bantuan
dan perhatian dari pemerintah setempat demi kemajuan
8
Sabri (Pengelola Wisata Pantai Batu Berang), Wawancara, di Pantai
Batu Berang, pada tanggal 23 November 2022.

8
destinasi wisata yang lebih baik kedepannya terutama
dalam hal kebersihan.Saat ini pengelolaan pantai Batu
Berang dibantu oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)
Berkarya, Desa Mertak yang melakukan penenaman
modal dan memberikan bantuan kapada pihak pengelola.
Selain itu juga terjalinnya kerja sama antara Dinas
Kelautan dan Perikanan yang ada di Kabupaten Lombok
Tengah.
Berkaitan dengan penjelasan diatas, maka peniliti
berniat untuk meneliti lebih lanjut lagi tentang destinasi
wisata tersebut tentang pengelolaan dari objek wisata ini
dalam meningkatkan wisatawan dan strategi pemasaran
yang dijalankan, dalam laporan akhir yang berjudul:
“Pengelolaan Wisata Pantai Batu Berang, Dalam
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Desa
Mertak, Kecamatan Pujut Lombok Tengah”.

B. Rumusan Masalah
Berdsarkan latar belakang maslah diatas, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengelolaan wisata pantai Batu Berang,
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ?
b. Bagaimana kendala dan hambatan yang yang
dihadapi oleh pengelola wisata Pantai Berang, dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengelolaan dari wisata pantai
Batu Berang, dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan.

9
b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi
oleh pengelola dalam melakukan pengelolaan di
pantai Batu Berang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang
penulis lakukan adalah.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
berbagai wawasan atau berbagai pengetahuan baru
bagi teman-temanmahasiwa/i khususnya di
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (FEBI).Secara
teoritis, penelitian ini dapat diharapkan
memberikan berbagai pengetahuan yang dapat
dipergunakan atau dimanfaatkan untuk
kedepannya terkait dalam bidang manajemen
wisata bahari.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
atau pedoman untuk penelitian selanjutnya,
terutama dibidang pengelolaan wisata. Penelitian
ini juga dapat diharapkan bisa bermanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi instansi-instansi
lainnya maupun pendidikan lainnya yang terkait
dengan pengelolaan wisata bagi masyrakat atau
khalayak umum.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dan tentunya
tersusun dengan rapi, sangat perlu adanya ruang
lingkup untuk membatasinya dan sesuai dengan
pembahasan dari awal sampai akhir.Adapun ruang
lingkup penelitian ini yaitu, hanya sebatas atau
mengarah pada Pengelolaan Wisata Pantai Batu
Berang, dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

1
di Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Sedangkan subyek pada penelitian ini adalah,
Pengelola, Masyarakat, Dan Pihak lain yang ikut
terlibat.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tepatnya di Dusun
Sereneng, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok
Tengah.Berjarak kurang lebih, (6 km) dari Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.Jika
menggunakan kendaraan pribadi kira-kira (20 menit).
Adapun alasan peneliti dalam memilih lokasi
penelitian ini yaitu, Pantai Batu Berang ini, sudah
memiliki struktur pengelola dan didukung oleh pihak-
pihak yang terlibat dan ikut bekerja sama, selain itu
juga lokasinya yang strategis dan mudah dijumpai
oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
E. Telaah Pustaka
Pada telaah pustaka ini, penelitian mencoba
menganalisis, mencari dan mengamati serta
membandingkan letak perbedaan antara penelitian yang
sebelumnya dengan penelitian ini untuk menghindari
duplikasi sehingga dapat menjamin orientasi dari
penelitian. Beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Achmad Nur Yahya dan Wilopo, “Pengelolaan
Kawasan Wisata Sebagai Upaya Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Berbasis CBT (Community
Based Tourism)Studi Pada Kawasan Wisata Pantai
Clunggup Kabupaten Malang 2016.”9

9
Achmad Nur Yachya dan Wilopo ”Pengelolaan Kawasan Wisata
Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis CBT (Community
Based Tourism) Studi Pada Kawasan Wisata Pantai Clunggup Kabupaten
Malang)” ( Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.39 No. 2 Oktober 2016).

1
Tujuan penelitian ini adalahmengetahui bagaimana
pengelolaan wisata yang berbasis CBT untuk
meningkatkan perekonomian masyarakatnya di dearah
wisata tersebut. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu, metode kualitatif deskriftip yang
datanya dihasilkan berdasarkan observasi di daerah
setempat. Hasil dari penilitian ini yaitu pengelolaan
kawasan wisata Pantai Clunggup atas dasar partisifasi
masyarakat dan membentuk kelompok POKDARWIS
(kelompok sadar wisata) yang bernama Bakti alam.
Hambatan dari pengelolaan ini yaitu, kurangnya
sumberdaya masyarakat yang ada, sehingga harus
diusahakan lebih baik lagi untuk kedepannya.
Kelebihan penelitian ini yaitu membahas secara
rinci tentang pengelolaan wisata bahari dan berfokus
pada CBT (Community Based Tourism), sedangkan
kekurangan dari penelitian ini yaitu, tidak
memaparkan kekurangan dan kelebihan dari obyek
wisata tersebut.
2. Anggi Hermansyah “Pengelolaan Objek Wisata
Citumang Oleh Karang Taruna Desa Bojong Dalam
Pencapaian Target Pendapatan Asli Daerah (Pades) di
Desa Bojong, Kecamatan Parigi Kabupaten
Panggandaran”. Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Galuh 2019.10
Tujuan penelitian ini yaitu, unutk mengetahui
berapa pendapatan asli daerah yang dilakukan melalui
pengelolaan wisata yang ada Desa Bojong, Kecamatan
Perigi, Kabupaten Pangandaran, pengelolaan ini
dilakukan oleh masyarakat masyarakat lokal yang

10
Anggi Hermasyah, “ Pengelolaan Obyek Wisata Citumang Oleh Karang
Taruna Desa Bojong Dalam Pencapaian Target Pendapatan Asli Desa (PADes)

1
Di Desa Bojong Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran”, ( Jurnal Moderat,
Volume 5, No.3. Agustus 2019).

1
terbentuk dalam kelompok (POKDARWIS) dan
didukung oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kerja
sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu metode kulitatif yang datanya didapatkan dari
hasil observasi dan wawancara, selain itu juga
penelitian ini lebih cocok kepada kualitatif. Hasil dari
penelitian ini yaitu berdasarkan dari hasil pembahasan
obyek wisata ini masih dalam tahap perbaikan atau
pemenuhan yang dilakukan oleh Pihak pengelola yang
dibantuoleh pemerintah Desa. Selain itu juga
pemerintah desa harus perlu lebih tegas lagi menindak
lajuti tahap pengelolaan wisata ini karena ini
merupakan sumber pendapata masyrakat juga di
sekitarnya. Obyek wisata ini memiliki sumber daya
alam yang sangat menjajikan sekali untuk
kedepannya. Kelebihan penelitian ini yaitu, selain
membahas tentang pengelolaan obyek wisata
penelitian ini juga membahas tentang pendapatan asli
masyrakat yang diperoleh dari hasil pengelolaan
wisata tersebut , sedangkan kekurangan dari
pengelolaan ini yaitu hanya menjadikan pendapatan
asli masyarakat sebagai tolak ukur keberhasilan dari
suatu pengelolaan sedangkan keberhasilan dari
pengelolaan tidak hanya berkaitan dengan
pendapatan asli, dikarenakan masyrakat juga bisa
mendapatkan penghasilan dari berbagai macam
pekerjaan.
3. Rafika Sasole “Pengelolaan Objek Wisata Pantai
Halasy Dalam Rangka Menarik Kunjungan
Wisatawan (Persfektif Ekonomi Islam)”. Jurusan
Ekonomi Syariah
, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Instittut
Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon 201811.
11
Rafika Sasole “Pengelolaan Objek Wisata Pantai Halasy Dalam

1
Rangka Menarik Kunjungan Wisatawan (Persfektif Ekonomi Islam)”.
(SkripsiJurusan

1
Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk
mengetahui fasilitas objek wisata pantai Halasy
terhadap pengaruh jumlah wisatawan yang berkunjung
dan bagaimana pengelolaannya dalam perfektif islam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode deskritif kualitatif. Hasil evaluasi dari
penelitian ini yaitu fasilitas yang disediakan sudah ada
perkembangan, akan tetapi perlu ditambahkan lagi
fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan yang belum
tersedia dan belum mencukupi. Hal menarik yang
menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk
berkunjung ke pantai ini yaitu, keindaham alam atau
pemandangan yang ada disekitar pantai.
Kelebihan penelitian ini yaitu, menjelaskan dan
mempaparkan tentang sistem pengelolaan wisata
bahari secara terstruktur, akan tetapi kekurangannya
yaitu penelitian ini kurang menjelaskan tentang
fasilitas yang ada, sehingga pembaca tidak
mengetahui apa saja kekurangan fasilitas yang
tersedia.
4. Widya Denny Nugraha, “Manajemen Pengelolaan
Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini
Kabupaten Rembang Tahun 2014.” Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
2014.12
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tentang kinerja dari pengeloaan Dampo Awang Beach
pada tahun 2014.Metode yang digunakan dalam
penelitian ini metode kualitatif, yaitu hanya
membahas

Ekonomi Syariah , Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Instittut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ambon 2018)
12
Widya Denny Nugraha, “Manajemen Pengelolaan Dampo Awang Beach
Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rembang Tahun 2014.”

1
(Skripsi,Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang 2014)

1
tentang fenomena yang terjadi pada subjek penelitian.
Hasil evaluasi dari penelitian ini, yaitu semua
perencanaan sudah berjalan dengan lancar dan teratur
akan tetapi belum memiliki atau membuat struktur
organisasi. Tetep memelakukan evaluasi rutin setiap
bulannya, dan komunikasi antara pengelola sangat
baik.
Kelebihan penelitian ini yaitu, bisa menjadi
acuan untuk penelitian selanjutnya karena disini sudah
lengkap membahas tentang pengelolaan dan struktur-
strukturnya secara rinci, akan tetapi kekurangan
penelitian ini yaitu tidak menjelaskan hambatan yang
dilalui dalam melakukan pengelolaan wisata itu
sendiri.
5. Nur Fhadilah, Pengelolaan Obyek Wisata Pantai
Barane Pada Dinas Pariwisata Kabupaten Majene.
Jurusan Ilmu administrasi Negara. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar 2016.13
Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui
lebih jelas mengenai pengelolaan objek wisata pantai
Barane dan faktor penghambat serta faktor
pendukungnya pada Dinas Pariwisata Kabupaten
Majelengka.Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah, metode kualitatif yang mengutamakan data
daam bentuk kalimat atau pertnyataan yang bersumber
dari berbagai informasi. Hasil evaluasi dari penelitian
ini yaitu, pengelolaan obyek wisata yang diterpkan
oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Majene masih
terbilang kurang baik, karena perencanaan dan
fasilitasnya masih

13
Nur Fhadilah, “Pengelolaan Obyek Wisata Pantai Barane Pada Dinas
Pariwisata Kabupaten Majene”. (Skripsi, Jurusan Ilmu administrasi Negara.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

1
2016).

1
kurang tersusun dan terawat, para pengelola belum
mampu disiplin waktu dalam hal kerjanya, dan juga
kurangnya pengawasan dari atasan. Sedangkan hasil
evaluasi dari faktor pendukung pantai ini adalah
Pantai Brane merupakan salah satu obyek daerah
tujuan wisata yang memiliki daya tarik utamanya
yakni pemandangan alam yang memiliki pasir putih.
Kelebihan penelitian ini yaitu, terletak pada
struktur pengelolaan yang sudah terelisaikan dan
berjalan dengan baik selama Pantai ini mulai dibuka,
dan kekurangan dari penelitian ini yaitu masih
terdapat hambatan yang dapat belum teratasi yaitu,
kurangnya promosi dan sarana penunjang objek wisata
tersebut.
F. Kerangka Teori
1. Pengelolaan Wisata
Pengelolaan atau sering disebut dengan
manajemen yaitu secara umum yaitu segala aktivitas
yang ada didalam organisasi yaitu berupa
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,dan juga
pengawasan.
Adapun fungsi dari dari pengelolaan itu sendiri
yaitu sebagai berikut:
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemilih fakta dan juga
penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan
penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-
asumsi untuk masa yang akan datang dengan
jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam
mencapai hasil yang diinginkan.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ialah, penentuan
pengelompokkan, dan penyusunan macam-
macam kegiatan yang diperlukan untuk
2
mencapai tujuan, penempatan orang-orang
(pegawai), terhadap berbagai kegiatan dan
penyediaan faktor-faktor yang cocok bagi
keperluan kerja dan penunjukkan wewenang,
yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam
hubungannya dengan pelaksaan setiap kegiatan
yang diharapkan.
c) Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan adalah menggerakkan serta
membangkitkan dan mendorong semua
anggota kelompok supaya berkehendak dan
berusaha dengan keras untuk tujuan dengan
ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan
usaha-usaha pengorganisasian dari pihak
pimpinan.
d) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dapat dirimuskan sebagai
proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu
standar, yang sedang dilakukan seperti
pelaksaanaan, menilai pelaksanaan, dan
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
sesuai dengan rencana dan selaras dengan
standard (ukuran).14
Pengelolaan destinasi wisata yaitu rangkaian
atau tindakan dalam upaya untuk meningkatkan
kapasitas destinasi melalui perencanaan yang telah
disusun secara matang.Implementasi yang dijlankan
secara konsisten dan pengendalian yang cermat untuk
mengoptimalkan daya tarik, aksebilitas, aksebilitas,
dan fasilitas masyrakat dalam rangka memperoleh
manfaat yang ekeologis, sosial dan ekonomis.Salah
satu model dalam pengelolaan destinasi yaitu lokalitas
14
George R. Terry “Prinsip-Prinsip Manajemen” ( Jakarta: Bumi Aksara
2006), hlm. 10.

2
dari masyrakat tersebut yang berada didestinasi, ini
merupakan salah satu kunci skses untuk meningkatkan
dari keberlanjutan kualitas dari sebuah destinasi
wisata.15
Pengeloaan objek wisata yaitu mengembangkan
berbagai macam potensi yang dimiliki alam yang ada
dan mampu bersaing dengan daerah lain. Dengan
adanya pengelolaan yang baik, yang disertai dengan
sara dan prasana yang baik, maka akan mampu
menarik minat wisatawan untuk dapat berkunjung.
Fungsi pengelolaan dapat dikatakan sama
seperti dalam fungsi manajemen karena pengelolaan
juga termasuk kedalam proses jalannya pengatur
sebuah organisasi. Pengelolaan dilakukan untuk
meraih tujuan secara efektif dan efisien melalui
perencanaan, pengirganisasian, pengarahan dan
pengendalian sumberdaya dalam sebuah organisasi.16
Ada tiga faktor penting yang dalam melakukan
pengelolaan pariwisata kepariwisataan yaitu,
pengembangan, pengaturan dan kelembagaan.
a. Pengembangan
Dalam melakukan pengembangan
kepariwisataan, hal yang diperhatikan adalah:
1. Perencanaan pariwisata
Perencanaan pariwisata ini merupakan
pengorganisasian secara menyeluruh
dalam pengembangan atau dalam proses
pembangunan dalam fasilitas-fasilitas
pariwisata. Dalam hal ini dilakukan

15
Yohanes Sulistyadi DKK, “Pariwisata Berkelanjutan, Pengelolaan
Destinasi Wisata Berbasis Mayarakat”. (CV Anugrah Utama Raharja: Bandar
Lampung 2013), hlm 99.
16
Richard, “Management”, ( Jakarta: Salemba Empat 2007), hlm 13.

2
dengan cara pendekatan pelestarian
lingkungan. Dalam hal ini sudah diatur
sesuai pasal 67 UU No.32 Tahun 2009
yang menyatakan setiap orang
berkewajiban memelihara kelestarian
fungsi limgkungan hidup serta
mengendalikan pencemaran atau
kerusakan hidup.
2. Pelaksanaan
Dalam hal pelaksanaan ini melibatkan
semua pihak yang terlibat dalam hal
pengelolaan (pemerintah atau swasta).
Unsur-unsur pokok yang teribat dalam
pelaksana ini yaitu, pengesahan rencana,
yang terdiri dari beberapa sasaran yang
diinginkan, tujuanya, kebijakan-kebijakan
umum, dan juga pertahapan program
dalam pengembangan yang termasuk
kedalam fasilitas, sarana dan prasarana,
serta koordinasi dan kerjasamanya.

3. Pembiayaan
Dalam hal ini pembiayaan menjadi
salah satu faktor utama dalam hal
keberhasilan suatu pengelolaan wisata
disuatu Negara/daerah. Pembiayaan ini
dikelompokkan menjadi empat golongan
besar yaitu: biaya persiapan (pemerintah,
swasta, dan kerjasama), Pembangunan
prasarana (objek wisata, dan daya tarik
wisata). Pembangunan sarana/usaha dan
terakhir yaitu biaya pajak (biaya
pemantauan).

2
4. Pengendalian
Pengendalian berupa semua
pelayanan yang terlibat dalam semua
program.Hal ini berupa tanggung jawab
tenaga kerja, kegiatan yang ada, dan
pelaksanaan pengawasan proyek yang
sedang dilaksanakan maupun yang sudah
ada. Selain itu juga, pengendalian disini
termasuk kedalam bagian pemasaran
tentang jumlah wisatawan yang datang
berkunjung, tingkat kepuasan masyrakat
dan bagaimana sistem promosi yang
dijalnkan.
b. Kelembagaan
Didalam aktivitas kelembagaan ini
terdapat beberapa hal yang menyangkut dalam
sebuah organisasi meliputi; struktur,
koordinasi, pelaksanaan setiap program
pelatihan yang dilaksanakan yang menyangkut
dalam hal memberikan pendidikan dan terakhir
peraturan yang beraku.Dalam hal
pembangunan pariwisata, menyentuh segala
aspek peraturan yang termasuk kedalam
kelembagaan yang melibatkan
masyrakat.Selain itu juga, dapat
mengembangkan kerja-sama dan perhubungan.
c. Pengaturan
Pengelolaan lingkungan hidup dapat
dilakukan dengan pendekatan hukum
lingkungan administratif.Pendekatan hukum
lingkungan administratif terdiri dari dua hal,
yaitu instrumen perizinan dan instrumen
perekonomian.Instrumen perizinan ini
berfungsi utuk mengatur dan melindungi
segala
2
yang terdapat dalam lingkungan objek wisata
tersebut.Sedangkan instrumen ekonomi
merupakan semua hal yang berkaitan dengan
keuangan atau pembayaran, seperti modal,
anggaran, dan sanksi.17

2. Kendala- kendala dan hambatan pengelola wisata


a. Kendala pengelolaan wisata
Dalam melakukan pengelolaan suatu daya tarik
wisata yang ada, tidak akan terlepas dari kondisi
maupun pihak yang dapat menghambat dan menjadi
kendala dalam mengembangkan pariwisata, baik di
suatu daerah maupun negara.18
Banyak Negara berkembang di seluruh dunia yang
menaruh harapan dan perhatian besar terhadap
pembangunan dan pengembangannya. Berbagai
caradilakukan agar bisa meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun
lokal. Namun dalam hal ini, tidak seumudah itu karena
masih harus menghadapi berbagai kendala-kendala
atau permasalahan yang ada.
Adapun berbagai kendala-kendala atau
permasalahan pariwisata yang dihadapi oleh suatu
Negara yaitu:
1. Kualitas pelayanan yang kurang baik
Rendahnya kualitas pelayanan yang
disebabkan sumber daya manusia yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan yang
17
Andi Mappi Sameng,”Cakrawala Pariwisata”, ( Jakarta : Balai Pustaka
2001), hlm 261.
18
Marlin Rosanti Mellu dan Juita L.D Bessi, “Analisis Faktor Penunjang
Dan Penghambat Pengembangan Objek Wisata (Studi Pada Objek Wisata
Alam Bola Palelo, Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah
Selatan)” Jurnal of management (SME’s) Vol.7, No. 2, 2018, hlm.273.

2
kurang memenuhi standar kompetensi untuk
bagian pekerjaan dibidang
pariwisata.Pelayanan wisata ini meliputi
pelayanan akomodasi, restaurant, dan pemandu
wisata. Para pekerja layaana wisata
kebanyakan dari masyrakat lokal yang
mendapat pelatihan paling lama selama 3
bulan, sehingga memberikan pelayanan yang
kurang dikarenakan keterbatasan pengetahuan
dan kurangnya pembenahan karakter, sehingga
sangat diperlukan tindak lanjut pendidikan
dibidang pariwisata dan juga para pemerintah
daerah untuk memberikan fasilitas serta
pelatihan terhadap setiap pelayanan di daerah
tujuan wisata tersebut.
2. Rendahnya nilai investasi
Rendahnya jumlah nilai investai ini
disebabkan karena adanya kebijakan yang
tumpang tindih atau tidak sngkron dan
kurangnya koordinasi diantara pemangku
kepentingan yang sepenuhnya belum
mendukung kemudahan penanaman modal
baik asing maupun luar negri.Selain itu juga
anggaran untuk melakukan berbagai kegiatan
serta promosi belum memadai.
3. Interprestasi, promosi dan komunikasi yang
belum efektif
Permasalahan ini mengacu pada SDM
pariwisata yang kurang terampil dalam hal
komunkasi dan juga kurangnya keterampilan
dalam hal promosi.
4. Disparitas pembangunan kawasan wisata

2
Disparitas yaitu perbedaan dalam hal
pembangunan antar suatu wilayah dengan
bebrapa wilayah lainnya baik secara horizontal
dan juga vertical yang menyababkan dispartas
atau tidak ratanya pembangunan.
Ketidakrataan pembangunan tersebut
disebabkan oleh beberapa hal yakni, jauh dari
ibu kota wilayah, kawasan yang masih terisolir
dari infrastruktur jalan dan aksebilitas yang
sulit dijangkau.
Pembangunan infrastruktur yang belum
merata ini disebabkan oleh terbatasnya
anggran masing-masing daerah.Akibat dari hal
tersebut akhirnya aksebiltas menuju daerah
yang belum baik menjadi sangat terhambat.
5. Peran serta para pelaku usaha wisata masih
kurang optimal,
Hal ini bisa berdampak pada wisatawan
yang tidak dapat merasakan kenyamanan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain itu
juga, peran masyrakat masih kurang
dikarenakan sebagain masyrakat ada yang
masih menimbulkan pemikiran negatif,
contohnya terjadinya pergaulan bebas,
pengambilan lahan secara dipaksa, dan lainnya
6. Masih lemahnya pengelolaan kepariwisataan.
Lemahnya suatu pengelolaan wisata ini
melibatkan beberapa pihak yaitu masyrakat
lokal, pemerintah, dan industri pariwisata.
Banyak masyarakat lokal yang belum sadar
terhadap potensi wisata diderahnya, selain itu
juga banyak masyrakat yang memiliki tanah di
area objek wisata yang memiliki potensi tinggi
dan tidak mau memberikan tananhnya untuk

2
dikelola menjadi objek wisata. Pihak
pemerintah daerah provinsi ataupun kabupaten
masih belum memprioritaskan pariwisata
untuk dijadikan sumber pendapatan daerah,
sehingga tidak memprioritaskan pembangunan
pariwisata atau infrastruktur pengembangan
pariwisata.
Industri pariwisata khusunya di bidang
pengelolaan objek wisata dan akomodasi
belum memiliki pengelolaan yang baik
dikarekan banyak keterbatsan pengetahuan dan
juga modal usaha yang kurang untuk
mengenbangkannya.19
b. Hambatan pengelolaan wisata
Dalam pengelolaan suatu objek wisata
tidak akan bisa lepas dari yang namanya
hambatan, ha ini selalu terjadi dan dapat
mengakibatkan perkembangan suatu objek wisata
tidak berjalan dengan baik dan lancar.
Berikut ini hambatan dan tantangan
pengelolaan pariwisata yang diakui oleh
kementrian pariwisata:
1. Kurangnya konektivitas, pelayanan dan
infrastruktur untuk melayani wisatawan.
2. Kompleksitas dan ketidakpastian investasi dan
iklim bisnis.
3. Kebersihan dan kesehatan.
4. Terjadinya bencana alam yang mengakibatkan
ditutupnya pintu masuk ke Indonesia.
5. Kurangnya penerbangan langsung dari target
pasar ke destinasi wisata.
19
A.J Muljadi dan Andri Warman, “Kepariwisataan dan Perjalanan”.
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 98.

2
6. Kurang baiknya amenitas di destinasi wisata
misalnya ketiadaan kamar kecil.
7. Jauhnya jarak antar objek wisata.
8. Kurangnya pemandu wisata berbahasa asing,
khususnya selain bahasa inggris.
9. Jumlah sertifikat profesi (LSP) pariwisata yang
belum merata diseluruh provinsi di Indonesia.
10. Kualitas pendidikan tinggi bidang pariwisata
diupayakan setara dengan kualitas
internasional.
11. Terbatasnya tenaga kerja terampil dan standar
kualitas perusahaan.20
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Sesuai dengan judul dan fokus permasalahan yang
diambil maka jenis penelitian ini adalah deskriptif
karena peneliti berupaya mengumpulkan fakta yang
ada dalam mengungkapkan masalah dan kedaan
sebagaimana adanya yang kemudian diteliti dan
dipelajari sebagai kesatuan yang utuh.
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
bermaksud mengadakan pemeriksaan dan
pengukuran- pengukuran terhadap gejala tertentu.
Sedangkan bentuk dari penelitian ini adalah kualitatif
yaitu menggambarkan apa yang terjadi dilapangan.
Penelitian kualitatif yaitu menggambarkan apa yang
terjadi dilapangan. Peneltian kualitatif adalah
penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang
ada dalam kehidupan rill (alamiah) dengan maksud

Ibid, hlm. 23.


20

2
untuk mencari tahu secara mendalam dan memahami
suatu fenomena.21
Penelitian jenis deskriptif dalam bentuk kualitatif
yaitu hanya berfokus pada keadaan atau peristiwa
untuk mengambil suatu kesimpulan yang berlaku
secara umum.Penelitian deksriptif dalam bentuk
kualitatif pada pembahasan penelitian ini adalah
penelitian mengarah tentang fakta-fakta yang terjadi
mengenai pengelolaan wisata pantai dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan di tempat objek
wisata.
2. Kehadiran Penelitian
Pada penelitian kualitatif deskriptif ini, kehadiran
penelitian ini sangat diperlukan sekali dan harus tetap
mempuyai jadwal dalam mengolah data
tersebut.Kehadiran peneliti ini bertujuan untuk
melakukan observasi dan wawancara, untuk
menghasilkan data.Kehadiran penelitian dalam sebuah
penelitian adalah mutlak untuk dilaksanakan karena
menyangkut masalah temuan data dilapangan.Jika
peneiti tidak hadir dalam masalah yang diteliti maka
disangsikan keabsahan data yang diperoleh.22
Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke
lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi
yang dibutuhkan, dengan menggunakan beberapa
metode sebagai penunjang dalam mendapatkan data
dan informasi tersebut.
Peneliti lebih banyak menggunakan wawancara
dengan pengelola di Desa Mertak, Kecamatan Pujut

21
Suraya Murcitaningrum, “Pengantar Metode Penelitian Ekonomi
Islam”, (Yogyakarta:Prudent Media. 2013), hlm 23.
22
Sugiyono, ”Metode Penelitian Kuantitafi, kualitatif, dan R&D”.
(jakarta: Alfabet, 2013), hlm 228.

3
Kabupaten Lombok Tengah pada umumnya, dan juga
masyarakat khsusnya, sebagai tolak ukur keberhasilan
dalam melakukan pengelolaan destinasi wisata
tersebut.Metode ini dirasa cukup memudahkan
peneliti dalam menggali informasi yang akurat.
Selain menggunakan metode observasi dan
wawancara, peneliti juga menggunakan metode
dokumentasi untuk mendapatkan data yang lebih
lengkap mengenai keadaan lokasi penelitian, keadaan
ekonomi, keadaan pendidikan dan jugakeadaan sosial
dan budaya serta keadaan geografis Desa Mertak,
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

3. Lokasi Penelitian

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian

3
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di destinasi
wisata pantai Batu Berang, tepatnya berada di Dusun
Sereneng, Desa Mertak, Kecamatan Pujut Lombok
Tengah.
4. Sumber Data
Istilah “sumber data” mengarah pada setiap
informasi yang diperoleh oleh peneliti melalui subyek
dari penelitian yang digunakan dan dari mana data
yang dihasilkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
sumber data yaitu:
a. Sumber Data Primer
Data primer yaitu data langsung dan
mudah diperoleh oleh peneliti untuk tujuan khusus
dari peneitian tersebut.23 Dengan kata lain data
priemer adalah data yang diperoleh secara
langsung, dari sumber-sumber yaitu dengan cara
observasi dan wawancara kepada para responden
baik secara individu maupun secara berkelompok.
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan
data primer dari para pengelola pantai, wisatawan
yang mengunjungi lokasi Pantai Batu Berang, dan
masyarakat yang bertempat tinggal di Desa
Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data-data yang telah
dikumpulkan terlebih dahulu dan dilaporkan oleh
orang diluar peneliti itu sendiri, dan juga hasil dari
dat tersebut secara asli.24Dengan kata lainnya,
bahwa data sekunder diperoleh dari beberapa

23
Winarno Surachmad, “Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, metode,
Teknik” (Bandung: 1980), hlm, 163
24
Ibid, hlm. 164.

3
sumber atau dikatakan sumber kedua, selain dari
itu juga bertujuan untuk mendukung penelitian
yang sedang dilakukan.Data sekunder ini dapat
digunakan sebagai data pelengkap untuk
memperbanyak dan mencapai yang diinginkan.
Data sekunder pada penelitian ini,
diperoleh dari pengelola pantai, masyarakat lokal,
wisatawan yang bekunjung, selain itu juga dapat
berupa penelitian terdahulu, informasi lainnya
yang didapatkan melalui jurnal atau artikel terkait
dari internet.
H. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, pasti ada sumber data
yang digunakan, yang dimana sumber data tersebut
diperoleh dari berbagai macam atau cara dan sesuai
dengan karakteristik yang sesuai dengan jenis penelitian
yang digunakan,
Didalam penelitian kualititaf, ada tiga tehnik
pengumpulan data yang digunakan yaitu:

a. Observasi
Observasi yaitu kegiatan yang sering dilakukan
oleh setiap orang, untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan, dam langsung turun ke lapangan. Metode
observasi adalah setiap pengamatan dan juga
pencatatan yang terjadi secara sistematis yang ada
dan tampak pada objek penelitian.25
Selain dengan hal itu, Asyari berpendapat bahwa
observasi adalah pengamatan khusus yang didapatkan
melalui pencatatan khusus yang dilakukan secara
sistematis dan ditunjukkan untuk menyelesaikan
25
Hadari Nawawi, “Metode Penelitian Bidang Sosial”. (Yogyakarta:
Gajah Mada, 1991), hlm 100.

3
masalah dalam penelitian tersebut dan emndapatkan
data yang diperlukan sesuai dengan tujuannya.26
Dari pengertian diatas dapat dibedakan menjadi
tiga jenis observasi antara lain:
1. Observasi partisipan, yaitu observasi yang
dilakukan lansung ikut serta atau ambil andil
dalam melakukan peneitian tersebut.
2. Observasi sistematis, atau observasi
berstruktur, yaitu observasi yang dilakukan
secara tersuktur dan jelas sesuai dengan yang
dituju. Selain itu juga, mempunyai kerangka
atau terstruktur dengan rapi atau berurutan dan
sesuai.
3. Observasi eksperimental, yaitu observasi yang
bertujuan untuk mengetahui beberapa adanya
perubahan-perubahan dari timbulnya variabel-
variabel atau gejala kelainan, yang ada dilokasi
penelitian dan bisa dijadikan sebagai suatu
eksperimen untuk diteliti.27

Dalam penilitian ini, yang peneliti gunakan


yaitu penelitian observasi partisipan, agar peneliti
bisa langsung turun kelapangan untuk melihat
langsung bagaimana kondisi dan keadaan secara
langsung mengenai beberapa yang menjadi
masalah dalam objek penilitian yaitu bagaimana
pengelolaan dan struktur pengelolaan dari wisata

26
Sapari Imam Asyari, “Suatu Petunjuk Praktis Metedologi Penelitian
Sosial” (Surabaya : Usaha Nasional, 1983), hlm. 82.
27
Samsu, S.Ag., M.Pd.I.Ph.D, “Metode Penelitian Teori dan Aplikasi
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research &
Development”, (Jambi : Pusaka 2017), hlm 98.

3
pantai Batu Berang, di Desa Mertak, Kecamatan
Pujut, Lombok Tengah.28
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang bisa
digunakan untuk mengumpulkan yang diperlukan
melalui secara langusung. Kegiatan wawancara ini
dilakukan dengan cara berkomunikasi secara
langusng (tatap muka) dengan sumber-sumbernya.
Kegiatan wawancara ini dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
dilakukan secara terarah atau sudah memiliki
daftar pertanyaan yang inigin diajukan, dan
tanyakan secara akurat dan jelas.
2. Wawancara semi terstruktur
Wawancara semi terstruktur adalah,
wawancara yang dilakukan kepada para
narasumber secara spontan atau tiba-tiba,
walaupun sudah memiliki daftar pertanyaan
yang akan diajukan kepada para narusmber.
3. Wawancara secara tak terstruktur (terbuka)
Wawancara secara tak terstruktur, yaitu
wawancara yang dilakukan secara berfokus
pada permasalahan yang terikat dan memiliki
format-format secara ketat.
Adapun jenin wawancara yang akan
dilakukan oleh peniliti yaitu, dengan
menggunakan wawancara semi terstruktur
untuk lebih banyak mendapatkan data dan
bebas mengajukan pertanyaan yang terkait

Ibid, hlml. 98.


28

3
dengan permasalahan-permasalahan yang ada
pada objek penelitian dan yang akan menjadi
narasumber penelitian ini yaitu, para pengelola
dari Pantai Batu Berang dan anggota
masyrakat yang ikut berpartisipasi dalam
mengelola pantai tersebut.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu, metode yang dilakukan
untuk memperoleh data secara tertulis maupun
secara gambar atau foto-foto yang berkaitan
erat hubungannya dengan masalah penelitian
yang diperlukan.Data ini bisa dikaji secara
ulang-ulang karena merupakan data yang stabil
dan akurat.
Dokumentasi adalah data yang diperoleh
dari variabel-variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan lain
sebagainya.29
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini dilakukan, untuk
mengananalisis data yang sudah dikumpulkan
baik data secara langsung maupun tidak
langsung.Untuk itu analisis data ini sangat
menentukan bagaimana tahap akhir dari suatu
data yang dibutuhkan, apakah sesuai dengan
tujuan atau tidak.
Analisis data adalah, suatu proses yang
terdiri dari, katagorisasi, penataan, manipulasi

Ibid, hlm 99.


29

3
dan peringkasan data, hal ini dilakukan untuk
memperoleh dari setiap jawaban penelitian. 30
Dalam melakukan penelitian kualitatif
maka, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan dalam menganalisis data tersebut
yaitu:
1. Analisis Ketika Peneliti Di Lapangan
Analisis ini dilakukan ketika peneliti
berada dilapangan langsung, atau terjun ke
lokasi. Disini peneliti memfokuskan
penelitiannya terhadap apa yang
menjadi objek
permaslahan, dan menggiringnya ke
bentuk-bentuk pertanyaan yang terkait
sesuai dengan konteksnya. Setelah data
terkumpul maka barulah dilakukan analisa
terhadap data yang telah dihasilkan ketika
peneliti berada dilapangan.
2. Analisis Setelah Pengumpulan Data di
Lapangan
Analisis data ini, dilakukan ketika semua
data sudah terkumpul. Salah satu model
analisis data secara interaktif menurut
Miles dan Huberman yaitu ada beberapa
langkah diantaranya:
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu dilakukan
setelah data primer dan sekunder
terkumpul, kemudian menggolongkan
data atau hasil penelitian yang
diperlukan dan membuat
tema, atau
mengkatagorikannya sesuai dengan
30
Fred M. Kerlinger. “Asas Penilitan Behavior”, (Yogyakarta: Gajah

3
Mada Press, 1998), hlm 217.

3
permasalahan yang diteliti.Setelah di
reduksi data tersebut, maka barulah
dideskripsikan dalam bentuk laporan
atau kalimat-kalimat sehingga
diperoleh gambaran yang utuh sesuai
dengan permasalahan penelitian.
2. Display data (penyajian data)
Langkah selanjutnya setelah
reduksi data yaitu penyajian data,
analisis data ini, bertujuan untuk
menyajikan data, dimana peniliti
menggambarkan hasil temuan dalam
bentuk narasi, bagan, hubungan antar
katagori yang terurut dan sistematis.
3. Kesimpulan
Bagian terakhir yaitu, kesimpulan
disini peniliti dapat menyimpulkan
hasil penelitian yang telah didapatkan
sesuai dengan apa yang didapatkan dari
awal sampai akhir. Kesimpulan diatrik
dengan tehnik induktif yang diperoleh
dari beberapa sumber tanpa
memetingkan satu sumber yang
diperoleh.31
I. Kebsahan Data.
Peneliti dapat menggunakan berbagai cara untuk
menguji keabsahan data yang telah didaptkan sesuai
dengan data yang sebenarnya yang lebih akurat dan
sesuai dengan aslinya. Selain itu juga kebsahan data ini
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti
menggunakan berbagai macam cara atau metode

31
Ibid, hlm 69.

3
diantaranya untuk menguji kepercayaan data, yaitu
dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunann
observasi, trianggulasi, dan diskusi dengan teman.
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan ini menuntut peneliti
untuk terjun kelokasi dalam waktu yang cukup
panjang ini bertujuan untuk mendeteksi data atau
memperhitungkan data apabila terjadi penyimpangan
yang kurang tepat dengan data.Dengan demikianpun
perpanjangan keikutsertaan ini bisa dilakukan.
2. Kekuatan Observasi
Kekuatan observasi ini dimaksudkan yaitu untuk
menelaah data atau mengidentifikasi permasalahan
yang terjadi secara langsung dilapangan dan
memfokuskan secara detail, kemudian menelaahnya
sampai pada suatu titik. Dalam hal ini, peneliti harus
berupaya mengadakan observasi secara cermat dan
teliti sehingga pada pemeriksaan awal akan terlihat
salah satu atau keseluruhan dari faktor yang telah
dipahami.

3. Trianggulasi
Trianggulasi ini, dilakukan dengan cara
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data
yang didapat melalui penelitian lebih dari satu sumber.
Ketika peneliti sudah melakukan trianggulasi data,
maka dengan cara ini juga peneliti menguji
kreadibilitas data dengan berbagai sumber data.32
4. Diskusi dengan teman

Deni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, (CV Pustaka Setia


32

Bandung, 2008), hlm 189.

4
Metode ini dilakukan dengan cara berkomunikasi
secara langsung, atau berdiskusi dengan teman atau
berbagai pihak yaitu minsalnya, teman sejawat, tokoh
masyrakat, dosen, dan lain sebagainya, yang memiliki
pengetahuan yang lebih relevan atau luas dalam hal
kaitannya dengan permasalhan penelitian. Melalui
tahap ini peneliti dapat mendapatkan saran atau
masukan yang diharapkan.33
J. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pemahaman dalam bab ini,
maka diperluka sistematika atau urutan, sesuai dengan isi
bab yang ada. Sistematika yanh tersusun dalam penelitian
ini adalah penelitian tersusun atas empat bab diantaranya:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berasa tentang, latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang ingkup dan
sitematika penelitian, telaah pustaka, kerangka teori,
metode penelitian, dan sitematika pembahasan.
Bab II Paparan Data dan Temuan
Dalam bab ini ditemukan paparan data dan temuan
penelitian yang didapatkan dilapangan. Adapun juga
paparan data yang ditemukan antara lain yaitu, letak
geografis dari Pantai Tanjung Berang, pengelola dari
Pantai Tanjung Berang, dan struktur dari pengelola
Pantai Tanjung Berang.
Bab III Pembahasan
Pada bab ini, membahas tentang inti dari
pembahasan dan hasil dari jawaban-jawaban dari
rumusan masalah. Peneliti disini menguraikan jawaban
dari rumusan masalah yang digunkan yaitu, bagaimana
pengelolaan pantai Batu Berang dan bagaimana strategi

Ibid, hlm 327.


33

4
pemasaran pantai Batu Berang, dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan di Desa Mertak, Kecamatan Pujut,
Lombok Tengah.
Bab IV Kesimpulan
Bab ini, merupakan bab terakhir, yang menyaikan
kesimpulan dan saran. Kesimpulam diambil dari
keseluruhan dari pembahasan penelitian dari awal sampai
akhir, yang berisi inti-inti dari penelitian tersebut dan
dirangkaikan menjadi uraian kalimat secara jelas dan
saran berisi masukan atau kritikan terhadap objek
penelitian, yang berisakan langkah-langkah yang perlu
diambil oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan hasil
penelitian tersebut.

4
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Desa Mertak


1. Asal Usul Desa Mertak
Desa Mertak, terletak di Lombok Tengah bagian
selatan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki
24 dusun antarnya: Dusun Songgong, Dusun Nandus,
Dusun Mt, Denong, Dusun Sereneng I, Dusun
Sereneng II, Dusun Berami, Dusun Mt, Gerantung,
Dusun Uwung, Dusun Teluk Kateng, Dusun Pako,
Dusun Mertak, Dusun Batu Pedang, Dusun Lingkuk
Patung, Dusun Semunduk, Dusun Bumbang, Dusun
Batu Guling, Dusun Takar- akar, Dusun Tambuk,
Dusun Tanak Beak, Dusun Awang Kebon, Dusun
Awang Asem, Dusun Awang Balak I, Dusun Awang
Balak II, dan terakhir Dusun Awang III. Desa Mertak
merupakan desa yang kaya akan sumber alam dan
terkenal dengan hasil nelayan dan juga perkebunan.34
Desa Mertak merupakan merupakan salah satu
Desa yang berada di kawasan pantai sehingga
memiliki potensi yang besar dalam bidang pariwisata,
secara demografis memiliki jumlah penduduk ±
10.513 jiwa sampai akhir 2022, yang tersebar di 24
dusun, dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 4.889
jiwa dan berjenis kelamin perempuan 5.624 jiwa dan
dengan jumlah 3.106 Kepala Keluarga (KK) yang ada
di Desa Mertak. Dari keseluruhan penduduk Desa
Mertak sumber kehidupan atau mata pencahariannya
terdiri

34 Profil Desa Mertak, dikutif tanggal 30 November

3
dari sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor
perternakan dan sektor nelayan.35
Keseluruhan masyarkat Desa Mertak rata-rata
menjadi petani baik di sawah ataupun perkebunan
yang mereka miliki sendiri atau yang mereka
sewa.Keberadaan Desa Mertak terbilang sangat
menguntungkan dalam segi pertanian dan keuletan
mereka dalam bercocok tanam, sehingga
pembangunan Desa Mertak terbilang baik dan selalu
ada peningkatan setiap tahunnya.
2. Letak Geografis Desa Mertak
Desa Mertak merupakan salah satu dari desa yang
berada di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok
Tengah, Desa Mertak secara tipologi merupakan desa
pesisir/perbukitan dan ladang dengan luas wilayah
2.582,1100 Ha yang digunakan sebagai tanah
permukiman, tanah kebun, tanah sawah, tanag
perternakan, tanah prasaran pendidikan, tanah
prasarana peribadahan, tanah pemerintahan desa,
tanah lapangan olahraga dan tanah yang digunakan
untuk kepentingan umum pribadi. Desa yang memiliki
keunggulan hasil pertanian dan hasil perternakan, dari
kota Kabupaten jarak tempuh sekitar 45.000 km atau
kurang lebih, lama tempuh jam perjalanan sekitar 1
jam atau sekitar 22 km dari Pemerintahan Kecamatan
Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Desa pujut dengan
ketinggian tanah 30,00 mdpl, memiliki curah hujan
125,00 pertahun sehingga rata-rata suhu udara berkisar
antara 18℃-26℃. Jenis dari dataran rendah, tinggi,
pegunungan dan pantai adalah datar dan
bergelombang.

35Profil Desa Mertak, dikutif tanggal 30 November

3
Berikut adalah batas wilayah administrasi yang
ada di Desa Mertak:
a. Sebelah Utara: Desa Pengengat dan Desa Bangket
Perak
b. Sebelah Timur: Desa Ekas
c. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
d. Sebelah Barat : Desa Sukadana

Gambaran desa diatas maka secara sosiologis


akan memunculkan fenomena dimana masyrakatnya
akan lebih cenderung ekonominya akan kearah
pariwisata, dikarenakan Desa Mertak berada di
kawasan Pantai dan terdapat pegunungan serta
perbukitan sehingga memiliki potensi yang besar,
terlebih wilayah Desa Mertak juga sekarang ini
menjadi kawasan pariwisata dimana sudah ada
wisatawan asing yang datang serta berlibur sehingga
desa yang luasnya sedemikian rupa memiliki banyak
bangunan seperti hotel-hotel, home stay, bungalow,
serta cafe-cafe yang banyak dijumpai di Desa Mertak
ini.36
3. Kondisi Demografis
Secara demografis, Desa Mertak memiliki jumlah
penduduk ±10.513 jiwa sampai akhir tahun 2021 yang
tersebar d berbagai desa.

36
Profil Desa Mertak, dikutif tanggal 30 November

3
a. Kependudukan

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Desa Mertak Berdasarkan


Gender di Desa Mertak Tahun 202137

No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)


1. Laki- laki 4.889

2. Perempuan 5.624
Jumlah 10.513

Sumber: Profil Desa Mertak

b. Pendidikan
Menurut data dari desa ini, tingkat
kesadaran akan pendidikan sudah mulai
berkembang sejak beberapa tahun lalu,
dikarenakan sekarang ini banyak masyrakat yang
sudah mencapai pendidikan tinggi dan berhasil
membuat Desa Mertak semakin maju dan menjadi
lebih baik lagi.
Berikut ini data pendidikan yang ada di Desa
Mertak

Tabel 2.2

3
Data Tingkat Pendidikan di Desa Kuta
Tahun 2021-202238
No. Tingkat Jumlah (orang)
Pendidikan
Laki Perempuan

1. Tamat SD 43 49

2. Tamat SMP 713 940

3. Tamat SMA 512 614

4. D3 102 115

Jumlah Total 3.088 orang

Sumber : Profil Desa Mertak

c. Sosial
Sumber daya alam yang ada di Desa Mertak
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
sebagai berikut :
1. Pertanian pangan yang biasa ditanam oleh
penduduk yaitu jagung, padi dan kacang-
kacangan yang biasa mereka tanam pada
masanya dan pada musim masing-masing.
2. Perkebunan
Tanaman perkebunan yang ditanam untuk
produk berupa kelapa.
3. Perternakan
Umumnya penduduk Desa Mertak, Kecamatan
Pujut Kabupaten Lombok Tengah memelihara

38
Profil Desa Mertak, Departemen Departemen Dalam Negeri Direktorat
Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tahun 2022

4
ternak sapi, ternak ayam, kerbau, serta
kambing.

4. Nelayan
Untuk nelayan Desa Mertak, Kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah mencari ikan di
laut sekitar rumah mereka masing-masing.
d. Prasaran dan Sarana Desa Mertak Kecamatan
Pujut Kabupaten Lombok Tengah Sarana
Peribadatan

Tabel 2.3
Sarana Peribadatan Peribadatan Desa Mertak
Tahun 2021-202239
No. Prasarana dan Sarana Jumlah
Desa
1. Masjid 13

2. Musholla 10

Jumlah Total 23

Sumber : Profil Desa Mertak

e. Prasarana Kesehatan

Tabel 2.4
Prasarana Kesehatan di Desa Mertak
Tahun 2021-202240
No. Prasarana Kesehatan Jumlah

39
Diambil pada famplet Kantor Desa Mertak, tanggal 30 Maret 2022

4
40
Ibid, pada tanggal 30 November 2022

4
1. Rumah sakit umum 0

2. Poliknik/ Balai 0
Pengobatan
3. Apotik 0

4. Posyandu 0

5. Kantor Praktek Dokter 0

Sumber : Profil Desa Mertak

f. Prasarana Pendidikan

Tabel 2.5
Deskripsi Prasaran Pendidikan Di Desa Mertak
Tahun 2021-202241
No. Prasarana Milik Jumlah
Pendidikan Sendiri Gedung

1. Gedung 2 buah 2 buah


SD/Sederajat
2. Gedung 6 buah 6 buah
SMP/Sederajat
3. Gedung TK 2 buah 2 buah

4. Struktur Pengelolaan Wisata Pantai Batu Berang

41
Ibid, pada tanggal 30 November 2022

4
Susunan Kelembagaan Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMASWAS) Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

“Bina Bahari”
Desa Mertak Kecamatan Pujut Lombok Tengah

A. Pengarah/Pelindung/Penasihat
1. Kepala Dinas Kelautan
2. Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten
Lombok Tengah
3. Kepala Cabang Dinas Kelautan Dan Perikanan
Kawasan Lombok Tengah
4. Koordinator Satuan Pengawasan SKDP Labuhan
Lombok.
5. Koordinator Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
dan Laut Wilker Nusa Tenggara Barat
B. Pembina
1. Camat Setempat
2. Kepala Desa Setempat
3. Kepala Dusun Setempat
4. Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama Setempat
C. Pengurus Harian
1. Ketua : Radian Hasan
2. Wakil Ketua : Mandmap
3. Sekretris : Riman
4. Bendahara : Sayup
D. Anggota-Anggota
a. Divisi Patroli dan Pengawasan
1. Akhirman (Koordinator)
2. Andilala
3. Kuwur
4. Santun

4
5. Kire
b. Divisi Konservasi
1. Khairil Anwar, A.md (Koordinator)
2. Amir Hamzah
3. Doni
4. Plukur
5. Satum
c. Divisi Humas & SDM
1. Sabri (Koordinator)
2. Heri Sanjaya
3. Ondrus
4. Martono
5. Badi Abdul Hakim
Visi Dan Misi Pengelola Wisata Pantai Batu Berang
Visi : “Berkelanjutan dan Berkesejahtraan”
Misi :
1. Mengembangkan potensi wisata yang berbasis alam
demi kebaikan lingkungan.
2. Menjadikan Objek Wisata Pantai Batu Berang untuk
meningkatkan kesejahtraan perekonomian
masyarakat.
3. Melestarikan alam yang bersifat ramah lingkungan.
4. Menjadikan destinasi wisata yang memiliki daya tarik
tersendiri dan memiliki daya saing yang unggul.

5. Fasilitas Wisata

Tabel 2.6
Fasilitas wisata Pantai Berang
No. Fasilitas Keterangan

1. Loket registrasi -

2. Information center -

4
3. Toilet 1 buah

4. Gazebo 1 buah

5. Lapak penjualan 1 buah

6. Perahu 1 buah

7. Tempat sampah 1 buah

8. Musholla/ Tempat sholat -

6. Perencanaan Kegiatan

Tabel 2.7
Kegiatan Pengelola Wisata Pantai Berang
No. Kegiatan Uraian

1. Harian Menjaga obyek wisata


dan melayani wisatawan
secara terjadwal.

2. Mingguan Kegiatan pembersihan


dan pengecekan hutan
mangrove

3. Bulanan Lomba balap sampan

4. Tahunan Mengadakan event Bau


Nyale, dan mengadakan
acara lomba 17 Agustus
di
Desa Mertak yang

4
berlokasi di Pantai Batu
Berang.

7. Data Kunjungan Wisatawan

Tabel 2.8
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2022
No. Bulan Jumlah Wisatawan (orang)

1. Januari 200 orang

2. Februari 150 orang

3. Maret 250 orang

4. April 125 orang

5. Mei 150 orang

6. Juni 200 orang

7. Juli 150 orang

8. Agustus 150 orang

9. September 200 orang

10. Oktober 170 orang

11. November 129 orang

Sumber data: Buku kunjungan tamu Pokdarwis Desa


Mertak 2022

4
B. Pengelolaan Wisata Pantai Batu Berang
1. Pengelolaan pada tahap perencanaan
Tahapan perencanaan ini, dilakukan yaitu dengan
berbagai musyawarah atau pertemuan-pertemuan yang
dilakukan oleh masyarkat setempat yang diawasi oleh
para pengelola, untuk melakukan beberapa program
atau aktivitas yang akan dilakukan Pantai Batu Berang
ini, untuk kedepannya. Para pengelola sengaja
mengajak masyarakat, perwakilan dari Pemerintah
Desa dan juga meminta pendapat mereka, agar mareka
selalu merasa dilibatkan dalam hal apapun karena
obyek wisata ini adalah milik bersama, dan dikelola
secara bersama juga. Disini yang paling berperan
penting yaitu ketua pengelola, karena dia memutuskan
atau menyimpulkan beberapa saran dan masuka dari
masyarakat untuk semua program dan rencana
kegiatan yang akan dilakukan setiap harinya dan juga
dalam jangka waktu yang panjang. Setelah itu semua
diselesaikan barulah dibuat rencana kegiatan yang
telah di sahkan oleh ketua pengelola dan disetujui oleh
para anggota dan masyarakat sekitarnya, maka dari itu
tahap perencanaan selesai.Seperti yang diungkapkan
oleh Kepala Desa setempat dalam hal perencanaan
yaitu sebagai berikut:
“Pada tahap perencanaan wisata yang dilakukan
selama ini dari pihak pemerintah desa (Mertak)
memberikan dukungan penuh kepada masyarakat
terkait dengan rencana-rencana yang telah
masyarakat usulkan tinggal dari kita dari pihak
desa memberikan bantuan serta motivasi penuh,
termasuk juga dalam hal peningkatan sumberdaya

4
masyarakat setempat demi keberlangsungan
wisata tersebut, “ungkapnya”.42
2. Pengelolaan pada tahap pengorganisasian
Pada tahapan ini, hal pertama yang dilakukan
dalamm tahap pengorganisasian yaitu, ketua pengelola
dipilih oleh masyarakat lokal setelah dilakukan
musyawarah, perwakilan dari Pemerintah Desa pun
ikut terlibat, ketua pengelola berasal dari masyarakat
lokal asli yang bertempat tinggal di desa tersebut.
Ketua pengelola dipilih berdasarkan kepercayaan
masyarakat untuk bertanggung jawab penuh atau
ditunjuk langsung secara umum, yang menjadi ketua
pengelola yaitu dilihat dari pengalaman dan juga cara
berpikirnya, atau seseorang yang mempunyai
pendidikan tinggi dan mampu mengelola wisata
tersebut.
Kedua setelah ketua pengelola dipilih maka
selanjutnya, dia yang bertanggung jawab untuk
membentuk individu-individu atau kelompok
dibawahnya dalam membantu mengatur semua yang
berkaitan dengan pengembangan obyek wisata
tersebut.Ketua pengelola menunjuk atau
mempercayakannya kepada orang-orang yang serius
dan mampu bertanggung jawab juga dalam bidang
yang telah dibuat dan juga sesuai dengan bakat dan
minatya sesuai bidang itu juga.
Semua rancangan dan kegiatan disusun secara
bersama oleh para pengelola untuk mendapatkan hal
yang maksimal sebelum disampaikan kepada
masyrakat setempat mengenai hal-hal yang akan
dibuat

42
Radian Hasan (Ketua Pengelola), Wawancara, Pantai Batu Berang Desa
Mertak Kecamatan Pujut Lombok Tengah, 3 Desember 2022.

4
dan dilaksanakan dalam upaya mengedapankan obyek
wisata tersebut.
Hal terakhir, yaitu ketika terjadi permasalahan atau
kekeliruan dalam proses pelaksanaan kegiatan ataupun
nantinya terjadi kendala dan hambatan maka
diwajibkan untuk menyelesaikan secara bersama atau
dengan terlebih dahulu memberitahu ketua pengelola,
jika ketua pengelola berhalangan maka bisa
memberitahu bawahan dari ketua itu sendiri, hal ini
dimaksudakan agar secara bersama-sama tetap
menjaga kekompakkan dan tidak menyalahkan satu
sama lain, setiap tahunnya selalu diadakan evaluasi
untuk mengetahui sudah sejauh mana
perkembangannya, apakah bisa lebih baik ataupun
terjadi penurunan.
Hal ini juga berkaitan langsung yang disampaikan
oleh Ketua Pengelola wisata Pantai Batu Berang
sebagai berikut:
“Pengorgnisasian ini sengaja dibuat untuk bisa
memberikan tanggung jawab kepada masyrakat
lokal yang teribat didalam organisasi tersebut,
dan dibentuk lah ikatan POKDARWIS (Kelompok
Sadar Wisata) yang ada di Desa Mertak ini, dan
tentunya sudah memiliki SK (surat keputusan) dari
pengurus destinasi yang ada di wisata Pantai Batu
Berang. Anggota kami berjumlah 20 orang dan
memiliki bagian masing-masing, hal dapat
memudahkan mereka dalam merencanakan dan
juga berkerja sama nantinya dalam hal
mengusulkan kegiatan atau program-program
yang dibuatnya, setiap ketua bidang atau devisi

5
wajib mengurus dan mempertanggung jawabkan
anggotanya. ”43
3. Pengelolaan pada tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan disini, semua anggota
melaksanakan tugas sesuai dengan arahan dari ketua
dan juga sesuai dengan rencana yang telah diatur
ditahap awal.
Selain itu juga, dalam tahap pelaksaanaan ini
ketuamendapat arahan atau masukan juga dari orang-
orang yang berpengalaman dibidang pengelolaan
wisata, hal inilah yang dilakukan juga kepada para
bawahannya dalam melakukan program kerja
memintanya untuk sama-sama menjalin kerja-sama
dan tetep belajar menjadikan pengalaman sebagai
pelajaran.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pengelola
yaitu sebagai berikut:
“kita melaksanakan semua program kerja secara
bersama-sama akan tetapi, saya tidak ingin
memaksa mereka, tetapi mereka juga harus paham
mengenai tanggung jawabnya, mereka harus ingat
benar bahwa disini, kita mempunyai visi dan misi
yang sama, jadi tentu saja mereka harus
menerima arahan serta masukan dalam berkerja
sama karena ini, merupakan demi kebaikan kita
bersama,’44
4. Pengelola pada tahap pengawasan
Pengawasan dari obyek wisata Pantai Batu Berang
ini, diawasi langsung oleh Ketua Pengelola melalui
kegiatan yang telah dilakukan, strategi yang dibuat,
dan

43
Radian Hasan (Ketua Pengelola), Wawancara, Pantai Batu Berang
Desa Mertak Kecamatan Pujut Lombok Tengah, 3 Desember 2022.
44
Radian Hasan (Ketua Pengelola), Wawancara, Pantai Batu Berang Desa

5
Mertak Kecamatan Pujut Lombok Tengah, 3 Desember 2022.

5
kerjasama yang telah diupayakan, hal ini berkaitan
dengan perencanaan diawal dan juga sampai pada
tahap evaluasi yang dilakukan setiapakhir kegiatan
dalam mengukur sudah sejauh mana
perkembangannya.
Hal ini berkaitan dengan yang diungkapkan oleh
salah satu anggota pengurus anggota POKDARWIS,
yaitu mengungkapkan sebagai berikut:
“Kami disini semua sebagai anggota pengelola
masih sama-sama belajar dalam hal semua bidang
yang kami pegang untuk memajukan destinasi ini,
kami melakukan dan mencoba banyak cara agar
bisa sesuai dengan apa yang telah kita atur dan
diawal perencanaan, disini ketua kami memang
berperan penuh, dia yang mengendalikan semua
hal dan mengurus semua hal yang berkaitan
dengan wisata Pantai Batu Berang, kira-kira dari
tahun 2018 sampai sekarang setidaknya sudah
ada peningkatan walaupun tidak banyak tapi bisa
sedikit demi sedikit,45
Berdasarkan pernyataan di atas, berikut ini
jugapeneliti sampaikan beberapa hasil wawancara
dengan para wisatawan yang datang berkunjung ke
obyek wisata Pantai Batu Berang, pada satu tahun
terakhir ini.Dimana, para wisatawan yang datang
mengalami penurunan dikarenakan pasang surut air
laut atau ombak yang membawa sampah laut je tepi
pantai, hal ini menyebabkan kurangnya
wisatawan.Ketika kondisi air pantai sedang bagus
maka wisatawan yang datang juga berdatangan,
seperti biasanya pada awal-awal tahun.
45
Sabri (Pengelola), Wawancara, Pantai Batu Berang Desa Mertak
Kecamatan Pujut Lombok Tengah, 3 Desember 2022.

5
Adapun beberapa wawancara yang peneiti
lakukan kepada wisatawan yang ada di Pantai Berang
yang sekaligus pada saat itu sedang mengunjungi
destinasi wisata ini.
Wawancara pertama, dengan Ibu Mery, selaku
wisatawan yang datang berkunjung ke tempat ini dan
mengungkapkan sebagai berikut:
“Nama saya Merry Afriani saya berasal dari
Praya, Lombok Tengah, saya dateng ketempat ini
atas permintaan teman-teman organisasi saya
yang sedang melakukan kegiatan. Akhirnya saya
bisa berkunjung tempat ini, karena saya juga suka
dengan Pantai, tempatnya bagus meskipun harus
masuk ke desa Pedalaman, tapi saya senang
karena ini baru pertama kali saya ke tempat ini”
“saya menyimpulkan tempat ini sangat bagus,
jauh dari keramian karena mungkin ini wisata
Pantai yang baru dan belum banyak yang
mengenal, pantai ini cocok sebagai tempat liburan
bagi orang-orang yang tidak suka keramaian tapi
suka dengan pantai, bagitulah yang diucapkan
oleh Merry”. 46

Wawancara ke-dua dengan Ibu ziadah, selaku


wisatawan yang datang berkunjung mengungkapkan
juga sebagai berikut:
“Ziadah, karena saya sedang ingin jalan-jalan
dan menikmati pantai, maka saya memilih ke
lokasi ini, karena rumah saya tidak jauh dari
Pantai ini, ditempat ini saya bebas ingin
menikmati pantai sampai jam berapun saya mau,
karean lokasi

5
46
Merry Afriani, (wisatawan), Wawancara di Pantai Batu Berang, Pada
Tanggal 10 Desember 2022.

5
parkirnya aman dan murah dan tidak bosan-bosan
ke tempat ini terus ketika sore hari, bagi saya
tempat ini cocok untuk merayakan ulang tahun
ataupun hanya sekedar bakar-bakar ikan”.47
Wawancara ke-tiga dengan saudari Icha,
seorang mahasiswi merupakan wisatawan yang
datang berkunjung menyampaikan sebagai berikut:

”Icha, mahasiswa Unram, kedatangan kami disini


untuk liburan dan berkunjung ke hutan mangrove
yang ada di kawasan pantai ini, karena menurut
informasi dari teman-teman saya yang dateng,
tempat ini sangat bagus dan tertarik saya sangat
untuk dateng, ternyata setelah saya sampai tempat
ini, tempatnya bagus juga akan tetapi jauh dari
keramaian karena saya tidak menemukan banyak
wisatawan yang dateng berkunjung”.48
Wawancara ke-4 yaitu dengan saudari Fitriani,
seorang mahasiswi yang datang berkunjung dengan
temannya, menyampaikan sebagai berikut:

“ ini, pertama kalinya saya berkunjung ke tempat


ini, saya tau karena ketua pengelolanya adalah
teman kuliah saya di UNRAM, menurut saya
pantainya bagus, jauh dari jalan kota, akan tetapi
jalannya menuju pantai ini kurang mendukung.
Pantainya sepi tidak terlalu ramai seperti pantai-
pantai lainnya. Walaupun begitu saya suka karena

47
Ziadah, (wisatawan), Wawancara di Pantai Batu Berang, Pada Tanggal
4 Desember 2022.
48
Icha, (wisatawan), Wawancara di Pantai Batu Berang, Pada tanggal 10
Desember 2022.

5
tempatnya luas cocok untuk lokasi camp atau
kegiatan organisasi.”49
Wawancara ke-5 yaitu dengan saudara hery,
seorang murid kelas 3 sekolah menengah di salah satu
sekolah yang ada di Kecamatan Pujut,
mengungkapkan sebagai berikut:
“Saya sering ke pantai ini dengan kakak saya
hanya untuk mandi pantai saja, atau terkadang
mengajak teman-teman saya pada saat hari libur
begini untuk bermain bola di pantai ini, karena
pantai ini masih belum terlalu ramai, jadi kami
puas bermain disni tanpa mengganggu wisatawan
lain. Menurut saya pantainya bagus karena
memiliki hutan mangrove akan tetapi
pengunjungnya msih kurang.” 50

Wawancara seanjutnya dengan Bapak Adi,


salah satu wisatawan yang datang berkunjung ke
Pantai Batu Berang sekaligus penjual makanan
ringan, menyampaikan sebagai berikut:
“Saya kesini setiap hari libur atau ada acara
saja, seperti hari libur dan acara-acara yang
saya tau seperti lomba balap perahu, karena
saat itu pasti pengunjung datang lebih banyak
dari biasanya, disana kesempatan saya untuk
berjualan lebih. Pantai ini bagus, tetapi belum

49
Fitriani (wisatawan), Wawancara di Pantai Batu Berang, Pada tanggal
10 Desember 2022.
50
Hery (Wisatawan), Wawancara, di Pantai Batu Berang, Pada tanggal
10 Desember 2022.

5
banyak orang tahu, airnya juga bersih, tetapi
masih sepi akan pengunjung”51
Wawancara terakhir yaitu dengan Akbar,
selaku wisatawan yang datang berkunjung
mengungkapkan sebagai berikut:
“Akbar, siswa kelas 1 SMA, saya dateng ke Pantai
Berang ini, karena ingin mandi pantai karena
saya dateng kesini bersama adik dan keponakan
saya, karena tempatnya disini tidak terlalu ramai
dari wisatawan jadi saya dateng ke Pantai ini,
Pantainya bagus dan pasirnya juga bagus, akan
tetapi jika airnya mengalami pasang-surut banyak
sekali sampah laut yang berserakan di area
sekitar pantai akan tetapi tidak membuat saya
untuk berhenti ke tempat ini.”52
Penelitian ini dilakukan atas kemauan peniliti
dan juga arahan dari dosen untuk melakukan penilitan
pada Wisata Pantai Berang saat hari kerja dan juga
hari liburuntuk melakukan wawancara demi
mendapatkan hasil yang baik.
Dari hasil peniliti tersebut pada saat
melakukan wawancara terhadap pengunjung yang
dateng di obyek wisata Pantai Batu Berang yaitu
sebagaian wisatawan yang dateng memanfaatkan hari
libur untuk dateng berkunjung, menghabiskan waktu
untuk menikmati keindahan pantai dan hutan
mangrove. Selain itu juga wisata Pantai Berang ini
banyak peminatnya, dari

51
Adi ( Wisatawan), Wawancara, di Pantai Batu Berang, Pada tanggal 10
Desember 2022.
52
Akbar (wisatawan), Wawancara di Pantai Batu Berang Pada tangal 10
Desember 2022.

5
kalangan anak-anak, dewasa, hingga orang tua dan
juga wisatawan dari mancanegara.
Para pengunjung, biasanya berkunjung ketika
hari libur, mereka menghabiskan waktunya di lokasi
wisata ini, karena bayar parkir yang murah dan aman,
selain itu juga dapat bebas menikmati pantai dan
bersenang-senang. Menurut ungkapan salah satu
anggota pokdarwis setempat kebanyakan juga
wisatawan dateng ketika ada event-event yang kami
agendakan dan buat sampai satu harinya mendapatkan
lebih dari 100 orang wisatawan dan mengadakannya
di hari libur.53
Selain dari wawancara kepada wisatawan
adapun wawancara yang peneliti lakukan kepada
masyrakat yang berada atau bertempat tinggal di
sekitaran obyek lokasi Pantai Batu Berang.
Wawancara pertama dengan Ibu Nia, selaku
masyrakat yang bertempat tinggal di dekat obyek
Lokasi Pantai Batu Berang, mengungkapkan sebagai
berikut:
“Pengelolaan wisata Pantai Berang ini, bisa
dibilang baru-baru ada, karena pantai ini
kalah dengan pantai sekitarnya yang lebih
dekat dengan Kuta Mandalika, akan tetepi
saya tetap mendukung penuh program atau
kegiatan yalih secara bersama, dan juga saya
tetap dilibatkan ng dilakukan oleh pengelola
yang sudah kita pi

Anggota Pokdarwis, Wawancara di Pantai Batu Berang Pada tanggal 1


53

Desember 2022

5
karena bisa menjadi peluang usaha juga bagi
kami disni”.54
Wawancara kedua dengan Bapak Heri,
merupakan masyarakat lokal yang sudah lama
tinggal di dekat obyek wisata Pantai Berang
mengungkapkan sebagai berikut:
“Saya disini sudah lama tinggal menjadi
masyarakat asli yang bertempat tinggal di
desa ini, saya sudah mengetahui
bagaiamana perjalanan dari obyek wisata
Pantai Batu Berang ini, dalam tahap
pengeloaan memang dikelola penuh oleh
kelompok POKDARWIS yang sudah ada
akan tetapi tetap melibatkan kami disini,
disni masih terbatasnya beberapa fasilitas
dan juga beberapa hambatan yang
membuat kami menyerahkan segalanya
kepada pengelola dan membiarkannya
mengatur jalannya obyek wisata”55.

C. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Wisata Pantai


Batu Berang
1. Faktor Internal
Faktor internal disini merupakan hambatan dan
kendala yang berasal dari dalam obyek wisata itu
sendiri, yang dapat menganggu dan menjadi
kekurangan pada tahap pengelolaan wisata, yang harus
dibenahi dalam waktu secepat mungkin.

54
Ibu Nia, (Masyarakat lokal), Wawancara di Desa Mertak, Kec. Pujut
Lombok Tengah. pada tanggal 10 Desember 2022.
55
Heri (Masyrakat lokal), Wawancara di Desa Mertak, Kec. Pujut Lombok
Tengah pada tanggal 10 Desember 2022.

6
Adapun faktor internal yang menjadi hambatan
dan kendala yang mejadi permaslahan pada obyek
wisata Pantai Batu Berang ini sebagai berikut:
a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan wisata terkendala oleh
terbatasnya kualitas sumber daya manusia dan
masih perlu pembinaan atau pelatihan yang lebih
banyak lagi.Dari hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan ketua pengelola terkait dengan
kendala pengelolaan wisata Pantai Batu Berang,
yaitu sebagai berikut.
“Untuk saat ini kami masih mengusahakan
dan membangun kerja sama dengan
bebrbagai pihak dalam membangun
sumberdaya masyrakat yang lebih baik
lagi, mencoba untuk mengadakan
pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
wisata, seperti tour guide, membuat paket
wisata dan lain sebagainya, itu yang
sedang kami usahakan dari pihak
pengelola akan tetapi ada beberapa
masyrakat yang kurang sadar akan
pentingnya pengembangan obyek wisata
ini, dan tidak tertarik dengan program
yang kami buat dari pihak pengelola.
Setidaknya, kami sudah brusaha dan
mencoba megajaknya secara lebih aktif,
jika sebagaian masyarakat tidak mau itu
bukanlah kesalahan kami. ”56
b. Keterbatasan Anggaran
Anggaran atau dana yaitu hal yang paling
penting dalam melakukan berbagai renovasi atau
56
Radian Hasan (ketua Pengeloa), Wawancara, di Pantai Batu Berang
Pada Tannggal 1 desember 2022

6
acara-acara (event) yang ada di wilayah destinasi
wisata. Akan tetapi hal ini menjadi kendala atau
permaslahan yang seringkali terjadi, sehingga
belum bisa terlaksanya secara optimal berbagai
kegiatan tersebut dan juga dapat memberikan
dampak kepada sarana dan prasarana tidak
dibangun dengan cepat.
Dari hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan pengelola, hal ini diungkapkan
secara tegas oleh pengeloa wisata Pantai Batu
Berang yaitu sebagai berikut:
“Untuk kendala yang dihadapi saat ini
yaitu, kekurangan dana atau anggaran,
meskipun terkadang dana yang kita
peroleh sudah banyak tapi belum
mencukupi secara maksimal, kami
melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan dana tersebut seperti halnya
yaitu, melalui proposal kami mengajukan
kebeberapa pihak yang berkerjasama
dengan kami, dalam tahap ini kami harus
membuat proposal paling lama 3 hari dan
diantar lalu meunggu jawaban, kemudian
ada juga dana yang berasal dari Internal
dimana, biaya ini kami dapatkan dari hasil
keuntungan yang lebih dari wisatawan
yang datang ke tempat kami, itupun kalau
ada, dana berikutnya yaitu dari kelompok
dimana disini kami iuran untuk menutupi
kekurangan tersebut, Terkadang juga kami
mendapat bantuan dari pihak luar yang
kenal baik dengan kami, seberapa
ikhlasnya, itulah cara kami

6
mendapatkan dana ketika kami ingin
melakukan kegiatan atau program.”57
c. Kurangnya Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang paling
penting dalam mendukung kemajuan dan
pengembangan obyek destinasi wisata yang
ada.Akan tetapi di obyek wisata Pantai Batu
Berang sangat kekurangan sekali fasilitas yang
dapat mendukung sehingga tidak banyak
wisatawan yang datang berkunjung ke tempat ini,
seperti obyek wisata lainnya dan dapat dirasakan
oleh wisatawan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh ketua
pengelola, berikut ungkapannya:
“Kami, sangat kekurangan fasilitas, bisa
dilihat disini yang kami punya masih seadanya
saja dan kadang kekurangan air bersih karena
jauhnya sumber air dari pantai ini dan harus
menyediakan terlebih dahulu air bersih pada
saat mengadakan acara atau event-event
tertantu, hal ini semoga bisa dimaklumi oleh
wisatawan, selain itu di obyek wisata Pantai
Berang kami tidak punya mushola atau
sekedar tempat untuk sholat yang khusus bagi
laki- laki/perempuan yang ada hanya 1 gazebo
saja, masih banyak lagi fasilitas yang kurang
tapi kami dari pihak pengelola masih
mengupayakan yang terbaik untuk kedepannya
agar bisa tetap bisa berjalan,
d. Promosi dan Komunikasi yang belum efektif
Bisa dilihat dari keberhasilan obyek destinasi
salah satunya yaitu terletak pada keberhasilannya
57
Sabri, (Pengelola), Wawancara, di Pantai Batu Berang Pada tanggal 1
Desember 2022.

6
dalam hal promosi secara menarik dan mampu
mendatangkan wisatawan baik lokal maupun
mancanegara.Disini di obyek wisata Pantai Batu
Berang ini terkendala dengan strategi pemsaran
yang kurang.Selain itu juga kebanyakan para
anggota, keterbatsan ilmu teknologi sehingga
belum bisa maksimal dalam hal pemasaran yang
lebih luas.
Dari hasil wawancara peneliti dengan salah
satu anggota pengelola mengatakan sebagai
berikut;
“Jujur aja, disini masih kurang edukasi
tentang pemsaran secara global atau lebih
luas, hanya kami menggunakan pemasaran
yang kami kuasai saja seperti melalui
membuat akun facebook,instagram, dan
channel youtube, kami belum malakukan
kerja sama dengan beberapa travel, dan
memasarkan secara lebih luas lagi, begitulah
sekiranya. Pada bagian promosi ini kami
akan mencoba untuk ditahun-tahun
berikutnya sekarang kami masih berupaya
belajar terlebih dahulu”.58
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari
luar obyek wisata yang tidak terdapat diprediksi kapan
datangnya.Hal inipun, dapat mengganggu
kenyamanan para wisatawan yang datang berkunjung.
Adapun faktor eksternal yang ada di obyek
wisata Pantai Berang yaitu sebagai berikut:
a. Sampah Pantai/laut

Sabri,Wawancara, di Pantai Batu Berang pada tanggal 1 Desember 2022.


58

6
Sampah laut, menjadi permasalahan yang bisa
dibilang sebagai kendala dan hambatan yang
sangat menggangu kenyamanan wisatawan yang
datang berkunjung, meskipun sudah dibersihkan
akan tetapi pengelola tidak bisa memprediksi
sampah laut itu sendiri kapan akan berakhir,
karena setiap harinya terkadang dibawa oleh
ombak.
Berikut ini ungkapan dari Ketua pengelola
mengenai hal itu sebagai berikut:
“Saya tidak tau dari mana asal sampah laut ini
terbawa kesini, akan tetapi saya menyadari bahwa
hal ini sulit kita bersihkan karena sudah berusaha
dengan baik, akan tetapi tetap saja dibawa oleh
air ombak pantai yang mengalami pasang surut
setiap harinya, hal ini menyebabkan wisatawan
yang datang terganggu, akan tetapi harus
dimaklumi saja,”59
b. Bencana Alam
Bencana alam merupakan salah satu faktor
eksternal yang tidak dapat diprediksi kapan
terjadinya, sehingga dari pengelola harus siap
sedia menerima segala resiko yang ada.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengelola
wisata mengenai hal itu sebagai berikut:
“ketika terjadinya bencana alam yang ada di
desa kami, akibat turun hujan deras dan
gempa, kami harus siap menerima resiko itu,
mulai dari sampah yang berserakan di area
pantai, beberapa fasilitas yang rusak dan juga
kekurangan wisatwan” 60

59
Sabri,Wawancara, di Pantai Batu Berang pada tanggal 1 Desember 2022.
60
Sabri, Wawancara Onlaine, pada tanggal 21 Desember 2022.

6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Obyek Wisata Pantai Batu Berang Dalam
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan, di Desa
Mertak Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
1. Pengelolaan pada tahap perencanaan
Perencanaan wisata Pantai Batu Berang
Kecamatan Pujut, kabupaten Lombok tengah, sudah
berjalan dengan baik dari tahun 2018 sampai akhir
tahun 2022 ini, dimana ketua pengelola sudah
menentukan rencana kegiatan dari harian, mingguan
sampai tahunan. Membuat beberapa hal yang memang
sangat diperlukan untuk kemajuan bersama sesama
anggota dan juga semua pihak yang dilibatkan, dari
kerjasama dan rencana pengelola kedepannya.Untuk
kedepannnya menghususkan masyarakat lokal dalam
meningkatkansumberdaya yang lebih baik lagi.
Berdasarkan temuan peneliti, perencanaan
wisata Pantai Batu Berang sudah semakin meningkat
dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari kunjungan
wisatawan yang setidaknya mengalami kenaikan
sedikit demi sedikit. Beberapa pihak yang terlibat
dalam proses perencanaan pariwisata ini, sangat
membantu sekali dalam proses terencananya kegiatan
atau aktivitas yang ada di obyek wisata Pantai Batu
berang.

6
Oleh sebab itu, dapat dipahami yaitu
perencaan didefinisikan sebagai keseluruhan dalam
proses pemikiran dan juga ditentukan secara matang
dari awal dan dikerjakan dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan, hal ini bertujuan untuk mencapai
tujuan secara bersama.61
2. Pengelolaan pada tahap pengorganisasian
Pengorganisasian obyek wisata Pantai Batu
Berang, yang dikelola oleh POKDARWIS (Kelompok
SadarWisata), di Desa Mertak, Kecamatan Pujut,
Kabupaten Lombok Tengah sudah dibentuk dari awal
pantai ini dibuka, dan juga sudah mendapatkan SK
(surat keputusan) dari pihak bina wisata yang ada di
kecamatan pujut. Organisasi ini beranggotan sebanyak
20 orang yang memiliki bidang dang peran masing-
masing, hal ini sengaja dibuat untuk membantu proses
pengelolaan secara teratur dan bersama-sama
bertanggung jawab atas bidang yang ditentukan oleh
ketua pengelola. Tentunya pengelola ini berasal dari
masyarakat lokal yang tinggal di kawasan wisata
Pantai Batu Berang.
Berdasarkan hal diatas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa organisai yang telah terbentuk
oleh pengelola sudah ada dan tersusun sesuai dengan
bidang-bidangnya, dan dapat dilihat dari pertanggung
jawabannya sudah tertata dengan baik walaupun
masih ada beberapa yang kurang sadar akan tanggung
jawabnya.
Dalam hal ini, organisasi kesatuan sosial yang
dibangun secara sadar dengan sebuah batasan-batasan
yang teah ditentukan dan juga bekerja secara terus
61
Prof, Dr Sondang P. Siagan, “Filsafat administrasi”,( Jakarta: Pt.Bumi
Aksara, 2003), hlm. 5.

6
menerus, pengorganisasian ini tidak lain bertujuan
untuk mencapai suatu tujuan secara bersama dan
saling mendukung satu sama lain, akan tetapi belum
dikatan berhasil jika belum mampu berkerjasama
dengan baik selama proses pelaksaan.62
3. Pengelolaan pada tahap Pelaksanaan
Pada proses pelaksanaan yang berjalan di
obyek wisata Pantai Batu Berang, selain dilakukan
oleh ketua pengelola atau anggota pokdarwis dibantu
juga oleh arahan dari pihak yang sudah
berpengalaman dan juga beberapa pihak yang
berkerjasama dengan obyek wisata ini. Ketua
pengelola melaksanakan tugasnya sebagaimana yang
dijankan pada umumnya, pelaksanakan ini pun
dilakukan dengan cara selalu mengadakan
musyawarah atau pertemuan-pertemuan kecil yang
membahas terkait obyek wisata Pantai Batu Berang.
Lebih mengutamakan pendekatan emosional dan
memberikan peringatan tegas kepada anngota
pengelola yang masih belum sadar akan tanggung
jawabnya.
Hal ini juga dapat lihat oleh peneliti pada saat
penelitian berlangsung dapat dikatakan bahwa
meskipun sudah dilakukan dilaksanakan pelaksanaan
dengan baik, akan tetapi masih saja belum sesuai dan
belum berjalan sesuai dengan yang diinginkan oleh
Ketua pengelola. Disini, ketua pengelola dapat melihat
dengan jelas bahwa anggotanya sibuk dengan urusan
pribadi mereka.
Sedangkan disini, menurut Sukwiaty,
pelaksanaan merupakan langkah-langkah dari rencana
yang telah ditentukan yang melibatkan segenap
sumber

6
62
Robbins, S. “Perilaku Organisasi”, (Jakarta: Hadayana
Pujaatmaja2008), hlm, 4

6
daya manusia yang dimiliki untuk mencapai tujuan
secara bersama.63 Jika tidak berjalan sesuai hal itu,
pelaksaannya belum dikatakan berjalan dengan baik.
4. Pengelolaan pada tahap Pengawasan
Tahap pengawasan pengelolaan wisata Pantai
Batu Berang, dalam hal ini ketua pengelola
mengendalikan semua kegiatan atau program yang ada
di obyek wisata Pantai Batu Berang ini. Mencoba
semaksimal mungkin mengatur dari awal tahap
perencanaan sampai evaluasi. Pengawasan ini
bertujuan agar terkelolanya dengan baik semua
rangkaian yang ada di obyek wisata Pantai Batu
Berang.
Pengawasan obyek wisata Pantai Batu Berang,
menurut observasi yang dilakukan yaitu, pengawasan
obyek wisata Pantai Batu Berang ini, belum juga
berjalan dengan maksimal dikarenakan kurangnya
kerja sama antar pengelola wisata dengan masyrakat
lokal, masih banyak masyarakat lokal sekitar pantai
belum mau menyadari pentingnya obyek wisata pantai
ini dalam keberlangsungan hidup mereka.
Dalam hal ini, fungsi dari pengawasan itu
sendiri yaitu, sebagai prestasi tolak ukur kinerja,
membandingkan prestasi atau keberhasilan
sebelumnya, mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk memperbaiki hasil kinerja yang tidak
sesuai.64

B. Data Kunjungan Wisatawan

63
Alam, S. “Ekonomi”, (Erlangga: Jakarta 2007). hlm 140.
64
Arifin Imanul & Giana Hadi, “Membuka Cakrawala Ekonomi”, (PT.
Setia Purnama Invest: Bandung 2007). Hlm. 72.

7
Tabel 2.9
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2020-2022
No. Bulan Jumlah wisatawan (orang)

2020 2021 2022

1. Januari 124 250 200

2. Februari 140 200 150

3. Maret 160 150 250

4. April 128 179 125

5. Mei 163 227 150

6. Juni 130 210 200

7. Juli 125 249 150

8. Agustus 172 283 150

9. September 143 179 200

10. Oktober 185 250 170

11. November 163 200 129

12. Desember 110 250 273

Jumlah total kunjungan 1.757 2.672 2.147

Sumber: Buku Kunjungan tamu Pokdarwis Desa Mertak


Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
fruktuasi pengunjung di wisata Pantai Batu Berang setiap
bulan dan tahunnya mengalami kenaikan dan juga

7
penurunan hal ini dapat dilihat dari jumlah wisatawan
yang ada di rekap catatan buku pengunjung. Biasanya
jumlah wisatawan meningkat yaitu ketika, ada event atau
acara- acara yang diselenggarakan oleh pengelola wisata
Pantai Batu Berang, biasanya juga dihari libur atau di
hari-hari tertentu wisatawan datang lebih banyak.65
C. Kendala Dan Hambatan Pengelola Wisata
1. Faktor Internal
a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Kekurangan sumberdaya manusia (SDM)
menjadi permasalahan yang diangap serius di
obyek destinasi wisata Pantai Batu Berang,
dikarenakan kurangnya keahlian masyarakat yang
dapat menunjang secara penuh kemajuan obyek
wisata Pantai Berang ini, hal ini masih ditangani
secara serius oleh pihak pengelola wisata.
Sumber daya masyrakat yang ada di obyek
wisata Pantai Batu Berang ini, masih dikatakan
sedikit, dikarenakan banyak masyrakat yang
belum bisa mengelola sumber daya yang ada
secara baik dan sesuai dengan sumberdaya yang
ada.
Oleh karena itu, salah satu yang
menunjang keberhasilan pengembangan obyek
wiata yaitu sumber daya manusia yang baik,
karena ini merupakan salah satu bentuk kerja sama
dalam meningkatkan kualitas dari obyek wisata itu
sendiri. 66
b. Keterbatasan Anggaran

65
Sabri, (Pengelola), Wawancara, di Pantai Batu Berang Pada tanggal
1 Desember 2022.
66
Sumarsono Sonny, “Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia
dan Ketanakerjaan”, (Yogyakarta:Graha Ilmu 2003) hlm, 4.

7
Anggaran yang ada di Obyek Wisata
Pantai Batu Berang, saat ini mengandalkan bantun
dari beberapa pihak yang terlibat kerjasama.
Dikarenakan jika, mengandalkan dari pendapatan
saja belum mencukupi secara penuh dan masih
banyak kekurangannya.
Anggaran dana merupakan hal yang paling
penting disini, karena tanpa adanya dana yang
mencukupi maka keberlangsungan kegiatan atau
program tidak akan berjalan dengan maksimal
oleh karena itu sangat diperlukan.
Anggaran dana itu sendiri meruapakan
rencana tertulis mengenai kegiatan organisasi yang
dinyatakatan secara kuatitatif dalam bentuk uang
dan digunakan dalam jangka waktu yang
panjang.67
c. Keterbatasan Fasilitas
Fasilitas yang ada di destinasi wisata Pantai
Batu Berang masih belum memadai atau bisa
dibilang kekurangan fasilitas, sampai saat ini
masih terbatas dengan segala hal yang ada,
terutama dalam segi, fasilitas itu sendiri.
Fasilitas ini sangat diperlukan dalam hal
upaya pengembangan kemajuan destinasi wisata.
Fasilitas sangat diperlukan disini, dalam hal
kemajuan obyek destinasi wisata Pantai Batu
Berang.
Jadi, fasilitas wisata sangat dibutuhkan
oleh kalangan wisatawan karena hal ini menjadi
nilai tersendiri bagi kebutuhan bagi wisatawan
juga.68

hlm, 11.

7
hlm, 53
67
Nafarin, M, “Penganggaran Perusahaan” (Jakarta: Salemba empat),
68
Yoeti, Oka A, “Pengantar Ilmu Pariwisata” (Bandung:Angkasa),

7
d. Keterbatasan Komunikasi danPromosi yang belum
efektif
Penerapan promosi dan komunikasi yang
ada di Obyek Wisata Pantai Batu Berang masih
kurang, dikarenakan kekurangannya akan
pengetahuan teknologi yang ada dalam hal prmosi
dan pemasaran.
Keberlangsungan obyek wisata ini, harus
juga didikung dengan komunikasi yang baik oleh
masyrakat sekitar, akan tetapi ini menjadi salah
satu hal yang mereka anggap biasa dan
mengabaikannya. Seharusnya disni, masyrakat
harus lebih berupaya lebih lagi dalam melakukan
promosi.
Komunikasi dan promosi disni hal yang
sangat penting dikarenakan kegiatan yang
berkaitan dengann public relation, promosi,
propaganda, jurnalistik, periklanan, publikasi dan
komunikasi internasional.69

2. Faktor Eksternal
a. Sampah Pantai/Laut
Sampah laut yang ada di wisata pantai Batu
Berang, kebanyakan berasal dari dasar laut, yang
saat ini masih dianggulangi oleh pihak pengelola
setempat. Hal ini, sulit untuk dihentikan
dikarenakan ini berasal dari luar yang tidak bisa
diprediksi kapan berakhirnya.
Di tepi pantai masih banyak sekali sampah
yang berserakan dan belum dibersihkan secara

69
R.A Santoso dan Ruslan, “Partisipasi, Komunikasi, Peersuasi, Dan
Disiplin Dalam Pembangunan Nasional”, (Bandung: Alumni 2007), hlm. 20.

7
merata oleh pihak pengelola itu sendiri. Hal ini
dapat dilihat dari kondisi Pantai yang kotor.
Sampah yang berada didaerah pesisir dapat
menjadi permasalahan yang dihadapi oleh suatu
daeah wisata, segala jenis sampah yang terdapat di
lautan akan mengganggu kehidupan dari biota laut
yang ada, bahkan juga manusia yang tinggal di
lingkungan tersebut.
b. Bencana Alam
Bencana alam yang disebabkan oleh
beberapa faktor yang terjadi pada lingkungan tidak
dapat dihindari, seperti halnya di obyek wisata
Pantai Batu Berang, ketika terjadi bencana alam
yang disebabkan oleh curah hujan dan angin yang
tinggi, dan mengakibatkan beberapa fasiltas yang
rusak, maka dari pihak pengelola segera
mengganti atau memperbaiki setelah
diperkirakannya bencana alam itu selesai.
Sejauh ini, dapat dilihat bahwa bencana
alam memang terjadi ketika waktu-waktu tertentu
akan tetapi tetap saja pada sarana dan prasarana
fasilitas masing belum diperbarui atau diperbaiki,
kaitannya dengan bencana alam memang tidak
terlalu jauh akan tetapi dari pihak pengelola tidak
mengganti atau memperbarui fasiitas yang kurang
memadai.
Obyek wisata sangat rentan terhadap
bencana dan krisis, bencana bisa berpengaruh
positif maupun negatif. Dampak positifnya yaitu
adanya bencana dapat dijadikan komiditi
pariwisata sedangkan dampak negatifnya yaitu

7
adanya kerusakan dan penurunan jumlah
pengunjung akibat bencna tersebut.70

BAB IV
PENUTUP
70
Ely Suhartini dan Jati Arifiyanti, “Daerah Pasca Bencana, Daya Tarik
Tersendiri bagi Pariwisata Indonesia”, (Journal of tourism and Creatuvity Vol
2. No.1 Januari 2018), hlm 40.

7
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang peniliti lakukan,
maka peniliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengelolaan wisata yang ada di destinasi wisata
Pantai Batu Berang, Kecamatan Pujut, Kabupaten
Lombok Tengah dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan yaitu pengelolaannya dilakukan oleh
anggota pengelola dan berkerja sama dengan
beberapa pihak. Proses pengelolaan dilakukan
dengan beberapa tahap yaitu mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
yang terakhir pengawasan.
2. Pengelolaan wisata Pantai Batu Berang
dihadapkan oleh beberapa masalah dan hambatan
yang terjadi, yaitu diantaranya faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu SDM yang
kurang, keterbatasan anggaran, komunikasi dan
promosi yang kurang, sedangkan faktor eksternal
yaitu sampah laut dan bencana alam.
B. Saran-Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya, agar lebih banyak
meneliti tentang pengelolaan dari wisata bahari
dari beberapa hal yang terkait dengan pengelolaan
itu sendiri, hal ini dapat dijadikan sebagai refrensi
atau hal lainnya yang berkaitan dengan
manajemen wisata bahari.
2. Disarankan untuk pengelola wisata yang ada di
destinasi wisata Pantai Batu Berang, agar lebih
memperhatikan jalannya pengelolaan dari obyek
wisata itu sendiri, dikarenakan pada saat ini obyek
wisata Pantai banyak diminati agar obyek wisata
ini

7
bisa bertahan dan dapat meningkatkan kunjungan
wisatawan.

DAFTAR PUSTAKA

7
BUKU/Jurnal
Andi Mappi Sameng, Cakrawala Pariwisata,Jakarta: Balai
Pustaka, 2001.

Deni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: CV Pusaka


Setia 2008.

Fred M. Kerlinger. Asas Penilitan Behavior, Yogyakarta, Gajah


Mada Press, 1998.

George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi


Aksara, 2006.

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:


Gajah Mada, 1991.

Hijir Ismail, ”Idenrifikasi Strategi Pengelolaan Potensi Sumber


Daya Pantai Labuhan Carik Di Desa Anyar Kecamatan
Bayan Kabupaten Lombok Utara”, Skripsi, Jurusan
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Fakultas
Perikanan, Universitas Gunung Rinjani 2019.

Marlin Rosanti Mellu dan Juita L. D Bessie, “Analisis Faktor


Penunjang Dan Penghambat Pengembangan Objek
Wisata, Pada Objek Wisata Alam Bola Palelo, Kecamatan
Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan”, Jurnal
Of Management (SME’s) Vol. 7. No.2, 2018. hlm 273.

Marpaung H,Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta


2002.

Munasef, Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia. Jakarta;


PT Toko Gunung Agung 1995.

8
Nafarin, M,Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba empat
2015.

Ni Made Eka Mahadewi, “Atraksi, Produk Wisata, Dan Event


Wisata, Dari Teori Ke Praktik”, (Jurnal Perhotelan dan
Pariwisata, Agustus , Vol.2 No.1, 2012). hlm. 2.

Nurhikma,“Strategi Pengelolaan Objek Wisata Lamangkia (Studi


Kasus Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Takalar)”.
Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu
sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhamadiyah
Makasar 2020.

Nur Fhadilah, “Pengelolaan Obyek Wisata Pantai Barane Pada


Dinas Pariwisata Kabupaten Majene. Jurusan Ilmu
administrasi Negara”. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar 2016.

Sondang P. Siagan, Filsafat administrasi, Jakarta: Pt.Bumi


Aksara, 2003.

Robbins, S. Perilaku Organisasi, Jakarta: Hadayana Pujaatmaja


2008 .

Rafika Sasole “Pengelolaan Objek Wisata Pantai Halasy Dalam


Rangka Menarik Kunjungan Wisatawan (Persfektif
Ekonomi Islam)”.Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah ,
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Instittut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ambon 2018.

Santoso dan Ruslan, Partisipasi, Komunikasi, Peersuasi, Dan


Disiplin Dalam Pembangunan Nasional, Bandung: Alumni
2007.

8
Richard, Management. Jakarta : Salemba Empat, 2007.

Sapari Imam Asyari,Suatu Petunjuk Praktis Metedologi


Penelitian Sosial. Usaha Nasiona: Surabaya 1983.

Siswanto,Perencanaan dan Pengendalian Proyek:, Jakarta:Sinar


Grafika 2010.

Samsu, S.Ag., M.Pd.I.Ph.D, Metode Penelitian Teori dan


Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods,
serta Research & Development, Pusaka : Jambi 2019.

Sumarsono Sonny, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia


dan Ketanakerjaan, Yogyakarta:Graha Ilmu 2003.

Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Akademia


Pustaka, 2018.

Soekadijjo, R,G, Anatomi Pariwisata.Jakarta. Remaja Karya

1996. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitafi, kualitatif, dan

R&D.
Jakarta: Alfabet, 2013.

Suraya Murcitaningrum, Pengantar Metode Penelitian Ekonomi


Islam. Yogyakarta:Prudent Media 2013.

Widya Denny Nugraha, “Manajemen Pengelolaan Dampo Awang


Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Kabupaten
Rembang Tahun 2014.”Skripsi, Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang 2014.

8
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar,
metode, Teknik. Bandung: Akademia Pustaka 1998.

Yoeti, Oka A, Pengantar Ilmu PariwisataBandung:Angkasa 2010


Yohanes Sulistyadi DKK, Pariwisata Berkelanjutan, Pengelolaan
Destinasi Wisata Berbasis Mayarakat. Bandar Lampung:
CV Anugrah Utama Raharja 2013.

Lampiran-Lampiran

8
Gambar 1.1 Kegiatan wawancara bersama ketua
Pokdarwis sekaligus meminta data

Gambar 1.2 Hutan Manggrove salah satu obyek wisata


yang ada di wisata Pantai Batu Berang.

8
Gambar 1.3 Pemandangan pantai obyek wisata Pantai
Batu Berang.

Gambar 1.4 Foto bersama wisatawan sekaligus wawancara

8
Gambar 1.5 Surat Izin Observasi Penelitian

8
Gambar 1.6 Surat Keterangan Plagiasi Skripsi dari Perpustakaan
UIN Mataram

8
8
Gambar 1.7 Kartu Konsultasi/Bimbingan Skripsi Pembimbing I
& II.

8
PEDOMAN WAWANCARA
A. Ketua Pengelola
Nama : Radian
Hasan Jenis Kelamin : Laki-
Laki Jabatan : Ketua
Pengelola
1. Bagaimana cara mengatur pengelolaan yang ada di
wisata Pantai Batu Berang dan mengembangkan
potensinya agar tetap berjalan dengan lancar ?
2. Apa sajakah tahap perencanaan yang dilakukan setiap
bulan/tahun dalam membuat program ?
3. Siapa sajakah yang dilibatkan dalam proses
perencanaan semua kegiatan dan menyusun program-
program untuk kemajuan wisata Pantai Batu Berang ?
4. Bagaiaman cara mengatur tahap pengorganisasian
pada tahap pengelolaan wisata Pantai Batu Berang ?
5. Bagaimana cara mengatur pelaksanaan kerja Pantai
Batu Berang ?
6. Siapa yang mengatur jalannya pengawasan yang ada
di Pantai Batu Berang ?
7. Apa saja kendala dan hambatan pengelola wisata
Pantai Berang ?
8. Bagaimana cara mengatasi kendala dan hambatan
yang ada di Pantai Batu Berang ?
B. Anggota Pengelola
Nama : Sabri
Jenis Kelamin : Laki-
laki
Jabatan : Anggota Pengelola
1. Bagaimana peran anggota pengelola dalam hal
membantu pengelolaan objek wisata Pantai Batu
Berang ?

9
2. Apakah anggota pengelola berperan penuh dalam hal
membuat perencanaan pembangunan maupun
perencanaan kegiatan yang menyagngkut semua
program yang ada objek wisata Pantai Batu Berang ?
3. Siapa sajakah yang dilibatkan oleh anggota pengelola
dalam hal pelaksanaan semua kegiatan atau yang
berkaitan dengan kemajuan objek wisata Pantai Batu
Berang ini ?
4. Apa sajakah bentuk hambatan yang dialami pengelola
dalam melakukan pengelolaan wisata ?
5. Bagaiamana cara anggota pengelola dalam membantu
menghadapi hambatan dan kendala yang ada?
C. Wisatawan
Nama :
Jenis Kelamin :
Jabatan :
1. Bagaimana menurut anda tentang Pantai Batu Berang?
2. Apa yang membuat anda tertarik untuk mengunjungi
Pantai ini?
3. Apa yang menjadi kendala atau hambatan menurut
anda yang membuat pantai ini terlihat kotor ?
4. Menurut anda apakah pantai ramai di kunjungi
wisatawan lain?
D. Masyarakat
1. Bagaiamana menurut anda tentang pengelolaan obyek
wisata Pantai Batu Berang?
2. Apakah masyrakat dilibatkan dalam mengelola atau
program yang ada di Pantai Batu Berang ?
3. Apkakah masyarakat ikut berperan dalam mengatasi
kendala atau hambatan yang ada di obyek wisata
Pantai Batu Berang ?

Anda mungkin juga menyukai