Anda di halaman 1dari 14

C.

FASE-FASE PERKEMBANGAN

1. Tahap-tahap perkembangan ( BUKU KE-1 )

Tahap-tahap Perkembangan Manusia dalam Pandangan Psikolog

Rousseau (Crain, 2007: 17-19) membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat tahap,
yaitu:

 Masa Bayi (usia dari nol sampai dua tahun)


 Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai duabelas tahun)
 Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas tahun)
 Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
Frued (1905: 586) membagi tahap perkembangan anak menjadi 5 (lima) tahap:

 Tahap oral (usia 0-24 bulan) Pada tahap ini kepuasaan anak terletak pada otoerotik,
yaitu kesempatan anak menghisap puting susu ibunya.
 Tahap Anal (2-3 tahun) Selama usia ini wilayah anal (anus) menjadi fokus
ketertarikan anak. Oleh sebab itu pelatihan menggunakan toilet sangat tepat dilakukan
pada usia ini.
 Tahap Falik atau Odipal (3-6 tahun) Pada tahap ini anak laki-laki mulai tertarik
dengan penisnya. Tahap perkembangan paling membingungkan dari pendapat Frued
sebab dia meyakini ketertarikan seksual seorang anak laki-laki pertama kepada
ibunya, sedangkan pada anak perempuan kepada ayahnya.
 Tahap Latensi (usia enam sampai sebelas tahun) Pada periode ini anak terlihat sudah
dapat mengendalikan permusuhannya dengan orangtuanya yang memiliki jenis
kelamin berbeda dengan dirinya. Anak laki-laki dan anak perempuan terlihat bersikap
lembut kepada ayah dari pada ibu mereka.
 Tahap Pubertas ( di atas usia sebelas tahun) Masa pubertas merupakan masa di mana
anak berupaya mem bebaskan diri dari perwalian orangtuanya. Mereka sudah mulai
menyukai perempuan lain selain ibunya, dan menyukai pria lain selain ayahnya.
Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:

 Periode Pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai anak
terlahir ke dunia.
 Masa bayi baru lahir dimulai dari hari pertama kelahiran sampai dua minggu setelah
kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi.
 Masa bayi dimulai dua minggu setelah kelahiran sampai usia dua tahun. Pada masa
anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak juga mulai
berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.
 Masa anak-anak awal dimulai dari usia dua tahun sampai enam tahun. Masa ini
dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak.
 Masa anak-anak akhir dimulai dari enam sampai tigabelas tahun. Masa ini dipandang
sebagai anak sekolah dasar.
 Masa Puber dimulai dari usia empat belas tahun sampai limabelas tahun. Masa ini
dipandang sebagai awal memasuki masa remaja.
 Masa Remaja dimulai dari usia limabelas sampai delapan belas tahun. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
 Masa Dewasa Dini dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh tahun.
 Masa Dewasa Madya dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun.
 Masa Usia Lanjut dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat.
Biologi modern juga telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam
tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology,
sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
“Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu
pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan
sampai kelahiran.” (Williams, 1984: 64.)

Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler
telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Alquran ini. Kini
diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa
wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini. Sebagaimana diketahui
bahwa kromosom 23 dari pihak ayah dan 23 dari pihak ibu. Dua dari 46 kromosom yang
menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom
ini dinamai kromosom “XY” dari pria, dan “XX” dari wanita. Penamaan ini didasarkan pada
bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf X atau Y. Kromosom Y
membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa
gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
2. FASE-FASE PERKEMBANGAN ( BUKU KE-2 )

1. Pengertian Dan Kriteria Menentukan Fase Perkembangan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang


perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku
tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodisasi perkembangan ini, para ahli
berbeda pendapat. Pendapat- pendapat itu secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu berdasarkan analisis hiologis, didaktis, dan psikologis.

A. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis Sekelompok ahli menentukan


pembabakan itu berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Pendapat
para ahli tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak dewasa itu ke dalam
tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:
 Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
 Tahap II : dari 7.0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
 Tahap III : dari 14,0 sampai 21.0 tahun (masa remaja, pubertas, masa
peralihan dan usia anak menjadi orang dewasa).

Pentahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani). Hal ini
dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi: antara tahap
II dengan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.

b) Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati empat
tahapan, yaitu:
 Tahap I dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs (pengisian) periode I;
pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
 Tahap II dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7.0 tahun:Streckungs (rentangan)
periode I, pada periode ini anak kelihatan langsing (memanjang/meninggi).
 Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; Fullungs periode II;
pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
 Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun: Streckungs periode
II: pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
c) Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni sebagai
berikut. , mulai masa konsepsi
 Tahap I: Fase Prenatal (sebelum lahir) sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9
bulan atau 280 hari.
 Tahap II : Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
 Tahap III : Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun.
 Tahap IV : Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja
(puber).
 Tahap V : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21
tahun.
 Pre Adolesence, pada umumnya wanita usia 11-13 tahun sedangkan
pria lebih lambat dari itu;
 Early Adolesence, pada usia 16-17 tahun;
 Late Adolesence, pada masa perkembangan yang terakhir sampai masa
usia kuliah di pergunuan tinggi.
B. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
Dasar didaktis atau instruksional yang dipengunakan oleh para ahli ada
beberapa kemungkinan: (1) Apa yang harus diberikcan kepada anak didik pada masa-
masa tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar
kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (3) Kedua hal tersebut dilakukan secara
bersamaan. Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau
instruksional antara lain pendapat dari Comenius dan pendapat Rosseau.
a. Comenius. Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi
seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu a) Sekolah ibu (scola
materna), untuk anak-anak 0.0 sampai 6,0 tahun, b) Sekolah bahasa ibu (scola
vernaculan) untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun, c) Sekolah latin
(scola latina), untuk remaja usi a 12,0 sampai 18 tahun, d) Akademi
(academica) untuk pemuda-pemudi usia 18,0 sampai 24.0 tahun. Pada setiap
sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan pendidikan) yang
sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan metode
penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
b. Rosseau, Pentahapan perkembangan menurut Rosseau adalah sebagai berikut
Tahap I : 00 sampai 2.0 tahun, usia asuhan.
Tahap II: 2.0 sampai 12,0 masa pendidikan jasmani dan latihan.
Tahap III : panca indera. : 12,0 sampai 15,0 periode pendidikan akal.
Tahap IV : 15.0 sampai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
C. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap
perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu
pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang
lain dalam perkembangannya. Dalam hal ini jara ahli berpendapat bahwa dalam
perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila
perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncangan itu
evolusi berubah menjadi revolusi.

Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat digunakan
sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain dalam proses
perkembangan. Selama masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa
kegoncangan dua kali, yaitu (a) pada kira- kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada
permulaan masa pubertas.

Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan


melewati tiga periode atau masa, yaitu: dari lahir sampai masa kegoncangan pertama (tahun
ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak-kanak, 2) dari masa kegoncangan
pertama sampai pada masa kegoncangan kedua yang biasa disebut nasa keserasian bersekolah
dan 3) dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa
kematangan.

2. Kriteria Pentahapan Perkembangan

Dalam hubungannya dengan proses belajar-mengajar (pendidikan), pentahapan


perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak terpaku pada
suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang
mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan pendirian tersebut, perkembangan individu
sejak lahir sampai masa kematangan itu dapat digambarkan melewati fase-fase berikut.
TAHAP PERKEMBANGAN USIA
Masa usia pra sekolah 0,0-6,0
Masa usia sekolah dasar 6,0-12,0
Masa usia sekolah menengah 12,0-18,0
Masa usia mahasiswa 18,0-25,0

a. Masa Usia Prasekolah


Pada masa usia prasekolah ini dapat diperinci lagi menjadi dua masa, yaitu masa vital
dan masa estetik.
 Masa vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud
menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral
(mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan
ketidaknikmatan. Anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam
mulutnya itu, tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama,
tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi
(penelitian) dan belajar.
Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan
anak akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja,
kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua ini,
umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui latihan
kebersihan ini, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-
dorongan yang datang dari dalam dirinya (umpamanya, buang air kecil dan air
besar).
 Masa estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan masa keindahan. Kata
estetik di sini dalam arti bahwa pada masa ini, perkembangan anak yang
terutama adalah fungsi panca inderanya. Kegiatan eksploitasi dan belajan anak
juga terutama menggunakan panca inderanya. Pada masa ini, indera masih
peka, karena itu Montessori menciptakan bermacam- macam alat permainan
untuk melatih panca inderanya.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian
bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar,
sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-
mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasa ank telah matang untuk memasuki
sekolah dasar. Pada masa keserias Nensekolah ini secara relatif, anak-anak lebih
mudah dididik daripada ma belas dan sesudahnya Masa ini diperinci lagi menjadi dua
fase, yaitu:
 Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun samp 9 atau 10
tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara Lain seperti berikut.
 Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani denga
prestasi (apabila jasmaninya schat banyak prestasi yang diperoleh)
 Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
 Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri).
 Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
 Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap
tidak penting.
 Pada masa ini (terutama usia 6,0-8,0 tahun) anak menghendaki nilai
(angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberi baik atau tidak.
 Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai
umur 12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah:
 Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, p
hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
 Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
 Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor
ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat
khusus).
 Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-
orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya, Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
 Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran
yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
 Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya
anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional
(yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut poeral.
Berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa poeral ini dapat diringkas
dalam dua hal, yaitu:

 Ditujukan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poenal
ditujukan untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalah si kuat, sijujur,
si juara, dan sebagainya.
 Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya; misalnya, untuk mencari teman
sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini
membutuhkan kelompok-kelompok sebaya, Pada mereka dorongan bersaing
besar sekali, karena itu masa ini sering diberi ciri sebagai masa "competitive
socialization".

Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap otoritas (kekuasaan),
khususnya otoritas orangtua dan guru. Anak-anak poeral menerima otoritas orangtua dan
guru sebagai suatu hal yang wajar. Justru karena hal tersebut, anak-anak mengharapkan
adanya pihak orangtua dan guru serta pemegang otoritas orang dewasa yang lain.

c. Masa Usia Sekolah Menengah

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya
yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat
diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut.

 Masa praremaja (remaja awal)


Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini
ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut
masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik,
dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut dapat diringkas, yaitu a)
negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi mental; dan b) negatif
dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat (negatif positif)
maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negatif aktif).
 Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup kebutuhan akan
adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya teman yang dapat turut
merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang
dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini
disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai gejala remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat
dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai
kehidupan tersebut adalah pertama, karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan
sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang dipujanya
belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan seringkali remaja hanya mengetahui
bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya.
Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang
dipandang mendukung nilai-nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak
laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif,
mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.
 Masa remaja akhir
Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah
masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja,
yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa dewasa.

d. Masa Usia Kemahasiswaan

Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun. Mereka
dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya.
Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah
pemantapan pendirian hidup.Pada masa ini individu telah mencapai kematangan untuk
memelilih calon pasangan hidup, telah mampu menentukan dan merencanakan karir masa
depannya. Walaupun tetap masih ditemukan mahasiswa yang masig ragu-ragu terhadap
jurusan yang dipilihnya.

3. FASE-FASE PERKEMBANGAN ( BUKU KE-3 )

Perkembangan adalah proses berkelanjutan dalam kehidupan manusia yang melibatkan


perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Tahap-tahap perkembangan dapat dibagi
menjadi beberapa tahap utama, meskipun perlu dicatat bahwa perkembangan setiap individu
dapat bervariasi. Berikut adalah tahap-tahap perkembangan yang umumnya diidentifikasi:

1. Infantil (0-2 tahun):


Pada tahap ini, bayi mengalami perkembangan fisik yang pesat, termasuk
pertumbuhan berat badan dan panjang tubuh.
Mereka mulai mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus, seperti
menggenggam objek atau merangkak.
Bahasa awal mereka terdiri dari tangisan dan suara-suaran.
2. Tahap Pra-sekolah (2-6 tahun):
Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan motorik halus yang lebih baik, seperti
menggambar atau memegang pensil.
Kemampuan bahasa mereka berkembang dengan cepat, dan mereka mulai
menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi secara efektif.
Imajinasi dan permainan berperan penting dalam perkembangan kognitif mereka.
3. Tahap Sekolah (6-12 tahun):
Di tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan akademik, seperti
membaca, menulis, dan berhitung.
Mereka juga mulai berinteraksi lebih banyak dengan teman sebaya dan belajar tentang
norma sosial dan moral.
Kemampuan logis dan penalaran mereka berkembang.
4. Remaja (12-18 tahun):
Pubertas adalah ciri khas tahap ini, dengan perubahan fisik dan hormonal yang
signifikan.
Remaja mencari identitas pribadi dan menghadapi tekanan untuk memahami nilai-
nilai mereka sendiri serta peran mereka dalam masyarakat.
Kemampuan berpikir abstrak dan penalaran moral dapat berkembang lebih lanjut.
5. Dewasa Awal (18-40 tahun):
Orang dewasa muda biasanya menghadapi peran baru, seperti memulai karier atau
membentuk keluarga.
Pengambilan keputusan tentang pekerjaan, hubungan, dan nilai-nilai hidup menjadi
fokus.
Pengembangan identitas yang stabil menjadi prioritas.
6. Dewasa Pertengahan (40-65 tahun):
Pada tahap ini, banyak orang mengalami pertengkaran antara pemenuhan tanggung
jawab keluarga dan karier dengan keinginan untuk mengejar kepentingan pribadi.
Pemahaman diri dan evaluasi terhadap hidup yang telah dijalani menjadi lebih umum.
7. Tahap Lansia (65 tahun ke atas):
Penuaan fisik dan perubahan kesehatan menjadi perhatian utama.
Orang lanjut usia dapat menghadapi isu-isu seperti isolasi sosial dan refleksi atas
hidup mereka.
Pengalaman hidup dan kebijaksanaan dapat menjadi sumber berharga bagi diri
mereka dan orang lain.

Penting untuk diingat bahwa perkembangan individu tidak selalu mengikuti pola ini
dengan sempurna, dan variasi dalam perkembangan individu adalah hal yang biasa. Beberapa
orang dapat mengalami perkembangan yang berbeda pada usia yang sama, tergantung pada
faktor-faktor seperti lingkungan, pengalaman, dan faktor genetik.

Tahap-tahap perkembangan menurut berbagai ahli dapat bervariasi, tergantung pada


pendekatan dan teori perkembangan yang digunakan oleh mereka. Di bawah ini, saya akan
memberikan gambaran singkat tentang beberapa ahli terkenal dan teori-teori perkembangan
yang mereka ajukan:

a. Urie Bronfenbrenner (1917-2005):


Bronfenbrenner mengembangkan Teori Ekologi Pengembangan yang
mengidentifikasi berbagai lapisan atau sistem lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan individu. Ini mencakup lapisan mikrosistem, mesosistem,
eksosistem, dan makrosistem.
b. Jean Piaget (1896-1980):
Piaget mengembangkan Teori Perkembangan Kognitif, yang mengidentifikasi
empat tahap perkembangan intelektual:
a) Sensorimotor (0-2 tahun): Fokus pada pengembangan sensorik dan
motorik awal.
b) Praoperasional (2-7 tahun): Anak-anak mengembangkan bahasa dan
kemampuan berpikir simbolik, tetapi masih berpikir secara egosentris.
c) Operasional Konkret (7-11 tahun): Kemampuan berpikir logis tentang
objek konkret berkembang.
d) Operasional Formal (11 tahun ke atas): Mampu berpikir abstrak,
mengeksplorasi konsep-konsep seperti moralitas dan etika.
c. Erik Erikson (1902-1994):
Erikson mengembangkan Teori Psikososial yang mengidentifikasi delapan tahap
perkembangan yang mencakup perkembangan psikososial dan identitas, dimulai
dari masa bayi hingga usia dewasa. Setiap tahap memiliki konflik psikososial
yang perlu diatasi.
d. Lawrence Kohlberg (1927-1987):
Kohlberg mengembangkan Teori Perkembangan Moral yang menggambarkan
tahap-tahap perkembangan moral individu:
a) Prekonvensional: Berfokus pada hukuman dan imbalan.
b) Konvensional: Berfokus pada norma sosial dan kepatuhan.
c) Postkonvensional: Berfokus pada prinsip moral pribadi dan etika.
e. Sigmund Freud (1856-1939):
Freud mengembangkan Teori Psikoanalisis yang mencakup tahap-tahap
perkembangan kepribadian, seperti:
a) Oral (0-1 tahun): Fokus pada pemuasan kebutuhan oral.
b) Anal (1-3 tahun): Fokus pada kontrol buang air besar.
c) Fase Falik (3-6 tahun): Fokus pada kesadaran genital.
d) Fase Latensi (6-11 tahun): Perkembangan keterampilan sosial dan
intelektual.
e) Fase Genital (pubertas dan seterusnya): Munculnya hasrat seksual yang
dewasa.
f. Lev Vygotsky (1896-1934):
Vygotsky mengembangkan Teori Pembelajaran Sosial, yang menekankan
pentingnya interaksi sosial dan lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif.
Tahap-tahap perkembangan ini adalah konsep dasar yang membantu kita memahami
perjalanan perkembangan individu dari masa bayi hingga dewasa. Namun, perlu diingat
bahwa setiap individu unik dan perkembangannya dapat berbeda-beda. Teori-teori ini
memberikan kerangka kerja untuk memahami dan mempelajari berbagai aspek
perkembangan manusia.
Daftar Pusaka :

1. Dr. Masganti Sit, M.Ag. 2012. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Medan:


PERDANA PUBLISHING (Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana}
2. Rahmulyani, dkk. 2023. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Unimed Press
3. Rudi Irwansyah, dkk. 2021. Perkembangan Peserta Didik, Widina Bhakti Persada
Bandung

BUKU KE-1

BUKU KE-2

BUKU KE-3

Anda mungkin juga menyukai