FASE-FASE PERKEMBANGAN
Rousseau (Crain, 2007: 17-19) membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat tahap,
yaitu:
Tahap oral (usia 0-24 bulan) Pada tahap ini kepuasaan anak terletak pada otoerotik,
yaitu kesempatan anak menghisap puting susu ibunya.
Tahap Anal (2-3 tahun) Selama usia ini wilayah anal (anus) menjadi fokus
ketertarikan anak. Oleh sebab itu pelatihan menggunakan toilet sangat tepat dilakukan
pada usia ini.
Tahap Falik atau Odipal (3-6 tahun) Pada tahap ini anak laki-laki mulai tertarik
dengan penisnya. Tahap perkembangan paling membingungkan dari pendapat Frued
sebab dia meyakini ketertarikan seksual seorang anak laki-laki pertama kepada
ibunya, sedangkan pada anak perempuan kepada ayahnya.
Tahap Latensi (usia enam sampai sebelas tahun) Pada periode ini anak terlihat sudah
dapat mengendalikan permusuhannya dengan orangtuanya yang memiliki jenis
kelamin berbeda dengan dirinya. Anak laki-laki dan anak perempuan terlihat bersikap
lembut kepada ayah dari pada ibu mereka.
Tahap Pubertas ( di atas usia sebelas tahun) Masa pubertas merupakan masa di mana
anak berupaya mem bebaskan diri dari perwalian orangtuanya. Mereka sudah mulai
menyukai perempuan lain selain ibunya, dan menyukai pria lain selain ayahnya.
Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:
Periode Pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai anak
terlahir ke dunia.
Masa bayi baru lahir dimulai dari hari pertama kelahiran sampai dua minggu setelah
kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi.
Masa bayi dimulai dua minggu setelah kelahiran sampai usia dua tahun. Pada masa
anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak juga mulai
berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.
Masa anak-anak awal dimulai dari usia dua tahun sampai enam tahun. Masa ini
dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak.
Masa anak-anak akhir dimulai dari enam sampai tigabelas tahun. Masa ini dipandang
sebagai anak sekolah dasar.
Masa Puber dimulai dari usia empat belas tahun sampai limabelas tahun. Masa ini
dipandang sebagai awal memasuki masa remaja.
Masa Remaja dimulai dari usia limabelas sampai delapan belas tahun. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
Masa Dewasa Dini dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh tahun.
Masa Dewasa Madya dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun.
Masa Usia Lanjut dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat.
Biologi modern juga telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam
tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology,
sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
“Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu
pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan
sampai kelahiran.” (Williams, 1984: 64.)
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler
telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Alquran ini. Kini
diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa
wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini. Sebagaimana diketahui
bahwa kromosom 23 dari pihak ayah dan 23 dari pihak ibu. Dua dari 46 kromosom yang
menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom
ini dinamai kromosom “XY” dari pria, dan “XX” dari wanita. Penamaan ini didasarkan pada
bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf X atau Y. Kromosom Y
membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa
gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
2. FASE-FASE PERKEMBANGAN ( BUKU KE-2 )
Pentahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani). Hal ini
dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi: antara tahap
II dengan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.
b) Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati empat
tahapan, yaitu:
Tahap I dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs (pengisian) periode I;
pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
Tahap II dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7.0 tahun:Streckungs (rentangan)
periode I, pada periode ini anak kelihatan langsing (memanjang/meninggi).
Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; Fullungs periode II;
pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun: Streckungs periode
II: pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
c) Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni sebagai
berikut. , mulai masa konsepsi
Tahap I: Fase Prenatal (sebelum lahir) sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9
bulan atau 280 hari.
Tahap II : Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
Tahap III : Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun.
Tahap IV : Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja
(puber).
Tahap V : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21
tahun.
Pre Adolesence, pada umumnya wanita usia 11-13 tahun sedangkan
pria lebih lambat dari itu;
Early Adolesence, pada usia 16-17 tahun;
Late Adolesence, pada masa perkembangan yang terakhir sampai masa
usia kuliah di pergunuan tinggi.
B. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
Dasar didaktis atau instruksional yang dipengunakan oleh para ahli ada
beberapa kemungkinan: (1) Apa yang harus diberikcan kepada anak didik pada masa-
masa tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar
kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (3) Kedua hal tersebut dilakukan secara
bersamaan. Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau
instruksional antara lain pendapat dari Comenius dan pendapat Rosseau.
a. Comenius. Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi
seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu a) Sekolah ibu (scola
materna), untuk anak-anak 0.0 sampai 6,0 tahun, b) Sekolah bahasa ibu (scola
vernaculan) untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun, c) Sekolah latin
(scola latina), untuk remaja usi a 12,0 sampai 18 tahun, d) Akademi
(academica) untuk pemuda-pemudi usia 18,0 sampai 24.0 tahun. Pada setiap
sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan pendidikan) yang
sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan metode
penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
b. Rosseau, Pentahapan perkembangan menurut Rosseau adalah sebagai berikut
Tahap I : 00 sampai 2.0 tahun, usia asuhan.
Tahap II: 2.0 sampai 12,0 masa pendidikan jasmani dan latihan.
Tahap III : panca indera. : 12,0 sampai 15,0 periode pendidikan akal.
Tahap IV : 15.0 sampai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
C. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap
perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu
pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang
lain dalam perkembangannya. Dalam hal ini jara ahli berpendapat bahwa dalam
perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila
perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncangan itu
evolusi berubah menjadi revolusi.
Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat digunakan
sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain dalam proses
perkembangan. Selama masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa
kegoncangan dua kali, yaitu (a) pada kira- kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada
permulaan masa pubertas.
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut poeral.
Berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa poeral ini dapat diringkas
dalam dua hal, yaitu:
Ditujukan untuk berkuasa: sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poenal
ditujukan untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalah si kuat, sijujur,
si juara, dan sebagainya.
Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya; misalnya, untuk mencari teman
sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini
membutuhkan kelompok-kelompok sebaya, Pada mereka dorongan bersaing
besar sekali, karena itu masa ini sering diberi ciri sebagai masa "competitive
socialization".
Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap otoritas (kekuasaan),
khususnya otoritas orangtua dan guru. Anak-anak poeral menerima otoritas orangtua dan
guru sebagai suatu hal yang wajar. Justru karena hal tersebut, anak-anak mengharapkan
adanya pihak orangtua dan guru serta pemegang otoritas orang dewasa yang lain.
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya
yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat
diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut.
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun. Mereka
dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya.
Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah
pemantapan pendirian hidup.Pada masa ini individu telah mencapai kematangan untuk
memelilih calon pasangan hidup, telah mampu menentukan dan merencanakan karir masa
depannya. Walaupun tetap masih ditemukan mahasiswa yang masig ragu-ragu terhadap
jurusan yang dipilihnya.
Penting untuk diingat bahwa perkembangan individu tidak selalu mengikuti pola ini
dengan sempurna, dan variasi dalam perkembangan individu adalah hal yang biasa. Beberapa
orang dapat mengalami perkembangan yang berbeda pada usia yang sama, tergantung pada
faktor-faktor seperti lingkungan, pengalaman, dan faktor genetik.
BUKU KE-1
BUKU KE-2
BUKU KE-3