Anda di halaman 1dari 4

Ethic Business Case (Group)

Downfall: The Case Against Boeing


Kelompok 10
Dosen Pengampu : Andriati Fitrianingrum Sip., M.M., MA., PhD.
Kelas : D
Nama Anggota :
• 202160015 Pingkan Hastaranti
• 202160083 Glen Ferdian
• 202160234 Joseph Fabian
• 202160292 Evelyn

I. LATAR BELAKANG
Downfall: The Case Against Boeing" sebenarnya adalah serial dokumenter empat bagian
yang ditayangkan di saluran National Geographic pada tahun 2021. Serial ini membahas
kontroversi dan pertarungan hukum yang dihadapi Boeing dalam beberapa tahun terakhir, termasuk
kecelakaan 737 Max pada 2018 dan 2019. , yang menewaskan 346 orang, dan penyelidikan
selanjutnya serta dampak buruk bagi perusahaan. Film dokumenter tersebut menampilkan
wawancara dengan eksekutif Boeing, insinyur, dan pelapor, serta keluarga korban kecelakaan dan
pakar penerbangan. Ini juga menyelidiki peran Federal Aviation Administration (FAA) dan
kegagalan peraturan yang memungkinkan pesawat yang cacat disertifikasi untuk penggunaan
komersial. Sepanjang seri, para pembuat film menjelajahi jaringan kompleks faktor yang
berkontribusi pada peristiwa tragis, termasuk budaya perusahaan Boeing, langkah-langkah
pemotongan biaya, dan persaingan ketat dengan perusahaan saingan Airbus. Ini juga menyoroti
pertarungan hukum dan tuntutan hukum setelah kecelakaan, dengan keluarga korban mencari
keadilan dan akuntabilitas dari perusahaan. Secara keseluruhan, "Downfall: The Case Against
Boeing" menawarkan pandangan komprehensif tentang salah satu bencana penerbangan paling
signifikan dalam sejarah modern dan upaya berkelanjutan untuk meminta pertanggungjawaban
mereka yang bertanggung jawab.

II. ANALISA
• Chapter 1
Dari film Downfall: The Case Against Boeing terdapat banyak sekali praktik etika secara
etis dan tidak etis yang dapat kita lihat dan kita temui yaitu sebagai berikut :
a. Perusahaan Boeing menutup informasi bahwa ada sistem Maneuvering Characteristics
Augmentation System (MCAS) di pesawat tersebut yang membuat pilot tidak mengetahui
terdapat sistem tersebut. Saat boeing mendesain MAX, agar tetap bisa kompetitif, mereka
menjamin ke maskapai penerbangan bahwa pilot mereka tidak perlu pelatihan simulator
mengenai sistem tersebut.Selain itu Boeing menutup bahwa ada perbahan selama proses
desain. Hasilnya berbeda dari yang direncakan oleh boeing. Ini merupakan tindakan tidak
etis karena menutup sebuah fakta dan informasi yang disembunyikan dari pilot dimana
efeknya sangat berbahaya yaitu menimbulkan kecelakaan yang dapat memakan banyak
korban.
b. Setelah kecelakaan lion air terjadi Boeing mendapatkan laporan random transport airplane
risk analysis R-TARA dari FAA dimana diprediksi bahwa ada pembenahan 15 kecelakaan

Page 1 of 4
lagi dan mungkin akan ada kecelakaan fatal. Boeing membalas “akan memperbaiki
perangkat lunaknya, yang dikembangkan, dites dan diimplementasikan dengan cepat dalam
6 pekan”. Pada akhirnya, FAA menerima argumen Boeing. Boeing seharusnya melarang
MAX melakukan penerbangan sampai pembaruan tuntas demi mengetahui letak
kesalahannya dimana agar meminimalisir peristiwa tersebut terulang lagi. Itu tak dilakukan
oleh pihak Boeing mereka tetap menjalakan bisnisnya karena bagi mereka itu menghambat
profit mereka. Maka dari itu penerbangan tetap dijalankan seolah tak terjadi apa-apa.
Seperti yang tlah kita ketahui tindakan tersebut tidak etis karena perusahaan lebih
mengutamakan profit perusahaan dibanding keselamatan manusia, 19 pekan setelah
kecelakaan lion air terjadi kecelakaan penerbangan Ethiopian Airlines dengan kasus yang
sama.
c. Setelah kejadian kedua terjadi, boeing mengalihkan fokus ke para pilot Ethiopian Airlines.
Mereka memgakui bahwa MCAS tidak sengaja aktif, mereka bersih keras bilang bahwa
“awak Ethiopian Airlines tidak melakukan segalanya persis seperti prosedur” itu argumen
sama yang digunakan pada kasus lion air dan mereka melakukan kampanye humas yg
agresif. Agar pesan mereka tersampaikan. Boeing merekrut perusahaan di Washington
guna untuk menyebarkan pesan bahwa pilot warga negara asing yg salah. Ini merupakan
tindakan tidak etis. Pada kenyataannya saat kejadian berlangsung para awak menyadari
bahwa MCAS telah aktif dan mereka mengikuti prosedur dari Boeing, dia mematikan
sistem MCAS. Tetapi masih aja terjadi karena pilot tidak tau cara menanganinya, performa
pesawat begitu berbeda dari yang mereka lihat sebelumnya dan mereka tidak tau solusinya.
Lagi-lagi karena tidak adanya pelatihan.
d. Sejak awal boeing adalah perusahaan rekayasa dan selalu mengedepankan aspek teknik
dengan berfokus pada keselamatan, kualitas dan inovasi, selain itu gajinya sangat bagus,
memiliki budaya saling percaya antar karyawan, bebas mengemukakan pendapat jika
terdapat kesalahan dalam pesawat, sangat menghargain karyawannya. Saat McDonnell
Douglass dan Boeing merger di tahun 1980an, Harry Stonecipher Ceo McDonnell menjadi
CEO Boeing. Ia yakin yang terpenting adalah membawa perusahaan bernilai di wall street
dia lebih penting keuntungan, jika membahas produk dan margin, mereka ingin biaya
efektif dan mengarah boeing ke percepatan menuju perusahaan berorientasi keuangan. Hal
ini menuntut proses manufaktur pesawat harus lebih murah,mengurangi jumlah pekerja
tetapi ingin performa meningkat, tidak menghormati proses dan karyawan, menerapkan
bukan budaya boeing yang dimana sekarang dituntut memakai jalan pintas agar cepat
sehingga dimana fokus pada keamanan yang sudah menjadi tradisi, makin lemah. Dahulu
jika ada yang janggal dicari tahu,lalu diperbaiki atau dibenahi. Agar aman, dituntut untuk
mencari temuan. Namun, sekarang ahli2 membenahi masalah, fokus beralih pada
kecepatan. Yang penting selesai jangan lambat. Boeing berhenti mendengarkan karyawan
dan tidak dihargain. Para CEO menuntut semua manajer mencapai target tanpa peduli cara
penyesalainnya. Sehingga di bagian pesawat banyak yang tidak efektif, kualitasnya
melemah sehingga bisa menimbulkan resiko yang sangat besar. Selain itu, para karyawan
diancam jika ada yang melaporkan masalah di pabrik Carolina Selatan maka akan
dipecat,diberhentikan, atau dimutasi. Salah satu karyawan ada yang gajinya dipotong
kareja mencatat masalah kualitas, mereka blak-blakan menyatakan tidak mau itu
terdokumantasi supaya bisa menolak tau.
e. Saat setelah kecelakaan terjadi pihak boeing ga ada tanggung jawab, kasih kejelasan,
menghubungi personal ke keluarga yang terkena dampak. Itu menunjukkan mereka tidak
merasa bersalah atau bertanggung jawab. Selain itu, sejak awal investigasi berinteraksi

Page 2 of 4
dengan Boeing sulit dalam hal wawancara dan dimintai dokumen. Boeing berusaha
menutupi surel,dokumen,memo internal dari ranah publik. Dengan tindakan mereka yang
seperti itu, mereka sama saja seperti mengabaikan keluarga korban. Hal ini membuat para
keluarga korban menganggap ini sebagai penghinaan karena ga ada kejelasan bagaimana
bisa dua pesawat jatuh dalam rentang waktu berdekatan.
f. Perusahaan Boeing mencemooh bahkan mengejek pihak Lion Air sebelum kejadian bahwa
tidak perlu pelatihan secara berulang kali. Pada pembicaraan surel 6 juni 2017 yang terjadi
setahun sebelum kecelakaan, lion air mengatakan “bukankah lebih baik?bukankah lebih
aman mengadakan pelatihan tambahan? Kami ingin lebih dari rekomendasi kalian.” Tetapi
boeing menjawab tegas, “ tidak ada alasan mewajibkan simulator MAX untuk memiloti
MAX.” jika mereka jujur tentang sistem MCAS, seluruh pilot 737 MAX akan diwajibkan
pelatihan simulator. Boeing malah mencemooh Lion Air, mengejek karena memaksa
mereka neminta pelatihan simulator. Bisa2nya boeing mencemooh mereka “ jangan
mengadakan pelatihan simulator. Jangan. Butuh biaya. Kami bisa rugi.” Mereka membahas
“menggunakan Jedi Mind Trick ke regulator di seluruh dunia untuk mengadopsi standar
bahwa tidak perlu ada pelatihan simulator. Boeing tahu para pilot akan menghadapi
monster di sistem MCAS, tetapi mereka berkonspirasi untuk tidak menawarkan pelatihan.
Tindakan tersebut tidak benar dan tidak etis

• Chapter 2
Menurut kelompok kami berdasarkan film tersebut menyakut Pendekatan keadilan
(justice) & kepedulian (care). Di pendekatan keadilan kita lihat di bagian keadilan retributif
dimana jenis keadilan ini mengacu pada pengenaan hukuman yg adil pada mereka yg
melakukan kesalahan. Di dalam kasus ini, Boeing mendapat hukuman dan teguran oleh Donald
Trump selaku presiden AS bahwa iya dilarang melakukan penerbangan untuk semua
penerbangan 737 MAX 8 dan 737 MAX 9 selama 20 bulan. Hal itu membuat banyak pilot tidak
mau menerbangkan Boeing baru. Alhasil boeing ga melakukana penerbangan lagi. Selain itu,
Kementerian Kehakiman As mendakwa boeing berkonspirasi untuk membohongi FAA.
Boeing bersedia membayar 2,5 miliar dolar untuk denda dan kompensasi. Selanjutnya
Pendekatan kepedulian (care) terhadap etika mengklaim bahwa hubungan manusia memiliki
nilai moral yang membenarkan pelaksanaan perhatian khusus terhadap orang-orang tertentu
yang dengannya kita memiliki hubungan dekat yang berharga, khususnya hubungan
ketergantungan. Di dalam kasus tersebut dimana setelah Boeing melakukan merger segalanya
berubah kinerja pekerja berkurang karena perusahaan lebih mementingkan profit dan kecepatan
dalam menempuh target sehingga banyak karyawan merasa kurang diperhatikan,
dihargain,dihormati, suara karyawan diacuhkan, banyak pekerja di PHK, bahkan para
karyawan diancam jika ada yang melaporkan masalah di pabrik Carolina Selatan maka akan
dipecat,diberhentikan, atau dimutasi. Hal tersebut membuat dimana fokus pada keamanan yang
sudah menjadi tradisi, makin lemah. Selain itu Boeing sebagai produsen telah melanggar
tugasnya dalam memastikan produknya tidak membahayakan konsumen karena pesawat gagal
membuat produk yang memiliki desain yang baik serta tidak memberikan peringatan mengenai
system terkait keselamatan pesawat seperti MCAS.

• Chapter 3
Dalam kasus boing dampak globalisasi pada sistem bisnis sangat terlihat dimana, dengan
globalisasi ia dapat memperkenalkan dan mempromosikan pesawat terbarunya hingga banyak
dikenal banyak negara sehingga penjualan mereka di seluruh dunia bagus. Boeing berhasil

Page 3 of 4
menjual lebih dari 5000 max yaitu 737 pesanan. Keuntungan boeing meningkat sangat pesat,
nilai sahamnya melambung tinggi. Dalam analisis teori ia merupakan teori Adam Smith karena
perusahaan boeing merupakan perusahaan yang bergerak di AS. Secara tidak langsung maka
perusahaan boeing menetapkan teori Adam Smith karena di AS menerapkan teori Adam Smith
yang dimana pandangan utilitarian Adam Smith tentang pasar bebas yaitu setiap produsen
berusaha mencari nafkah dengan menggunakan sumber daya pribadi untuk memproduksi dan
menjual barang yang dianggap ingin dibeli/diinginkan oleh konsumen, yaitu harga berada pada
tingkat erendah mungkin, dan sumber daya itu efisien digunakan.

• Chapter 4
Industri pesawat terbang sepeti Boeing dan Air Bus. Kedua produsen pesawat jet komersial
dunia ini beroperasi di pasar oligopolistik yang telah didominasi oleh Boeing dari Amerika
Serikat dan perusahaan Air Bus Eropa sejak tahun 1970-an. Meskipun oligopoli dapat terbentuk
dalam berbagai cara, penyebab paling umum dari struktur pasar oligopolistik adalah merger
horizontal. Di kasus tersebut terdapat merger antara Boeing company dan McDonnell Douglas
di tahun 1980an, Harry Stonecipher Ceo McDonnell menjadi CEO Boeing. Mereka juga
memindahkan markas ke Chicago yg awalnya di Seattle. Asalannya adalah memisahkan
pekerja teknis di seattle agar para eksekutif bisa membuat keputusan finansial tanpa ada
perlawanan dari insinyur.

III. KESIMPULAN
Secara garis besar pada film dokumenter “downfall: the case against boeing” yang
memdokumentasikan kecelakaan pesawat lion air dan ethiopian airlines yang terjadi dalam selang
waktu kurang lebih 5 bulan menggunakan jenis pesawat yang sama yaitu 737 max 8. Gugatan yang
diajukan kepada manufaktur pesawat terbesar dan ternama di dunia, boeing company, dibantah atas
kecelakaan yang terjadi pada kedua pesawat itu. Pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa boeing
bertindak tidak etis. Faktor yang menunjukkan tindkaan yang tidak etis yaitu pada kecelakaan
pertama yang terjadi pada lion air flight 610, boeing tetap percaya diri bahwa pada kecelakaan ini
tidak disebabkan oleh kegagalan mesin (human error) melainkan dari pihak maskapai serta pilot
yang bersangkutan. Nyata nya berbanding terbalik. Kedua, boeing tetap bersikeras untuk tidak
memberhentikan operasional penerbangan seluruh jenis pesawat 737 max 8 ini atas dasar safety
measure agar tidak terjadi lagi kecelakaan yang akan merugikan banyak orang di kemudian harinya
dan kemudian diikuti dengan terjadinya kecelakaan pada ethiopian airlines flight 302, dengan
kesalahan yang sama yaitu kegagalan sistem software mcas.
Solusinya sebagai berikut pertama, Boeing lebih meningkatkan keamanan,keselamatan, dan
kualitas pesawat. Kedua, mengirim pesawat tanpa benda asing ke pelanggan. Ketiga, Boeing
menjadi perusahaan yang terbuka. Keempat, adanya prosedur,sistem dan detail struktur pesawat
yang jelas, dan terbuka. Kelima, dalam proses produksinya lebih menghargai suara karyawan dan
terakhir yaitu karyawan bebas mengemukakan pendapat.

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai