Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Bisnis Internasional

Ujian Tengah Semester


1. Part 2 Case – Google in China
a. What philosophical principle did Google’s managers adopt when deciding that
the benefits of operating in China outweighed the costs?
Jawaban: Ketika Manajer Google memutuskan untuk membangun operasi
langsung di China atas dasar prediksi bahwa keuntungan yang didapatkan
akan lebih besar, maka pendekatan yang mungkin sesuai yang digunakan
Google adalah filosofi Utilitarian. Pendekatan Utilitarian pada etika
berpendapat bahwa nilai moral dari suatu tindakan akan ditentukan oleh
konsekuensinya, keseimbangan yang terbaik dari konsekuensi baik atas
konsekuensi buruk. Keputusan terbaiknya berupa keputusan yang
menghasilkan kebaikan terbesar yang membentuk manfaat sosial. Seperti yang
dicantumkan pada kasus, China merupakan pasar potensial dan akan
membawa keuntungan besar bagi perusahaan. Keputusan Google untuk
membawanya ke China sejalan dengan pendekatan utilitarian terhadap etika
dalam keputusan untuk berinvestasi, bahkan walaupun pada akhirnya tetap
akan dibatasi ini menjadi lebih diinginkan Google daripada masyarakat China
terus mendapatkan hasil pencarian tidak lengkap (informasi telah disaring oleh
Pemerintah). Oleh karena itu, keputusan Google merupakan keseimbangan
terbaik dari konsekuensi baik atas konsekuensi buruk.

b. Do you think that Google should have entered China and engaged in
self-censorship, given the company’s long-standing mantra “Don’t be evil”? Is
it better to engage in self-censorship than have the government censor for
you?
Jawaban : Pertimbangan atas masuknya Google ke pasar China menjadi
pilihan yang sulit. Dimana China menawarkan kesempatan untuk
menghasilkan keuntungan yang besar dan dapat memberikan informasi yang
lebih baik kepada pengguna di China. Akan tetapi, di satu sisi Google tidak
dapat mempertahankan integritas hasil pencariannya dan melanggar prinsip
utamanya. Ketika Google lebih mempertimbangkan untuk mendapatkan
manfaat dibandingkan biayanya, maka Google dapat masuk ke China. Ketika
penyensoran diperlukan, maka akan lebih baik bagi Google untuk melakukan
self-censorship. Google diuntungkan karena mungkin dapat memberikan
pengumuman kepada pengguna mereka bahwa terdapat bagian yang disensor.
Sedangkan ketika penyensoran dilakukan oleh Pemerintah, maka terdapat
potensi bahwa Pemerintah akan melakukan penyensoran secara sewenang -
wenang yang menyebabkan berkurangnya jumlah informasi yang bisa
disediakan Google. Hal ini berdampak pada lambatnya pelayanan Google
sebagai search engine.
c. If all foreign search engine companies declined to invest directly in China due
to concerns over censorship, what do you think the results would be? Who
would benefit most from this action? Who would lose the most?
Jawaban: Masuknya Foreign Direct Investment (FDI) di China dapat
membantu pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Search engine asing
juga memberikan lebih banyak informasi (yang walaupun pada akhirnya akan
dibatasi) dibandingkan search engine yang dimiliki Pemerintah China yaitu
Baidu. Saat itu pun, Baidu sudah menguasai hampir sebagian pangsa pasar
search engine di China. Sehingga dapat dibilang bahwa ketika semua search
engine asing menolak untuk melakukan FDI di China, maka akan
dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintah. Pemerintah China dan Baidu
menjadi pihak yang paling diuntungkan. Mereka menguasai pasar search
engine dan secara penuh dapat melakukan kontrol atas hasil pencarian.
Sedangkan pihak yang dirugikan adalah masyarakat China dimana mereka
tidak bisa mengakses informasi secara bebas. Ketiadaan FDI juga akan
berdampak pada ekonomi China dalam jangka panjang.

2. Part 3 case – Boeing versus Airbus


a. Do you believe Airbus could have become a viable competitor without
subsidies?
Jawaban: Apabila melihat dinamika persaingan dalam industri pesawat
komersial, dengan tidak adanya subsidi Airbus tidak bisa menjadi viable
competitor (berada di posisi yang kurang menguntungkan). Dinamika
persaingan yaitu adanya biaya investasi yang sangat besar untuk penelitian dan
pengembangan pesawat baru, membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
posisi break-even, efek experience curve yang signifikan dan permintaan
pesawat yang fluktuatif. Dengan adanya subsidi, perusahaan memiliki potensi
untuk memiliki first-mover advantages dalam industri yang sedang
berkembang. Boeing merupakan penerima subsidi langsung dan tidak
langsung sehingga terlindungi pada tingkat tertentu pada persaingan. Oleh
karena itu, apabila Airbus memasuki industri pesawat komersial tanpa adanya
subsidi, maka akan menyebabkan kurangnya pangsa pasar dan terdapat
kemungkinan untuk mengalami kebangkrutan karena tidak dapat bersaing.

b. Why do you think the four European governments agreed to subsidize the
establishment of Airbus?
Jawaban: Pada saat itu, Airbus termasuk infant industry. Keunggulan
kompetitif sangat dibutuhkan oleh infant industry untuk masuk dalam industri
yang telah terdapat perusahaan yang telah ada dan bersaing di dalamnya.
Eropa yang dapat dinilai kuat dalam industri penerbangan, pasti membutuhkan
Airbus memiliki keunggulan kompetitif sehingga Eropa dapat berpotensi
untuk memimpin industri ini. Pesaingnya yaitu Boeing dan Douglas
mendapatkan subsidi dari Pemerintah Amerika Serikat, sehingga apabila tidak
mendapat subsidi, Airbus tidak memiliki peluang untuk dapat berjaya di
industri penerbangan. Dengan adanya subsidi, diharapkan Airbus sebagai
infant industry dapat masuk cukup stabil dan dapat bersaing secara global.

c. Is Airbus’s position with regard to the long-running dispute over subsidies


reasonable?
Jawaban: Posisi Airbus sehubungan dengan perselisihan jangka panjang
mengenai subsidi ini masuk akal. Karena Boeing sendiri juga menerima
subsidi dari Pemerintah Amerika Serikat, hibah penelitian dari NASA, dan
pengeluaran pertahanan melalui subsidi teknologi militer dari Departemen
Pertahanan, penyediaan dana dari Pemerintah Amerika Serikat untuk
pengembangan pesawat baru bagi perusahaan Amerika Serikat, dan pinjaman
dari Jepang. Airbus melihat dengan adanya subsidi, perusahaan Amerika
Serikat memiliki awal yang baik. Airbus melihat subsidi pemerintah Eropa
hanya untuk dapat menyamakan posisinya dengan perusahaan Amerika
Serikat.

d. Do you think that the 1992 trade agreement was reasonable?


Jawaban: 1992 trade agreement merupakan suatu hal yang masuk akal dimana
dibuat untuk menjaga industri penerbangan tetap kompetitif. Amerika Serikat
dan empat Pemerintah Eropa menyepakati 1992 trade agreement untuk
mengakhiri perselisihan. Dimana isi 1992 agreement tentang Trade in Large
Civil Aircraft ini berisi bahwa kedua belah pihak akan berjanji membatasi
subsidi langsung pemerintah. Pemerintah Eropa setuju untuk membatasi
subsidi dan menetapkan batasan pelunasan bunga. Perjanjian tersebut juga
membatasi subsidi tidak langsung. Sehingga dengan adanya 1992 trade
agreement ini dapat mencegah perang dagang antara Boeing dan Airbus dan
menjadi suatu hal yang masuk akal yang mana trade dispute merupakan
tindakan wajar dalam ekonomi global yang kompetitif.

e. Why do you think that the U.S. industry reacted with caution to attempts by
politicians to reopen the trade dispute in 1993?
Jawaban: Terdapat alasan yang mungkin ada dibalik sikap hati - hati industri
Amerika Serikat terhadap upaya politisi dalam membuka kembali trade
dispute pada 1993: (1) Pada 1992 dilakukan trade agreement dimana industri
Amerika Serikat mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
melihat efek perjanjian tersebut sebelum adanya campur tangan politisi; (2)
Industri Amerika Serikat khawatir dengan dibukanya kembali trade dispute
berdampak pada hilangnya bisnis yang menguntungkan di Eropa pada industri
komponen penerbangan seperti (mesin, elektronik, perancangan, dan
komponen lainnya). Dua perusahaan Amerika Serikat yaitu Pratt & Whitney
dan General Electric menjual mesin untuk Airbus. Selain itu, maskapai milik
negara di Eropa membeli pesawat dari Boeing dan McDonnell Glass.
f. In an era of global competition, what is the case for antitrust authorities to
permit the formation of large domestic firms through mergers and
acquisitions?
Jawaban: Pada era persaingan global yang kompetitif, otoritas anti monopoli
mengizinkan pembentukan perusahaan domestik besar melalui merger dan
akuisisi karena dibutuhkan perusahaan domestik yang kuat di pasar global
sehingga dapat mencapai skala ekonomi. Industri penerbangan memiliki fixed
cost yang tergolong tinggi, sehingga sangat membutuhkan skala ekonomi yang
besar. Apabila dilihat dari sisi global dimana industri penerbangan harus
menghadapi masalah seperti biaya yang tinggi dan fluktuasi permintaan, maka
adanya merger menjadi alasan yang masuk akal. Selain itu, dalam kasus ini
eksekutif Boeing menunjukkan bahwa sejak berakhirnya cold war, Pemerintah
Amerika Serikat berdebat untuk konsolidasi dalam industri pertahanan untuk
menghilangkan kelebihan kapasitas. Sehingga adanya merger Boeing-
McDonnell Douglas membantu mencapai tujuan itu dan harus menjadi
pertimbangan dalam mendapatkan dukungan pemerintah.

g. Was the threat by EU authorities to declare the Boeing–McDonnell Douglas


merger illegal a violation of U.S. national sovereignty?
Jawaban: Terdapat dua kemungkinan jawaban, bagi pihak Amerika Serikat,
ancaman ini merupakan pelanggaran kedaulatan nasional mereka. Pemerintah
Amerika Serikat berwenang untuk menyatakan layak tidaknya merger dari
kedua perusahaan ini. Hal ini dikarenakan McDonnell-Douglas sudah tidak
beroperasi untuk melanjutkan di komersial bisnis penerbangan dimana
Douglas telah kehilangan pangsa pasar sejak tahun 1970-an. Pemerintah AS
pun dapat menyatakan bahwa saat itu, Airbus merupakan produsen badan
pesawat terbesar dalam penerbangan komersial dan mendapat lebih banyak
subsidi dari Eropa. Sedangkan untuk pihak Eropa ini tentu saja bukan
pelanggaran kedaulatan untuk AS. Keduanya berada dalam lingkup global
sehingga adanya merger perusahaan Amerika akan mempengaruhi perusahaan
global lainnya. Dengan adanya merger, secara tidak langsung meningkatkan
subsidi yang diperoleh oleh Boeing karena adanya bisnis militer Douglas dan
berpotensi terjadinya monopoli. Sehingga pihak Eropa melihat bahwa satu -
satunya pesaing Boeing adalah perusahaan Eropa. Terdapat pula UU Uni
Eropa yang mengharuskan adanya evaluasi merger dan pemberian hak kepada
UE untuk memblokir merger jika terbukti anti persaingan yang pada akhirnya
merugikan konsumen Eropa. Walaupun merger perusahaan Amerika Serikat
tidak bisa benar - benar dihentikan oleh Uni Eropa, di bawah UU persaingan
UE, komisi tersebut dapat membatasi bisnisnya di Eropa, dan mengenakan
denda.

h. Do you think the EU Commission had a strong case in its attempts to wring
concessions from Boeing regarding the merger with McDonnell Douglas? Was
Boeing right to make significant concessions to the EU? What might have
occurred if the concessions were not made?
Jawaban: Komisi Uni Eropa sekiranya memiliki alasan dalam upayanya untuk
mendapatkan konsesi dari Boeing terkait merger dengan McDonnell Douglas.
Hal ini karena hanya terdapat tiga perusahaan yang mendominasi dan dua
diantaranya melakukan merger walaupun pihak Amerika Serikat berargumen
bahwa McDonnell-Douglas terbukti sudah bukan kekuatan kompetitif di
penerbangan komersial. Komisi Uni Eropa melakukan evaluasi dan
penyelidikan terhadap pengaruh merger terhadap harga sesuai dengan UU Uni
Eropa dan mendorong konsesi. Konsesi signifikan yang dibuat oleh Boeing
terhadap Uni Eropa yaitu dengan menyerahkan kontrak eksklusivitas jangka
panjang tertentu dan melisensikan kepada Airbus teknologi McDonnell yang
dikembangkan dengan dana Pemerintah Amerika. Jika tidak ada konsesi,
maka dapat menyebabkan terjadinya perang dagang, hubungan diplomatik
yang buruk, serta pembayaran denda.

i. Why did the U.S. government decide to reopen the long-running trade dispute
between Boeing and Airbus in 2004? Do you think the U.S. position is
reasonable? What about the EU’s countercharges? Are they reasonable?
Jawaban: Pemerintah Amerika Serikat mulai membuka kembali trade dispute
antara Boeing dan Airbus pada tahun 2004 karena terdapat beberapa alasan:
(1) Airbus menerima subsidi dengan jumlah yang banyak dalam peluncuran
pesawat baru yaitu Airbus yang dirancang untuk bersaing dengan pesawat
Boeing 787; (2) Robert Zoellick secara resmi meninggalkan perjanjian 1992;
(3) Airbus bukan lagi infant industry yang seharusnya mereka tidak lagi harus
menerima subsidi sebanyak itu. Sedangkan argumen kontra yang dibawakan
oleh Uni Eropa yaitu Boeing yang melakukan merger dan juga menerima
subsidi substansial meskipun subsidi Boeing tampaknya tidak langsung yang
berbentuk kontrak pertahanan dan hibah penelitian NASA. Hal ini sepertinya
masuk akal karena baik Airbus dan Boeing mendapatkan subsidi langsung dan
tidak langsung.

j. Now that the dispute has gone to the World Trade Organization, what do you
think would be a fair and equitable outcome?
Jawaban: World Trade Organization (WTO) yang fair dan equitable yaitu
menghentikan adanya subsidi ilegal dari kedua belah pihak. Hal ini
dikarenakan baik pihak Amerika Serikat dan Uni Eropa sama - sama
memberikan subsidi dalam jumlah yang besar. WTO juga berperan untuk
mengawasi setiap kasus, menangani masalah litigasi, memberikan nasihat, dan
memberikan sanksi ketika terjadi pelanggaran terhadap peraturan WTO demi
menjaga tingkat kompetitif di pasar global.
3. Part 4 case – Argentina’s Monetary Crisis
a. How did the fixed exchange rate against the dollar that Argentina adopted in
the 1990s benefit the economy?
Jawaban: Penerapan fixed exchange rate yang mematok Peso Argentina ke
USD dapat menguntungkan Argentina karena dapat menghasilkan mata uang
yang stabil. Fixed exchange rate memiliki keuntungan dimana dapat
menghilangkan hiperinflasi secara historis dan merangsang pertumbuhan
ekonomi Argentina. Dengan kebijakan ini, kebanyakan negara berkembang
dapat memperoleh pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang serta mampu
mengurangi risiko nilai tukar dalam perdagangan dan investasi internasional.

b. Why was Argentina unable to maintain its fixed exchange rate regime? What
does this tell you about the limitations of a fixed exchange rate regime?
Jawaban: Upaya untuk mempertahankan nilai tukar Peso Argentina agar tetap
berada pada $1=1 Peso mengharuskan Pemerintah Argentina untuk
menggunakan cadangan devisanya. Argentina gagal mempertahankan nilai
tukar tetap karena cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi untuk
membeli kembali peso Argentina ketika terjadi spekulasi yang membuat
masyarakat dan perusahaan menukarkan Peso ke USD. Hal ini bertambah
parah ketika Brazil, yang merupakan mitra dagang utama Argentina
mengalami krisis keuangan dimana mata uangnya terus terdepresiasi
sementara USD terus terapresiasi. Hal ini membuat ekspor komoditas
Argentina menjadi tidak ekonomis secara umum dan kehilangan pasarnya di
Brazil. Keterbatasan fixed exchange rate yaitu terbatasnya kemampuan negara
untuk menggunakan kebijakan moneter untuk mengatur persediaan uang dan
memerlukan cadangan devisa yang besar untuk mempertahankan nilai tukar
tetap.

c. Do you think that the IMF was correct to insist that the Argentinean
government adopt a fiscal austerity program? What other approach could the
IMF have taken?
Jawaban: Kebijakan penghematan fiskal yang disarankan IMF terhadap
Argentina tidak tepat dan semakin mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Seharusnya IMF menyadari bahwa ekspor Argentina bisa menjadi tidak
kompetitif apabila Peso Argentina masih berpatok pada USD ketika
ekonominya sedang memburuk dan USD sedang terapresiasi. Kebijakan
penghematan fiskal, pemotongan pengeluaran dan kenaikan pajak, yang
disarankan IMF menyebabkan hilangnya pekerjaan dan deflasi yang
meningkatkan nilai relatif utang Argentina. Seharusnya, IMF dapat
menggunakan pendekatan lain: (1) tidak memaksakan kebijakan “one size fits
all”, (2) fokus pada negara yang mengalami krisis, dan (3) mendorong
pengeluaran defisit untuk memberikan bantuan kepada orang miskin dan
orang yang tidak bekerja sehingga dapat mengurangi beban ekonomi.
d. In the end, the Argentinean government was forced to abandon its peg to the
dollar. In retrospect was this a good thing? Why? What are the risks inherent
in a floating exchange rate?
Jawaban: Dengan kondisi ekonomi seperti itu, Pemerintah Argentina dapat
melepas fixed exchange rate dan memilih floating exchange rate. Membiarkan
mata uang untuk menyesuaikan secara bebas dengan kondisi pasar membuat
mata uang terdepresiasi, meningkatkan daya saing dan membiayai defisit. Ini
adalah faktor penting dalam pemulihan ekonomi Argentina lebih cepat dimana
diuntungkan dari depresiasi mata uang yang kuat. Selain itu, floating exchange
rate tidak memerlukan cadangan devisa seperti nilai tukar tetap serta dapat
meningkatkan efisiensi pasar. Risiko penetapan floating exchange rate, antara
lain: (1) volatilitas nilai tukar, (2) tidak ada disiplin moneter dimana sistem
nilai tukar mengambang mungkin akan membuat Argentina mengulangi
kesalahannya dengan membiarkan inflasi berlebihan, dan (3) pergerakkan nilai
tukar dari mata uang asing yang merugikan dapat meningkatkan biaya
pinjaman mata uang asing tersebut.

Anda mungkin juga menyukai