Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 15

CASE 9.2_WHY DOWNSIZING - THE CASE OF BOEING


041911233104 RIO ADY WIBOWO
041911233123 BELINDA ADILA HAPSARI
041911233132 AMILATUR RIZKIYAH
IDENTIFIKASI
KASUS
Dihadapkan dengan penurunan dalam bisnis pesawat komersial dan
berkurangnya pengeluaran militer, Perusahaan Boeing terpaksa mengurangi
jumlah karyawan sekitar 55.000 orang selama periode lima tahun. Salah
satu alasan utama terjadinya perampingan adalah karena pekerjaan
disubkontrakkan, baik secara domestik maupun internasional, untuk
mengurangi biaya overhead perusahaan dan juga membantu mendapatkan
pangsa pasar. Namun, selalu ada bahaya bahwa The Boeing Company, dan
perusahaan multinasional lainnya yang mengikuti strategi yang sama,
menciptakan pesaing di masa depan. Boeing menyadari potensi kerugian
dari strategi ini, tetapi dorongan mereka untuk bersaing dalam jangka
pendek melawan Konsorsium Industri Airbus Eropa telah melebihi potensi
risiko penurunan. Diharapkan kerja sama antara negara-negara Asia dan The
Boeing Company menjadi peluang di masa depan. Masalah yang terkait
dengan perampingan karena outsourcing dapat menimbulkan konsekuensi
yang serius. Namun, Perusahaan Boeing tidak memiliki satu gugatan yang
diajukan terhadap perusahaan dari karyawan atau serikat masing-masing.
Siklus perencanaan untuk perusahaan Boeing membuahkan hasil yang
mencerminkan kebutuhan untuk mengurangi beberapa ribu karyawan selama
beberapa tahun ke depan. Pengurangan tenaga kerja Boeing secara terus-
menerus diperlukan karena basis bisnis yang menurun dan kontrak
outsourcing. Pada tahun 1988, UU WARN menjadi efektif yang mewajibkan
pengusaha untuk memberikan pemberitahuan setidaknya enam puluh hari
sebelumnya tentang PHK yang akan datang kepada karyawannya. Boeing
mengeluarkan pemberitahuan WARN pertamanya pada Januari 1990; PHK
akan dimulai pada Maret 1990. Upaya pertama dan terpenting yang
dilakukan untuk mengurangi efek negatif dari perampingan ini adalah
pembentukan Dewan Stabilitas Kerja (ESB). Mereka adalah individu yang
dapat, dan akan, membuat keputusan tentang penempatan kembali orang-
orang melintasi batas wilayah operasi, dan bahkan wilayah geologi, jika
perlu. Wall Street Journal melaporkan bahwa 61 mantan karyawan memulai
bisnis mereka sendiri, dan hanya dua yang gagal. Pekerja Boeing yang di-
PHK memenuhi syarat untuk mendapatkan dana PHK yang merupakan
pendorong untuk program penganggaran perusahaan.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Sebuah perusahaan yang melakukan
downsizing.
Alasan perusahaan melakukan downsizing yaitu untuk menurunkan total biaya produksi, hal ini
dikarenakan adanya relokasi pekerjaan ke daerah dengan upah lebih rendah dibandingkan
dengan tempat asal perusahaan tersebut sehingga biaya bisa lebih rendah. Alasan kedua
adalah membantu mendapatkan pangsa pasar baru, kegiatan memperluas pangsa pasar dapat
terwujud karena dengan adanya relokasi pekerjaan ke daerah lain maka secara otomatis
daerah tersebut dapat menjadi pasar baru bagi perusahaan. Dan yang terakhir adalah banyak
negara akan berkontribusi pada biaya pengembangan perusahaan untuk mendapatkan pabrik
produksi dan mengembangkan industri. Berdasarkan alasan tersebut, konsekuensi yang
didapatkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi ketika adanya permasalahan di daerah tempat
outsourcing pekerjaan dilakukan, seperti yang terjadi pada General Motors di Amerika Utara
yang mengalami hambatan dalam bekerja karena adanya pemogokan di pabrik GM di Dayton
yang merupakan supplier suku cadang untuk produksi.
APAKAH MELAKUKAN DOWNSIZING ITU SOLUSI
Perampingan telah menjadi bagian integral dari organisasi kehidupan selama beberapa dekade terakhir
sebagai perusahaan membuat perubahan untuk mengatasi global persaingan dan lingkungan yang
berubah dengan cepat. Rekayasa ulang proyek, merger dan akuisisi, penerapan teknologi maju, dan
kecenderungan menuju outsourcing semuanya telah menyebabkan pengurangan pekerjaan. Beberapa
peneliti telah menemukan bahwa perampingan besar-besaran seringkali tidak mencapai manfaat yang
dimaksudkan, dan dalam beberapa kasus telah merugikan organisasi secara signifikan. Perampingan
harus digunakan sebagai cara untuk membuat organisasi lebih kuat dan lebih kompetitif ketika kondisi
berubah, bukan hanya sebagai cara untuk memecat pekerja. Manajer perlu mengidentifikasi jenis
pekerjaan apa dan tugas perlu dilakukan di masa mendatang. Kemudian, mereka dapat mengidentifikasi
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman kerja yang akan dibutuhkan di masa depan
dan mem- PHK berdasarkan kriteria ini. Manajer dapat menggunakan pendekatan kreatif untuk
memotong biaya dan batasi jumlah orang yang harus mereka lepaskan selama penurunan. Seperti
memberi cuti dan pemotongan manfaat untuk membatasi PHK selama resesi baru-baru ini. Organisasi
lain memotong gaji, menawarkan cuti panjang yang tidak dibayar atau dibayar sebagian, memiliki hari-
hari penutupan wajib, dan menerapkan teknik lain untuk menghindari PHK.
SOAL
1. Berdasarkan kasus tersebut, Boeing
mengalami penurunan atau pembubaran
yang signifikan pada tahun-tahun
tersebut. Yangdari tiga penyebab
penurunan organisasi yang dijelaskan
dalam bab ini tampaknya paling berlaku
jelas untuk kasus Boeing?
Jika dilihat kasus Boeing di atas, perusahaan penerbangan mereka telah melakukan penurunan
pekerja pada saat tahun 1990 sampai dengan tahun 1995.Mereka melakukan pemangkasan tenaga
kerja ini karena kala itu mereka juga sedang mengalami penurunan bisnis pesawat komersial
sekaligus berkurangnya juga pengeluaran militer dalam bisnis pesawat terbang. Dapat diambil
kesimpulan bahwa, Boeing melakukan perampingan karyawan dengan cara yang amat terorganisir.
Tidak hanya itu, namun mereka juga bekerja sama dengan beberapa pihak, baik itu komunitas lokal,
pemerintah, sampai serikat buruh. Yang lebih bagusnya lagi Boeing sampai mendirikan badan untuk
pusat tempat pengangguran yang nantinya akan sangat membantu karyawan yang akan segera
merasakan masa transisi pekerjaan mereka dari pekerjaan sebelumnya ke pekerjaan mereka
nantinya. Perampingan ini dianggap sangat efektif apabila suatu perusahaan mencoba untuk
meningkatkan daya saing global. Hal ini dapat termasuk dalam environmental decline or
competition, yang mana merupakan faktor ketiga.

Di faktor ketiga, Environmental Decline ini ditunjukan bahwa perusahaan biasanya mengalami
penurunan aktivitas bisnis, sehingga nantinya organisasi atau perusahaan tersebut harus
mengurangi operasi kegiatan atau bisa dibilang melakukan downsizing (perampingan karyawan).
2. Tampilan 9.8 meringkas model tahapan
penurunan (Daft, 2018). Berdasarkan kasus
dan data pendukung, pada tahap manakah
Boeing memutuskan untuk melakukan
perampingan?
Setiap organisasi pasti mengalami periode penurunan sementara. Mengelola penurunan
organisasi dengan benar diperlukan jika organisasi ingin menghindari penutupan perusahaan.
Berikut hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perampingan:
1. Berkomunikasi lebih banyak, bukan lebih sedikit.
2. Memberikan bantuan kepada para pekerja yang dipindahkan.
3. Bantu para penyintas berkembang.

Pada kasus tersebut dijelaskan bahwa Boeing sedang dihadapkan dengan penurunan, yang
mengakibatkan Boeing dengan terpaksa mengurangi jumlah karyawan. Perampingan dinilai
sangat beresiko untuk dilakukan, namun Boeing sukses melakukan perampingan. Hal tersebut
dikarenakan pada tahun 1988, UU WARN menjadi efektif yang mewajibkan pengusaha untuk
memberikan pemberitahuan setidaknya enam puluh hari sebelumnya tentang PHK yang akan
datang kepada karyawannya. Boeing mengeluarkan pemberitahuan WARN pertamanya pada
Januari 1990; PHK akan dimulai pada Maret 1990. Upaya pertama dan terpenting yang dilakukan
untuk mengurangi efek negatif dari perampingan ini adalah pembentukan Dewan Stabilitas Kerja
(ESB). Mereka adalah individu yang dapat, dan akan, membuat keputusan tentang penempatan
kembali orang-orang melintasi batas wilayah operasi, dan bahkan wilayah geologi, jika perlu.
Menurut kelompok kami, hal tersebut sesuai dengan hal yang perlu diperhatikan ketika akan
melakukan perampingan. Sehingga, Boeing pun dapat degan sukses melakukan perampingan
organisasi.
3. Boeing adalah salah satu kasus
perampingan organisasi yang berhasil, yang
perusahaannya masih eksis hingga
sekarang. Menurut Anda apa alasan
perampingan sukses mereka?
Menurut buku Daft, 2018, pada tampilan 9.8, terdapat 5 tahapan penurunan,
yaitu :
- Blinded stage
- Inaction stage
- Faulty action stage
- Crisis stage
- Dissolution stage

Menurut kelompok kami, proses perampingan Boeing terjadi pada tahapan Faulty
action stage, yang mana organisasi menghadapi suatu masalah yang indikator
kinerjanya buruk dan tidak dapat diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai