CASE 10.2
WHY DOWNSIZING? THE CASE OF BOEING
Disusun oleh:
Kelompok 7 Kelas J
B. Identifikasi Masalah
1. Sebuah perusahaan yang melakukan downsizing.
Alasan perusahaan melakukan downsizing yaitu untuk menurunkan total biaya
produksi, hal ini dikarenakan adanya relokasi pekerjaan ke daerah dengan upah lebih
rendah dibandingkan dengan tempat asal perusahaan tersebu sehingga biaya bisa lebih
rendah. Alasan kedua adalah membantu mendapatkan pangsa pasar baru, kegiatan
memperluas pangsa pasar dapat terwujud karena dengan adanya relokasi pekerjaan ke
daerah lain maka secara otomatis daerah tersebut dapat menjadi pasar baru bagi
perusahaan. Dan yang terakhir adalah banyak negara akan berkontribusi pada biaya
pengembangan perusahaan untuk mendapatkan pabrik produksi dan mengembangkan
industri. Berdasarkan alasan tersebut, konsekuensi yang didapatkan oleh perusahaan.
Hal ini terjadi ketika adanya permasalahan di daerah tempat outsourcing pekerjaan
dilakukan, seperti yang terjadi pada General Motors di Amerika Utara yang
mengalami hambatan dalam bekerja karena adanya pemogokan di pabrik GM di
Dayton yang merupakan supplier suku cadang untuk produksi. Sehingga perusahaan
tetap harus berhati-hati dan memikirkan dengan matang jika hendak memutuskan
untuk melakukan outsourcing pekerjaan, seperti apakah daerah tersebut aman serta
stabil baik itu dari segi pemerintah, rakyat, maupun kondisi ekonominya.
2. Mengatasi pengangguran akibat downsizing oleh perusahaan Boeing.
Di akhir tahun 1989, Boeing resmi disertifikasi untuk digunakan oleh maskapai
komersial, namun hal ini berarti proyek telah selesai dan tidak ada lagi pekerjaan
untuk tim pengembangan. Pengurangan tenaga kerja secara terus menerus dilakukan
karena basis bisnis yang menurun dan adanya kontrak ousourcing, untuk itu upaya
yang dilakukan untuk mengurangi efek negatif dari downsizing ini adalah melakukan
pembentukan Employment Stability Board (ESB) atau dewan stabilitas kerja, dimana
mereka bertugas untuk membuat keputusan kebijakan mengenai aturan dasar untuk
downsizing di masa depan. Kemudian upaya lain adalah dengan dibentuknya The
Boeing Reemployment Program (BRP), dimana salah satu inovasi signifikan yang
dilakukan adalah keputusan komite untuk menciptakan pusat-pusat pengangguran
“satu atap” di mana para pekerja yang dipindahkan dapat menerima beragam manfaat
yang secara tradisional terpisah secara geografis serta pembentukan konsorsium 17
perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan BRC (pusat pengangguran Boeing),
dimana BRC ini menyediakan beragam layanan seperti penerimaan, konseling
pekerjaan, bantuan pencarian kerja, persiapan resume, pelatihan kewirausahaan, dan
lain sebagainya.
C. Pertanyaan
1. Berdasarkan kasus tersebut, Boeing mengalami penurunan atau pembubaran yang
signifikan pada tahun-tahun tersebut. Manakah dari tiga penyebab kemunduran
organisasi yang dijelaskan dalam bab ini yang tampaknya paling jelas berlaku untuk
kasus Boeing?
Jawab:
Dalam buku (Daft), syarat penurunan organisasi digunakan untuk menentukan
kondisi di mana penurunan substansial dan absolut dalam basis sumber daya
organisasi terjadi dari waktu ke waktu. Penurunan organisasi sering dikaitkan dengan
penurunan lingkungan dalam arti bahwa domain organisasi mengalami pengurangan
ukuran (seperti penyusutan permintaan pelanggan atau erosi basis pajak kota) atau
pengurangan bentuk (seperti pergeseran permintaan pelanggan). Secara umum, tiga
faktor berikut dianggap bertanggung jawab untuk menyebabkan kemunduran
organisasi.
a) Atrofi organisasi (Organizational atrophy). Atrofi terjadi ketika organisasi
bertambah tua dan menjadi tidak efisien dan terlalu birokratis. Kemampuan
organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungannya menurun. Seringkali,
atrofi mengikuti periode kesuksesan yang lama karena organisasi menerima
kesuksesan begitu saja, menjadi terikat pada praktik dan struktur yang bekerja
di masa lalu, dan gagal beradaptasi dengan perubahan lingkungan hidup di
masa lalu.
b) Kerentanan (Vulnerability). Kerentanan mencerminkan ketidakmampuan
strategis organisasi untuk sejahtera di lingkungannya. Hal ini sering terjadi
pada organisasi kecil yang belum sepenuhnya mapan. Mereka rentan terhadap
perubahan selera konsumen atau kesehatan ekonomi masyarakat yang lebih
luas. Beberapa organisasi rentan karena mereka tidak dapat menentukan
strategi yang tepat agar sesuai dengan lingkungan. Organisasi yang rentan
biasanya perlu mendefinisikan kembali domain lingkungan mereka untuk
memasuki industri atau pasar baru.
c) Penurunan atau persaingan lingkungan (Environmental decline or
competition). Penurunan lingkungan mengacu pada berkurangnya energi dan
sumber daya yang tersedia untuk mendukung organisasi. Ketika lingkungan
memiliki kapasitas yang lebih kecil untuk mendukung organisasi, organisasi
harus menurunkan operasi atau beralih ke domain lain. Persaingan baru dan
industri yang bergerak cepat juga bisa menjadi masalah.
Berdasarkan kasus Boeing diatas, terlihat jelas bahwa dari ketiga penjelasan
penyebab diatas indikator yang paling menonjol dari penyebab penurunan Boeing
adalah karena Penurunan atau persaingan lingkungan (Environmental decline or
competition). Hal tersebut dibuktikan dengan Boeing dihadapkan dengan penurunan
dalam bisnis pesawat komersial dan berkurangnya pengeluaran militer, perusahaan
Boeing terpaksa mengurangi jumlah karyawan sekitar 55.000 orang selama periode
lima tahun. Tidak hanya itu, alasan kuat yang telah dipaparkan dalam kasus bahwa
Boeing sendiri melakukan perampingan karena untuk mencapai penurunan biaya
pengembangan dan perolehan pangsa pasar global, serta menciptakan pesaing di masa
depan. Boeing menyadari potensi kerugian dari strategi ini, tetapi dorongan mereka
untuk bersaing dalam jangka pendek melawan Konsorsium Industri Airbus Eropa
telah melebihi potensi risiko penurunan. Diharapkan kerja sama antara negara-negara
Asia dan The Boeing Company menjadi peluang di masa depan.
2. Tampilan 9.8 meringkas model tahapan penurunan (Daft, 2018). Berdasarkan kasus
dan data pendukung, pada tahap manakah Boeing memutuskan untuk melakukan
perampingan?
Jawab:
Menurut buku Daft, 2018, pada tampilan 9.8, terdapat 5 tahapan penurunan,
yaitu :
● Blinded stage, terjadi perubahan internal dan eksternal yang dapat mengancam
kelangsungan hidup jangka panjang. Dalam tahapan ini suatu organisasi
memiliki kelebihan karyawan, prosedur yang tidak praktis, atau kurangnya
keselarasan dengan pelanggan. Solusi yang tepat untuk penurunan pada tahap
ini adalah mengembangkan sistem pemindaian dan kontrol secara efektif yang
dapat menunjukkan permasalahan yang harus diperbaiki.
● Inaction stage, adanya penolakan perubahan terjadi meskipun ada tanda-tanda
kinerja yang memburuk. Para pemimpin mungkin mencoba meyakinkan
karyawan dan pemangku kepentingan lainnya bahwa semuanya baik-baik saja.
Solusinya adalah sebaiknya pemimpin mengakui adanya penurunan dan
mengambil tindakan dengan cepat untuk menyelaraskan keadaan.
● Faulty action stage, yang mana organisasi menghadapi masalah serius dan
indikator kinerja yang buruk tidak dapat diabaikan. Hal ini terjadi karena
kegagalan untuk menyesuaikan diri. Para pemimpin harus untuk
mempertimbangkan adanya perubahan besar. Tindakan downsizing personel
mungkin dilakukan untuk penghematan. Para pemimpin harus mengurangi
ketidakpastian karyawan dengan mengklarifikasi nilai-nilai dan memberikan
informasi.
● Crisis stage, yang mana organisasi masih belum mampu menghadapi
kepanikan dan mengatasi penurunan secara efektif. Yang terbaik bagi manajer
adalah mencegah krisis pada tahap ini, satu-satunya solusi adalah reorganisasi
besar-besaran. Tatanan sosial organisasi dan tindakan dramatis diperlukan,
contohnya mengganti administrator puncak dan melembagakan perubahan
revolusioner dalam struktur, strategi, dan budaya.
● Dissolution stage, yang mana organisasi mengalami kehilangan pasar dan
reputasi, kehilangan karyawan terbaiknya, dan penipisan modal. Satu-satunya
strategi yang tersedia adalah menutup organisasi secara tertib dan mengurangi
trauma pemisahan karyawan
Menurut kelompok kami, proses perampingan Boeing terjadi pada tahapan
Faulty action stage, yang mana organisasi menghadapi suatu masalah yang
indikator kinerjanya buruk dan tidak dapat diabaikan. Hal ini terjadi karena
kegagalan untuk menyesuaikan diri seperti yang dialami Boeing dalam hal
penurunan bisnis pesawat komersial dan berkurangnya pengeluaran militer,
Perusahaan Boeing terpaksa mengurangi jumlah karyawan sekitar 55.000
orang selama periode lima tahun. Dimana manajemen perusahaan, tenaga
kerja terorganisir, komunitas lokal, berbagai tingkat pemerintahan, dan
perguruan tinggi secara kolektif bekerja sama untuk mengembangkan Pusat
Pengangguran untuk membantu transisi tenaga kerja khusus mereka ke dalam
bentuk pekerjaan alternatif agar karyawan tetap bisa dipekerjakan meskipun
dalam bidang lain.
3. Boeing adalah salah satu kasus perampingan organisasi yang berhasil, yang
perusahaannya masih eksis hingga sekarang. Menurut Anda apa alasan perampingan
sukses mereka?
Jawab: