JURNAL INTERNASIONAL
Oleh :
Agus Eka Permana
NPM. 1511 3220 23957
PENDAHULUAN
British Airways menjadi terkenal pada tahun 1980an, dengan berubah dari
pelayanan dan ketepatan waktu yang buruk, menjadi perusahaan penerbangan dengan
keuntungan yang luar biasa, terdaftar di bursa saham, dan fokus pada konsumen. Pada
bulan Januari 1996, Robert Ayling mengambil alih sebagai CEO, BA juga terpilih
menjadi airline terbaik dunia selama tujuh tahun dalam survey Business Traveller
independen.
mempercayai Sir John King dengan tugas mempersiapkan BA untuk diprivatisasi. King
menjual beberapa properti dan pesawat, serta mengurangi rute yang menyebabkan
sekitar 200 juta uang pesangon, yang ditawarkan pada para sukarelawan yang
jumlah staff menurun hingga hampir 20.000 dan menjadi sekitar 26.000, perusahaan
juga tidak menghadapi pemogokan. King juga mempersiapkan agensi advertising yang
Pada tahun 1983, King membawa masuk Colin Marshal dari retailer Sears
konsumen. King dan Marshall membangun brains trust, dan mereka didukung dengan
pegawai, diikuti dengan training manajemen intensif untuk supervisor pegawai frontline.
People First (1983-1986) dan semua manajer menjalani Managing People First (1985-
fokus yang lebih besar pada marketing dan IT. Dia memperhatikan sistem sumber daya
orang-orang diselaraskan dengan strategi yang baru dan training yang diterima. Dia
memaksimalkan jumlah rata-rata yang dibayar oleh setiap penumpang untuk setiap
perusahaan setelah PPF), unit pelacakan kinerja yang khusus, sistem penanganan
keluhan yang inovatif, dan penguatan operator frontline, BA telah menunjukkan reputasi
yang patut menjadi teladan dalam hal pelayanan konsumen. BA menentukan standard
yang baru dalam industri dan untuk perusahaan-perusahaan yang terorientasi pada
pelayanan. Semua ini ditranslasikan dalam keuntungan per kursi yang lebih tinggi dari
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
C. Tujuan
TEORI
kondisi yang berlaku kini, ke kondisi masa yang akan dating yang diinginkan guna
meningatkan efesiensinya.
perencanaan yang ada didalamnya baik satu ataupun banyak komponen yang
kegiatan tanpa ada alasan yang jelas dan timbulnya kesenjangan di dalam organisasi .
untuk hal yang paling tampak adalah pada administrasi yang tumpang tindih dan tidak
berlangsung pada sisterm tersebut tertata dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
melakukan perubahan terhadap struktur, kultur, tugas, teknologi dan sumber daya
manusia. Pendekatan utama terhadap hal ini adalah mengembangkan budaya
Menurut Robbins (1984), usaha PO pada umumnya diarahkan pada dua tujuan
Sir John King dengan tugas mempersiapkan BA untuk diprivatisasi. King menjual
beberapa properti dan pesawat, serta mengurangi rute yang menyebabkan kerugian.
Uang yang dihasilkan kemudian digunakan untuk membantu membayar sekitar 200
juta uang pesangon, yang ditawarkan pada para sukarelawan yang bersedia
Maskapai penerbangan Inggris, British Airways (BA) dilanda aksi mogok kerja
pada gaji pekerja. Sebelumnya BA berencana menghemat belanja sebanyak 62,5 juta
penumpang, fluktuasi harga bahan bakar dan persaingan dengan maskapai lainnya.
juta pound untuk mengatasi dampak negatif yang muncul karena menurunnya
penumpang. Selain itu penyebab lainnya adalah pelayanan berkurang, penurunan gaji
hari. Mogok kerja ini dilakukan untuk sebagai protes rencana pengurangan ongkos
operasional British airways yang berdampak pada gaji pekerja. Selain itu penyebab
lainnya adalah tidak adanya komunikasi baik dengan karyawan tentang penurunan gaji.
Ada masalah di harga, penyebab utamanya adalah fluktuasi harga bahan bakar
utamanya negosiasi dengan serikat dagang yang buntu. Adapun penyebab lainnya
adalah negosiasi yang kurang baik dengan satke holder, negosiasi antara pimpinan
serikat dagang terbesar Inggris, unite, Tony Woodley dengan kepala eksekutif BA willie
ketika BA sedang membuat rekor laba, karena dalam jangka panjang, beberapa
program pelatihan dan dengan membangun sebuah hotel di Heathrow hanya untuk
anggota staf dan di sisi lain ia departemen outsourcing seperti teknologi pemeliharaan,
teknik dan informasi untuk negara-negara berkembang. Yang menjadi masalah dalam
kasus ini adalah strategi dan rencana untuk perubahan sebenarnya berada di arah yang
benar, tapi cara yang dia dilakukan untuk mencapai tujuannya tidak diterima oleh
stakeholder.
Tidak ada komunikasi dari visi organisasi kepada karyawan yang vmenyebabkan
pada perusahaan British Airways, menurut pandangan saya adalah sebagai berikut :
gaji disebabkan penurunan biaya operasional dan jumlah penumpang menurun. Hal
seperti inise harusnya tidak perlu terjadi dengan kepemimpinan yang baik. Seorang
CEO British air itu seharusnya mencerminkan perusahaan british air. CEO British air
perusahaan yang baik maka perusahaan tersebut akan selalu meraih keuntungan
dan menjamin kesejahteraan terhadap anak buahnya. Untuk perusahaan British air,
menurut saya maka gaya kepemimpinan yang cocok diterapkan oleh British air
adalah Sistem Otokratis Paternalistic. Pada sistem ini, Pemimpin tetap menentukan
bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan memperbolehkan
pengawasan yang ketat. Dengan semboyan british air To Fly To Serve untuk
terbang untuk melayani, dengan perhatian yang baik seorang pimpinan terhadap
bawahannya dan mampu memotivasi dan memiliki hubungan yang baik maka akan
karena seorang pegawai akan merasa bahawa perusahaan itu adalah rumahnya.
Dengan menjalankan prinsip ini dari seorang pimpinan British air, maka saya
melihat tidak akan terjadi penurunan penumpang karena dengan pelayanan yang
sangat baik dan perusahaan yang sehat maka British air akan selalu menjadi pilihan
utama.
2. Untuk mengatasi masalah dalam british air, maka sangat penting untuk
tinggi. Dalam kasus british air saya melihat adanya gap antara atasan dan bawahan
sehingga tidak terjalin komunisi yang baik antara atasan dan bawahan, pimpinan
sementara dengan adanya partisipatif dari bawahan dan ide dari bawahan maka
menjamin supaya terjadinya komunikasi dua arah yang baik antara perusahaan dan
karyawan.
BAB IV
KESIMPULAN
Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada British air maka saya mencermati ada tiga
ide bawahan sehingga akibatnya dengan tipe pimpinan seperti ini akan membawa
dan dengan gaya ini juga karyawan merasa lebih dihargai sehingga meningkat
kinerjanya dengan pelayanan yang sangat baik sehingga akibatnya pelanggan british
air makin puas dan banyak dengan pelayanan karyawan british air. Dengan gaya
pelayanan bersifat service excellent dengan dukungan manajerial yang baik maka
akan membuat British air keluar dari krisis ini, salah satu kunci keluar dari krisis ini
perusahaan melewati badai dan krisis, pemimpin yang baik akan mampu keluar dari
aliran komunikasi atasan bawahan yang baik maka akan terjadi kualitas komunikasi
yang baik sehingga masalah yang terjadi di british air dapat teratasi dengan baik dan
yang baik, maka karyawan akan mengerti kondisi perusaahaan dan penyebabnya
dan pemimpin pun dapat membuat kebijakan dan keputusan yan partisisipatif yang
penurunan penumpang dapat terjalin komunikasi yang baik baik ke atas maupun
kebawah dan segera duduk bareng bersatu sebagai satu kesatuan untuk mencari
solusi atas masalah perusahaan sehingga tidak ada satu pihak dirugikan dan semua
pihak selalu memberikan pelayanan yang terbaik dan dengan pelayanan yang
terbaik maka perusahaan akan selalu dalam kondisi terbaik, karena sebagai
penerbangan yang terbaik dari mulai manajemen, pilot, parmugarai, cutomer service,
keamanan sampai petugas bandara dan seluruh pegawai lainnya maka penumpang
akan makin banyak datang menggunakan jasa penerbangan British air karena