Disusun oleh:
Kelompok 10
• Daffa
• Nabila
• Flora
SMAN 2 DUMAI
Tahun Pembelajaran
2023/2024
PEMBERONTAKAN G30S/PKI
Pemilik nama lengkap Dipa Nusantara Aidit adalah sosok yang diduga dalang di balik peristiwa
G30S PKI. Ia merupakan Ketua Umum Comite Central (CC) Partai Komunis Indonesia (PKI).
Di masa kepemimpinannya, ia berhasil membawa PKI menjadi partai ketiga terbesar di dunia
setelah Uni Soviet dan Tiongkok.
Pada saat pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Jenderal Soeharto, mengeluarkan versi
resmi bahwa PKI adalah pelaku pemberontakan G30S. Aidit yang saat itu menjabat sebagai
ketua PKI dituduh sebagai dalang peristiwa tersebut.
Mengetahui dirinya sedang dicari, ia lantas melarikan diri hingga ditangkap di tempat
persembunyianya di Solo yaitu di rumah Kasim/Harjomartono. Setelah itu, Aidit dieksekusi oleh
beberapa militer di sebuah sumur tua di belakang markas TNI di Boyolali.
2. Syam Kamaruzaman
Tak hanya Aidit, sosok Syam Kamaruzaman yang merupakan Ketua Biro Khusus PKI juga diduga
sebagai dalang dari kudeta dan pembunuhan yang terjadi pada peristiwa G30S PKI.
Biro Khusus yang ia pimpin merupakan sebuah organisasi rahasia PKI yang bertujuan untuk
merancang dan mempersiapkan kudeta. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan cara
menyusup dan memengaruhi kelompok tentara berhaluan kiri.
Setelah peristiwa G30S terjadi, Syam tertangkap di Cimahi, Jawa barat pada 9 Maret 1967. Di
meja pengadilan, Syam mengakui bahwa ia bergerak di bawah perintah Aidit.
Atas pengakuannya tersebut ia dijatuhi hukuman mati hingga dieksekusi pada 1986.
Letnan Kolonel Untung Syamsuri adalah kunci di balik gerakan G30S. Ia merupakan seorang
Komandan Batalyon KK I Cakrabirawa, pengawal Presiden Sukarno.
Dalam peristiwa G30S, Letkol Untung diduga sebagai penggerak pasukan Cakrabirawa untuk
melakukan penculikan dan pembunuhan yang terjadi terhadap tujuh jenderal militer.
Setelah peristiwa itu terjadi, Letkol Untung melarikan diri dan menghilang hingga pada akhirnya
ia tertangkap di Brebes, Jawa Tengah dan berujung eksekusi mati pada 1966, setahun setelah
peristiwa G30S/PKI
PKI sering mengadakan latihan kemiliteran bagi para anggota dan pengikutnya di Lubang Buaya.
Latihan tersebut disamarkan sebagai latihan sukarelawan untuk konfrontasi dengan Malaysia.
PKI dalam latihan itu memanfaatkan fasilitas AURI. Latihan di Lubang Buaya diadakan sampai
akhir September 1965 dan diikuti sekira 3.000 anggota PKI dan organisasi-organisasi binaannya.
Dijelaskan melalui IPS Terpadu SMP Kelas IX Semester Kedua tulisan Anwar Kurnia, operasi
penumpasan G30S PKI menyasar beberapa tempat penting yang sudah dikuasai pendukung PKI.
Salah satunya diarahkan ke sekitar Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta yang menjadi
pusat gerakan. Wilayah sekitar Bandara Halim Perdanakusuma direbut kembali tanggal 2
Oktober 1965.