Anda di halaman 1dari 4

Soal : 01

a. Jelaskan pengertian dari teori!


b. Jelaskan pengertian dari teori perencanaan!
c. Berikan tiga pengertian dari perencanaan

Jawaban :
a. Pengertian teori
 Teori didefinisikan Tan (1981) sebagai sejumlah aturan yang saling memiliki keterkaitan.
Teori terbangun dari berbagai realitas yang telah dibuktikan dan sebagian besar mengakuinya
sebagai kebenaran umum. Kebenaran ini mengandung tiga pengertian yaitu: (1) konsep yang
digunakan untuk menelaah persoalan (2) Perubah yang dapat dipercaya sebagai sumber yang
dapat menggambarkan problema (3) gagasan dan asumsi yang dipilih juga dapat menentukan
kebenaran 1)

 Teori adalah pendapat, cara, dan aturan melakukan sesuatu. Teori memiliki fungsi sebagai
suatu ikhtisar fakta dan hukum yang jelas dan ilmiah. Untuk mendapatkan pengertian dan
mengorganisasikan pengalaman merupakan peran teori. Adapun tujuan teori ialah untuk
mendapatkan pemahaman tentang sesuatu. Lentur dan dinamis merupakan sifat teori.
Kelenturan dan kedinamisan teori dapat memudahkan penyimpulan apabila muncul data baru
yang memungkinkan simpuan berubah. Atas dasar keilmiahan teori, berpikir yang sistematis
sangatlah perlu memanfaatkan teori. Demikian juga dalam hal penelitian seperti yang
diharapkan, teori memegang peranan penting, teori dijadikan sebagai alat bedah data. 2)

b. Pengertian teori perencanaan


Berkenaan dengan teori perencanaan, perlu selalu diingat akan adanya dua istilah yang sering
digunakan, yaitu theory of planning dan theory in plannging 3)

 Theory of Planning, teori perencanaan dapat dimaknai sebagai ide atau gagasan yang
menjelaskan tentang upaya untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan.
Upaya tersebut digambarkan sebagai sebuah prosedur yang terangkai secara logis sehingga
dapat menjelaskan tahapan yang harus dilalui untuk tercapainya suatu tujuan.
 Theory in Planning, perencanaan adalah sebuah kerangka pikir yang dijadikan sebagai
landasan guna melakukan intervensi terhadap permasalahan tertentu. theory in planning
merujuk pada upaya untuk menemukan argumen-argumen substansial yang dipandang mampu
atau layak dijadikan landasan perencanaan.
_____________________________________________________________________
1) Dr. Teguh Widodo, M.TP (2021). Pengertian Teori Perencanaan : Inisiasi 1 Mata Kuliah Teori Perencanaan
2) Hari Wahyono (2005). Makna Dan Fungsi Teori Dalam Proses Berfikir Ilmiah Dan Dalam Penelitian Bahasa.
Magelang : Jurnal Penelitian Inovasi Universitas Tidar Magelang: Halaman 203
3) Hafid Setiadi, S.Si, MT & Dra. Widyawati, M.Sp (2014) Teori Perencanaan (Jakarta : Penerbit Universitas
Terbuka 2014 Modul 1, Halaman : 1.4~1.5)
c. Tiga pengertian dari perencanaan
1) Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup persiapan, pemilihan alternatif,
serta pelaksanaan yang dilakukan secara logis dan sistematik sehingga berbagai kemungkinan
yang diakibatkan dapat diprakirakan dan diantisipasi (Coleman Woodbury)
2) Perencanaan merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan untuk kepentingan masa
depan yang mengadung 4 (empat) unsur utama (John Friedman)
 Perencanaan adalah sebuah cara untuk memikirkan persoalan-persoalan sosial ekonomi
 Perencanaan selalu berorientasi masa depan
 Perencanaan memberi perhatian pada keterkaitan antara pencapaian tujuan dan proses
pengambilan keputusan
 Perencanaan mengedepankan kebijakan dan program yang komprehensif
3) Perencanaan merupakan upaya untuk menentukan pilihan dari sekian banyak alternative yang
tersedia, karena terkait pengambilan keputusan, perencanaan adalah upaya untuk menyususn
prioritas sesuai dengan sumberdaya yang tersedia dan tujuan jangka panjang yang ditetapkan.
(Conyer dan Hill)

Soal : 02
Jelaskan tiga kategori teori perencanaan menurut menurut Friedmann beserta contohnya
masing-masing

Jawaban :
Tiga (3) kategori perencanaan menurut Friedmann adalah;
1. Theories in planning yang bersifat instrumental dan dapat diterapkan dalam berbagai subjek
perencanaan seperti perencanaan penggunaan lahan, transportasi, lingkungan dan sebagainya
Pertanyaan yang lebih dahulu mengemuka adalah: teori atau substansi apa yang perlu diketahui
oleh perencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini perencana mencari
konsep dan metode yang tepat atau semacam formula untuk menemukan solusi-solusi
2. Theories of planning yang bersifat generik dan normatif serta berlaku secara universal.
Perencanaan dianggap sebagai serangkaian prosedur untuk mencapai tujuan dalam perenca-
naan. Terdapat urutan logis perencanaan yang mesti diikuti untuk menghasilkan rencana
Contohnya land use planning dan standard-standar dalam perencanaan.
3. Theories about planning yang berurusan dengan perencanaan dalam konteks tertentu
Teori ini menjelaskan manfaat atau kegunaan perencanaan, misalnya advocacy, empowerment.
Teori ini memiliki kecenderungan mengkritisi perencanaan yang ada.
Soal : 03
Salah satu perkembangan terkini paradigma perencanaan adalah integrasi konsepsi pemasaran
kedalam proses perencanaan. Salah satu penerapan paradigma ini adalah city branding.
a. Apa yang dimaksud dengan city branding?
b. Carilah penerapan city branding di Indonesia dan jelaskan secara singkat apa yang
membedakan kota tersebut dengan kota lainnya!

Jawaban :
a. Dari beberapa literarur, pengertian City branding adalah sebagai berikut;
 City branding adalah upaya membangun identitas sebuah kota. Identitas adalah sebuah
kontruksi, sebuah konsekuensi dari sebuah proses interaksi antar manusia, institusi dan praktis
dalam kehidupan sosial. Berbicara mengenai city branding maka tidak akan terlepas dari
pembicaraan mengenai merek, karena city branding identik sebagai bagian dari konsep merek
itu sendiri. Kegiatan city branding ini menuntut setiap kota berlomba menciptakan citra
tertentu dibenak masyarakat luas dalam merepresentasikan karakter kota. 4)
 City branding merupakan upaya untuk memberikan merek kepada kota agar mudah dikenali
dan dapat membentuk city image untuk memasarkan daerah baik secara lokal maupun
internasional. 5)
 Menurut Dinnie (2011), city branding adalah mengidentifikasi suatu set brand attributes
sebagai yang dimiliki sebuah kota sesuai urutan untuk membentuk sebuah dasar yang
digunakan untuk menghasilkan persepsi positif dari banyak audiences. 6)
 Menurut Simon Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009:7), “City branding is the mana-
gement of place image through strategic innovation and coordinated economic, commercial,
social, cultural, and government policy” yaitu city branding merupakan manajemen citra suatu
destinasi melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, sosial, komersial, kultural, dan
peraturan pemerintah. Menurut Cardwell and Freiredalam Jannah et al(2014) The term
branding has a prime relevance as a strategy tool in marketing and branding a destination is
not different from branding goods and services”, yaitu Istilah merek memiliki relevansi utama
sebagai alat strategi pemasaran, dan tidak berbeda dari merek barang dan Jasa. 7)

___________________________________________________________________
4) Pemerintah Kota Makasar (2014). City Branding Makasar. Makassar : Vier Antares Institute, Halaman 14
5) Bidriatul Jannah, Zainul Arifin, Andriani Kusumawati (2014) Pengaruh City Branding dan City Image
Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Banyuwangi. (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malnag Vol.17 No.1 Desember 2014, Halaman : 2)
6) Siti Zumroh Nur Ivani (2015) Pengaruh City Branding “Enjoy Jakarta” Terhadap Citra Kota dan Kepuasan
Berkunjung Youth Traveler ke Jakarta.. (Skripsi Universitas Islam Negrei Syarif Hidayatullah Jakarta, Halaman : 19)
7)Risda H Sitorus (2018) Pengaruh City Branding dan City Image Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan
Ke Pemandian Air Soda Kota Tarutung. (Skripsi Universitas Sumatera Utara, Halaman : 22)
b. Penerapan City branding di Indonesia
Yogyakarta menerapkan city branding “Never Ending Asia” pada tahun 2001. Menurut website
resmi Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (jogjaprov.go.id), terdapat 3 (tiga) hal
yang mendasar alasan Yogyakarta menciptakan brand "Jogja Bever Ending Asia" yakni :
1) Krisis ekonomi yang berlanjut menjadi krisis multidimensional sejak beberapa yang silam
telah membawa dampak yang serius terhadap kondisi politik, ekonomi dan sosial. Kondisi ini
menyebabkan investor, trader, dan wisatawan merasa khawatir untuk berkunjung. Dalam
kondisi yang penuh dengan ketidakpastian tersebut, Yogyakarta telah membuktikan sebagai
kawasan yang relatif aman dan damai dengan semangat keharmonisan (harmony), saling
menghormati (respect to each other) dan demokrasi. Kondisi yang kondusif dan
menguntungkan ini harus senantiasa dipelihara sehingga image baik tentang Yogyakarta akan
terus tertanam dibenak para investor, pelaku usaha dan wisatawan, baik domestik maupun
mancanegara.
2) Globalisasi yang direfleksikan dalam istilah 4 I (industri, investasi, informasi dan individualis)
telah mendorong munculnya persaingan antar negara, antar daerah untuk merebut pasar dunia.
Dalam kondisi yang penuh persaingan seperti itu, untuk dapat memenangkannya, Yogyakarta
perlu secara serius membangun posisi yang jelas (clear positioning), kekuatan yang
berbeda/khas (strong differentiation) dan membangun brand image yang unik (brand image).
3) Yogyakarta telah menyadari bahwa marketing places akan mendorong tumbuhnya
perdagangan, pariwisata dan investasi atau TTI (trade, tourism, investment) untuk mendorong
pembangunan ekonomi. Yogyakarta juga melihat bahwa strategi membangun brand
image sangatlah diperlukan, karena brand tersebut akan menjadi indikator nilai (value
indicator) yang akan didukung oleh seluruh stakeholder di Yogyakarta.
Pada tanggal 31 Januari 2015 city branding Yogjakarta berubah menjadi “Jogja Istimewa”.
Menurut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, kalimat “Jogja Istimewa” dipilih karena kalimat itu
sudah sangat lekat dengan kondisi Yogyakarta sebagai Propinsi yang menyandang sebagai Daerah
Istimewa di Indonesia. Selain itu, kalimat tersebut juga mudah diingat dan dilafalkan oleh semua
lapisan masyarakat. Jogja harus baik, elok, dan maju. Value tersebut juga termasuk di dalamnya menyangkut
soal desa, aparatur pemerintahan, dan lain sebagainya,”. Saat ini tata pemerintahan di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta hanya mengenal istilah Kelurahan (pemerintahan tingkat Desa, istilah Desa sudah tidak ada lagi di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), Kapanewon (pemerintahan tingkat Kecamatan). Selain hal tersebut,
yang membedakan dengan daerah lain adalah Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Raja dari
Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat, Gubernur tidak dipilih oleh rakyat seperti Propinsi di Indonesia pada
umumnya.

Anda mungkin juga menyukai