Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERNYANYI LAGU DANGDUT
PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 13 BONE

APPLICATION OF THE DIRECT INSTRUCTION MODEL TO IMPROVE


DANGDUT SONG SKILLS IN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES OF SMA
NEGERI 13 BONE

DEWI SRI ASTUTY


1982040019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK


JURUSAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

HA
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Penerapan Model Direct Instruction Untuk


Meningkatkan Keterampilan Menyanyikan Lagu
Dangdut Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA
Negeri 13 Bone
Nama : Dewi Sri Astuty
NIM : 19820420019
Program Studi : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik

Menyetujui,

Sukasman Dg.Nambung Selfiana Saenal, S.Pd. M.Sn


Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Ketua Ketua Jurusan


Program Studi Seni pertunjukan
Fakultas Seni dan Desain

Dr. A. Padalia, M.Pd Dr. Sumiani, M.Hum


NIP 19600317 198610 2 001
NIP 19591008 198702 2 001

ii
iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA PIKIR..............................................6
A. Tinjauan Pustaka...........................................................................................6
B. Kerangka pikir.............................................................................................20
III. METODE PENELITIAN............................................................................22
A. Jenis Penelitian............................................................................................22
B. Waktu Dan Tempat Penelitian....................................................................24
C. Desain Penelitian.........................................................................................24
D. Fokus Penelitian..........................................................................................25
E. Prosedur Penelitian.....................................................................................26
F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................29
G. Instrumen Penelitian...................................................................................29
H. Teknik Analisis Data...................................................................................31
JADWAL PELAKSANAAN.................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
JUDUL : Penerapan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan
Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13 Bone

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan bangsa Indonesia di masa depan bukan lagi bersumber

pada sumber daya alam, tetapi keunggulan seni lokal yang tidak dimiliki

bangsa lain. Oleh karena itu generasi penerus bangsa hendaknya mengenal dan

mengembangkan seni lokal bangsa agar dapat mensejahterakan bangsa, salah

satunya musik dangdut.Menurut Weintraub tahun 2012 Musik dangdut dan

dunia di sekitarnya menjadi wajah dan penanda manusia Indonesia.Ini menjadi

sangat krusial dan membuktikan kalau dangdut sebagai musik nasional harus

dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia terutama generasi

penerus bangsa yaitu remaja ( Nani kurniasari dkk , 2014 : 217 )

Menurut Vera tahun 2008 sebagai musik yang populer di negeri ini,

dangdut turut menyangga kehidupan sosial dan proses kebudayaan warga

Indonesia. Musik dangdut pun menjadi identitas kelompok karena liriknya

yang begitu kental merepresentasikan karakter pencipta dan khalayak

penikmatnya (Nani kurniasari dkk , 2014 : 218 ). Menurut Weintraub tahun

2012 ada sifat-sifat musik dangdut yang tidak bisa ditemukan di musik India

atau Melayu, salah satunya tema yang begitu dekat dengan kehidupan
2

masyarakat Indonesia, seperti Begadang, Kopi Dangdut, dan lainnya (Nani

kurniasari dkk , 2014 : 218 ).

SMA Negeri 13 Bone adalah salah satu sekolah yang konsisten

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran seni terhadap para siswanya melalui

kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 13 Bone

terkhusus siswa yang berproses pada kegiatan ektrakurikuler dalam bidang seni

masih banyak siswa yang meminati dan menyukai musik dangdut, namun pada

kegiatan ektrakurikuler tersebut tidak memberikan pembelajaran khusus untuk

mempelajari keterampilan menyanyikan lagu dangdut sehingga kurangnya

keterampilan siswa dalam menyanyikan lagu dangdut.

Permasalahan kurangnya keterampilan menyanyi perlu dipecahkan karena

seni musik dapat mengembangkan potensi serta rasa keindahan siswa.

Perbaikan proses pembelajaran menyanyi dilakukan melalui model inovatif

sehingga siswa tertarik serta mudah memahami materi. Direct Instruction

merupakan salah satu model inovatif, dikembangkan untuk memperbaiki

pembelajaran seni musik meliputi keterampilan menyanyikan lagu dangdut.

Model direct instruction (instruksi langsung) adalah model yang sistematis.

Menurut Pham,Huang, tahun 2011 Garrdison & Vaughan menemukakan

bahwa instruksi langsung memberikan struktur disiplin dan dapat

menyebabkan pembelajaran yang bermakna dan sistematis pengalaman , Ini

adalah sebuah pendekatan untuk belajar di mana siswa tetap terlibat dan fokus

sementara mencapai hasil belajar yang diinginkan dan dirancang untuk seluruh
3

kelompok yang berorientasi belajar dengan penekanan pada pengetahuan

faktual.

Peneliti memilih menerapkan model direct instruction dalam

meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut karena dengan model

pembelajaran ini peneliti dapat menyampaikan dan mengajarkan secara

langsung didepan siswa mengenai Lagu dangdut yang akan dipelajari dan

dikuasai sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami serta

mengaplikasikan hal yang disampaikan oleh peneliti.

Lagu dangdut di masa kini sangat lah pesat. Lagu dangdut semakin banyak

diminati oleh smua kalangan karena penyajian nya yang semakin berkembang

dan menarik. Tak sedikit pula generasi muda yang sukses di dunia musik

dangdut. Berdasarkan ulasan tersebut, melalui model Direct Instruction,

pembelajaran seni musik menjadi lebih efektif sehingga keterampilan siswa

menyanyikan lagu dangdut meningkat.

Berdasarkan latar belakang, peneliti akan mengkaji permasalahan

pembelajaran seni musik melalui penelitian tentang “Penerapan Model Direct

Instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyanyikan Lagu Dangdut

Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13 Bone”.


4

B. Rumusan Masalah

Mengenai latar belakang yang sudah dijelaskan, maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaiman Penerapan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan

Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA Negeri 13 Bone ?

2. Bagaiman Hasil Penerapan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan

Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA Negeri 13 Bone ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian ini

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Untuk mendeksripsikan Penerapan Model Direct Instruction Untuk

Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA

Negeri 13 Bone

2. Untuk Mengevaluasi Hasil Penerapan Model Direct Instruction Untuk

Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA

Negeri 13 Bone
5

D. Manfaat Penelitian

1). Bagi peneliti

Sebagai masukan bagi guru atau calon guru untuk menggunakan model

pembelajaran inovatif, meningkatkan kreativitas guru, interaksi antara guru

dan siswa dalam pembelajaran menyanyi.

2). Bagi siswa

Melalui penerapan model Direct Instruction siswa senang mengikuti

pelajaran, mendapat pengalaman belajar yang bervariasi, mudah memahami

materi.

3). Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan menambah informasi tentang model inovatif dan

media pembelajaran sehingga meningkatkan efektivitas kegiatan belajar

mengajar dalam pembelajaran menyanyi.


II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

a) Hasil Penelitian Novi Sugiyanti Rahayu (2013)

Rahayu, Novi Sugianti (2013). Peningkatan Keterampilan

menyanyikan lagu daerah Melalui model direct instruction Berbantuan

media audiovisual Pada siswa kelas iv SDN sampangan 01 Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan

menyanyikan lagu daerah melalui model direct instruction berbantuan

media audiovisual pada siswa kelas IV SDN sampangan 01 Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas deksriptif kuantitatif

yakni dimana hasil penelitiannya dalam bentuk deskripsi nyata objek

penelitian. objek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN

sampangan 01 Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan ‘sistematis fenomena-fenomena yang

diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model direct instruction dengan media audiovisual

dapat meningkatkan keterampilan menyanyikan lagu daerah siswa kelas

IV SDN sampangan 01 Semarang. Adapun pembeda dari penelitian saya

yaitu, objek yang saya teliti yaitu hanya mencakup pada siswa yang
7

mengikuti kegiatan ektrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone dalam

meningkatkan keterampilan menyanyikan Lagu dangdut melalui model

direct instruction dengan media audiovisual.

b) Hasil penelitian Sulisdiyanto ( 2012 )

Sulisdiyanto, ( 2012 ). Upaya Peningkatan Keterampilan

Bernyanyi Melalui Penggunaan Media Keyboard Di SDN Kalipenten.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

keterampilan bernyanyi melalui penggunaan media keyboard pada siswa

SDN Kalipenten. Penelitian ini merupakan penlitian tindakan kelas

deskriptif kuantitatif yakni dimana hasil penelitiannya dalam bentuk

deskripsi nyata objrk pemelitian. Objek dalam penlitian ini yaitu siswa

SDN Kalipenten. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi. Observasi diartikan sebagai pengmatan dan

pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki baik

secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan

bahwa dengan menggunakan media keyboard dapat meni gkatkan

keterampilan bernyanyi. Adapun pembeda dari penelitian saya yaitu,

media yang digunakan adalah media audiovisual dan dengan model

pembelajaran direct instruction dalam meningkatkan keterampilan

menyanyikan lagu dangdut pada siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone.


8

c). Hasil Penelitian Maesar Muh.Yunus A.W ( 2017 )

Muh.Yunus, ( 2017 ). Pengaruh Model Pembelajaran Direct

Instruction Melalui Penggunaan Alat Peraga (Venturimeter) Terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9

Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan desain

penelitian one shot case study yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar keterampilan proses sains siswa setelah diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran direct instruction melalui penggunaan

alat peraga (venturimeter) pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9

Makassar dan mengetahui pengaruh model pembelajaran direct instruction

melalui penggunaan alat peraga (venturimeter) terhadap keterampilan

proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar. Penelitian ini

merupakan penlitian tindakan kelas deskriptif kuantitatif yakni dimana

hasil penelitiannya dalam bentuk deskripsi nyata objek penelitian. Objek

dalam penlitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi. Observasi diartikan sebagai pengmatan dan pencatatan dengan

sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung

maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan

menggunakan model direct instructon melalui penggunaan alat peraga

(venturimeter) meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI

IPA 4 SMA Negeri Makassar . Adapun pembeda dari penelitian saya


9

yaitu, penelitian saya menggunakan model pembelajaran direct instruction

tanpa alat bantuan dalam meningkatkan keterampilan menyanyikan lagu

dangdut pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA

Negeri 13 Bone.

2. Kajian Teori

a. Model Direct Instruction

Menurut Aufan tahun 2011 model instruksi langsung adalah suatu model

pengajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau

keterampilan baru, melibatkan guru bekerja dengan siswa secara individual,

atau dalam kelompok-kelompok kecil berfokus pada mencapai target

pembelajaran dengan memberikan pelatihan keterampilan yang erat kaitannya

dengan target

Menurut Ahmed tahun 2007 model umum instruksi langsung atau eksplisit

adalah sebuah model transaksional yang menekankan interaksi guru/siswa

pada setiap titik dalam pelajaran. Instruksi langsung memiliki banyak fitur

dengan tugas analitik, pendekatan perilaku yang biasa digunakan dalam

pendidikan khusus, yaitu: penggunaan analisis tugas, keyakinan dalam utilitas

bahan kurikulum terstruktur, perhatian dengan ulangan, pemodelan dan

membentuk respon yang benar, dan periodik penilaian kinerja.

Menurut Joyce tahun 2009 model instruksi langsung terdiri dari lima tahap

aktivitas yakni orientasi, presentasi, praktik yang terstruktur, praktik di bawah


10

bimbingan, dan praktik mandiri. tahapan 1) yaitu orientasi, diawali dengan

menentukan materi pembelajaran, meninjau pelajaran sebelumnya,

menentukan tujuan pembelajaran dan menentukan prosedur. Tahapan 2) yaitu

presentasi, presentasi diawali dengan menjelaskan konsep atau keterampilan

baru, menyajikan represntasi visual atas tugas yang diberikan dan memastikan

pemahaman. Tahapan 3) yaitu praktik yang terstruktur, dimulai dengan

menenuntun kelompok siswa dengan contoh praktik beberapa langkah, lalu

siswa merespon dengan pertanyaan dan diakhiri dengan memberikan koreksi

terhadap kesalahan lalu memperkuat praktik yang benar. Tahapan 4) yaitu

praktik di bawah bimbingan guru, dimana siswa berpraktik secara semi-

independen, dilanjutkan dengan menggilir siswa untuk melakukan praktik dan

mengamati praktik, lalu guru memberikan tanggapan balik berupa petunjuk.

Tahapan 5) yaitu praktik mandiri, dalam tahapan ini siswa melakukan praktik

secara mandiri di kelas atau di rumah, guru menunda respons balik dan

memberikannya di akhir rangkaian praktik dan praktik mandiri dilakukan

beberapa kali dalam waktu periode yang lama .

Menurut Joyce tahun 2001 setiap model pembelajaran tentunya memiliki

kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Keunggulan terpenting dari

instruksi langsung ini adalah adanya fokus akademik, arahan, dan kontrol

guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem manajemen

waktu, dan atmosfer akademik yang cukup Model pembelajaran memiliki

kelebihan dan kekurangan di sini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan

dari model pembelajaran D irect Instruction adalah sebagai berikut:


11

1). Kelebihan

a. Model pembelajaran Direct Instruction (DI) guru bisa mengontrol muatan

dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian dia dapat mengetahui

sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

b. Model pembelajaran Direct Instruction (DI) dianggap sangat efektif apabila

materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu

yang dimiliki untuk belajar terbatas.

c. Model pembelajaran Direct Instruction (DI) selain siswa dapat mendengar

melalui penyampaian materi tentang suatu pelajaran, juga sekaligus siswa

dapat melihat (melalui pelaksanaan demonstrasi).

d. Keuntungan lain adalah model pembelajaran Direct Instruction (DI) bisa

digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas besar ,Sanjaya W. , 2007

(Moch Ilham Sidik NH , Hendri Winata, 2016 : 51)

b. Keterampilan menyanyi

1. Bernyanyi

Bernyanyi merupakan suatu kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia

dari berbagai kalangan dan dari berbagai tahapan usia mulai dari anak- anak

bahkan balita sampai orang dewasa dan orang tua. Bernyanyi adalah suatu

bentuk kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia

melalui suaranya ( Rien Safrina, 2002: 34.) Aktifitas bernyanyi tidak dapat
12

dipisahkan dengan musik. Bernyanyi merupakan salah satu cara untuk

menikmati musik.

2. Keterampilan menyanyi

a. Sikap badan

Selalu perhatikan sikap badan ketika sedang bernyanyi. Dalam posisi

berdiri maupun posisi duduk, kita harus bisa menjaga sikap badan. Dengan

sikap badan yang baik, kita akan mendapat kemudahan pada proses

pernafasan. Dengan begitu, suara yang kita keluarkan akan terdengar baik.

b. Pernafasan

Pernafasan juga menjadi hal mutlak yang harus diperhatikan saat

bernyanyi. Pernafasan saat bernyanyi sangat berbeda dengan pernafasan

saat berbicara sehari-hari. Kita harus bisa mengontrol pernafasan saat

bernyanyi, agar tak kesulitan menyanyikan sebuah lagu dari awal sampai

akhir. Pernafasan dada, pernafasan dengan cara mengisi udara dalam paru-

paru bagian atas. Pernafasan ini cenderung pendek dan kurang tepat

digunakan untuk bernyanyi, apalagi saat menyanyikan lagu-lagu bernada

tinggi.

Pernafasan perut, pernafasan dengan cara membuat perut berongga

sehingga udara luar dapat masuk. Pernafasan ini juga kurang tepat untuk

bernyanyi, karena akan membuat kita cepat lelah. Pernafasan diafragma,

pernafasan ketika diafragma mengencang atau menegang (lurus), maka


13

rongga dada dan rongga perut menjadi longgar, sehingga volume

bertambah. Pernafasan inilah yang paling cocok digunakan saat bernyanyi.

c. Pembentukan Suara

Pembentukan suara dalam bernyanyi juga harus kita perhatikan.

Proses pembentukan suara erat kaitanmnya dengan teknik pernafasan

dalam bernyanyi. Yaitu pernafasan perut, dada, dan diafragma. Kita harus

bisa menentukan pernafasan mana yang tepat, sehingga proses

pembentukan suara berlangsung baik dan benar. Dengan pembentukan

suara yang tepat, maka suara yang dihasilkan saat bernyanyi akan

terdengar maksimal.

d. Pengucapan (Artikulasi)

Dalam bernyanyi pengucapan harus jelas, agar syair yang dinyanyikan

terdengar baik dan dapat dimengerti semua orang. Mulut harus terbuka

lebar ketika bernyanyi. Terkadang kita malas membuka mulut saat

bernyanyi, sehingga suara yang keluar tidak jelas. Oleh karena itu,

artikulasi saat bernyanyi harus dilatih secara rutin.

e. Resonansi

Resonansi yaitu pengerasan suara dari suatu sumber. Dalam bernyanyi

yang dimaksud resonansi adalah penguatan atau pengerasan getaran suara

dari pita suara. Resonan sendiri dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu wilayah

resonan atas (semua rongga di atas mulut dan tenggorokan), wilayah


14

resonan tengah (mulut dan bagian belakang mulut), dan wilayah resonan

bawah (dada).

f. Cengkok

Menurut Yuni Syahroni dalam jurnal Darmayani (2015:5) Cengkok

dilihat secara makna kata cengkok merupakan karakteristik sebuah alunan

nada, cengkok ini mulai dikenal seiring berkembangnya musik ditanah air,

tetapi cengkok lebih dikenal pada aliran musik dangdut dan melayu, itulah

yang dikemukan oleh. Cengkok dalam benyanyi dangdut digunakan untuk

memperindah teknik bernyanyi dan mengungkapkan ekspresi dalam suatu

lirik lagu

3. Lagu Dangdut

Dangdut merupakan sebuah istilah yang hingga saat ini memiliki

banyak definisi terkait penamaan dangdut tersebut. Meskipun demikian,

setidaknya beberapa pakar kesenian dan penulis terdahulu telah mencoba

memberikan beberapa definisi terkait dengan pengertian dangdut. Menurut

Lohanda1 , bahwa penamaan irama dang-dut diperkirakan merupakan suatu

onomatophea antara hentakan kendang dan liukan (dut).

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Simatupang2 , bahwa istilah

dangdut berasal dari suara drum kecil yang dimainkan dalam permainan ini.

Istilah “dangdut” pertama kali diperkenalkan oleh Billy Silabumi3 dalam

cerpennya pada majalah Aktuil. Majalah ini pula yang mempopulerkan istilah

dangdut menggantikan sebutan Orkes Melayu. Kata “dangdut” merupakan


15

sebuh idiom kata yang sebenarnya oleh Billy Silabumi digunakan sebagai

sebuah ejekan terhadap Orkes Melayu yang dari segi musikal terkesan

monoton dengan hanya mengeksploitasi bunyi “dhang” dan “dhut”.

Musik dangdut adalah musik yang sangat terkenal di Indonesia. Musik

dangdut mampu membuat pendengarnya terbius dengan iramanya hingga

tanpa sadar mulai menggoyang-goyangkan badan dan anggota tubuh lainya.

Kepopuleran musik dangdut tidak kalah dengan genre musik lainya khususnya

di Indonesia. Dangdut memiliki pendengar dan penikmat setia tersendiri di

seantero nusantara. Bahkan, tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa

dangdut adalah musik asli Indonesia.

Sebenarnya, bentuk musik dangdut ini berakar dari musik Melayu pada

tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk

pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab

(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir

tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan

masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak

tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang

kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap

pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus,

rock, pop, bahkan house music.

Berikut ini adalah deskripsi ciri khas Musik Dangdut.


16

1. Lirik lagu yang disyairkan adalah lirik-lirik yang mudah dicerna oleh

masyarakat.

2. Komposisi Musik Dangdut berisi campuran Musik Melayu, Cengkokan

dan Harmonisasi seperti Musik Arab dan Dentuman seperti Musik India.

3. Kultur Budaya yang melekat pada Musik Dangdut adalah iringan tari-

tarian atau joged yang ditampilkan oleh penyanyi dan diikuti oleh para

penikmat Musik Dangdut.

4. Penggunaan instrumen alat musik Tabla atau Gendang dua yang cukup

dominan sehingga membuat Musik Dangdut memiliki ciri khas tersendiri

untuk bersenandung dan berjoged.

5. Lagu Dangdut sangat mudah untuk menerima unsur musik lainnya dan

dikombinasikan dengan jenis Musik Pop Modern

Musik Dangdut menggunakan beragam alat musik sebagai instrumentnya.

Instrumen alat Musik Dangdut awalnya adalah alat-alat musik tradisional

Musik Melayu. Kemudian saat Musik Dangdut semakin berkembang dan

modern, instrumen alat-alat musik Dangdut juga menggunakan alat-alat musik

modern juga.

Berikut ini adalah beberapa instrumen alat musik Dangdut.

1. Tabla; atau juga dikenal dengan nama Gendang dua adalah jenis alat

musik yang “wajib” digunakan dan ditampilkan pada pertunjukkan musik

Dangdut.
17

2. Seruling; merupakan jenis alat musik “wajib” lainnya yang menambah

harmoni didalam pertunjukkan musik dangdut.

3. Gambus; adalah jenis alat musik petik yang berasal dari kawasan Arab dan

penggunaannya menjadi salah satu ciri khas Musik Dangdut.

4. Gitar; merupakan jenis alat musik petik modern yang cukup sering

digunakan berbagai jenis pertunjukkan musik, termasuk Musik Dangdut.

5. Keyboard; adalah jenis alat musik modern yang telah dijadikan salah satu

instrumen dalam pertunjukkan musik Dangdut Modern.

6. Drum; merupakan alat musik Perkusi yang umum ditemukan dalam

pertunjukkan Musik Dangdut Modern.

Jenis-jenis Musik Dangdut

Musik Dangdut adalah jenis genre Musik Khas Indonesia yang sangat

mudah menerima unsur-unsur musik lainnya yang relevan dengan musik

Dangdut. Karena sifat Musik Dangdut tersebut, membuat Musik Dangdut

sering dicampurkan dengan Musik-musik lainnya.

4. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang

dilakukan di luar jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar

sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan,

keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta didik

sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.


18

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan

program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara

khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan

ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan

ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah

maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan

memperluas diri.

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan

kemampuan potensi dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karir

peserta didik melalui pengembangan kapasitas. Menurut Aqip dan Sujak

(2011:68), terdapat empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan

pendidikan, yaitu: pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan

minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk

pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.


19

b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial,

praktik keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam

suasana rilek, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang

proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler harus dapat

menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih

menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui

pengembangan kapasitas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

No. 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler

memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi

bakat, minat, dan kreativitas.

b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah

sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dari

pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

c. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai

bakat dan minat.


20

d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,

demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka

mewujudkan masyarakat mandiri (civil society).

B. Kerangka pikir

Melalui model Direct instruction berbantuan media audiovisual,

keterampilan mengajar guru dapat berkembang, siswa aktif melakukan

kegiatan belajar. Guru mendemonstrasikan keterampilan, siswa lebih

memahami materi. Siswa berkelompok untuk memecahkan masalah, berlatih

keterampilan menyanyi, guru mendemonstrasikan keterampilan, memutarkan

media audiovisual, membimbing kelompok dan pelatihan.

Kondisi awal pembelajaran, penggunaan model Direct Instruction, serta

kondisi akhir setelah proses belajar mengajar seni musik digambarkan dalam

bagan sebagai berikut:


21

KONDISI AWAL
Keterampilan menyanyi Lagu dangdut rendah

PELAKSANAAN

Menggunakan model Direct Instruction


1) Peneliti menyiapkan satu buah lagu dangdut untuk diajarkan
2) Peneliti dan guru melakukan pemanasan vokal dan latihan
berdasarkan indikator keterampilan dasar bernyanyi
3). Peneliti menjelaskan dan memberikan contoh dalam menyanyikan
satu buah lagu dangdut yang dipilih.
4) Peneliti mengadakan praktik individu untuk siswa dalkam
menyanyikan satu buah lagu dangdut yang telah diajarkan
5) Peneliti membenarkan apabila siswa salah
6) Peneliti memberi motivasi siswa
7) Peneliti mengadakan penilaian dengan menyuruh masing masing
siswa menyanyikan lagu dangdut didepan kelas
8) Peneliti memberi umpan balik dan merefleksi tampilan siswa

KONDISI AKHIR
Peningkatan Keterampilan Bernyanyi Lagu dangdut
III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto,

dkk (2009:16-19) pelaksanaan PTK meliputi empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi yang berkelanjutan. Keempat tahap

penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam skema seperti di bawah

ini:

KONDISI AWAL

SIKLUS
SIKLUS II

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan
23

Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun, dan dari

segi definisi mengarah pada tindakan. Rencana bersifat fleksibel karena

tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan. Rencana disusun

berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif. Tindakan yang dimaksud

di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang

merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana serta mengandung

inovasi. Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana

hendaknya diacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian tindakan

tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana.

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait

bersama prosesnya. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu

akan dibatasi oleh kendala realitas dan semua kendala itu belum pernah dapat

dilihat dengan jelas pada waktu yang lalu. Observasi direncanakan terlebih

dahulu sehingga akan ada dasar dokumenter untuk refleksi berikutnya.

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan

persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha

memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam

tindakan strategik. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang

mungkin ada dalam situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan

tempat timbulnya persoalan itu.


24

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian yaitu

sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang

lebih satu bulan lamanya.

2. Tempat penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilaksanakan.

Penentuan lokasi ditujukan untuk memperjelas objek yang dijadikan

sasaran penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 13 Bone,

Kabupaten Bone.

C. Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian tentang Penerapan Model Direct Instruction Untuk

Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Pada Kegiatan

Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13 Bone ,diperlukan suatu desain penelitian

yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaaan di lapangan.

Maka, gambaran desain penelitian sebagai berikut :


25

Siswa (i) SMA Negeri 13 Bone pada


kegiatan ektrakurikuler

Model Direct Instruction Peningkatan


keterampilan
menyanyikan Lagu
dangdut

Pengumpulan data

Analisis data

Kesimpulan

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada siswa yang mengikuti kegiatan

ektrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone yang terletak di Kabupaten Bone,

Kecamatan tanete riattang barat, Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana peneliti

melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan

menyanyikan Lagu Dangdut melalui model Direct Instruction dengan media

audiovisual.
26

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan menentukan beberapa siklus dalam upaya

mencapai hasil sesuai dengan yang diinginkan. Dalam setiap siklus terdiri atas

empat tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi,

dan refleksi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan

a. Melakukan konsultasi dengan kolaborator dan kepala sekolah ,

mempersiapkan penelitian.

b. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa teks lagu

dangdut.

c. Menyiapkan lembar observasi keterampilan siswa

d. Menyiapkan lembar evaluasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap

siklus dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, yaitu dua pertemuan setiap

minggu yang dilakukan pada setiap hari senin dan kamis pukul 10.00-12.00 .

Adapun materi pada siklus 1 yaitu sebagai berikut :


27

a. Siklus 1

1) Pertemuan I menyampaikan materi tentang keterampilan bernyanyi

Lagu dangdut dan memberikan contoh bernyanyi lagu dangdut

didepan siswa.

2) Pertemuan II memberikan sebuah lagu dangdut berjudul Egois yang

dipopulerkan oleh Lesti untuk siswa untuk bahan meningkatkan

keterampilan bermyanyi lagu dangdut.

3) Pertemuan III mempraktikkan secara bersama-sama Lagu dangdut

yang telah dipelajari.

b. Siklus 2

1) Pertemuan I masing masing siswa mempermantap Lagu dangdut yang

telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan peneliti memberikan

koreksi serta arahan mengenai kekurangan kekurangan siswa dalam

menyanyikan lagu dangdut.

2) Pertemuan II masing masing siswa kembali menyanyikan lagu

dangdut dengan memperbaiki kekurangan yang disampaikan peneliti

kepada siswa dalam menyanyikan lagu dangdut pada pertemuan

sebelumnya.

3) Pertemuan III peneliti melakukan penilaian terhadap masing masing

siswa dalam menyanyikan lagu dangdut untuk mengukur dan


28

mengetahui apakah penerapan model direct instruction yang dilakukan

menghasilkan peningkatan keterampilan dalam bernyanyi lagu

dangdut.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan dengan lembar observasi yang telah dibuat.

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran. Adapun aspek yang

diamati adalah aktivitas siswa dan pengaruh pembelajaran model direct

instruction terhadap keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan

ektrakurikuler. Sebelum observasi dilaksanakan, dilakukan penilaian terlebih

dahulu pada tahap pra siklus untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

siswa dalam menyanyikan lagu dangdut ( data terlampir ). Setelah dilakukan

pengamatan melalui pra siklus barulah dilakukan observasi dari siklus 1

hingga siklus 2.

d. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan dengan cara melakukan evaluasi kegiatan belajar

mengajar yang telah berlangsung. Kemudian mengidentifikasi permasalahan

yang muncul akibat perlakuan atau tindakan yang diberikan kepada siswa, dan

mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Kriteria keberhasilan

tindakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa memenuhi standar

kelulusan dengan nilai minimal 70.


29

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

‘sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun

tidak langsung. Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh data mengenai aktivitas siswa, serta kondisi kelas selama

berlangsung nya proses peningkatan keterampilan menyanyikan lagu dangdut

melalui metode direct instruction dengan media audiovisual. Observasi

dilakukan oleh peneliti sekaligus bertindak sebagai kolaborator yang

mengamati aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran. Observasi

dilakukan dengan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan

dokumentasi foto. Observasi juga dilakukan dengan menggunakan catatan

lapangan dengan tujuan agar segala sesuatu yang didengan dan diamati

peneliti semakin lengkap.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam upaya mencari dan

mengumpulkan data penelitian.

1. Instrumen siswa

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian

kriteria berupa lima aspek pengukuran. Penilaian keterampilan bernyanyi

siswa tiap aspeknya memiliki nilai maksimum 100 dan minimum 0 yang
30

didasarkan pada penilaian observer. Adapun lembar instrumen hasil belajar

siswa dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

Penilaian

No Aspek Tidak Kurang Cukup Baik

Baik Baik Baik

1 Ketepatan Nada

2 Artikulasi

3 Frasering

(pemenggalan kalimat)

4 Interpretasi lagu

5 Tempo

6 Cengkok

Keterangan :

Bobot penilaian

1. .Ketepatan Nada = 0 - 15
2. Artikulasi = 0 – 15
3. Frasering = 0 - 15
4. Interpretasi Lagu = 0 – 20
5. Tempo = 0 – 15
6. Cengkok = 0 – 20

Nilai minimum kelulusan yaitu 70


31

2. Validasi Instrumen

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen digunakan face validity dengan

menggunakan pendapat dari experts yaitu Ibu Sudiyah, S.Pd. Setelah

instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif

kuantitatif yang dilakukan dengan menjumlahkan skor yang dicapai dari

masing masing kriteria penilaian bernyanyi lagu dangdut yang telah

dilampirkan di lembar observasi. Adapun tingkat skorn kelulusan dari

penelitian ini yaitu 70. Jika masih dibawah maka dinyatakan keterampilan

bernyanyi masih dibawah standar. Apabila melewati skor 70 maka

keterampilan bernyanyi lagu dangdut dinyatakan meningkat. Hasil analisis

ditabulasikan untuk mengelompokkan hasil penelitian.


JADWAL PELAKSANAAN

Agustus September Oktober


No Jenis kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2 Menyusun
Instrument
3 Melakukan
Penelitian
4 Mengolah Data
5 Menganalisa
Data
6 Menyusun
Laporan
Kemajuan
7 Menyusun
Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Tercetak

Ahmed, A. (2007). Direct Instruction And Appropriate Invention For Children


With . The Turkish Online Journal Of Educational Technology, Volume 6
Issue 2 Article 3, 23-25. ( di akses pada tanggal 5 agustus 2022 )
Anitah.W,Sri.dkk . 2009. Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta;
Penerbit Universitas terbuka ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022 )
Aqip, Z. (2011). Panduan Dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama
Widya. ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022)
Aufan, A. (2011). The Effect Of Direct Instruction Strategy On Math
Achievement . International Education Studies, Vol. 4, No. 4 , 199-20 ( di
akses pada tanggal 5 agustus 2022).
Azhar, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Huang, P. (2011). Theory-Based Instructional Models Applied In Classroom
Context. Literacy Information And Computer Education Journal
( LICEJ)., Vol.2.No.2. , 406-415 ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022).
Joyce, D. (2009). Models Of Teaching. Jogjakarta: Pustaka Belajar. ( di akses
pada tanggal 5agustus 2022)
Safrina, R. (2002). Pendidikan Seni Musik. Bandung: CV. Maulana ( di akses
pada tanggal 3 agustus 2022).
Sri, A. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS Surakarta ( di akses
pada tanggal 3 agustus 2022).
Sufanti, M. (2010). Strategi Pengajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Surakrta:
Yuma Pustaka ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022).
Sumantri, M. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana ( di
akses pada tanggal 3 agustus 2022).
Vera, N. (2008). Identitas Dan Citra Indonesia Dalam Lirik Lagu Lagu Dangdut.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta ( di
akses pada tanggal 3 agustus 2022).
Weintraub, A. N. (2012). Dangdut : Musik, Identitas, Dan Budaya Indonesia.
Jakarta: Keperpustakaan Populer Gramedia. ( di akses pada tanggal 3
agustus 2022)
34

Sumber Tidak Tercetak

Sulisdiyanto, (2012). “ Upaya peningkatan keterampilan bernyanyi melalui


penggunaan media keyboard di SDN Kalipenten”. Skripsi. Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta. ( di akses pada tanggan 3 agustus 2022 )
Nani kurniasari dkk, (2014). “ Remaja dan Musik Dangdut “.Vol.8 No.2
Rahayu,novi sugiyanti, (2013). “ Peningkatan keterampilan menyanyikan lagu
daerah melalui model direct instruction berbantuan media audiovisual pada siswa
kelas IV SDN Sampangan 01 Semarang “. Semarang : Universitas Negeri
Semarang ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022 )
Maesar Muh.Yunus A.W ( 2017 ). “ Pengaruh Model Pembelajaran Direct
Instruction Melalui Penggunaan Alat Peraga (Venturimeter) Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar “.
Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ( di akses pada tanggal 5
Agustus 2022 )
https://brainly.co.id/tugas/24418958 ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022)

Anda mungkin juga menyukai