Anda di halaman 1dari 81

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANSEMEN LAGU


PADA SISWA KELAS XI IPA SMA DI SMA NEGERI 9 PALEMBANG

Oleh:

SETYA AMBARWATI, S.Pd.

SMA NEGERI 9
KOTA PALEMBANG
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN AJARAN 2020-2021

i
ABSTRAK

Setya Ambarwati, S.Pd. Meningkatkan kemampuan aransemen Seni musik


melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe group investigation pada Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Kota Palembang.
Masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah hasil ketuntasan
belajar Seni Budaya siswa kelas XI IPA SMA 9 Kota Palembang secara klasikal
dalam pembelajaran Seni Budaya belum mencapai nilai KKM. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation yang dapat meningkatkan hasil belajar seni
musik pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Kota Palembang (2) Bagaimana
peningkatan kemampuan aransemen siswa kelas XI IPA 9 Kota Palembang
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung dari Bulan.
Penelitian ini terdiri atas dua siklus disesuaikan dengan materi yang sedang
berjalan di sekolah. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan
observasi, tes unjuk kerja dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran seni budaya dan tes digunakan untuk mengumpulkan
data hasil belajar pada siklus I dan II. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan
model pembelajaran group investigation terhadap mata pelajaran ini dapat
diterima dengan baik. Ini terlihat dari siswa yang awalnya malu mengemukakan
pendapatnya depan kelas, akhirnya lebih berani dan percaya diri mengemukakan
pendapatnya didepan kelas. Model pembelajaran ini memotivasi siswa untuk
aktif dan terus belajar dalam proses pembelajaran. Disamping itu siswa menjadi
lebih aktif, antusias dan tertarik mengikuti proses pembelajaran seni musik
dimana siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompoknya serta mampu
meningkatkan tanggung jawab individu maupun kelompok. Adapun hasil belajar
seni musik siswa sebagai baerikut. Rata-rata nilai siswa adalah 55,79% di kondisi
prasiklus, 70,91 disiklus I, 77,5 di siklus II. Kriteria keberhasilan penelitian ini
adalah apabila minimal 75% siswa mencapai nilai KKM yaitu 70. Data
ketuntasan belajar klasikal secara berturut-turut adalah 9,09% di kondisi
prasiklus, 45,45% pada siklus I, dan pada siklus II 86,36%. Data-data di atas
ditafsirkan dengan rentang kualitatif menunjukkan kategori sangat kurang pada
kondisi prasiklus, kurang di kondisi siklus I, sangat baik di siklus II. Berdasarkan
data-data di atas dapat ditunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
Kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar seni musik
pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Palembang Tahun Pelajaran
2020-2021.

ii
DAFTAR ISI
HALMAN JUDUL..................................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
D. Manfaat penelitian........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR.............................8

A. Tinjau pustaka..............................................................................................8
B. Kerangka pikir............................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….15

A. Jenis penelitian………………………………………………………….15

B. Subjek dan lokasi penelitian…………………………………………….16

C. Variabel dan disain penelitian…………………………………………..16

D. Defenisi Operasional Variabel..................................................................18

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................19

F. Instrumen Penelitian.................................................................................21

G. Teknik Analisis Data.................................................................................22

iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................26

A. HASIL PENELITIAN......................................................................................26
1. Kondisi
Prasiklus............................................................................................26
2. Penerapan Model Pembelajaran Group investigation untuk Kemampuan
Mengaransemen Lagu pada siswa kelas XI SMA Negeri 09 Kota
Palembang....................................................................................................32

3. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Mengaransemen Lagu Setelah


Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model group
investigation..................61
B. PEMBAHASAN...........................................................................................64
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.........64
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa setelah Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Group investigation.............................................................67

BAB V PENUTUP...............................................................................................72
A. Kesimpulan......................................................................................................72
B. Saran................................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Musik merupakan salah satu cabang seni yang menjadi kebutuhan hidup
masyarakat. Keberadaan musik dalam kehidupan masyarakat tentunya tidak lepas
dari berbagai macam fungsi yang ada dalam musik itu sendiri, antara lain sebagai
media ekspresi, ritual keagamaan, estetik, dan sebagai media hiburan bagi
masyarakat dalam pendidikan menjadi salah satu modal penting untuk memajukan
sebuah bangsa karena kesejahteraan dan kemajuan sebuah bangsa dapat dilihat
dari tingkat pendidikannya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga engara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan individu
berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai
kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-
insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berbudi
pekerti luhur.
Berbagai jenis mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan tentunya tidak

terlepas dari tujuan pendidikan itu sendiri. Seperti halnya pada mata pelajaran seni

budaya yang bertujuan untuk mengantar perkembangan kehidupan siswa menuju

proses pendewasaan berbasis budaya melalui kegiatan berekspresi, berkreasi, dan

berprestasi. Tujuan lain yang ingin dicapai melalui pendidikan seni budaya adalah

wahana pembentukan karakter bangsa dan membina akhlak. Mata pelajaran seni

1
2

budaya terbagi dalam empat bidang seni, yakni Musik, Tari, Rupa, dan Drama,

dalam kurikulum 2013 semua bidang seni harus di ajarkan kepada siswa.

Kurikulum 2013 Siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam

setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah terkhusus didalam

kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dalam kurikulum mata pelajaran seni budaya kelas XI IPA di SMA

Negeri 9 Kota Palembang pada materi ajar mengaransemen lagu dimana pada sub

mata pelajaran ini ada beberapa kompentensi yang ingin dicapai, yaitu: a)

siswa mampu menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga

terhadap seni musik sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan; b)

siswa mampu menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan

disiplin melalui aktivitas berkesenian; c) siswa mampu menunjukkan sikap

santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiasi seni dan pembuatnya; d)

siswa mampu menunjukkan sikap responsif, pro-aktif, dan peduli terhadap

lingkungan dan sesama, serta menghargai karya seni dan pembuatnya;

e) Mampu menganalisis konsep, teknik dan prosedur dalam proses berkarya

musik; f) siswa mampu Menggubah musik secara sederhana dengan partiturnya.

SMA Negeri 9 Kota Palembang memiliki pencapaian standar belajar

minimal (SKBM) mata pelajaran seni budaya adalah 70,00 dan menerapkan

kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Hal tersebut juga memberikan pengaruh

yang cukup besar pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Khususnya pada mata pelajaran seni budaya, siswa dituntut untuk berperan aktif

dalam proses pembelajaran berlangsung.


3

Observasi yang dilakukan di SMAN 9 Kota Palembang Data hasil nilai

evaluasi, rata-rata hasil nilai yang diperoleh 50.35. Hasil ini belum mencapai

standar nilai KKM yang telah ditetapkanyaitu (70.00). Hal ini disebabkan oleh

berbagai faktor diantaranya: guru mata pelajaran tidak memberikan pemahaman

teori musik dasar kepada siswa, kelas musik hanya di mulai dengan bernyanyi

lagu lagu nasional dan hanya di praktekkan dengan siswa naik satu persatu untuk

menyanyikannya. Pemelajaran musik di sekolah ini kurang efektif dikarenakan

guru seni budaya yang mengajar merupakan guru bermayor seni rupa sehingga

kurang mengetahui pemahaman mengenai musik dan tidak menggunakan metode

pembelajaran apapun dalam pembelajaran, yang dimana apabila hal seperti ini

diterapkan siswa terlebih dahulu harus memiliki pemahaman teori musik dasar,

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Kondisi siswa kelas XI IPA

1 SMA Negeri 9 Kota Palembang masih banyak yang kurang berperan aktif saat

proses pembelajaran berlangsung. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa

yang tidak menyenangkan dalam artian tidak mencapai nilai standar yang telah

ditetapkan serta tidak tercapainya kompentensi yang diinginkan.

Masalah yang dimiliki siswa mengenai pembelajaran musik dalam

pelajaran seni budaya ialah tidak mampunya siswa mengarasemen lagu dengan

baik dan mengenali teori teori dalam bermusik dikarenakan dalam proses

pembelajaran tidak disampaikan secara optimal materi musik sesungguhnya.

Pembelajaran musik pun mengenai aransemen juga dapat terlaksana dengan baik

apabila prosesnya dibarengi dengan metode yang tepat agar hasil dari proses dapat

memberikan hal yang maksimal. Dengan ini peneliti sebagai guru yang bermayor
4

seni musik dapat memberikan metode yang diketahuinya untuk menyampaikan

cara mengaransemen lagu kepada siswa dengan baik. Kurangnya pemahaman

siswa terhadap musik membuat siswa menjadi tidak dapat mengaransemen lagu

dengan sederhana sekalipun.

Pembelajaran seni budaya dapat membuahkan hasil yang optimal,

hendaknya guru harus pandai memilih model pembelajaran yang mampu

melibatkan peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena

itu, bagaimanapun tepat dan baiknya bahan ajar seni budaya yang diterapkan

belum menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan, dan salah satu faktor

penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses pembelajaran yang lebih

menekankan pada keterlibatan peserta didik secara optimal.

Model pembelajaran Group investigation yaitu merupakan salah satu

model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktifitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

melalui bahan-bahan yang tersedia, berdasarkan pandangan kontruktivistik, proses

pembelajaran dengan model Group investigation memberikan kesempatan seluas

luasnya kepada siswa untik berperan aktif dan terlibat secara langsung dalam

proses pembelajaran melalui perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik

melalui investigasi. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran

dengan siswa belajar secara kelompok, kemudian kelompok belajar ini terbentuk

berdasarkan topik yang dipilih siswa, dalam artian siswa diharapkan lebih

berperan aktif.
5

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menganggap Model

pembelajaran Group investigation ini sangat cocok digunakan pada pembelajaran

mengaransemen lagu, karena melalui model pembelajaran ini siswa akan

mendapatkan pembelajaran yang aktif dimana siswa sendiri yang berperan aktif

pada proses pembelajaran berlangsung hal ini senada dengan kurikulim 2013 yang

diterapkan.

Model pembelajaran group investigation ini melibatkan langsung siswa

serta menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

komunikasi maupun dalam keterampilan. Metode group investigation dapat

melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan

siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir

pembelajaran.

Setelah model pembelajaran tersebut diterapkan, diharapkan agar siswa

mampu aktif dalam proses pembelajaran serta menambah kemampuan

mengaransemen lagu lebih ditingkatkan lagi sehingga dapat mengatasi masalah-

masalah yang terjadi sebelumnya.

Dari uraian diatas, peneliti sebagai pelaksana pembelajaran musik

mengangkat sebuah judul penelitian “penerapan model pembelajaran group

investigation untuk meningkatkan kemampuan mengaransemen lagu pada siswa

kelas XI SMA Negeri 9 Kota Palembang”


6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran group investigation untuk

meningkatkan kemampuan mengaransemen lagu pada siswa kelas XI IPA 1

SMA Negeri 9 Kota Palembang?

2. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam mengaransemen lagu setelah

penerapan model pembelajaran group investigation pada siswa kelas XI IPA

1 SMA Negeri 9 Kota Palembang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk;

1. Mendeskripsikan Penerapan Model Pembelajaran Group investigation

untuk Meningkatkan Kemampuan Mengaransemen lagu pada Siswa Kelas

XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Palembang.

2. Mengetahui Tingkat Kemampuan Belajar Mengaransemen lagu Pada

Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Kota Palembang Melalui Penerapan

Model Pembelajaran Group Invetigation.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoretis

maupun praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan serta penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat dan upaya peningkatan dan perbaikan proses

pembelajaran.
7

b) Bagi peneliti : Dapat dipakai sebagai dasar dan acuan bagi peneliti lain,

khususnya berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar seni

musikdengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation.

2. Manfaat praktis

a) Bagi siswa: Dengan menggunakan metode group investigation, dapat

meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemampuan

mengaransemen lagu sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

b) Bagi guru: Sebagai masukan bagi guru kelas agar dapat lebih

mengembangkan kemampuan profesionalnya dan mengetahui model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa.

c) Bagi sekolah: diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

sumbangan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan kurikulum

2013. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam

mengambil kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan mutu

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan institusional.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, dikutip beberapa pendapat para

ahli yang terdapat dalam berbagai sumber, baik literatur-literatur maupun buku-

buku yang relevan dengan penelitian ini. Adapun pendapat-pendapat yang

dimaksud antara lain :

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran yang akan digunakan, termasuk

didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, pengelolaan kelas, selain itu setiap

model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta

didik mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi model pembelajaran di sini adalah

sebagai pedoman bagi perancang dan para guru dalam melaksanakan

pembelajaran (Triono, 2010: 52-53).

Menurut (Ramayulis, 2010:185 dalam Fahrurrozi) model pembelajaran

adalah suatu caradan siasat penyampaian materi pembelajaran tertentu dari suatu

mata pelajaran agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan

dengan kata lain menguasai bahan pembelajaran tersebut.

8
9

2. Group Invetigation

Pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru dan

diarahkan oleh guru itu sendiri. Secara umum pembelajaran koopertaif dianggap

lebih diarahkan oleh guru, menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta

menyediakan bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik

menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian

tertentu pada tugas akhir (Suprijono, 2009: 54-55).

Kagan & kagan dalam Halimah (2017: 328) mengemukakan bahwa

pembelajaran koperatif tipe investigasi kelompok, peserta didik membentuk

kelompok, kepentingannya adalah peserta didik bekerja sama untuk menerapkan

pengetahuannya dengan menciptakan proyek atau presentasi. Metode ini

menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi

maupun dalam keterampilan proses pembelajaran berkelompok.

Pengalaman belajar secara kooperatif menghasilkan keyakinan yang lebih

kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh

perhatian tentang bagaimana kawannya belajar, dan ingin membantu kawannya

belajar. Siswa sebagai subjek yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa

lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, misalnya diskusi,

pemberian umpan balik, atau bekerja sama dalam melatih ketrampilan-

ketrampilan tertentu (Suhaenah, 2001: 156).

Pembelajaran Kooperatif Model Group investigation Ide model

pembelajaran Group investigation bermula dari perspektif filosifis terhadap


10

konsep belajar. Untuk dapat belajar seseorang harus memiliki pasangan atau

teman. (Darmadi, 2017: 131)

3. Adapun langkah-langkah strategi belajar kooperatif group invetigation

dalam pembelajaran menurut Kangan & Kagan dalam Halimah (2017: 328),

secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu:

a. Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok.

b. Merencanakan tugas-tugas belajar

c. Melaksanakan investigasi

d. Menyiapkan laporan akhir

e. Mempresentasikan laporan akhir

f. Evaluasi

4. Tujuan Model Group investigation

Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling

terkait:

a) Group investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap

suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi

yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan

membantu mencapai tujuan.

b) Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melalui

investigasi.

c) Group investigasi melatih siswa untuk bekerja secara kooperatif dalam

memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa

dibekali keterampilan hidup (lifeskills) yang berharga dalam berkehidupan


11

bermasyarakat. Selanjutnya guru menerapkan model pembelajaran group

investigation (GI) agar dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan

penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan Model Group investigation adalah

model pembelajaran kelompok yang berbasis investigasi dengan topik tertentu,

sebagai contohnya mengaransemen lagu.

5. Peningkatan

Peningkatan yang berasal dari kata tingkat menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2012). Dapat diartikan sebagai sebuah susunan yang berlapis-lapis atau

tumpuan pada tangga (jenjang). Sedangkan meningkat berdasarkan Kamus

Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu yang menjadi bertambah banyak (hubat,

genting, dan sebagainya). Sehingga jika kita memaknai secara sederhana

peningkatan dapat berarti usaha untuk mencapai tingkatan atau nilai yang lebih

dari yang dicapai sebelumnya.

Peningkatan dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan kerah yang lebih

baik.Sehingga di dalam menanggapi sebuah peningkatan haruslah memiliki tolak

ukur untuk melihat upaya peningkatan dapat dikatakan berhasil ataupun

tidaknya.Oleh karena itu, di dalam menilai sebuah peningkatan tentunya peneliti

membutuhkan instrument yang telah di buat secara sistematik untuk mengukur

keberhasilan sebuah peningkatan suatu objek penelitian.

6. Pengertian kemampuan menurut Syafaruddin (2012: 72) bahwa

kemampuan (ability) adalah “kesanggupan, kecakapan, pengetahuan, keahlian

atau kepandaian yang dapat dinyatakan melalui pengukuran-pengukuran tertentu”.


12

Senada dengan hal itu juga Robbins dalam buku Syarifuddin (2012: 72)

memberikan pengertian kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.Menurut Yunus (2016: 24)

kemampuan adalah kapasitas sekumpulan sumber daya secara integratif

melakukan suatu tugas atau suatu aktivitas.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan itu adalah keterampilan yang dimiliki seseorang sebagai hasil,

pengalaman, pendidikan dan pelatihan.

7. Mengaransemen lagu

Aransemen adalah penulisan kembali sebuah komposisi dengan instrumen

berbeda dari karya aslinya dapat dikatakan sebagai traskripsi

(perpindahan/salinan). Menurut Corozine dalam skripsi Oliver, 2013 mengatakan

aransemen adalah seni mempersiapkan dan menyesuaikan komposisi musik yang

telah ada untuk tampil beda dari bentuk orosinilnya. Di dalam kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dinyatakan bahwa aransemen merupakan

penyesuaian komposisi musik dengan suara penyanyi atau instrumen lain yang

didasarkan pada sebuah komposisi yang telah ada, sehingga esensi musiknya tidak

berubah.

(Deavin, 2012: 15) Adapun hal-hal yang harus di perhatikan dalam

mengaransem musik, yaitu:

Aransemen lagu pada dasarnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu

melody, harmony, dan rhythm: a) Melody bisa diisi oleh penyanyi, gitar melodi,

keyboard, saksofon, biola, dan alat musik lain yang bersifat melodis; b) Harmony
13

bisa diisi oleh keyboardist, guimusikst atau backing vokal yang memainkan atau

menyanyikan harmonisasi chord; c) Rhythym bisa diisi oleh drum, bas, gitar,

keyboard, perkusi, dan alat musik lain yang di buyikan dengan ritmis.

Langkah langkah mengaran semen lagu dapat dilakukan dengan memulai

menentukan tema lagu, menentukan komposisi lagu, menentukan tangga nada,

menentukan ambitius suara, menentukan ukuran irama, menyusun melodi lagu

dan syair lagu.

B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif bila seluruh komponen

yang berpengaruh didalamnya saling mendukung. Salah satu pembelajaran yang

di anggap efektif untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan pada

pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran Group

investigation. Model pembelajaran group investigation mengacu pada strategi

pengajaran, yaitu peserta didik bekerjasama dengan kelompok saling membantu

dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini dengan mengikuti beberapa langkah

untuk mencapai hasil yang diinginkan seperti mencapai penguasaan pembuatan

melodi lagu siswa, penentuan ritmis, dan Harmonisasi lagu yang di aransemen

yang dibawakan siswa setelah mempelajari proses yang berikan oleh peneliti.

Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada skema kerangka pikir berikut:
14

Siswa Kelas XI SMA


Negeri 9 Kota
Palembang
langkah-langkah strategi belajar
kooperatif group invetigation
Teori-teori yang dalam pembelajaran menurut
mendukung: Penerapan Model Kangan & Kagan dalam Halimah
Model Group
(2017: 328), secara umum dibagi
pembelajaran group investigation
menjadi enam langkah, yaitu:
investigation pada materi
Teori Mengaransemen 1. Mengidentifikasi topik dan
mengorganisasikan siswa
kemampuan
kedalam kelompok.
mengaransemen lagu. 2. Merencanakan tugas-
Meningkatkan
tugas belajar
kemampuan siswa dalam 3. Melaksanakan investigasi
mengaransemen lagu 4. Menyiapkan laporan akhir
melalui penerapan model 5. Mempresentasikan
pembelajaran group laporan akhir
invetigation 6. Evaluasi.

Penguasaan pembuatan Penentuan Ritmis Harmonisasi penguasaan


melodi lagu lagu yang diaransemen

Skema Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas. Model Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dapat dikatakan penelitian eksperimen berulang atau

eksperimen berkelanjutan, meskipun tdak selalu demikian (Arikunto dkk, 2015:

41). Penelitian dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan siswa. Peneliti

berperan sebagai guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

Penelitian tindakan ini memiliki dampak yang sangat besar dalam hal peningkatan

kualitas pembelajaran serta dapat membantu guru dalam memecahkan masalah-

masalah pembelajaran yang ada di sekolah.

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran seni

budaya siswa dan perbaikan pada proses pembelajaran. Melalui penelitian

tindakan ini diharapkan ada perubahan cara mengajar guru dan perilaku siswa

pada proses pembelajaran, serta adanya solusi pada setiap permasalahan di dalam

proses pembelajaran.

B. Subjek dan Lokasi penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN1 Bulu Taba dengan

jumlah 22 orang siswa.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SMAN 9 Kota Palembang yang

terletak di Sumatra Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil

15
16

dikelas XI IPA 1 tahun ajaran 2020/2021.

C. Variabel dan Desain penelitian

1. Variable Penelitian

Variabel dalam penelitian adalah variasi yang merupakan unsur obyek

dalam penelitian tersebut. Adapun variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penerapan model pembelajaran kooperatif model group investigation

dalam meningkatkan kemampuan mengaransemen lagu pada siswa kelas

XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Palembang.

b. Meningkatkan kemampuan mengaransemen lagu pada siswa kelas XI IPA

1 SMA Negeri 9 Kota Palembang.

2. Desain Penelitian

Pada hakekatnya, desain penelitian merupakan strategi dalam mengatur

setting penelitian dan dibuat sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan

penelitian.Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan mudah, maka

desain penelitian harus disusun dengan baik dan terencana. Ada banyak macam

model desain penelitian yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas.

Namun, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model yang dikemukakan

oleh Kemmis dan Mc Taggart. Pada penelitian ini menggunakan model Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang diperkenalkan oleh Arikunto. PTK ini terdiri dari

empat kegiatan siklus yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi

(Arikunto, 2009; 16) yang dapat digambarkan sebagai berikut :


17

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Penerapan Strategi Pembelajaran


Berbasis group investigation

Pengamatan Terhadap tingkat


kemampuan siswa dalam
mengaransemen lagu
Perencanaan

Refleksi
SIKLUS II Penerapan Strategi Pembelajaran
Berbasis group investigation

Pengamatan Terhadap tingkat


kemampuan dalam
mengaransemen lagu

Kesimpulan

Skema Desain Penelitian

Adapun penjelasan dari skema di atas, yaitu sebagai berikut:

Siklus I dan siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan

alokasi waktu setiap pertemuan 3 x 45 menit. Adapun kegiatan-kegiatan yang

dilakukan pada setiap siklus antara lain:

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan pembelajaran seni

budaya dengan menerapkan model pembelajaran tipe group investigation, dalam

meningkatkan kemampuan mengaransemen lagu dengan langkah-langkah yaitu

menyiapkan perangkat pembalajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran

untuk setiap kali pertemuan. Selain itu peneliti juga mempersiapkan materi dan

media pembelajaran. Membuat lembar kerja untuk masing-masing siswa kerjakan.

Membuat dan menyusun butir-butir soal atau alat evaluasi untuk tes tindakan pada

setiap siklus.
18

b. Pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana

yang disusun sesuai dengan langkah langkah penerapan model kooperatif tipe

group investigation pada setiap siklus

c. Observasi

Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat

selesai tindakan. Fokus observasi adalah guru dan murid dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif model group investigation. Meningkatnya kemampuan

mengaransemen lagu pada siswa dapat diamati mulai dari awal pembelajaran, saat

pembelajaran, dan akhir pembelajaran, pengamatan saat penerapan model group

investigation yaitu dengan melihat kesesuaian dengan prinsip, karakteristik dan

tata cara penerapan pembelajaran tipe group investigation. Adapun seluruh siswa

diamati mulai dari awal pembelajaran, saat pembelajaran, akhir pembelajaran dan

bagaimana peningkatan hasil belajar seni musik siswa setelah penerapan model

group investigation.

d. Refleksi

Langkah terakhir yang dilakukan adalah mengadakan refleksi (renungan)

terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap siklus. Jika hasil yang dicapai pada

siklus pertama belum sesuai indikator dan target (75%) sesuai rencana, maka

selanjutnya direncanakan tindakan berikutnya yaitu siklus kedua.

D. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi dari variabel yang dimaksud adalah :

1. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group


19

investigation untuk meningkatkan kemampuan mengaransemen lagu pada

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 palembang. Dalam hal ini penerapan telah

dijelaskan bagaimana langkah- langkah model pembelajaran tersebut dalam

seni musik.

2. Tingkat kemampuan siswa dalam mengaransemen lagu setelah penerapan

model pembelajaran group investigation pada siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 9 palembang. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil belajar

seni musik secara teori telah mengalami peningkatan yang lebih baik setelah

mempelajari aransemen lagu.

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang akan memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif,

pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data digunakan untuk

menganalisis data. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Studi pustaka

Studi pustaka dalam hal ini yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

membaca serta mempelajari semua hal- hal yang berhubungan dengan


20

permasalahan yang menjadi objek penelitian yakni model pembelajaran group

investigation.

2. Observasi

Pelaksanaan observasi peneliti telah dilakukan pengamatan terhadap sejauh

mana pemahaman materi teori musik dasar yang dimiliki siswa/siswi Observasi

adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek yang difokuskan pada perilaku

tertentu (Daryanto, 2011: 80). Sedangkan menurut Arikunto (2012: 45)

menyatakan bahwa observasi merupakan suatu tehnik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematik.

Observasi ini dilakukan untuk melihat proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran group investigation. Pelaksanaan observasi telah dilakukan

dengan menilai proses siswa mengamati dan memberikan pendapat terhadap

materi yang berikan seperti keaktifan siswa dalam mengerjakan materi serta

banyak bertanya dengan keingintahuan mereka terhadap pembelajaran.

3. Tes

Tes memasikkan data yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil belajar siswa

setelah digunakan model pembelajaran group investigation pada proses

pembelajaran. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar

siswa tentang materi yang telah disampaikan. Tes dilakukan pada akhir setiap

tindakan. Data hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes akhir, yang

berisi soal sebanyak sepuluh nomor essay baik pada siklus pertama maupun siklus

kedua. Nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dianalisis untuk menyimpulkan

hasil pelaksanaan tindakan melalui model pembelajaran group investigation.


21

Jenis tes yang digunakan dalam keterampilan mengaransemen lagu pada

siswa kelas XI SMA Negeri 9 palembang yakni tes tertulis.

Tabel 3.1 Indikator penilaian

Melodi Ritmis Harmony Nilai

100 % 100% 100% ?

Tes praktek mempertunjukkan hasil aransemen tiap


kelompok.
F . Instrumen Penelitian

Sugiono dalam Nursam (2015: 31) mengemukakan bahwa pada prinsipnya

meneliti merupakan kegiatan melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur

yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.

Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah pedoman terinci yang berisi langkah-langkah

melakukan observasi, mulai dari perumusan masalah, kerangka teori untuk

menjabarkan tingkah laku yang akan diobservasi, prosedur dan teknik

perekaman,dan kriteria analisis dan interpretasi. Lembar observasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kinerja guru dalam

penerapan pembelajaran model pembelajaran group investigation.

b. Tes tertulis

Prosedur penyusunan dan pengisian lembar penilaian tes tertulis mengaransemen


22

lagu sebagai berikut:

a. Menentukan indikator yang akan digunakan untuk melakukan tes

penilaian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar seni musik.

b. Menjabarkan indikator ke butir-butir penilaian yang menunjukkan

pencapaian indikator yang dapat dilakukan siswa ketika

melaksanakan tes formatif.

c. Menentukan deskriptor butir penilaian.

d. Membuat lembar penilaian yang akan digunakan untuk mencatat

hasil penilaian tes formatif dari setiap tindakan.

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis

terhadap hasil dan proses pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini yaitu

analisis data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh berdasarkan

rumusan masalah satu berupa uraian secara deskriptif terkait penerapan model

pembelajaran group investigation yang diberikan pada siswa. Sedangkan untuk

data kuantitatif tujuan menganalisis data secara kuantitatif yaitu untuk mengetahui

peningkatan kemampuan mengaransemen siswa. Dalam penelitian ini, data akan

dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan tes tertulis untuk mengukur

hasil belajar seni musik siswa. Analisis data terhadap anak dilakukan beberapa

tahap sebagai berikut:

a. Menjumlahkan skor yang dicapai siswa pada setiap butir penilaian.

b. Menghitung penilaian, dengan cara sebagai berikut.


23

1) Penilaian:

Jumlah skor yang dapat dicapai tiap anak


X 100
Jumlah skor maximum
24

2) Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan

murid dalam menguasai pembelajaran. Berikut tabel indikator

keberhasilan

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan

Skor Kategori

85% – 100% Sangat Baik (SB)

70% – 84% Baik (B)

55% – 69% Cukup (C)

46% –54% Kurang (K)

0% - 45% Sangat Kurang (SK)

3) Skor yang digunakan di atas adalah untuk mengukur kriteria ketuntasan

minimal (KKM) sebagaimana yang ditetapkan oleh sekolah dan diatur

oleh UUD. Berikut kriteria ketuntasan minimal yang digunakan:

Tabel 3.3 Ketuntasan Minimal

<70 Tidak Tuntas

≥ 70 Tuntas

c. Membandingkan hasil belajar siswa dengan Kriteria Ketentuan Minimal

(KKM) yang telah ditentukan. Penelitian pada setiap siklus akan berhasil

jika siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimun (KKM) pada

setiap siklusnya. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan standar

keberhasilan. Siswa dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah anak


25

tersebut mencapai standar keberhasilan.

d. Hasil perhitungan antara siklus I dan siklus II kemudian dibandingkan.

Hasil inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk mengetahui presentase

peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada siswa

kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Palembang yang selanjutnya akan

dijelaskan dalam bentuk deskriptif.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Prasiklus

Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai pelaksana pembelajaran di SMA

Negeri 9 Kota Palembang, tenaga pengajar tidak memberikan pemahaman teori

musik dasar kepada siswa sehingga menyebabkan siswa merasa tidak mampu dan

tidak kreatif dalam materi pelajaran mengaransemen lagu. Akan tetapi peneliti

mengamati pengetahuan siswa kelas XI IPA rata-rata memiliki bakat dalam

bidang seni musik namun belum mendapatkan pengajaran yang sesuai. Hasil data

tersebut dikumpulkan pada saat peneliti melakukan observasi dengan guru mata

pelajaran seni budaya di kelas XI.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya: guru mata pelajaran

tidak memberikan pemahaman teori musik dasar kepada siswa, kelas musik hanya

di mulai dengan bernyanyi lagu lagu nasional dan hanya di praktekkan dengan

siswa naik satu persatu untuk menyanyikannya. Pemelajaran musik di sekolah ini

kurang efektif dikarenakan guru seni budaya yang mengajar merupakan guru

bermayor seni rupa sehingga kurang mengetahui pemahaman mengenai musik

dan tidak menggunakan metode pembelajaran apapun dalam pembelajaran, yang

di mana apabila hal seperti ini diterapkan siswa terlebih dahulu harus memiliki

pemahaman teori musik dasar, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

baik. Kondisi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Kota Palembang masih banyak

yang kurang berperan aktif saat proses pembelajaran berlangsung.

26
27

Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak menyenangkan

dalam artian tidak mencapai nilai standar yang telah ditetapkan serta tidak

tercapainya kompentensi yang diinginkan.

Masalah yang dimiliki siswa mengenai pembelajaran musik dalam

pelajaran seni budaya ialah tidak mampunya siswa mengarasemen lagu dengan

baik dan mengenali teori teori dalam bermusik dikarenakan dalam proses

pembelajaran tidak disampaikan secara optimal materi musik sesungguhnya.

Pembelajaran musik pun mengenai aransemen juga dapat terlaksana dengan baik

apabila prosesnya dibarengi dengan metode yang tepat agar hasil dari proses dapat

memberikan hal yang maksimal. Dengan ini sebagai peneliti sebagai guru yang

bermayor seni musik dapat memberikan metode yang diketahuinya untuk

menyampaikan cara mengaransemen lagu kepada siswa dengan baik. Kurangnya

pemahaman siswa terhadap musik membuat siswa menjadi tidak dapat

mengaransemen lagu dengan sederhana sekalipun.

Disamping itu aktivitas siswanya sangat pasif, yaitu kreativitas siswa

untuk mengembangkan materi yang diberikan sangat tidak nampak. Hal ini

terlihat dari kurangnya respon siswa terhadap penguasaan materi terkait dengan

seni musik, sehingga berdampak pada kurangnya semangat dan minat belajar

siswa. Mereka juga kurang aktif dalam proses pembelajaran. Ini tampak dari

suasana pembelajaran di mana terdapat sebagian siswa yang tidak peduli dengan

kegiatan pembelajaran, sebagian siswa lain melakukan aktivitas mereka sendiri

sehingga menimbulkan suasana gaduh. Selain itu dalam proses pembelajaran

siswa belum terbiasa untuk bekerja sama dengan temannya dalam belajar.
28

Kondisi tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sebagian

besar masih rendah.

Dari hasil selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Kota Palembang

menyatakan bahwa:

“Proses pembelajaran seni budaya khususnya pada seni musik atau paduan suara

di SMA 9 Kota Palembang hanya menggunakan metode ceramah sehingga proses

pembelajaran kurang efektif, akibatnya siswa-siswi kurang dapat memahami

materi yang dijelaskan oleh bapak/ibu guru termasuk mengurangi daya kreativitas

siswa-siswi”.

Proses untuk mengetahui hasil belajar seni musik siswa sebelum tindakan

pada siklus I, peneliti melakukan observasi prasiklus atau pra penelitian pada hari

Senin, 09 April 2021. Peneliti memulai dengan mengumpulkan data hasil belajar

yang telah diperoleh oleh siswa kelas XI IPA SMAN 9 Kota Palembang. Adapun

hasil belajar ini diperoleh dari hasil ulangan harian yang diberikan oleh guru mata

pelajaran seni budaya itu sendiri pada minggu sebelumnya sebanyak sepuluh

nomor soal essay. Nilai hasil belajar ini diperoleh sebelum peneliti menerapkan

model pembelajaran Group investigation.

Proses selanjutanya guru memberikan materi terkait mengaransemen lagu

dengan memulia dengan memberikan lagu sederhana yang hanya menggunakan

melodi sederhana, ritmis yang biasa saja, dan harmonisasi yang belum di

kembangkan, kemudian peneliti memberikan materi membuat not lagu sehingga

siswa mampu membuat melodi baru dari lagu yang diberikan, kemudian siswa

diajarkan mengusai ritmis lagu agar mereka dapat menentukan ritmis lagu, hingga
29

pada akhirnya mereka mampu menyanyikan lagu dengan harmonis dengan teman

kelompoknya dengan model group investigation yang mereka gunakan dalam

proses pembelajaran, berkelompok untuk menyelesaikan dan mencari tahu proses,

serta mengetahui penyelesaian masalah yang mereka hadapi dalam

mengaransemen lagu.

Adapun hasil observasi siswa pada kondisi prasiklus ini dapat dilihat pada tabel

nilai berikut :

Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus (Sebelum memahami aransemen
musik)

Harmonisasi Nilai
Penguasaan penguasaan
No Nama Siswa pembuatan Penentuan lagu yang di Ujian
Melodi lagu Ritmis aransemen
1 Abd. Jabar Ali 35% 45% 40% 40

2 Alwi 40% 35% 45% 40

3 Andi. Muh. 50% 45% 40% 45

Afdal

4 Ayu Wandira 70% 75% 65% 70

5 Azizah 65% 65% 50% 60

Nurhasanah

6 Baiq Fatimah 65% 55% 45% 55

7 Baiq Musdalifah 55% 65% 45% 55


30

8 Desak Komang T 75% 75% 55% 68

9 Febri Asri Anwar 65% 70% 45% 60

10 Famensia Ade 65% 75% 55% 65

Riska

11 I Putu Susanto F 75% 70% 50% 65

12 Ketut Fitriani 70% 70% 65% 65

13 Melyanti Tulak 65% 70% 65% 67

Palulun

14 Ni Kadek Indri 73% 75% 60% 69

Yanti

15 Ni Kadek Siska 75% 80% 70% 75

V.Y

16 Ni Kadek Yuli A 55% 65% 42% 54

17 Ni Komang Sri S 50% 65% 35% 50

18 Nur Azizah 50% 60% 40% 45

Bahar
31

19 Olvista 55% 67% 40% 54

Widarlina

20 Sapta Agusto 40% 70% 30% 45

V.M

21 Sarlina 55% 55% 30% 47

22 Sri Eni Wahyuni 40% 60% 20% 40

Data hasil tes prasiklus didapatkan hasil belajar siswa bahwa yang

mendapat nilai ketuntasandengan standar nilai 70< telah dapat dinyatakan lulus,

namun sesuai dengan hasil penilaian yang dodapatkan di atas hanya 2 orang siswa

yang tuntas dari tes tersebut. Sedangkan 20 lainnya belum memahami maksud dan

tujuan pelaksanaan pembelajara pra sisklus tentang aransemen musik dan hal

tersebut sebagaimana ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Pra siklus
Presentase
Nilai Kategori Frekuensi
(%)

85%- 100% Sangat Baik (SB) - -

70%- 84% Baik (B) 2 9,1%

55%- 69% Cukup (C) 10 45,45%

46%- 54% Kurang (K) 4 18,18%

0%- 45% Sangat Kurang (SK) 6 27,27%


32

Jumlah 22 100%

2. Penerapan Model Pembelajaran Group investigation untuk


Kemampuan Mengaransemen lagu pada siswa kelas XI SMA
Negeri 9 Kota Palembang

Proses penerapan model pembelajaran Group investigation pada kemampuan

mengaransemen lagu SMA Negeri 9 Kota Palembang dideskripsikan berdasarkan

pertemuan pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan meliputi

Jadwal kegiatan, Materi pembelajaran, Teknik mengaransemen lagu, serta berlatih

dan mempraktikkan. Berikut adalah jadwal kegiatan Pelaksanaan Kegiatan

pembelajaran Group investigation seni musik di SMA Negeri 9 Kota Palembang.

Dalam penerapannya dilakukan dengan pelaksanaan dua siklus, atau dua kali

pelaksanaan pembelajaran, dengan siklus pertama penyapaian materi, dengan

tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan, refleksi. Kemudian pada siklus

kedua dilakukan tahapan yang sama dengan lebih mengembangkan acuan materi

dan teknik yang masih kurang dengan tahapan yang sama yakni perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan merefleksi materi agar dalam tes mendapatkan hasil

yang maksimal.

Dalam 2 siklus yang dilaksanakan ini dilakukan 2 kali pertemuan setiap

siklusnya dengan satu kali pertemuan menggunakan durasi selama 135 menit atau

3 x 45 menit setiap pertemuannya pada siklus pertama, begitupun di siklus kedua

dilakukan 2 kali perteman dengan setiap kali pertemuan menggunakan waktu 135

menit atau 3 x 45 menit. Dengan peretemuan ketiga untuk menilai hasil belajar

siswa dalam materi mengaransemen music yang diberikan.


33

Dalam menerapkan model pembelajaran model group investigation,

peneliti memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka kelancaran

penelitian. Adapun lebih rinci penerapan model pembelajaran ini dijabarkan

melalui dua siklus yakni sebagai berikut :

1. Siklus I
Hasil penelitian pada siklus ini dibagi atas tiga kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri atas 135 menit (3 x 45 menit).
a) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada hari Senin, 16 April 2018, pada pukul 08.15-

10.30 WITA, yang diadakan di dalam ruang kelas selama kurang lebih 3 jam

pelajaran. Hasil penelitian pada pertemuan ini meliputi kegiatan perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran.

1) Perencanaan

Tahap ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan dalam memulai proses

pembelajaran pada siklus I. Segala hal harus dipersiapkan secara optimal untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dari proses pembelajaran sebelumnya. Peneliti

berusaha untuk memperbaiki segala kekurangan yang terjadi pada proses

pembelajaran seni budaya (musik) yang telah berlangsung selama ini dengan

melaksanakan proses yang berbeda agar siswa memberikan respon di awal

pertemuan. Sebelum memulai proses pelaksanaan pembelajaran agar lebih

bersemangat mengikuti pembelajaran peneliti menyiapkan berbagai hal

diantaranya, menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), Selain itu, peneliti juga mempersiapkan materi dan

media pembelajaran terkait dengan mengaransemen lagu. Adapun terkait materi


34

pembelajaran tersebut, peneliti lebih memfokuskan pada pengertian musik, jenis

musik, dan bentuk aransemen musik. Setelah melakukan pertemuan I, peneliti

kembali melaksanakan pertemuan II. Pada pertemuan ini, peneliti akan

melaksanakan model pembelajaran group investigation. Pada peretemuan

sebelumnya guru telah membagi seluruh siswa yang berjumlah 22 orang kedalam

empat kelompok. Dalam kegiatan ini, kelompok yang ditunjuk akan diberikan

kesempatan untuk menjelaskan klipping dari hasil investigasi kelompok yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya secara bergantian dalam satu kelompok,

terkait aransemen musik (lagu) dengan poin penilaian menjelaskan notasi, ritmis,

dan harmony pada aransemen lagu tersebut. Seperti pada pertemuan sebelumnya,

peneliti masih harus mempersiapkan beberapa hal secara optimal untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dari proses pembelajaran sebelumnya.

Sebelum memulai proses pelaksanaan pembelajaran, peneliti kembali

menyiapkan berbagai hal diantaranya, menyiapkan perangkat pembelajaran

berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Selain itu, peneliti juga

mempersiapkan materi pembelajaran terkait dengan materi aransemen musik.

Adapun terkait materi pembelajaran tersebut, peneliti lebih memfokuskan kepada

bagaimana mengaransemen lagu (lagu) sederhana, menyiapkan instrumen

penelitian seperti lembar observasi guru dan soal pertanyaan untuk dijawab oleh

anggota kelompok pada model group investigation pada materi aransemen musik

ini.
35

2) Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini dilakukan selama 3 x 45

menit. Pertemuan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran seni budaya

yakni setiap hari Senin yang bertempat di ruang seni. Pada saat bel jam pelajaran

berbunyi pukul 08:15, siswa kelas XI IPA yang berjumlah 22 orang memasuki

ruang kelas seni budaya. Sebelum memulai proses pembelajaran, ketua kelas

menyiapkan anggotanya dan memimpin doa bersama. Setelah itu, guru mengecek

kehadiran siswa-siswanya dilanjutkan dengan memberikan motivasi dan

gambaran terkait materi pembelajaran yang akan disampaikan kegiatan awal ini

lakukan dalam durasi waktu 20 menit di awal untuk menyapa siswa dan

memperkenalkan diri kepada siswa tentang data pribadi dan maksud peneliti

datang kesekolah ini khusus mengajar di kelas XI IPA. Hal ini dilakukan dengan

memperkenalkan nama, mengabsen siswa, menyampaiakn maksud peneliti, dan

menyampaikan topik materi yang akan di berikan selama proses kelas berjalan.

b. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti dilakukan dengan cara menyampaikan materi

pembelajaran dengan model pembelajaran group investigation, peneliti membahas

materi aransemen musik selama 40 menit diawal dengan memberikan kesempatan

siswa memberikan pendapat mereka tentang musik, selanjutnya peneliti

memberikan materi tetang cara membuat notasi lagu. Memahami ketukan, tempo

lagu, hingga cara penguasaan ritmis, dan apada akhirnya mereka dapat

menyanyikan lagu dengan harmonis menggunakan aransemen baru, yang mereka


36

ciptaan sendiri kegiatan ini dilakukan selama 40 menit. Selanjutnya peneliti

membagi kelompok siswa dan mempersiapkan sisw untuk pertemuan selanjutnya

kegiatan ini berlangsung 15 menit.

Pada kegiatan ini pemebelajaran mengenai teori musik dasar, memberikan

petunjuk langkah-langkah mengaransemen lagu mulai dari menentukan tema,

menentukan bentuk komposisi, menentukan tangga nada, menentukan ambitius

suara, menentukan ukuran irama, dan pada akhirnya menyusun melodi atau syair

lagu untuk mereka dapat nyanyikan dengan harmonis di depan kelas.

Peneliti menulis angka satu sampai empat pada kertas kecil kemudian

digulung. Satu persatu siswa secara bergantian mengambil kertas tersebut untuk

menentukan kelompok berapa sesuai kertas angka yang didapat, di mana dua

kelompok berjumlah lima orang dan dua kelompok berjumlah enam orang.

Kelompok 1 beranggotakan lima orang terdiri dari dua laki-laki dan tiga

perempuan antara lain Abd. Jabar Ali, Baiq Fatimah, Febri Asri Anwar, Famensia

Ade Riska, Ni Komang Sri. Kelompok 2 beranggotakan lima orang terdiri dari

satu laki-laki dan empat perempuan antara lain Andi Muh. Afdal, Azizah

Nurhasanah, Desak Komang T, Melyanti Tulak Palulun, Ni Kadek Yuli A.

Adapun kelompok 3 beranggotakan enam orang terdiri dari dua laki- laki dan

empat perempuan, antara lain Alwi, I Putu Susanto F, Ketut Fitriani, Ni Kadek

Indriyanti, Olvista Wildarlina, Sarlina. Sedangkan kelompok 4 beranggotakan

enam orang terdiri dari satu laki- laki dan lima perempuan antara lain Sapta

Agusto, Ayu Wandira, Baiq Musdalifah, Ni Kadek Siska V.Y, Nur Azizah Bahar,

Sri Eni Wahyuni. Meskipun terjadi keributan saat pembagian kelompok, guru
37

selalu memotivasi seluruh siswa agar tetap tenang saat pembelajaran. Selanjutnya,

peneliti memberikan pertanyaan terkait materi aransemen musik, ada beberapa

siswa yang menjawab.

Setelah kelompok terbagi, masing-masing dari mereka memilih ketua

kelompok yang akan menentukan topik group investigation terkait dengan materi

aransemen musik (lagu) yang telah di berikan pada pertemuan selanjutnya. Selain

untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal, model pembelajaran group

investigation yang digunakan oleh guru juga diharapkan dapat membuat peserta

didik saling tukar fikiran untuk kesiapan dalam pembelajaran, melatih peserta

didik memahami materi dengan investigasi, memacu agar peserta didik lebih giat

belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran di mulai), serta peserta didik berani

mengemukakan pendapat dan mampu meningkatkan pengetahuan aransemen

musik. Selain itu guru membimbing kelompok- kelompok belajar terkait materi

pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

Sebelum guru mengakhiri pembelajaran, yaitu 20 menit terakhir, peneliti

memberikan tugas kelompok kepada seluruh siswa berupa tugas pekerjaan rumah.

Tugas ini berbentuk klipping di mana semua kelompok masing-masing diminta

mencari contoh lagu, dalam bentuk paduan suara yang sudah diaransemen dari

segi melodi/notasi, ritmis, dan harmoni, dalam harapan siswa dapat

mempersiapkan diri untuk mampu mengaransemen lagu (lagu) pada pertemuan

selanjutnya. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan motivasi kepada siswa

untuk terus rajin belajar terkait dengan teori musik, agar dapat mengaransemen

lagu dalam hal ini mengaransemen lagu. Sebelum jam pelajaran berakhir, peneliti
38

mengevaluasi kembali materi pembelajaran kepada siswa tentang pengertian seni

dan musik dan cara mengaransemen sebuah lagu, lalu menjelaskan terlebih dahulu

teori apa saja yang digunakan dalam mempelajari teknik atau cara

mengaransemen sebuah lagu, peneliti juga menyampaikan kepada siswa dan

kelompoknya untuk mempersiapkan diri pada pertemuan berikutnya.

c. Penutup

Pelaksanaan kegiatan penutup di sini sama halnya yang akan dilaksanakan

di proses refleksi yakni menanyakan kembali hal yang belum dipahami selama

proses pembelajaran dan memberikan jawaban atas pertanyaan siswa, kegiatan ini

dilakukan selama 20 menit dan guru membubarkan kelas setelah menutup materi

pada hari itu dan melanjutkan nnti di pertemuan kedua.

Proses pembelajaran berakhir setelah ketua kelas menyiapkan temannya

dan memimpin doa bersama. Setelah itu, para siswa pamit kepada guru mata

pelajaran dan meninggalkan ruang kelas XI IPA.

3) Observasi

Kegiatan observasi dipertemuan pertama disiklus pertama ini dilakukan

dengan mengenali masing-masing siswa karakter dan kepribadiannya, guru

memberikan penilaian setiap kegiatan siswa, tentang sejauh mana yang mereka

ketahui tetang pelajaran ini.

a. Pertemuan II

Pertemuan kedua pada hari Senin, 23 April 2018. pada pukul 08.15-10.30 WITA,

yang diadakan di dalam ruang kelas selama kurang lebih dari 2 jam. Hasil

penelitian pada pertemuan ini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan


39

pembelajaran, dan refleksi. penelitian. Adapun lebih rinci penerapan model

pembelajaran ini dijabarkan melalui dua siklus yakni sebagai berikut :

10.31 Pelaksanaan Pembelajaran

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini juga dilakukan selama 3 x

45 menit. Pertemuan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran seni budaya

yakni setiap hari Senin yang bertempat di ruang kelas seni budaya. Pada saat bel

jam pelajaran berbunyi pukul 08:15 siswa kelas XI IPA yang berjumlah 22 orang

memasuki ruang kelas seni budaya. Sebelum memulai proses pembelajaran, ketua

kelas menyiapkan anggotanya dan memimpin doa bersama. Setelah itu, guru

mengecek kehadiran siswa-siswanya dilanjutkan dengan memberikan motivasi

dan gambaran terkait materi pembelajaran yang akan disampaikan kegiatan ini

berlangsung selama 20 menit. Sebelum guru memulai pembelajaran, masing-

masing perwakilan kelompok diminta untuk mengumpulkan satu rangkap tugas

klipping yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Semua kelompok telah

menyelesaikan pekerjaan rumah secara berkelompok sesuai dengan arahan yang

diberikan oleh guru. Pada pertemuan kedua ini, sebelum menggunakan model

group investigation, guru melanjutkan materi mangenai mengaransemen lagu di

mana dalam hal ini membahas tentang melodi, ritmis, dan harmoni penjelasan

materi berdurasi 20 menit.

2) Kegiatan Inti

Setelah selesai menjelaskan semua materi seni musik, guru menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yakni siswa yang telah
40

dibagi menjadi empat kelompok akan diberikan satu judul lagu untuk dapat

diaransemen melodi, ritmis, dan harmoninya secara sederhana.

Dalam memulai group investigation tersebut, peneliti menjelaskan terlebih

dahulu langkah-langkah group investigation ini. Di mana peneliti menyiapkan

sebuah materi lagu. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan para kelompok

untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran (investigasi). Siswa berdiskusi

membahas masalah yang terdapat di dalam wacana terkait teori musik. Setelah

kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, peneliti

mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup semua buku catatannya.

peneliti memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu

peneliti memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang berkesempatan tersebut

harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari peneliti. Siswa lain boleh

membantu menjawab pertanyaan jika ada anggota kelompoknya tidak bisa

menjawab pertanyaan. Kelompok yang menjawab dengar benar akan diberikan

penghargaan nilai tambahan atas upaya dan hasil belajar individu serta kelompok.

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua jauh lebih menarik perhatian

siswa dibanding pada pertemuan sebelumnya. Hal ini nampak pada gambar di

mana salah seorang siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan. Mereka bahkan berebutan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru, kegiatan ini berlangsung selama 40 menit pada pertemuan ini,

pengetahuan siswa akan teori musik dan aransemen musik semakin meningkat.

Siswa yang tadinya bahkan tidak mengetahui penempatan notasi setelah nada
41

dasar diubah kini telah dipahami, terlebih dengan materi ritmis, dan harmoni.

Selain itu, pengetahuan mereka terkait dengan notasi, ritmis, dan harmoni juga

semakin meningkat dibanding dengan kondisi sebelumnya. Model pembelajaran

group investigation ini telah memberikan nuansa pembelajaran yang baru

terhadap proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Hal tersebut telah

membuat siswa merasa puas dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran.

3) Penutup

Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi/penilaian, baik

secara kelompok maupuan individu terkait materi yang telah dipelajari. Kelompok

yang menjawab pertanyaan lebih banyak akan diberikan penghargaan berupa nilai

tambahan. Setelah seluruh kelompok mendapat giliran menjawab pertanyaan dari

guru, selanjutnya guru mempersilahkan tiap-tiap kelompok mengemukakan

kesimpulan mengenai materi aransemen musik sederhana dan memotivasi kepada

siswa untuk terus rajin belajar. Sebelum pelajaran berakhir, guru juga

menyampaikan kepada seluruh siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes

formatif terkait materi aransemen musik sederhana tersebut. Saat bel berbunyi,

ketua kelas pun mempersiapkan anggotanya lalu memimpin doa. Setelah itu, para

siswa pamit pada guru dan mereka pun meninggalkan ruang siswa kelas seni

budaya. Proses evaluasi sampai kelas selesai berdurasi 45 menit.

d. Observasi

Dalam kegiatan ini dilakukan observasi oleh peneliti dalam proses siswa

melakukan kegiatan mengaransemen lagu, peneliti menilai keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan. Merespon pertanyaan guru/peneliti, serta kerjasama dalam


42

kelompok terjalin dengan baik, kegiatan observasi berjalan selama proses

pembelajaran terlaksana dalam setiap pertemuannya.

1. Pertemuan III

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 30 April 2018 pukul

08:15-10:30. Hasil penelitian pada pertemuan ini meliputi kegiatan perencanaan,

hasil evaluasi, dan refleksi. Setelah melakukan pertemuan I dan pertemuan II,

peneliti kembali melaksanakan pertemuan III. Pada pertemuan ini, peneliti akan

melaksanakan evaluasi. Dalam penilaian hasil belajar invidu, guru memberikan

tes formatif berupa soal essay sebanyak sepuluh nomor. Siswa wajib menjawab

soal yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar seni musik mengenai materi

aransemen musik sederhana. Seperti pada pertemuan sebelumnya, peneliti masih

harus mempersiapkan beberapa hal secara optimal untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik dari proses pembelajaran sebelumnya.

Sebelum memulai proses penilaian atau evaluasi untuk mengetahui hasil

belajar seni musik siswa, peneliti kembali menyiapkan berbagai hal diantaranya,

soal tes formatif sebanyak sepuluh nomor dan lembar jawaban siswa terkait

materi aransemen musik sederhana

10.32 Refleksi

Pembelajaran di dalam kelas sejatinya dilaksanakan sesuai dengan

prosedur yang berlakukan seperti berpacu pada RPP yang telah disusun

sedemikian rupa. Dalam proses refleksi siswa di siklus pertama ini peneliti

menanyakan kembali tentang penjelasan awal yang berikan guru pada saat

memulai pembelajaran, hal ini dilakukan agar siswa sdh diketahu telah paham
43

dengan materi yang akan diajarkan. Kembali memberikan kesempatan untuk

menanyakan hal yang mereka kurang pahami selam proses kelas berlangsung.

Proses pembelajaran yang terjadi pada siklus I berlangsung lebih baik

dibanding kondisi prasiklus sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan meningkatnya

respon siswa terhadap proses pembelajaran. Siswa yang tadinya malas untuk

mengikuti pelajaran menjadi rajin dan bersemangat, terlebih ketika guru

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam kelas.

Sebagian dari mereka telah menunjukkan beberapa perubahan dalam belajar.

Adapun kegiatan refleksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I berjalan sesuai dengan perencanaan yang

telah disusun sebelumnya. Secara keseluruhan, siswa mampu melaksanakan

model pembelajaran group investigation dengan baik pada saat pembelajaran,

mengenai materi aransemen lagu sederhana. Tetapi kegiatan pembelajaran belum

berjalan lancar, kondisi kelas masih belum kondusif. Masih ada beberapa siswa

yang kurang paham dengan model pembelajaran ini, hal ini dikarenakan guru baru

pertama kali menerapkan model pembelajaran group investigation dalam

pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang diharapkan pada pembelajaran siklus I

belum sepenuhnya tercapai. Ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang

belum memahami materi yang diajarkan oleh guru, masih ditemukan siswa yang

tidak aktif dalam melakukan pembelajaran, adanya keterbatasan waktu pada saat

melakukan pembelajaran sehingga pada saat menjawab pertanyaan dari guru,

siswa mengalami kesulitan dan masih berkesan malu-malu dalam mengemukakan

pendapatnya.
44

Selain itu, selama pembelajaran seni musik pada siklus pertama melalui

model pembelajaran group investigation, walaupun langkah-langkah model

pembelajaran group investigation telah diterapkan, tetapi masih ada aspek-aspek

tertentu yang perlu dioptimalkan dalam pelaksanaannya, seperti: pada tahap guru

memberikan pertanyaan kepada siswa dan tahap guru menarik kesimpulan.

Demikian pula aspek pemberian penghargaan, motivasi dan penguatan

masih perlu ditingkatkan dan lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam

melakukan refleksi.

Berdasarkan hasil tes formatif yang diberikan oleh peneliti, sebahagian

besar siswa mampu mengerjakan soal dengan baik dari kondisi prasiklus, namun

masih ada sekitar 10% siswa yang belum mampu meraih nilai ketuntasan yang

ditetapkan. Berdasarkan analisis diatas, mengacu kepada kriteria ketuntasan yang

ditetapkan, maka disimpulkan bahwa pembelajaran untuk tindakan siklus I belum

berhasil dikarenakan keberhasilan siswa selama proses dan hasil belum sesuai

dengan yang diharapkan peneliti yaitu apabila secara klasikal siswa mencapai

tingkat penguasaan 75%. Pada siklus I ini, hasil pencapaian siswa yaitu 70,91%.

Tujuan pembelajaran yang diharapkan pada pembelajaran siklus I belum

sepenuhnya tercapai. Ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum memahami

materi yang diajarkan oleh guru, masih ditemukan siswa yang tidak aktif dalam

melakukan pembelajaran, adanya keterbatasan waktu pada saat melakukan

pembelajaran sehingga pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,

siswa mengalami kesulitan dan masih berkesan malu-malu dalam mengemukakan

pendapatnya. Hal ini menyebabkan hasil belajar seni musik siswa masih
45

tergolong kurang. Sehingga tindakan siklus I disimpulkan belum berhasil dan

dengan demikian maka kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dapat

dilanjutkan pada siklus berikutnya sebagai perbaikan dari pembelajaran siklus

sebelumnya.

4. Tes Hasil Belajar Siklus I

Setelah pelaksanaan proses pembelajaran siklus I yang terdiri dari tiga kali

pertemuan, maka dilakukan tes hasil belajar dengan subjek 22 orang siswa,

dengan memperoleh skor rata-rata kelas 69,05 skor tertinggi 85,00 dan skor

terendah 50,00 dapat dilihat pada tabel penilaian di bawah. Kondisi ini sudah

tergolong baik dibandingkan pada kondisi prasiklus yang sebelum diterapkan

model pembelajaran group investigtion. Adapun hasil analisis deskriptif terhadap

skor pemerolehan skor hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran

model group investigtions pada siklus I, terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai

79-85 dengan kategori sangat baik, nilai 65-75 dengan kategori baik sebanyak 7

orang siswa, nilai 50-64 dengan kategori cukup sebanyak 12 orang siswa dan

tidak ada siswa yang memperoleh nilai 49-0 dengan kategori kurang dan nilai 0-

49 dengan kategori sangat kurang, dapat dilihat pada tabel berikut.


46

Tabel 4.3. Hasil penilaian siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota

Palembang setelah pelaksanaan siklus I

Progresif Harmonisasi Nilai

pembuatan penguasaan Ujian

No Nama Siswa Melodi lagu Penguasaan lagu yang di

Ritmis aransemen
1 Abd. Jabar Ali 45% 55% 50% 50
2 Alwi 50% 45% 55% 50
3 Andi. Muh. Afdal 60% 55% 50% 55

4 Ayu Wandira 80% 85% 75% 80


5 Azizah 75% 75% 60% 70

Nurhasanah
6 Baiq Fatimah 65% 65% 55% 62
7 Baiq Musdalifah 65% 75% 55% 65
8 Desak Komang 85% 85% 65% 78

T
9 Febri Asri 75% 80% 55% 70

Anwar
10 Famensia Ade 75% 85% 65% 75

Riska
11 I Putu Susanto F 85% 80% 60% 75
12 Ketut Fitriani 80% 80% 75% 75
13 Melyanti Tulak 75% 80% 75% 77

Palulun
14 Ni Kadek Indri 83% 85% 70% 79

Yanti
15 Ni Kadek Siska 85% 90% 80% 85

V.Y
47

16 Ni Kadek Yuli A 65% 75% 52% 64


17 Ni Komang Sri S 60% 75% 45% 60

18 Nur Azizah 60% 70% 80% 55


Bahar
19 Olvista Widarlina 65% 77% 50% 64

20 Sapta Agusto V.M 50% 80% 40% 55

21 Sarlina 65% 65% 40% 57


22 Sri Eni Wahyuni 50% 70% 30% 50
48

Dari tabel di atas dapat di ketahui penilaian yang dilakukan adalah dimulai

dari progresif pembuatan melodi lagu dengan materi menuliskan notasi angka

ditambah mampunya siswa menambahkan akor baru pada lagu sederhana yang

diberikan. Kemudian langkah selanjutnya setelah mampu menentukan progresif

pembuatan melodi, siswa di diharapkan mampu menguasai cara menentukan

ritmis lagu, dan kemudia dapat menyanyikan lagu dengan harmonisasi yang baik

saat menunjukkan hasil aransemennya di depan kelas, langkah di atas dapat siswa

capai dengan model pembelajaran group investigation sehingga mereka dapat

memberikan hasil maksimal sesuai dengan yang harapkan peneliti untuk mampu

dipresentasikan.

2. Siklus II

Hasil penelitian pada siklus ini juga dibagi menjadi tiga pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri atas 135 menit (3 x 45 menit).

a) Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus II pada hari Senin, 7 Mei 2018. pada pukul

08.15-10.30 WITA, yang diadakan di dalam ruang kelas selama kurang lebih dari

2 jam. Hasil penelitian pada pertemuan ini meliputi kegiatan perencanaan,

pelaksanaan pembelajaran, dan refleksi

1. Perencanaan

Setelah melakukan pertemuan I, peneliti kembali melaksanakan pertemuan

II. Pada pertemuan ini, peneliti akan melaksanakan model pembelajaran koperatif

tipe group investigation. Dalam model ini, kelompok akan diberikan materi lagu

untuk diaransemen dengan soal yang dibuat peneliti seperti penempatan nada
49

dasar yang berbeda dengan aslinya, membuat ritmis dan mengharmonikan

rangkaian nada bersama anggota kelompok dan kelompok yang berhasil membuat

ketiga poin aransemen lagu tersebut akan mendapatkan bonus berupa nilai

tambahan. Seperti pada pertemuan sebelumnya, peneliti masih harus

mempersiapkan beberapa hal secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik dari proses pembelajaran sebelumnya.

Sebelum memulai proses pelaksanaan pembelajaran, peneliti kembali

menyiapkan berbagai hal diantaranya, menyiapkan perangkat pembelajaran

berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Selain itu, peneliti juga

mempersiapkan materi pembelajaran terkait dengan aransemen musik sederhana.

Adapun terkait materi pembelajaran tersebut, peneliti lebih memfokuskan pada

bagaimana menempatkan nada, membuat harmony, dan mengaransemen ritmis.

menyiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi guru dan soal

pertanyaan untuk dikerjakan kelompok yang mendapat giliran pada model group

investigation pada materi seni musik pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9

Kota Palembang.

Setelah melakukan pertemuan I, peneliti kembali melaksanakan

pertemuan II. Pada pertemuan ini, peneliti akan melaksanakan model

pembelajaran koperatif

tipe group investigation. Dalam pertemuan ini, kelompok yang mendapatkan

giliran akan diberikan soal untuk dipecahkan bersama dengan investigasi anggota

kelompok dan anggota kelompok yang berhasil menjawab akan mendapatkan

bonus berupa nilai tambahan. Seperti pada pertemuan sebelumnya, peneliti masih
50

harus mempersiapkan beberapa hal secara optimal untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik dari proses pembelajaran sebelumnya.

Sebelum memulai proses pelaksanaan pembelajaran, peneliti kembali

menyiapkan berbagai hal diantaranya, menyiapkan perangkat pembelajaran

berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan alat musik. Selain itu,

peneliti juga mempersiapkan materi pembelajaran terkait dengan dasar teori

musik. Adapun terkait materi pembelajaran tersebut, peneliti lebih memfokuskan

pada mencari referensi aransemen notasi, aransemen ritmis, dan membuat

harmoni, menyiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi guru dan soal

pertanyaan untuk dikerjakan kelompok yang mendapat giliran pada model group

investigation pada materi seni musik pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9

Kota Palembang.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini masih bertempat di ruang

kelas seni budaya. Seperti pelajaran sebelumnya guru telah bersiap di dalam

ruangan menunggu kedatangan para siswa. Setelah bel pelajaran berbunyi siswa

yang berjumlah 22 orang pun memasuki ruang kelas dengan sangat bersemangat.

Sebelum memulai proses pelajaran, ketua kelas menyiapkan anggotanya dan

memimpin doa bersama. Setelah itu, guru pun mengecek kehadiran siswa

dilanjutkan dengan pemberian motivasi dan kembali memberikan penjelasan

terkait proses pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan kali ini.

Kegiatan ini berdurasi 20 menit di awal.


51

b. Kegiatan Inti

Adapun pertemuan kali ini, guru kembali mengingatkan siswa tentang

pembelajaran yang dijelaskan sebelumnya. Guru melakukan sedikit tanya jawab

terkait materi aransemen musik sederhana yang telah dijelaskan pada pertemuan

sebelumnya. Guru menyebutkan beberapa pertanyaan dan beberapa siswa begitu

antusias untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ini berarti penerapan model

kopperatif tipe group investigation pada pertemuan sebelumnya dapat meningkat-

kan hasil belajar siswa seni musik meskipun nilai belum mencapai 75%.

Selanjutnya pada pertemuan kali ini, guru memasuki materi baru mengenai

dasar teori musik dalam hal ini mengaransemen lagu (lagu). Di mana materi

tentang dasar teori musik yaitu jumlah notasi, jumlah ritmis, dan memahami

harmoni. Guru menjelaskan materi tentang teori musik dengan jumlah/nilai notasi,

jumlah/pola ritmis, dan memahami harmoni. Setelah itu guru menjelaskan

langkah-langkah mengaransemen lagu sederhana dengan baik. Setelah guru

menjelaskan materi teori musik tersebut selanjutnya guru memberikan contoh

aransemen musik dengan menggunakan proyektor.

Beberapa siswa masih belum paham tentang materi tersebut, akan tetapi

guru terus memotivasi agar semua siswa antusias mempelajari materi teori

aransemen musik. Setelah itu, siswa diminta satu persatu untuk dapat

mengaransemen sesuai arahan peneliti dalam hal ini rata- rata siswa sudah

antusias membuat aransemen musik sederhana. Peneliti kembali tak henti-

hentinya memberikan semangat agar semua siswa aktif dalam melakukan


52

pembelajaran seni musik ini. Setelah semua siswa mampu dan memahami poin-

poin aransemen tersebut, guru pun menyuruh tiap-tiap kelompok untuk tampil

membaca dengan benar contoh aransemen yang ada di depan kelas.

Kelompok dua dan kelompok empat sangat antusis dalam membaca contoh

aransemen lagu ini., karena hal ini dilihat dari kekompakan saat mereka membaca

contoh partitur lagu. Lain halnya dengan kelompok satu dan kelompok tiga.

Mereka justru kurang kompak dalam membaca partitur lagu tersebut. Ini

disebakan diantara kelompok masih ada siswa yang selalu main-main terutama

siswa laki- laki. Guru pun terus memotivasi dan memberikan semangat agar kedua

kelompok ini antusias dan semangat seperti dua kelompok yang aktif dalam

membaca partitur lagu ini. Setelah semua kelompok tampil membaca notasi ritmis

dan harmoni dengan baik, seluruh siswa kembali dengan rapi ke tempat duduk

masing-masing. Sebelum mengakhiri pembelajaran seluruh siswa diminta kembali

membaca partitur lagu secara bersamaan. Kegiatan ini di mulai dengan

mengarahkan siswa kembali kepada pelajaran sebelumnya sampai mereka kerja

kelompok dan mencontohkan masing- masing kelompok di depan kelas berdurasi

60 menit.

c. Penutup

Pada akhir pembelajaran, guru kembali memberikan motivasi kepada

siswa untuk terus rajin belajar, mencari referensi terkait materi aransemen musik

dan memahami teori musik .Saat bel pulang berbunyi, ketua kelas pun

mempersiapkan anggotanya lalu memimpin doa. Setelah itu, para siswa pamit

pada guru dan mereka pun meninggalkan ruang kelas XI IPA. Kegiatan ini
53

berdurasi 35 menit.

2. Observasi

Seperti pada kegiatan di siklus pertama peneliti kembali melakukan

observasi dengan menilai kegiatan belajar siswa selama kegiatan peneliti berjalan

di kelas, menilai keaktifan siswa, dan mengajukan pertanyaan serta memberikan

saran terhadap kelompok lain dilakukan dalam kegiatan peneliti selama proses

belajar berlangsung pada setiap pertemuannya.

b) Pertemuan II

Pertemuan kelima pada hari Senin, 14 Mei 2018, pada pukul 08.15-10.30

WITA, yang diadakan di dalam ruang kelas selama kurang lebih dari 2 jam. Hasil

penelitian pada pertemuan ini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan

pembelajaran, dan refleksi

1) Pelaksanaan Pembelajaran

Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini masih bertempat di ruang

kelas seni budaya. Seperti pelajaran sebelumnya, guru telah bersiap di dalam

ruangan menunggu kedatangan para siswa. Setelah bel pelajaran berbunyi, siswa

yang berjumlah 22 orang pun memasuki ruang kelas dengan sangat bersemangat.

Sebelum memulai proses pelajaran, ketua kelas menyiapkan anggotanya dan

memimpin doa bersama. Setelah itu, guru pun mengecek kehadiran siswa

dilanjutkan dengan pemberian motivasi dan kembali memberikan penjelasan

terkait proses pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan kali ini.

Pada pertemuan sebelumnya, guru telah menjelaskan materi dasar teori

musik mulai dari notasi, ritmis, dan harmoni. sebelum memulai group
54

investigation ini. Materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini yaitu

bagaimana mengaransemen satu karya musik yang dalam hal ini lagu. Gurupun

menjelaskan materi tersebut dipapan tulis dan memperagakan contoh notasinya

dengan menentukan nada dasar menggunakan instrument gitar. Seluruh siswapun

mengikuti notasi lagu tersebut dengan semangat. Setelah selesai menjelaskan

semua materi dasar teori musik, guru kembali menggunakan model kooperatif tipe

group investigation yakni siswa yang telah dibagi menjadi empat kelompok yang

sudah melakukan investigasi sebelumnya akan berlomba dalam menjawab

pertanyaan guru mengenai meteri dasar teori musik.

Dalam memulai pembelajaran tersebut, peneliti menjelaskan kembali

langkah-langkah group investigation ini. Di mana guru menyiapkan

soal/pertanyaan yang akan dipecahkan dalam investigasi kelompok. Selanjutnya

guru memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari

materi pelajaran. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam

wacana. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari

isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.

Guru memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk

mendiskusikan hasil-hasil investigasinya, setelah itu guru memberi pertanyaan

dan anggota kelompok yang diberikan pertanyaan harus menjawabnya, demikian

seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika

anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. Kelompok yang

menjawab dengar benar akan diberikan penghargaan nilai tambahan atas upaya
55

dan hasil belajar individu serta kelompok. Lain halnya dengan siklus I pada

pertemuan kali ini, kelompok yang menjawab pertanyaan dari guru harus

menuliskan jawabannya secara tepat di papan tulis.

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua jauh lebih menarik lagi

perhatian siswa dibanding pada pertemuan sebelumnya. Di mana salah seorang

siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Mereka lagi-

lagi bahkan berebutan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Semua kelompok rata-rata menjawab pertanyaan dari guru dengan benar. Pada

pertemuan ini, pengetahuan siswa akan teori musik dan dasar teori musik semakin

meningkat. Siswa yang tadinya bahkan tidak mengetahui dasar teori musik seperti

notasi ritmis, dan harmoni, kini mereka memahaminya dengan menggunakan

model pembelajaran investigasi yang di mana dalam kurikulum 2013 siswa

diharapkan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu,

pengetahuan mereka terkait teori musik dan aransemen musik sederhana juga

semakin meningkat dibanding dengan kondisi sebelumnya. Model pembelajaran

group investigation ini telah memberikan nuansa pembelajaran yang baru

terhadap proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Hal tersebut telah

membuat siswa merasa puas dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran seni

musik ini.

Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara

kelompok maupuan individu terkait materi yang telah dipelajari. Kelompok yang

menjawab pertanyaan lebih banyak akan diberikan penghargaan berupa nilai

tambahan. Setelah seluruh kelompok mendapat giliran menjawab pertanyaan dari


56

guru, selanjutnya guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk

memberkan kesimpulan mengenai dasar teori musik dan memotivasi kepada siswa

untuk terus rajin belajar menginvestigasi dan mencintai musik terutama yang ada

di Sulawesi Barat. Sebelum pelajaran berakhir, guru juga menyampaikan kepada

seluruh siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes formatif terkait materi

teori musik menggunakan contoh lagu yang sudah diaransemen. Saat bel pulang

berbunyi, ketua kelas pun mempersiapkan anggotanya lalu memimpin doa.

Setelah itu, para siswa pamit pada guru dan mereka pun meninggalkan ruang

kelas seni budaya.

2) Observasi

Hasil observasi pada subjek penelitian menunjukkan bahwa mereka

senang dalam mengikuti proses pembelajaran karena mereka bisa mengemukakan

pendapatnya dan menjawab soal-soal yang diberikan. Hal ini terlihat pada saat

pembelajaran sedang berlangsung mereka bersemangat untuk menyimpulkan

materi pelajaran dan berebut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

c) Pertemuan III

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2018 pukul 08.15-

10.30. Hasil penelitian pada pertemuan ini meliputi kegiatan perencanaan, hasil

evaluasi dan refleksi.

Setelah melakukan pertemuan pertama dan pertemuan kedua, peneliti

kembali melaksanakan pertemuan ketiga. Pada pertemuan ini, peneliti akan

melaksanakan evaluasi. Dalam penilaian hasil belajar invidu, guru memberikan

tes formatif berupa soal essay sebanyak sepuluh nomor. Siswa wajib menjawab
57

soal yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar seni musik mengenai materi

aransemen musik. Seperti pada pertemuan sebelumnya, peneliti masih harus

mempersiapkan beberapa hal secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik dari proses pembelajaran sebelumnya..

Sebelum memulai proses penilaian atau evaluasi untuk mengetahui hasil

belajar seni musik siswa, peneliti kembali menyiapkan berbagai hal diantaranya,

soal tes formatif sebanyak sepuluh nomor dan lembar jawaban siswa terkait

materi aransemen musik.

1) Refleksi

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran tindakan siklus II

menunjukkan bahwa semua siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar dan

menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini dilihat karean seluruh siswa kelas XI IPA

mampu melaksanakan model pembelajaran group investigasi dengan baik dan

maksimal. Selain itu, kegiatan pembelajaran berjalan lancar dan kondisi kelas

kondusif. Semua siswa baik laki-laki maupuan perempuan sudah tidak malu lagi

bernyanyi di depan kelas karena siswa telah memiliki percaya diri yang tinggi

dikarenakan kerjasama dan saling membantu antara masing-masing kelompok

untuk memahami aransemen lagu. Selain itu, mereka sudah berani

mengemukakan pendapatnya baik dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya

maupun dalam menarik kesimpulan.

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran tindakan siklus II

menunjukkan bahwa semua siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar dan

menjawab soal-soal yang ada pada tes formatif. Pada pertemuan ketiga kali ini
58

siswa diberikan tes formatif dan dari tes ini secara klasikal siswa mampu

menyelesaikan dengan baik untuk hasil tes formatif siklus II.

Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi di atas dan mengacu kepada

indikator keberhasilan yang ditetapkan, hasil tes siklus II menunjukkan

peningkatan atau dengan kata lain indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah

tercapai karena seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian telah memperoleh

nilai rata-rata diatas 70. Tujuan pembelajaran yang diharapkan pada pembelajaran

tindakan siklus II sudah tercapai. Ini dikarenakan materi yang diajarkan oleh

peneliti sudah dapat dipahami dan dimengerti siswa dalam memahami materi

aransemen musik secara berkelompok, siswa sudah lebih aktif dalam melakukan

pembelajaran, dan waktu yang digunakan sudah lebih efisien sehingga pada saat

menjawab soal siswa sudah lebih mudah serta mengemukakan pendapatnya.

Berdasarkan hasil di atas maka siswa yang menjadi subjek penelitian telah

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan pembelajaran sudah

cukup dilakukan pada tahap siklus II. Ditinjau dari hasil tes siklus, mereka sudah

dapat menyelesaikan tes siklus II dengan baik, maka disimpulkan bahwa

pembelajaran sudah berhasil. Berdasarkan dari hasil penilaian yang dilakukan

guru, secara keseluruhan, murid dikategorikan sudah memahami materi. Begitu

pula hasil yang diperoleh murid dikategorikan sangat baik sesuai dengan indikator

ketuntasan yang telah ditetapkan.

3) Tes Hasil Belajar Siklus II

Setelah pelaksanaan proses pembelajaran siklus I yang terdiri dari tiga kali

pertemuan, maka dilakukan tes hasil belajar dengan subjek 22 orang siswa,
59

dengan memperoleh skor rata-rata kelas 80,00 skor tertinggi 95 dan skor terendah

60, dapat dilihat pada lampiran. Adapun hasil analisis deskriptif terhadap skor

pemerolehan skor hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran model

goup investigation pada siklus II, terdapat 4 siswa yang memperoleh nilai 89-95

dengan kategori sangat baik atau nilai 18,18%, nilai 70-88 dengan kategori baik

sebanyak 15 orang siswa atau 68,18%, nilai 60-69 dengan kategori cukup

sebanyak 3 orang siswa atau 13,64%, tidak ada siswa yang memperoleh nilai 50-

59 dengan kategori kurang, tidak ada siswa yang memperoleh nilai 0-50 dengan

kategori sangat kurang, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Hasil penilaian siswa kelas XI IPA SMA Negeri 09 Kota

Palembang setelah pelaksanaan siklus I

Harmonisasi Nilai
Penguasaan
No Nama Siswa Penguasaan penguasaan Ujian
pembuatan
Ritmis lagu yang di
Melodi lagu
aransemen
1 Abd. Jabar Ali 55% 65% 60% 60

2 Alwi 70% 65% 75% 70

3 Andi. Muh. Afdal 70% 65% 60% 65

4 Ayu Wandira 90% 95% 85% 90

5 Azizah 85% 85% 70% 80

Nurhasanah
60

6 Baiq Fatimah 75% 75% 65% 72

7 Baiq Musdalifah 75% 85% 65% 75

8 Desak Komang T 95% 95% 85% 92

9 Febri Asri 85% 90% 65% 80

Anwar
10 Famensia Ade 85% 95% 75% 85

Riska
11 I Putu Susanto F 95% 90% 70% 85

12 Ketut Fitriani 90% 90% 85% 85

13 Melyanti Tulak 85% 90% 85% 87

Palulun
14 Ni Kadek Indri 93% 95% 80% 89

Yanti
15 Ni Kadek Siska 95% 100% 90% 95

V.Y
16 Ni Kadek Yuli A 75% 85% 62% 74

17 Ni Komang Sri S 70% 85% 55% 70

18 Nur Azizah Bahar 80% 90% 90% 86

19 Olvista Widarlina 75% 87% 60% 74

20 Sapta Agusto V.M 60% 90% 50% 65

21 Sarlina 85% 85% 60% 87

22 Sri Eni 70% 90% 50% 70


61

Wahyuni

Dengan hasil yang diperoleh dari siklus ke II maka kami peneliti dapat

memberikan kesimpulan bahwa dalam model pembelajaran group investigation

mampu memberikan hasil maksimal dalam mengaransemen lagu sederhana

khususnya bagi anak SMA Negeri 9 Kota Palembang. Kemampuan siswa dalam

membuat proresif melodi dalam lagu menjadi berbeda mampu membuat mereka

memberikan karya yang baik dan mampu di nikmati teman kelasnya dalam

membawakan lagu yang telah mereka aransemen, begitu pula dengan penentuan

ritmis dalam lagu yang mereka aransemen menjadi lebih baik lebih jelas, serta

keharmonisasian lagu yang mereka bawakan semakin enak didengar karena

mereka dapat membagi suara mereka dalam menyanyikan lagunya dengan jumlah

mereka yang banyak dalam satu grup, dengan model pembelajaran group

investigation yang diterapkan dalam proses pembelajaran, group investigation

juga sangat memberikan peran penting pada siswa yang hanya memiliki bakat

sederhana dalam musik mampu memperoleh informasi yang lebih banyak tentang

musik pada temannya yang hanya mengetahui dasar musik untuk mereka pelajari.

3. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Mengaransemen lagu Setelah

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model group investigation

Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif model group

investigation ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa selama proses

pembelajaran seni budaya berlangsung baik itu pada siklus I ataupun siklus II.
62

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi dan tes formatif. Lembar observasi digunakan untuk melihat proses

penerapan peneliti selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation sedangkan tes formatif digunakan untuk menilai hasil belajar seni

musik siswa kelas XI IPA 9 Kota Palembang sebanyak 22 orang.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus I

Presentase

Nilai Kategori Frekuensi

(%)
85%- 100% Sangat Baik (SB) 3 13,64%

70%- 84% Baik (B) 7 31,82%

55%- 69% Cukup (C) 12 54,54%

46%- 54% Kurang (K) - -

0%- 45% Sangat Kurang (SK) - -

Jumlah 22 100%

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut adapun presentase ketuntasan

hasil belajar seni musik siswa setelah diterapkan pembelajaran model kooperatif

tipe group investigation menunjukkan bahwa 22 orang siswa kelas VIII XI IPA

SMA Negeri 9 Kota Palembang terdapat 12 orang siswa (54,54%) yang tidak

tuntas hasil belajarnya dan 10 orang siswa (45,45%) yang telah tuntas hasil

belajarnya pada pembelajaran seni musik. Hal ini berarti bahwa pada siklus I

ketuntasan hasil belajar secara klasikal dalam pembelajaran seni budaya belum

tercapai karena jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas ≤70% yaitu hanya

45,45%.
63

Dengan demikian dapat diberikan presentase nilai sesuai dengan tabel berikut.

Tabel 4.6. Distrbusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus II

Presentase

Nilai Kategori Frekuensi

(%)
85%- 100% Sangat Baik (SB) 4 18,18%

70%- 84% Baik (B) 15 68,18%

55%- 69% Cukup (C) 3 13,64%

46%- 54% Kurang (K) - 0%

0%- 45% Sangat Kurang (SK) - 0%

Jumlah 22 100%

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut adapun presentase ketuntasan

hasil belajar seni musik setelah diterapkan pembelajaran model group

investigation menunjukkan bahwa 22 orang Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9

Kota Palembang terdapat 3 orang siswa (13,64%) yang tidak tuntas hasil

belajarnya dan 19 orang siswa (86,36%) yang telah tuntas hasil belajarnya pada

pembelajaran seni musik. Hal ini berarti bahwa pada siklus II ketuntasan hasil

belajar siswa secara klasikal dalam pembelajaran seni budaya telah tercapai

karena jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas ≥70% yaitu 86,36%.

B. Pembahasan

1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group investigation


64

Adapun proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti berlangsung

selama dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Penelitian ini telah menunjukkan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat menigkatkan

hasil belajar seni musik siswa. Selain itu, terjadi banyak perubahan dari cara

belajar siswa yang tadinya malas dan bersikap pasif menjadi bersemangat

mengikuti proses pembelajaran. Hal ini karena guru telah berhasil menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan baik sesuai

dengan perencanaan sebelumnya.

Sebelum memulai siklus I dan siklus II, peneliti telah mengumpulkan data

hasil belajar yang diperoleh dari hasil ulangan harian yang diberikan oleh guru

mata pelajaran seni budaya kelas XI IPA itu sendiri. Adapun hasil belajar ini

merupakan nilai untuk mengetahui hasil belajar seni musik siswa sebelum

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Dari hasil tes

tersebut diketahui bahwa hasil belajar seni musik siswa masih sangat rendah dan

belum mencapai KKM. Berdasarkan hal tersebut, peneliti telah menyusun rencana

pembelajaran terkait materi yang diajarkan dalam kelas. Karena hasil tes siswa

pada kelas tersebut menunjukkan jumlah skor siswa belum mencapai 75% maka

guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang

mengarah pada peningkatan hasil belajar seni musik siswa.

Sangat penting bagi guru menentukan model pembelajaran yang cocok

dengan kecenderungan gaya belajar siswa. Seorang guru harus berhasil memasuki
65

dunia siswa lewat penyesuaian gaya belajarnya, sehingga siswa akan rela

memberikan hak mengajarnya kepada guru. Hal ini juga sependapat dengan

pendapat dePorter yang mengatakan bahwa wewenang mengajar dan hak

mengajar itu berbeda. Mungkin setiap guru memiliki wewenang untuk mengajar,

namun hak mengajar adalah sesuatu yang harus diraih oleh guru dengan kerja

keras dan hak tersebut ada dalam keinginan para siswa.

Proses pembelajaran dengan model group investigation sangat

memberikan peranan penting bagi siswa saat belajar mengaransemen lagu, dengan

demikian mereka mampu menentukan progresif pembuatan melodi baru dalam

lagu, kemudian mampu menentukan ritmis lagu, hingga mereka mampu

menyanyikan lagu dengan harmonis di depan teman-temannya dari proses yang

mereka lewati dalam mengaransemen lagu yang diajarkan.

Pada siklus I proses pembelajaran telah berjalan dengan baik dan lancar

dibandingkan dengan kondisi prasiklus sebelumnya. Guru telah melaksanakan

proses pembelajaran sesuai dengan RPP dan menberikan materi seni musik yang

telah disusun sebelumnya. Adapun dalam siklus I, guru menggunakan model

group investigation yang dikaitkan dengan materi pembelajaran tentang

aransemen musik. Model ini telah membuat siswa bersemangat untuk mengikuti

proses belajar mengajar. Selain itu, model ini telah mengembangkan keakraban

mereka lewat kerjasama tiap kelompok dalam mempelajari cara mengaransemen

satu karya musik dalam hal ini lagu dan menambah pengetahuan siswa mengenal

karya musik. Selanjutnya, model pembelajaran ini dapat menguji kesiapan peserta

didik dalam pembelajaran dan melatih peserta didik memahami materi dengan
66

cepat. Meski demikian, masih ada beberapa anggota kelompok yang kurang

percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya terkait materi aransemen musik

dalam hal ini aransemen lagu. Selain itu, beberapa kecerdasan lainnya belum

dikembangkan seperti keterampilan visual. Sehingga pada siklus II guru

berinisiatif untuk memaksimalkan proses pembelajaran agar berjalan dengan baik

dan menggunakan strategi lain yang juga dapat menarik perhatian siswa serta

dapat mengembangkan keterampilan lainnya.

Adapun pada siklus II proses pembelajaran berlangsung lebih baik dan

lancar dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus Ini, guru berusaha

untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya dengan

kembali menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

yakni materi aransemen musik Strategi megaransemen musik yang digunakan

guru pada proses pembelajaran di siklus II telah membuat siswa bersemangat

dalam menjawab pertanyaan dan memperaktekkan hasil aransemen baik secara

individu ataupun secara berkelompok. Bahkan ada diantara mereka yang tadinya

tidak pernah tampil di depan kelas menjadi percaya diri saat memperaktekkan

aransemen lagu secara kelompok. Selain itu, bernyayi secara kelompok membuat

mereka membangun kerja sama yang baik antar teman kelompok. Ada beberapa

kelompok yang juga telah menambahkan beberapa pola ritmis yang

diaransemennya di depan kelas yang membuat situasi pembelajaran menjadi

sangat menyenangkan. Hal tersebut telah membuat mereka sangat antusias untuk

bernyanyi di depan kelas. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar


67

seni musik siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Palembang melalui aspek

pengamatan yang telah ditentukan.

2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa setelah Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Group investigation

Peningkatan hasil belajar seni musik siswa setelah penerapan model

kooperatif tipe group investigation telah diukur dengan menggunakan tes formatif

berupa soal essay, baik itu dalam prasiklus, siklus I ataupun siklus II. Berdasarkan

hasil tes yang ada, hasil belajar seni musik siswa dari ketiga tes formatif telah

mengalami peningkatan. Pada prasiklus rata-rata kelas mencapai 57,79 telah

meningkat pada siklus 1 menjadi 70,91 dan menigkat lagi pada siklus II mencapai

77,5. Adapun presentase ketuntasan hasil belajar seni musik setelah diterapkan

pembelajaran model group investigation menunjukkan bahwa 22 orang Siswa

Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Palembang pada prasiklus, hanya 2 siswa

yang tuntas hasil belajarnya atau 9,09% tetapi pada siklus I presentase hasil

belajar menigkat menjadi 10 siswa (45,45%) yang telah tuntas hasil belajarnya

dan menigkat lagi pada siklus II menjadi 19 siswa ( 86,36%).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa dalam

mengikuti pembelajaran seni budaya menunjukkan respon yang positif karena

hasil belajar siswa lebih meningkat. Hal ini tidak lain karena penciptaan kondisi

pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe group investigation

yang diterapkan cenderung mengaktifkan siswa dengan anggota kelompoknya.

Keberhasilan tindakan dari siklus kesiklus dikarenakan guru dapat melaksanakan

rancangan pembelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-langkah model


68

pembelajaran group investigation. Dengan demikian meningkatnya hasil belajar

siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Palembang karena adanya motivasi

siswa untuk belajar lebih giat dan bimbingan serta arahan guru.

Berdasarkan nilai siswa pada siklus II bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran seni budaya

siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota

Palembang. Dengan melihat indikator keberhasilan yang ditetapkan maka

penelitian ini telah berhasil, olehnya pada penelitian pada siklus II ini dihentikan

karena menggangap hasil pencapaian telah berhasil. Dengan begitu hipotesis yang

dibangun oleh peneliti yakni jika model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation diterapkan, maka hasil belajar seni musik siswa kelas XI IPA 1

SMA Negeri 9 Kota Palembang meningkat, sudah tercapai sesuai dengan yang

diinginkan.

Nilai yang didapatkan setelah dilakukan analisis data dari lembar

perbandingan nilai dengan KKM prasiklus diperoleh hasil belajar siswa seperti

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra siklus

Nilai Kategori Frekuensi Presentase (%)

0, 00- 69,00 Tidak Tuntas 20 90,91%

70 ,00- 100 Tuntas 2 9,09%

Jumlah 22 100%

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata yaitu 20 siswa yang
69

tidak tuntas hasil belajarnya dan 2 siswa tuntas hasil belajarnya. Terdapat 2 siswa

yang memperoleh nilai 70- 84 dengan kategori baik atau nilai 9,1%, nilai 55-69

dengan kategori cukup sebanyak 10 orang siswa atau 45,45%. Selain itu nilai 46-

54 dengan kategori kurang sebanyak 4 orang siswa atau 18,18% dan nilai 0-45

dengan kategori sangat kurang sebanyak 6 siswa atau 27,27%. Padahal indikator

keberhasilan adalah apabila terdapat 75% siswa yang mencapai nilai 70. Oleh

karena itu peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar seni musik kelas XI IPA

SMAN 9 Kota Palembang sangat perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti merasa perlu meningkatkan hasil

belajar seni musik kelas XI IPA SMAN 9 Kota Palembang. Oleh karena itu,

peneliti sebagai pelaksana pembelajaran seni budaya kelas XI menentukan

langkah- langkah selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan hasil belajar seni

musik kelas XI IPA tahun pelajaran 2020-2021 masih tergolong rendah karena

belum diberi sebuah model pembelajaran seni musik yang mampu

mengembangkan aktivitas dalam pembelajaran sehingga bisa meningkatkan hasil

belajar seni musik siswa. Oleh karena itu peneliti sekaligus pelaksana

pembelajaran mata pelajaran seni musik kelas XI Ipa 1 merasa sangat perlu

melakukan tindakan kelas berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Group investigation untuk meningkatkan kemampuan mengaransemen lagu pada

siswa kelas XI ipa 1 SMAN 9 Kota Palembang Berikut adalah data ketuntasan

hasil belajar siklus I dapat dilihat dari analisis yang telah dilakukan setelah

penerapan model pembelajaran di siklus ini :


70

Tabel 4.8. Data Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Nillai Kategori Frekuensi Presentase (%)

0, 00- 69,00 Tidak Tuntas 12 54,54%

70 ,00- 100 Tuntas 10 45,45%

Jumlah 22 100%

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah mencapai nilai

maksimal dan masuk kategori lulus telah lebih banyak dari prasiklusnya yakni ada

10 orang siswa yang tuntas mengerjakan aransemen lagu dengan metode

pembelajaran group investigation dan yang tidak mencapai hasil yang telah

ditetapkan adalah 12 orang. Meskipun demikian dengan hasil di atas bahwa

metode yang digunakan biasa diterapkan dengan lebih lagi agar materi yang

diajarkan seperti mengaransmen musik dapat berjalan dengan baik. Sedangkan

untuk data ketuntasan hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.9. Data Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Nillai Kategori Frekuensi Presentase (%)

0, 00- 69,00 Tidak Tuntas 3 13,64%

70 ,00- 100 Tuntas 19 86,36%

Jumlah 22 100%

Dari tabel di atas jumlah siswa yang tidak tuntas lagi sudah dapat di maklumi

sebab jumlah siswa yang tidak mencapai nilai ketuntasan hanya tinggal 3 orang

siswa dari 22 orang siswa di kelas XI IPA tersebut. Dengan ini metode group

investigation sangat dapat direkomendasikan untuk digunakan dalam mengajar

siswa mengaransemen lagu dan bahkan hingga pelajaran seni lainnya.


71

Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group

Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam

pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki

keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman

lainnya dalam membahas materi pembelajaran. Akhmad sudrajat.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe group investigation pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 palembang untuk

meningkatkan hasil belajar seni musik dapat dikatakan berjalan sesuai dengan

perencanaan yang semestinya. Secara khusus dari hasil-hasil penelitian dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran group investigation pada

kelas XI IPA SMA Negeri 9 palembang dapat diterapkan dengan baik dengan

berbagi langkah-langkah yang dapat digunakan seperti Mengidentifikasi topik dan

mengorganisasikan siswa kedalam kelompok. Merencanakan tugas-tugas belajar,

melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan

akhir, dan evaluasi. Hal di atas dilakukan dalam menerapkan langkah-langkah

mengaransemen lagu dengan saksama dan pendekatan terhadap siswa sehingga

menghasilkan peningkatan kemampuan siswa dalam mengaransemen lagu.

2. Peningkatan hasil belajar seni musik yang terdapat di kelas XI IPA dapat

dikatakan meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif yang diberikan oleh guru

kepada seluruh siswa, ini menunjukkan bahwa presentase ketuntasan nilai seluruh

siswa merupakan indikator penilaian peningkatan hasil belajar siswa ini

meningkat ditahap demi tahapnya. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa

hasil belajar seni musik siswa pada prasiklus terdapat 90,91% yang tidak tuntas

hasil belajarnya dan 9,09% yang tuntas hasil belajarnya dan siklus I, terdapat 54,

72
73

54% yang tidak tuntas hasil belajarnya dan 45,45% yang telah tuntas hasil

belajarnya. Sedangkan hasil belajar seni musik siswa di siklus II terdapat 13,64%

yang tidak tuntas hasil belajarnya dan 86, 36% yang telah tuntas hasil belajarnya.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar

seni musik siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 palembang.


74

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini,

diajikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan pembinaan dan

pengawasan terhadap pelaksanaan tugas mengajar guru, diantaranya

dalam penggunaan model pembelajaran.

2. Guru, hendaknya selalu menunjukkan keaktifan dalam proses

pembelajaran seperti dalam pelajaran seni budaya sebagai peningkatan

kemampuan belajar siswa.

3. Guru hendaknya dalam mengajarkan materi pelajaran seni budaya

berinisiatif agar siswa dapat selalu aktif dalam proses pembelajaran

seperti memecahkan masalah dalam meningkatkan kemampuan belajar

dan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan, di mana

kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada

penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi demi penyempurnaan

penelitian di masa- masa berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Tercetak

Arikunto, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika Ofsset.
Darmadi. 2017.Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran
DalamDinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Deavin, Ronny. 2012. Canggih Bermusik Dengan Komputer. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama

Farounk, Muhammad dkk. 2003.Metodologi Penelitian Sosial (Bunga Rampai).


Jakarta: PTIK dan CV. Restu Agung.

Halimah, Leli. 2017. Keterampilan Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.

Iskandar.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan sosial (kuantitatif dan


kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Maulana Adil dan Fenen Bianca. 2012. Cara instan Jago Menulis Lagu: Jakarta
Barat : Agobos Publishing. Suhaenah, A. Suparno. 2001.
MembangunKompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Suprijono,Agus. 2009. Cooperatife Learning Teori dan Aplikasi


Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syafaruddin. 2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana


Publishing.

Triyono. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya: Bumi Aksara. Yunus,


Eddy. 2016. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi Offset.

75
76

B. Sumber Tidak Tercetak

Fahrurrozi, Yusuf. 2011. Hakikat metode pembelajaran. Diakses pada laman


http://fahrurrozi.com/hakikat-metode-pembelajaran/. Pada tanggal 6 juli 2017
Akhmad, Sudrajat. 2009. Pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Di
unduh pada laman
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/06/20/strategi-pembelajaran-
kooperatif-metode-group-investigation/ pada tanggal 20 0ktober2019

Anda mungkin juga menyukai