Anda di halaman 1dari 41

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Audio

Visual pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V.C UPTD SDN


146 BARAMBANG 1

LAPORAN
PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)
KEGIATAN PROFESI KEGURUAN

UPTD SDN 146 Barambang 1

Oleh:
AYMA
105401128420

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin tiada kata yang lebih indah selain ucapan
syukur kepada allah subuhanna wa‘taala atas Rahmat dan karunia-Nya yang
menganugrahkan kehidupan dan kemampuan serta kesehatan baik itu sehat fisik
maupun akal fikiran yang tak pernah ternilai, sehingga mampu untuk melanjutkan
hidup dan menyelesaikan segala urusan.
Tak lupa pula sholawat serta salam penulis hanturkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu alaihiwa salam keluarga sahabat serta pengikutnya yang
saleh. Nabi yang mampu menggulung bendera kekafiran dan mengibarkan bendera
keislaman sehingga kita dapat merasakan indahnya islam dan manisnya iman.
Teristimewa peneliti ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang

telah menyekolahkan peneliti sampai sekarang serta do’a yang tidak putus-putusnya

demi kesuksesan dan masa depan peneliti yang lebih baik kedepannya. Semoga

keduanya diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah Subhanawata’ala.

Syukur alhamdulillah kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan oleh salah satu mahasiswa/guru UPTD SDN 146 BARAMBANG 1

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

yang diselenggarakan di UPTD SDN 146 BARAMBANG 1 telah selesai dikerjakan

dengan harapan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan semakin berkualitas

yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang telah

dilaksanakan tersebut dengan judul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa

Melalui Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V.C

UPTD SDN 146 Barambang 1”.

ii
Penelitian tindakan ini menguji dan meneliti apakah penggunaan media

audio visual dalam menjelaskan materi pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar dan aktifitas siswa. Dari hasil penelitian yang diungkapkan ternyata metode

menggunakan media audio visual dalam pembelajaran telah meningkatkan hasil

belajar siswa dan lebih dari itu telah memberikan aktifitas dan nuansa kelas lebih

baik dari pada metode yang selama ini digunakan dalam pembelajaran.

Mudah-mudahan hasil penelitian tindakan ini dapat bermanfaat bagi guru,

sekolah dan dunia pendidikan sebagai alternatif metode dalam pelaksanaan

pembelajaran demi terwujudnya tujuan pendidikan

Makassar 22 November 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................v
LEMBAR PENILAIAN ....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Profil Proses Pembelajaran di Kelas .....................................................1
B. Profil Hasil Belajar ...............................................................................2
C. Rumusan Masalah Berdasarkan Profil Pembelajaran dan Hasil
Belajar ...................................................................................................3
D. Bentuk Tindakan untuk Memecahkan Masalah sesuai dengan
Masalah .................................................................................................3
E. Ada argumentasi logis pilihan tindakan ................................................3
F. Tujuan ...................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ..........................................................................................5
B. Metode audio visual ..............................................................................8
C. Penerapan Metode audio visual pada pembelajaran matematika .........8
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Jumlah Siswa, Tempat Dan Waktu Pelaksanaan P2K ............................9
B. Langkah-langkah Pembatan Perangkat Pembelajaran Inovatif
seperti Modul Ajar dan Alat Evaluasi .....................................................12
C. Implementasi Modul Ajar dan Evaluasi di Kelas ...................................12
BAB IV HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan....................................................................................19
B. Pembahasan .............................................................................................20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................................28
B. Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................31
LAMPIRAN .......................................................................................................32

iv
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Profil Proses Pembelajaran di Kelas


Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah rendahnya hasil belajar
matematika siswa. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per pokok
bahasan selalu hasil belajar matematika di bawah rata-rata mata pelajaran
lainnya.
Beberapa kemungkinan penyebab yang menjadi latar belakang
rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika adalah tidak
adanya minat atau motivasi belajar siswa terkait materi matematika, materi
matematika yang susah dipahami oleh siswa, dan penggunaan media yang
kurang tepat atau tidak menggunakan media sama sekali hal inilah yang
membuat hasil belajar siswa menjadi rendah. Padahal media amat penting
dalam pembelajaran matematika. Higgis dalam Ruseffendi (1993:144)
mengatakan bahwa keberhasilan 60% lawan 10% bila menggunakan media
dibandingkan dengan tidak menggunakan media.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, langkah yang perlu
dilaksanakan adalah dengan menggunakan media. Media tersebut bernama
media audio visual yang dapat membelajarkan siswa secara optimal.
Penggunaan media dapat dimanipulasikan, media merupakan
lingkungan belajar yang sangat menunjang untuk tercapainya optimalisasi
dalam pembelajaran, karena media merupakan jembatan belajar yang awalnya
terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak. Pada jembatan
selanjutnya terdapat semi konkret seperti benda-benda tiruan. Berikutnya lagi
terdapat semi abstrak berupa gambar-gambar, dan selanjutnya terdapat abstrak
berupa kata-kata.
Melalui media audio visual materi yang bersifat abstrak dapat menjadi
konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat secara langsung vidio
pembelajaran terkait materi matematika yang diberikan. Dengan perantara
media inilah, siswa dapat lebih fokus dalam memahami materi yang diberikan.

1
Selanjutnya Rahmanelli (2005:237) menyatakan apabila anak terlibat
dan mengalami sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran maka hasil
belajar siswa akan lebih baik, disamping itu pelajaran akan lebih lama diserap
dalam ingatan siswa.
B. Profil Hasil Belajar
Hasil pembelajaran yang dicapai pada sekolah ini pun tidak jauh
berbeda dengan hasil belajar yang dicapai sekolah-sekolah lain dalam hal
bervariasinya nilai yang dicapai masing-masing siswa setelah pelaksanakan
evaluasi, hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain tingkat kecerdasan
siswa yang berbeda-beda, pengaruh lingkungan sekolah dan luar sekolah, dan
tak lepas pula dari faktor guru yang bersangkutan dalam penggunaan metode
dan media dalam proses pembelajaran.
Maka peneliti mampu mendeskripsikan profil hasil belajar siswa di
kelas V.C sebagai kelas yang sebenarnya menyimpan potensi besar namun
tidak terasah dengan baik. Kemampuan matematika pada materi pecahan siswa
terlihat kurang berimbang dimana terdapat siswa yang begitu mendominasi
kelas sementara siswa lainnya cenderung pasif . Keadaan ini membuka mata
saya untuk mengambil strategi yang dapat memaksimalkan potensi mereka
sehingga kemampuan matematika pada pembelajaran pecahan mereka dapat
meningkat. Dalam hal ini sebagai peneliti dan observator serta pengawas dalam
proses belajar mengajar, diupayakan cara-cara yang tepat agar kemampuan
yang di miliki siswa dapat tersalurkan dengan maksimal. Maka dari itu peneliti
yaitu mahasiswa P2K mencoba mengambil tindakan dengan melakukan proses
pembelajaran dengan perantara media, sehingga siswa dapat mudah memahami
dan mampu menyelesaikan soal-soal terkait materi pecahan. Selain itu dengan
media siswa dapat melihat secara langsung bentuk-bentuk pecahan dan cara
menyelesaikan operasi pecahan .

2
C. Rumusan Masalah berdasarkan Profil Proses Pembelajaran dan Hasil
Belajar
Berdasarkan profil proses pembelajaran dan profil hasil belajar, maka
rumusan masalah yang dikemukakan yaitu “Apakah media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V.C
UPTD SDN 146 Barambang 1?”
D. Bentuk Tindakan untuk Memecahkan Masalah Sesuai dengan Masalah
Bentuk tindakan yang dilakukan dalam pemecahan masalah sesuai
dengan permasalahan yang ada dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah dengan menggunakan media audio visual. Dengan menggunakan
media pembelajaran ini, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V.C UPTD SDN 146
Barambang 1.
E. Ada Argumentasi Logis Pilihan Tindakan
Media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan guna meningkatkan
aktivitas siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Proses belajar
mengajar di UPTD SDN 146 Barambang 1 yakni guru kurang efektif dalam
memilih media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika
tentang pecahan serta motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung
siswa cendereng tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru serta banyak
siswa yang masih bicara sendiri dan tidak memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru. hal ini dikarena sebagian siswa masih ada yang belum
bisa memahami dan mengenal pecahan sehingga siswa kesulitan dalam
menangkap dan memahami materi yang disampaikan oleh guru yang membuat
siswa merasa bosan dan tidak bersemangat dalam belajar karena pembelajaran
yang lebih monoton kepada guru, sehingga membuat pembelajaran tidak
berjalan dengan efektif dan efisien. Akhirnya berdampak pada hasil belajar
siswa.

3
F. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini adalah “Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika melalui media audio visual kelas V.C UPTD SDN 146
Barambang 1.

”.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
hasil belajar adalah sebuah konsekuensi dari pembelajaran atau
seberapa banyak siswa yang menguasai poin yang di instruksikan, yang di
ikuti oleh kesan pemenuhan bahwa mereka telah mencapai sesuatu yang
terpuji. Seperti yang dikemukakan poerwodarminto, hasil adalah sesuatu
yang dicapai oleh individu (Rizal & Sadriana, 2022:112).
Hasil belajar merupakan tolak ukur dalam mengukur pembelajaran
yang secara konsisten digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
terkait materi yang telah diberikan. Hasil belajar terdiri dari dua suka kata
yaitu hasil dan pembelajaran. Hasil adalah sesuatu yang dicapai oleh siswa
dalam suatu pembelajaran (Azwar, 2015:8).
Menurut Amelia & Hasanuddin, (2022) hasil belajar merupakan
hasil yang dicapai siswa ketika mengikuti pembelajaran disekolah dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan kkm yang telah
ditetapkan oleh sekolah, hasil belajar merupakan hal yang berguna dalam
proses pembelajaran. Selain itu, Amelia & Hasanuddin, (2022) hasil belajar
adalah akibat dari proses belajar seseorang atau dengan kata lain hasil
belajar terkait dengan perubahan pada diri orang yang belajar.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu pencapaian yang didapatkan oleh siswa atau peserta
didik setelah mengikuti pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yang
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terkait materi yang telah diberikan sebelumnya.
2. Pengertian Matematika

Matematika adalah suatu pelajaran yang melatih peserta didik untuk


berfikir kritis, kreatif, dan aktif. Seperti yang dikatakan Bruner (2010:4)
bahwa “dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang diperlukan.

5
Menurut Ahmad Susanto (2015:183), “matematika adalah ide-ide
abstrak yang berisi symbol-simbol”. Matematika merupakan salah satu
disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan
berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah, dan
memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sebagai guru matematika dalam menanamkan pemahaman
seseorang belajar matematika utamanya bagaimana menanamkan
pengetahuan konsep-konsep dan pengetahuan prosedural. Hubungan antara
konseptual dan prosedural sangat penting. Pengetahuan konseptual
mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan pengetahuan prosederal
mengacu pada keterampilan melakukan suatu algoritma atau prosedur
menyelesaikan soal-soal matematika.
Menurut Sutawijaya (1997:177), memahami konsep saja tidak
cukup, karena dalam praktek kehidupan sehari-hari siswa memerlukan
keterampilan matematika. Kesimpulannya pembelajaran matematika akan
berhasil dengan baik bila menggunakan alat bantu/perantara atau media
yang sesuai dengan materi yang diberikan.
3. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Arif. S. Sadiman (6:1999) yang mengutip pendapat Gagne menyebut
media “Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar”. National Education Association (NEA)
dalam Abdul Halim (11:2002) mendefinisikan media sebagai “ benda yang
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan dan
dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

6
Senada dengan itu Ruseffendi (141:1993) menyatakan bahwa:
“Media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami
konsep matematika. Alat bantu itu dapat berwujud benda kongkrit, seperti :
batu-batuan, dan kacang-kacangan. Untuk menerapkan konsep bilangan,
kubus (bendanya) untuk memperjelas konsep titik, ruas garis, daerah bujur
sangkar dan wujud dari kubus itu sendiri, serta benda-benda bidang
beraturan untuk menerangkan konsep bangun datar dan bangun ruang”.
Pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat siswa, diharapkan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan setelah menggunakan media.
4. Jenis-jenis Media
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada
tingkat sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk. seperti benda asli
yang berada dilingkungan siswa, papan planel, lambang bilangan, dekak-
dekak, model bangun datar, papan berpaku, model bangun ruang dan media
audio visual. Menurut Wina Sanjaya (2006:171) media yang digunakan
harus sesuai dengan materi pembelajaran. Agar penulisan laporan ini lebih
terarah nantinya maka penulis akan membatasi tentang jenis media bangun
ruang.
B. Media Audio Visual
Menurut Rayandra (2012:72), “media audio visual adalah media yang
dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan
pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi”. Contoh media audio
visual adalah video. Dengan media audio visual yang mampu menayangkan
gambar bergerakdengan suara, diharapkan siswa akan dapat lebih senang dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran yang di lakukan.

7
Media audio visual adalah salah satu media yang digunakan dalam
proses belajar mengajar yang dinilai sangat efektif digunakan karena dapat
meningkatkan motivasi dan menghilangkan rasa bosan terhadap peserta didik.
Hal ini dikarena media audio visual dapat dilihat dan didengar langsung oleh
siswa dalam bentuk video animasi yang unik. Sehingga pembelajaran dapat
berjalan secara aktif dan menyenangkan.
C. Peranan Media audio visual di Dalam Pembelajaran Matematika
Selain untuk mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam
pembelajaran, media audio visual dapat berperanan untuk memudahkan
siswa dalam menerima materi pada pembelajaran matematika. Penggunaan
media audio visual ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa
dalam belajar. Dengan kata lain, penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Arnis Kamar (2002:18) fungsi media audio visual dalam
pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :siswa akan lebih banyak
mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya
dalam mempelajari matematika semakin besar, Anak akan senang,
terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk IT, maka
siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan
mengerti.

8
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Jumlah Siswa, Tempat dan Waktu Pelaksanaan P2K


Pelaksanaan Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) memiliki
teknis pelaksanaan yaitu:
1. Jumlah Siswa
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V.C UPTD SDN
146 Barambang 1, yang terdaftar dalam absensi kelas pada tahun pelajaran
2023/2024 sebanyak 25 orang siswa. Diantaranya 14 orang laki-laki dan
11 orang perempuan yang aktif dengan persentase kehadiran tiap
pertemuan yang variatif.
2. Tempat Pelaksanaan
Salah satu sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan Program
Pemantapan Profesi Keguruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar adalah di UPTD SDN 146
Barambang 1, beralamat di desa Bonto Mate’ne, Kecamatan Mandai,
Kabupaten. Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, terutama siswa kelas V.C
dalam pembelajaran Matematika materi pecahan.
3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K)
yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar tahun akademik 2023/2024
secara serentak dimulai pada tanggal 4 September 2023 dan berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2023.
B. Langkah-langkah Pembuatan Perangkat Pembelajaran Inovatif seperti
Modul Ajar dan Alat Evaluasi
Pada tahap pembelajaran yang inovatif peneliti memilih jenis penelitian
yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika yang meliputi perencanaan, tindakan,

9
observasi dan refleksi secara berulang, yaitu dengan menggunakan 2 siklus,
setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Peneliti melakukan beberapa langkah-
langkah dalam pembuatan perangkat pembelajaran sebagai salah satu cara
efektifnya proses pembelajaran yang akan berlangsung di kelas.
1. Modul Ajar
a. Pengertian Modul Ajar
Modul ajar adalah salah satu jenis perangkat ajar dalam kurikulum
merdeka yang dirancang secara lengkap dan sistematis sebagai
panduan dan pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Perangkat ajar ini merupakan bentuk penerapan alur
tujuan pembelajaran (ATP) uamh dikembangkan kan dari capaian
pembelajaran (CP) dan di lengkapi dengan langkah-langkah
pembelajaran, rencana asesmen, hingga sarana yang dibutuhkan agar
dapat menjalani pembelajaran yang terorganisir.
Mengingat pentingnya peranan modul ajar, maka harus disusun
secara lengkap dan sistematis. Lengkap artinya sebuah modul ajar
harus memuat semua komponen yang telah ditentukan, sedangkan
sistematis berarti modul ajar harus disusun secara urut mulai dari
pembukaan, isi, dan penutup sehingga memudahkan siswa dalam
belajar dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Selain itu, modul ajar juga disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan
dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan
jangka panjang.
b. Komponen Modul Ajar
1) Informasi umum
2) Capaian dan tujuan pembelajaran
3) Detail rancangan penggunaan.
4) Detail pertemuan.

10
c. Langkah-Langkah Menyusun Modul Ajar
1) Menganalisis kondisi dan kebutuhan guru dan peserta didik
berdasarkan latar belakang, serta sarana dan prasarana yang
tersedia di sekolah, sekaligus kemampuan dan kreativitas yang
dimiliki oleh guru.
2) Mengidentifikasi dan menentukan dimensi profil pelajar
Pancasila.
3) Menentukan alur tujuan pembelajaran (ATP) yang akan
dikembangkan menjadi modul.
4) Menyususn modul ajar berdasarkan komponen yang tersedia.
5) Setelah modul ajar selesai disusun, guru dapat langsung
menggunakanya dalam kegiatan pembelajaran.
6) Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, guru dapat melakukan
evaluasi mengenai efektivitas modul ajar dalam kegiatan
pembelajaran sekaligus menentukan tindak lanjut untuk
pembelajaran selanjutnya.
2. Alat Evaluasi
Evaluasi adalah proses pembelajaran yang dilakukan untuk
menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan
penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi adalah penentuan nilai suatu
program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program.
a. Langkah-Langkah penyusunan alat evaluasi (tes)
1) Penentuan tujuan tes
2) Penyusunan kisi-kisi tes
3) Penulisan soal
4) Penelaahan Soal (validasi soal)
5) Perakitan soal menjadi perangkat tes
6) Uji coba soal termasuk analisisnya
7) Penyajian tes kepada siswa
8) Skoring (pemeriksaan jawaban siswa)

11
b. Pengembangan kisi-kisi
1) Fungsi
a) Pedoman penulisan soal
b) Pedoman perakitan soal
2) Syarat kisi-kisi
a) Mewakili isi kurikulum
b) Singkat dan jelas
c) Soal dapat disusun sesuai dengan bentuk soal
3) Komponen Kisi-kisi
a) Identitas
b) SK/KD/IP
c) Materi Pembelajaran
d) Indikator Soal
e) Bentuk Tes
f) Nomor Soal
C. Implementasi Modul Ajar dan Evaluasi di Kelas
Pada saat peneliti melaksanakan proses pembelajaran di kelas, peneliti
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran
yang telah peneliti siapkan sebelumnya seperti modul ajar dan perangkat
pembelajaran lainnya seperti bahan ajar dan alat evaluasi. Setelah menyusun
modul ajar, maka proses belajar mengajar pun dapat di mulai. Implementasi
dari modul ajar meliputi Pembukaan sesuai dengan kegiatan yang telah dibuat,
menyampaikan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, penyampaian
metode pembelajaran yang dilaksanakan, penyampaian materi, membuat
kesimpulan dan penutup. Evaluasi di kelas dilaksanakan dalam bentuk tugas
individu, tugas kelompok dan tes siklus. Selanjutnya dapat dilihat pada
lampiran mengenai modul ajar dan alat evaluasi.
Apabila dalam proses pembelajaran siklus satu belum memadai dan
masih kurang maka pada siklus dua peneliti perlu memperbaiki perangkat
pembelajaran siklus satu yaitu modul ajar dan cara menerapkannya dalam kelas
pembelajaran inovatif, dan yang perlu diperhatikan adalah keaktifan siswa

12
dalam belajar dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah
diberikan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat seperti yang
diharapkan.
Proses penelitian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus),
sehingga diperoleh pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam
menyelesaikan soal matematika yang diberikan di kelas V.C. Penelitian ini
dilaksanakan dengan 2 siklus. Dua siklus dilakukan 8 kali pertemuan. Pada
setiap siklus terdapat rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
Menurut Wardani (2002:1.4) PTK adalah Penelitian yang dilakukan
guru dalam kelasnya dan berkolaboratif antara peneliti dengan praktisi (guru
dan kepala sekolah). Terdapat empat tahapan yang digunakan secara sistematis
dalam proses penelitian ini dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu proses
tindakan siklus I dan proses tindakan siklus II. Keempat tahap dalam sebuah
PTK dapat digambarkan sebagai berikut :

Perenungan

Perencanaan Tindakan I Tindakan dan Observasi I

Rencana Terevisi I
Refleksi I

Tindakan dan Observasi II

Refleksi II
Rencana Terevisi II

Tujuan Tercapai

13
Alur penelitian dapat dilihat di bawah ini :
Siklus 1
Langkah-langkah yang digunakan adalah :
a. Menampilkan video animasi terkait materi pada mata pelajaran
matematika.
b. Menjelaskan materi berdasarkan video yang ditampilkan.
c. menggunakan media audio visual untuk memperlihatkan video
pembelajaran mengenai materi pecahan beserta contoh dan cara
menjawabnya.
d. Latihan.

Studi Pendahuluan PBM Bangun Ruang:


Rencana, Refleksi, Tindakan, Observasi.
Siklus 2 :
Langkah-langkah yang digunakan adalah :
1. Mengamati video pembelajaran yang ditampilkan terkait materi pecahan
2. Menjelaskan materi berdasarkan video yang ditampilkan.
3. Memberikan contoh soal terkait materi pecahan
4. Menyelesaikan latihan.

14
Langkah-langkah PTK dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Siklus I
1. Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
a) Modul Ajar yang berisikan tentang: kompetensi inti, Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
Sumber/Alat /Metode, Penilaian
b) Lembar Observasi peserta didik
c) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menampilkan video animasi terkait dengan materi pecahan
b) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing
pengetahuan peserta didik tentang kegiatan di video.
c) Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait kegiatan di video
dengan materi pecahan
d) Guru menanyakan kembali ke peserta didik terkait materi yang telah
diberikan apakah ada yang masih belum dipahami.
e) Guru memberikan soal terkait materi pecahan yang diberikan
sebelumnya.
f) Siswa mengerjakan soal yang diberikan
g) Guru meminta beberapa peserta didik untuk ke depan kelas
menjawab soal yang telah diberikan.
3. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan media
audio visual adalah dengan menyediakan lembar pengamatan tentang
Kegiatan Siswa, pada :
a. Pendahuluan meliputi :
1. Melengkapi alat tulis
2. Mengerjakan PR
b. Kegiatan inti Meliputi :
1. Memperhatikan uraian guru

15
2. Mengerjakan latihan tepat waktu
3. Mengerjakan latihan dengan memahami penjelasan terkait
materi yang diberikan sebelumnya
4. Berani bertanya
5. Berani menjawab pertanyaan guru
6. Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.
c. Penutup Meliputi : merangkum pelajaran.
4. Hasil Belajar
Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa adalah :
Mendata hasil belajar siswa yang sudah mencapai hasil ≥ 6,5 dan yang
belum mencapai 6,5.
Menemukan kesulitan siswa dalam memahami dan mengerjakan
soal terkait materi pecahan yang diberikan.
Bedasarkan kegiatan siswa dan hasil belajar siswa, maka hasil
analisa peneliti dapat digambarkan pada refleksi.
5. Refleksi
Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar
siswa di atas maka peneliti berkolaborasi dengan pengamat dan
menetapkan :
1) Apa yang telah dicapai siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual.
2) Apa yang belum dicapai siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual.
3) Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam siklus
berikutnya.
b. Siklus II
1. Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:

16
a. Rencana pembelajaran yang berisikan tentang :
1) Modul Ajar yang berisikan tentang: kompetensi inti, Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK), Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM), Sumber/Alat /Metode, Penilaian
2) Lembar Observasi peserta didik
3) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
b. Lembar Observasi murid
c. Lembar Kerja Siswa
2. Pelaksanakan Tindakan
a. Guru menampilkan video animasi terkait dengan materi pecahan
b. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing
pengetahuan peserta didik tentang kegiatan di video.
c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait kegiatan di video
dengan materi pecahan
d. Guru menanyakan kembali ke peserta didik terkait materi yang telah
diberikan apakah ada yang masih belum dipahami.
e. Guru memberikan soal terkait materi pecahan yang diberikan
sebelumnya.
f. Siswa mengerjakan soal yang diberikan
g. Guru meminta beberapa peserta didik untuk ke depan kelas
menjawab soal yang telah diberikan.
3. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan
media audio visual adalah dengan menyediakan lembar pengamatan
tentang kegiatan siswa, pada :
1. Pendahuluan, meliputi :
1) Melengkapi alat tulis
2) Mengerjakan PR
2. Kegiatan inti, Meliputi :
1) Memperhatikan uraian guru
2) Mengerjakan latihan tepat waktu

17
3) Berani bertanya
4) Berani menjawab pertanyaan guru
5) Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.
3. Penutup, meliputi : merangkum pelajaran.
4. Refleksi
Melalui hasil kolaborasi peneliti dengan pengamat serta hasil
observasi maka peneliti menetapkan langkah-langkah untuk menentukan
hasil penelitian dan peningkatan hasil pembelajaran di masa-masa yang
akan datang.

18
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan
Hasil penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V.C UPTD SDN 146
Barambang 1 sebagai berikut :
1. Kondisi awal
Sebelum melakukan tindakan pertama (siklus pertama), diadakan
tes awal untuk mengetahui kondisi awal prestasi belajar siswa. Hasil
prestasi kondisi awal dapat dilihat dari data dibawah ini :
Tabel 1. Daftar Nilai Hasil belajar matematika pada kondisi awal
Ketuntasan
No Nama Nilai Belum Tuntas
Tuntas (T)
(BT)
1 A Nurfairin Qalbi 50 - BT
2 Aisyah Rani Saputri 50 - BT
3 Alif 70 T -
4 Cynthya Salzabilla 60 - BT
5 Fasya Anugrah 60 - BT
6 Fitri Ramadani 70 T -
7 Jifran Alfarabi 60 - BT
8 Moh. Rifai Zainal 60 - BT
9 Muh Faizal 60 - BT
10 Muh Nur Ahmad Saleh 75 T -
Muhammad Afgan
11 60 - BT
Alfarazi MZ.
12 Muhammad Alif 60 - BT
Muhammad Awal
13 60 - BT
Ramadhan
14 Muhammad Umar Parani 70 T -

19
Multasyam Amanah
15 80 T -
Irwan
16 Nur Afni Octavia. MZ 60 - BT
17 Nur Ani’ssa 60 - BT
18 Risal 70 T -
19 Tiara Ismail 60 - BT
20 Zahra Almaira Nadhifa 78 T -
21 Zulhajji Imran 60 - BT
22 Ismih Ryani 60 - BT
23 M. Alif 50 - BT
24 Qori Khairunnisa 70 T -
25 Muh. Munhadil 60 - BT
Rata-rata 65,35 32 % 68 %

Tabel 2. Hasil belajar siswa pada kondisi awal

Kondisi Awal

Nilai terendah 50

Nilai tertinggi 80

Rata-rata nilai 65,35

Siswa belajar tuntas 32 %

Siswa belajar yang belum tuntas 68 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh
siswa adalah 50, nilai tertinggi adalah 80, dan rata-rata nilainya 65,35, serta
siswa yang telah belajar tuntaas baru 32 %, maka masih banyak siswa yang
belum mencapai nilai ketuntasan (KKM=70%). Sehingga perlu diadakan

20
tindakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada umumnya,
khususnya pada materi pecahan.
2. Siklus 1
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I diperoleh peningkatan
hasil belajar matematika pada materi pecahan dengan menggunakan media
audio visual. Pada siklus I analisis hasil penelitian berdasakan tindakan,
observasi dari sikap dan perilaku siswa pada siklus I dapat dikemukakan
sebagai berkut :
a. Siswa senang dengan mata pelajaran yang diajarakan.
b. Siswa tertarik dengan materi pelajaran.
c. Siswa tenang menyaksikan vidio dan juga penjelasan guru dan cukup aktif
bertanya maupun menjawab saat proses belajar mengajar berlangsung.
d. Sebagian siswa belum dapat menerima pelajaran yang diajarkan dengan
baik.
e. Semangat siswa dalam KBM lumayan baik.
f. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas masih perlu ditingkatkan.
g. Siswa belum dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas
dari guru dengan baik.
h. Siswa belum dapat mengerjakan soal tes dengan baik.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I, maka dapat dilihat
analisis data di bawah ini :
Tabel 3. Daftar/ketuntasan nilai siswa kelas V.C UPTD SDN 146 Barambang 1,
Siklus I.
No Ketuntasan
Nama Nilai Tuntas (T) Belum Tuntas
(BT)
1 A Nurfairin Qalbi 60 - BT
2 Aisyah Rani Saputri 75 T -
3 Alif 80 T -
4 Cynthya Salzabilla 80 T -

21
5 Fasya Anugrah 80 T -
6 Fitri Ramadani 80 T -
7 Jifran Alfarabi 75 T -
8 Moh. Rifai Zainal 80 T -
9 Muh Faizal 80 T -
10 Nur Mei Azisa 90 T -
11 Muhammad Afgan 70 T -
Alfarazi MZ.
12 Muhammad Alif 80 T -
13 Muhammad Awal 80 T -
Ramadhan
14 Muhammad Umar Parani 80 T -
15 Multasyam Amanah Irwan 80 T -
16 Nur Afni Octavia. MZ 80 T -
17 Nur Ani’ssa 80 T -
18 Risal 80 T -
19 Tiara Ismail 80 T -
20 Zahra Almaira Nadhifa 75 T -
21 Zulhajji Imran 70 T -
22 Ismih Ryani 80 T -
23 M. Alif 60 - BT
24 Qori Khairunnisa 80 T -
25 Muh. Munhadil 80 T -
Rata-rata 77,6 92 % 8%

22
Tabel 4. Hasil belajar siswa pada siklus I
Keterangan hasil belajar siswa pada siklus I

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 90

Rata-rata nilai 77,6

Siswa belajar tuntas 92 %

Siswa belajar yang belum tuntas 8%

Tabel 5. Perbandingan hasil tes kondisi awal dengan siklus I, siswa kelas V.C
UPTD SDN 146 Barambang 1.
Kondisi Awal Siklus I

Nilai terendah 50 60

Nilai tertinggi 80 90

Rata-rata nilai 65,35 77,6

Siswa belajar tuntas 32% 92 %

Siswa belajar yang belum 68 % 8%


tuntas

Dari hasil analisa data peningkatan hasil belajar kognitif siswa siklus I
dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil belajar siswa yang tuntas naik dari
32 % kondisi awal menjadi 92 % setelah siklus I, berarti mengalami kenaikan
sebesar 60 %, dengan nilai batas tuntas <65. Adapun nilai terendah pada
kondisi awal 50, sedangkan setelah siklus I mengalami kenaikan menjadi 60.
Nilai tertinggi pada kondisi awal adalah 80 setelah siklus I menjadi 90. Rata-
rata nilai pada kondisi awal 65,35 setelah siklus I menjadi 77,6.

23
Pada siklus I ternyata masih ada siswa yang belum tuntas belajarnya
sehingga guru berusaha untuk mengadakan perbaikan bagi siswa yang belum
mencapai batas tuntas, dan memberikan pengayaan kepada seluruh siswa yang
sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM =<65). Pelaksanaan
Perbaikan dan Pengayaan ini dilaksanakan pada siklus II.
3. Siklus II
Peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II dengan materi yang sama
dengan siklus I yaitu terkait materi pecahan. Analisa hasil penelitian
berdasarkan pelaksanaan tindakan, observasi dari sikap dan perilaku siswa
pada siklus II dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Siswa senang dengan mata pelajaran yang diajarkan.
b. Siswa tertarik dengan materi pelajaran.
c. Siswa cukup aktif mendengarkan penjelasan guru saat KBM.
d. Siswa tertarik dan senang dengan media yang digunakan.
e. Siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.
f. Siswa aktif menjawab pertanyaan guru dan mau berebut mengerjakan tugas
dan mengerjakan soal latihan di papan tulis.
g. Semangat siswa dalam mengikuti KBM meningkat.
h. Siswa aktif mengerjakan tugas dari guru.
i. Siswa sudah dapat mengerjakan tugas dari guru dengan baik.
j. Siswa dapat mengerjakan soal tes dengan baik.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada silus II, maka dapat dilihat
melalui tabel nilai di bawah ini :

24
Tabel 6. Daftar/ketuntasan nilai siswa kelas V.C UPTD SDN 146 Barambang
1, Siklus II.
Ketuntasan
No Belum Tuntas
Nama Nilai Tuntas (T)
(BT)
1 A Nurfairin Qalbi 75 T -
2 Aisyah Rani Saputri 100 T -
3 Alif 100 T -
4 Cynthya Salzabilla 75 T -
5 Fasya Anugrah 100 T -
6 Fitri Ramadani 100 T -
7 Jifran Alfarabi 100 T -
8 Moh. Rifai Zainal 100 T -
9 Muh Faizal 80 T -
10 Nur Mei Azisa 100 T -
11 Muhammad Afgan 100 T -
Alfarazi MZ.
12 Muhammad Alif 90 T -
13 Muhammad Awal 100 T -
Ramadhan
14 Muhammad Umar Parani 100 T -
15 Multasyam Amanah 90 T -
Irwan
16 Nur Afni Octavia. MZ 90 T -
17 Nur Ani’ssa 100 T -
18 Risal 80 T -
19 Tiara Ismail 90 T -
20 Zahra Almaira Nadhifa 80 T -
21 Zulhajji Imran 75 T -
22 Ismih Ryani 90 T -

25
23 M. Alif 75 T -
24 Qori Khairunnisa 90 T -
25 Muh. Munhadil 90 T -
Rata-Rata 89,8 100% 0%

Tabel 7. Perbandingan hasil tes siklus I, dan siklus II siswa kelas V.C UPTD
SDN 146 Barambang 1.

Siklus I Siklus II

Nilai terendah 60 75

Nilai tertinggi 90 100

Rata-rata nilai 77,6 89,8

Siswa belajar tuntas 92 % 100 %

Siswa belajar yang belum 8%


0%
tuntas

Tabel 8. Perbandingan hasil tes Kondisi awal, siklus I, dan siklus II siswa
kelas V.C UPTD SDN 146 Barambang 1.

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Nilai terendah 50 60 75

Nilai tertinggi 80 90 100

Rata-rata nilai 65,35 77,6 89,8

32% 92 %
Siswa belajar tuntas 100 %

Siswa belajar yang belum 68 % 8%


0%
tuntas

26
Dari tabel perbandingan hasil tes kondisi awal, siklus I, dan siklus II
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal (50), pada siklus I
(60), dan pada siklus II naik menjadi (75).
2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kondisi awal (80), pada siklus I
naik menjadi (90), dan pada siklus II adalah (100).
3. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada kondisi awal
sebesar (65,35), siklus I menjadi (77,6), dan pada siklus II naik lagi menjadi
(89,8).
4. Untuk pencapaian kriteria ketuntasan minimal (nilai KKM = <65 ) pada
kondisi awal 32 %, setelah tes siklus I naik menjadi 92 %, dan setelah siklus
II naik lagi menjadi 100 %. Jadi secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa
hasil pembelajaran dapat meningkat setelah diadakan tindakan pada siklus
I dan siklus II.
Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada
kondisi awal, siklus I dan siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan
yang signifikan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan
luwes dengan kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu.
Presentase hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor siswa meningkat.
Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar yang berupa mampu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari guru dengan rasa percaya diri,
tidak ragu-ragu dan berani bertangung jawab atas apa yang dikerjakannya. Hal
ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang semula takut dan malu untuk
mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru, sekarang
siswa semakin berani menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari guru.
Berdasarkan peningkatan hasil belajar yang telah dicapai siswa maka
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada
siklus ini.

27
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa pembelajaran Matematika menggunakan media audio visual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.C UPTD SDN 146 Barambang
1.
Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan dengan
siswa menerima materi pelajaran matematika tentang pecahan, proses
pembelajaran disampaikan dengan sistematis dan terencana dimulai dari
kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan ini terfokus untuk mengaktifkan siswa
mulai dari memperhatikan penjelasan guru, menjawab dan mengerjakan soal-
soal yang diberikan, memperoleh kesimpulan dari materi yang diberikan, dan
diakhiri dengan peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari kondisi awal, siklus
I, dan siklus II tampak adanya peningkatan hasil belajarnya. Terbukti dapat
dilihat pada tabel di atas.
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I untuk memantapkan dan
mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang disampaikan tentang pecahan
dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas V.C UPTD SDN 146 Barambang 1. Kegitan belajar
dilaksanaka dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan
pembelajaran dilaksanakan lebih optimal. Hasil siklus II menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata siswa menjadi 89,8. Siswa
yang belajar tuntas mencapai 100 %.

Tabel 9. Perbandingan hasil tes Kondisi awal, siklus I, dan siklus II siswa kelas
V.C UPTD SDN 146 Barambang 1.
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Nilai terendah 50 65 75
Nilai tertinggi 80 90 100
Rata-rata nilai 65,35 77,6 89,8

28
Siswa belajar 32% 92 %
100 %
Tuntas
Siswa belajar yang 68 % 8%
0%
belum tuntas

Dari tabel perbandingan hasil tes kondisi awal, siklus I, dan siklus II
dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal (50), pada siklus I
(60), dan pada siklus II naik menjadi (75).
2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kondisi awal (80), pada siklus I
naik menjadi (90), dan pada siklus II adalah (100).
3. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada kondisi awal
sebesar (65,35), siklus I menjadi (77,6), dan pada siklus II naik lagi menjadi
(89,8).
4. Untuk pencapaian kriteria ketuntasan minimal (nilai KKM = <65) pada
kondisi awal 32 %, setelah tes siklus I naik menjadi 92%, dan setelah siklus
II naik lagi menjadi 100 %. Jadi secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa
hasil pembelajaran dapat meningkat setelah diadakan tindakan pada siklus
I dan siklus II.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
meningkat, baik hasil belajar kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya.
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran matematika yang berupa
media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.C UPTD
SDN 146 Barambang 1.

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V.C
UPTD SDN 146 BARAMBANG 1 maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Hasil belajar matematika pada materi pecahan siswa kelas V.C UPTD
SDN 146 Barambang 1 dapat meningkat dengan menggunakan media audio
visual bila dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya yang tidak
menggunakan media audio visual. Hal ini dapat di lihat dari nilai rata-rata kelas
terjadi peningkatan yaitu pada kondisi awal hanya mencapai 65,35%, setelah
siklus I mencapai 77,6% dan pada siklus II naik menjadi 89,8%.
Yang ditekankan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran Matematika di kelas V.C
UPTD SDN 146 Barambang 1 seperti:
a. Pemantapan kemampuan guru terhadap kompetensi dasar bangun ruang
di kelas VI Sekolah Dasar.
b. Meningkatkankan kemampuan guru dalam merencanakan dan
menerapkan strategi pembelajaran bercirikan pendekatan Inkuiri dan
Discovery
c. Mengenalkan pada guru mengenai penerapan strategi motivasi belajar.
d. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media atau alat
peraga matematika terutama media audio visual dalam proses belajar
mengajar didalam kelas.
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tentang penggunaan media
audio visual ternyata dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
terutama dalm materi pecahan pada siswa kelas V.C UPTD SDN 146
Barambang 1. Jadi secara keseluruhan hasil belajar siswa sudah meningkat bila
dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelas V.C ini.

30
B. Saran
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan
aplikasinya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal
yang disarankan antara lain sebagai berikut :
1. Untuk para guru di UPTD SDN 146 Barambang 1, agar selalu termotivasi
untuk memacu diri dan terus menggunakan media pembelajaran yang
efektif, sesuai dan serasi dengan bidang studi yang diajarkan baik itu
secara individu maupun organisasi.
2. Untuk pihak sekolah jangan pernah merasa puas dengan prestasi mendidik
yang bagus tetapi harus selalu introspeksi diri dan mencari tahu dimana
letak kekurangan dan kelebihan demi membantu dan mengawal program
Pendidikan Nasional.
3. Kepada pembaca yang budiman supaya dapat membuat penelitian yang
lebih bagus dari sekarang dan juga dengan hasil penelitian ini dapat
membantu para peneliti selanjutnya untuk berpacu mencari hal-hal yang
baru untuk diteliti dan untuk pengembangan diri pribadi dan kelompok
untuk masa yang akan datang.

31
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, A., & Hasanudin, C. (2022). Pemanfaatan Aplikasi Tiktok untuk


Pengembangan Bakat Siswa SMA di Bidang Menulis. Senada PBSI, 2 (1),
858-868. https://doi.org/10.20527/jurmadikta.v2i1.1225

Azwar, S. (2015). Tes Hasil: Fungsi dan Pegembangan Pengukuran Hasil Belajar,
Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP Depdiknas. 2004. Pedoman


Penulisan Karya Ilmiah. Cetakan Eisi ke empat Malang Pers
Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta CV Rajawali
Nana Sujana. 1989. Teori-teori belajar Untuk pengajaran. Bandung Ekonomi UI
Ruseffendi. 1996. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
Rahmanelli. 2005. Skolar Jurnal Kependidikan. Vol 6. Nomor 2. Padang. UNP
Sukahar. 1995. Matematika SD kelas V. Jakarta. Depdikbud
Tim Penulis. 1994. GBPP Kelas V. Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar.
Tim Penulis. 1999. Suplemen GBPP Kelas V. Jakarta. Pusat Penerbit UT
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana
Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Jakarta. Erlangga
Zainal Abidin. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang. UN

32
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran dokumentasi proses pembelajaran

33
34
35

Anda mungkin juga menyukai