V. DASAR TEORI
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f
yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari
103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari
unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan
blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac
sampai Lr. Unsur blok d dan blok f sangat berbeda.
3. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai
2 1
elektron pada kulit terluar 4s , sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s
4. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi
lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga,
energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih
kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang
memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat
semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan
1 2
konfigurasi elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan
5 2
konfigurasi (n-1)d ns , akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi
6 2
elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi
penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari
bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya.
Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam
golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa
kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah
sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau
transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks
k ompleks yang berkarakter d1-d9 merupakan
kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d.
Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama d,
transisinya disebut transisi d-d .
3. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai
2 1
elektron pada kulit terluar 4s , sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s
4. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi
lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga,
energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih
kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang
memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat
semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan
1 2
konfigurasi elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan
5 2
konfigurasi (n-1)d ns , akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi
6 2
elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi
penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari
bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya.
Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam
golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa
kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah
sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau
transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks
k ompleks yang berkarakter d1-d9 merupakan
kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d.
Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama d,
transisinya disebut transisi d-d .
(M) to ligand (L) charge-transfers (MLCT)) dan transfer muatan ligan ke logam
(LMCT).
Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan
molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan
dapat berupa ion ataupun molekul netral. Ligan-ligan dapat diklasifikasikan menurut
jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya:
1. Ligan monodentat mendonorkan satu pasang elektron bebasnya kepada logam atau
- -
ion logam. Contoh ligan-ligan monodentat adalah NH3, H2O, NO2 , dan CN .
2. Ligan bidentat mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau ion
logam. Contohnya ethylendiamine, NH2CH2CH2NH2.
- - - -
Molekul netral (H2O, NH3) dan anion (F , Cl , Br , CN ) dapat bertindak
sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan ion logam,
menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion kompleks.
Misalnya, sebagian besar ion logam transisi membentuk ion kompleks dengan
3-
molekul-molekul air, bila dilarutkan dalam air. Contohnya [Co(NO2)6] dan
4-
[Fe(CN)6] . Senyawa-senyawa ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah
yang berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung dalam
reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain secara berurutan. Reasi
ini sering disertai perubahan warna larutan. Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai
inert atau labil, bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks
yang lebih mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert
mengalami reaksi substitusi secara lambat.
Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode
keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi
2 7
periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s 3d ). Bilangan oksidasi rendah
3+ 2+ 2+ + 2+
umumnya ditemukan pada ion Cr , Mn , Fe , Fe3+, Cu , dan Cu , sedangkan
2- 2-
bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO4 , Cr2O7 , dan
-
MnO4 . Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan.
1. Tembaga (Cu)
Tembaga adalah logam merah-muda yang lunak, dapat ditempa, tak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia
bisa larut sedikit.
Larutan Amonia
Bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit, akan dihasilkan endapan
biru yang merupakan garam basa yang larut dalam reagensia berlebih
menghasilkan warna biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks
teteraaminokuprat (II).
2+ 2- +
2Cu + SO4 + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.SO4 + 2NH4
2+ 2- -
Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3)4] + SO4 + 2OH
Jika larutan mengandung garam amonium, pengendapan tidak terjadi sama
sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk.
Natrium Hidroksida
endapan biru tembaga (II) hidroksida dimana endapan tersebut tidak larut dalam
reagen berlebih.
2+ -
Cu + 2OH Cu(OH)2
2. Besi (Fe)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat.
Reaksi dengan asam
Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi,
+ 2+
Fe + 2H Fe + H2
2+ -
Fe + 2HCl Fe + 2Cl + H2
Asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen
oksida dan ion besi (III):
+ 3+
Fe + HNO3 + 3H Fe + NO + 2H2O
Besi (II)
Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari besi (II) oksida, FeO.
Dalam larutan, berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan
menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat.
Larutan NaOH
menghasilkan endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)2, bila tidak terdapat di
udara sama sekali. Endapan ini tak larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut
dalam asam.
2+ -
Fe + 2OH Fe(OH)2
Bila terkena udara, besi (II) hidroksida dengan cepat dioksidasikan, yang pada
akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida yang coklat-kemerahan. Pada
kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau kotor dengan
penambahan hidrogen peroksida, ia segera dioksidasikan menjadi besi (III)
hidroksida.
4Fe(OH)2 +2H2O + O2 4Fe(OH)3
2Fe(OH)2 +H2O2 2Fe(OH)3
Larutan Amonia
Terjadi endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)2, tetapi jika ada ion
amonium dalam jumlah lebih banyak, disosiasi amonium hidroksida tertekan
dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali
kelarutan besei (II) hidroksida tidak tercapai sehingga tidak terjadi
pengendapan.
Larutan amonium tiosianat
Tak diperoleh pewarnaan dengan garam-garam besi (II) yang murni (perbedaan
dari ion-ion besi (III)).
Fe (III)
Garam-garam besi (III) (atau
(atau feri) diturunkan dari oksida besi
besi (III), Fe2O3. Mereka
lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutan, berwarna kuning muda .
Larutan Amonia
endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hidroksida yang tak
larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut dalam asam.
3+ 4+
Fe + 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3NH
Hasil kali kelarutan besi (III) hidroksida sangat kecil sehingga terjadi
pengendapan sempurna. Pengendapan tak terjadi jika ada serta asam-asam
organik tertentu. Besi (III) hidroksida diubah pada pemanasan yang kuat
menjadi besi (III) oksida, oksida yang dipijarkan dapat larut namun sukar dalam
larutan asam encer, tetapi melarut setelah didinginkan dengan keras bersama
asam klorida pekat.
2Fe(OH)3 Fe2O3 +3H2O
+ +
Fe2O3 + 6H 2Fe3 + 3H2O
Larutan Natrium Hidroksida
endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida yang tak larut dalam
reagensia berlebih.
3+ -
Fe + 3OH Fe(OH)3
Larutan amonium tiosianat
Dalam larutan yang sedikit asam, dihasilkan warna merah tua (perbedaan dari
ion besi (II)), yang disebabkan karena pembentukan suatu kompleks besi (III)
tiosianat yang tak berdisosiasi:
3+ -
Fe + 3SCN Fe(SCN)3
3. Kromium (Cr)
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan dapat ditempa
dengan berarti. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak
terkena udara:
+ 2+
Cr + 2H Cr + H2
2+ -
Cr + 2HCl Cr + 2Cl + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi
teroksidasi ke keadaan trivalen:
2+ + 3+
4Cr + O2 + 4H 4Cr + 2H2O
Larutan Amonia
endapan seperti gelatin yang berwarna abu-abu hijau sampai abu-abu biru
yaitu kromium (III) hidroksida, Cr(OH)3 yang sedikit larut dalam zat
pengendap berlebih dalam keadaan dingin dengan membentuk larutan
lembayung atau merah jambu yang mengandung ion kompleks
2+ -
Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4] + 2OH
7. Kobalt (Co)
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetik.
Logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral enc er.
Larutan Natrium Hidroksida
dalam keaadaan dingin mengendap suatu garam basa berwarna biru.
2+ - -
Co + OH + NO3 Co(OH)NO3
Pada pemanasan dengan alkali berlebih garam basa itu diubah menjadi endapan
kobalt (II) hidroksida yang berwarna merah jambu
- -
Co(OH)NO3 + OH Co(OH)2 + NO3
Larutan Amonia
Jika tak terdapat garam-garam amonium, sedikit amonia akan mengendapkan
garam basa.
2+ - +
Co + NH3 + H2O + NO3 Co(OH)NO3 + NH4
Kelebihan reagensia melarutkan endapan dimana ion-ion heksaaminakobaltat
(II) terbentuk.
2+ - -
Co(OH)NO3 + 6NH3 [Co(NH3)6] + NO3 + OH
Pengendapan garam basa tak terjadi sama sekali jika ada serta ion amonium
dalam jumlah yang lebih banyak, melainkan kompleks tersebut akan terbentuk
dalam satu tahap. Pada kondisi demikian, kesetimbangan menjadi sepert
berikut:
2+ + 2+ +
Co + 6NH4 [Co(NH3)6] + H
Larutan amonium tiosianat
Dengan menambahkan beberapa butir kristal amonium tiosianat kepada kobalt
(II) yang netral atau asam, muncul warnan biru karena terbentuk ion
tetratiosianatokobaltat (II):
2+ - 2-
Co + 4SCN [Co(SCN)4]
Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan terbentuk ion
2+
kompleks [Ni(H2O)6] yang berwarna hijau. Pada penambahan NH3 pekat, warna
2+
larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion kompleks [Ni(NH3)6] .
- BAHAN
Aquades Dimethilglioxime (DMG)
CuCl2.2H2O(s) 1,10-phenantrolin
Perubahan warna
Perubahan warna
Perubahan warna
a. Kompleks Cr (III)
Perubahan warna
Hasil
pengamatan
Hasil
pengamatan
-dimasukkan tabung
-dimasukkan tabung reaksi 2 -dimasukkan tabung
reaksi 1
reaksi3
-ditambah beberapa tetes
-ditambah beberapa
larutan DMG Ditambah sedikit larutan
tetes ethylendiamin
Na2EDTA
Hasil
Hasil Hasil
pengamatan
pengamatan pengamatan
d. Kompleks Cu(II)
1.
Satu spatula kecil padatan Satu spatula kecil padatan
CuSO4.5H2O CuCl22H2O
-dicatat perbedaannya
Perbedaan padatan
2.
Hasil pengamatan
6+ 3+
b. Penentuan Cr menjadi Cr
-dipanaskan
Hasil
pengamatan
Pengamatan
Larutan Setelah penambahan Setelah penambahan
Rumus senyawa Rumus ion kompleks
Garam Sebelum reaksi tetes demi tetes berlebih NaOH (10-15
yang terbentuk yang terbentuk
NaOH (3 tetes) tetes)
Larutan berwarna Larutan biru kehijauan 3-
CrCl3 Larutan biru kehijuan [Cr(H2O)3(OH)3](s) [Cr(OH)6] (aq)
biru jernih (++) (+)
Larutan tak Larutan coklat muda Larutan coklat tua +
Mn(SO4) [Mn(H2O)4(OH)2](s) [Mn(H2O)3(OH)3](s)
berwarna + endapan (+) endapan coklat (++)
Larutan berwarna Larutan hijau tua + - Larutan hijau +
Fe(NH 3)2SO4 [Fe(H2O)4(OH)2] (aq) [Fe(H2O)3(OH)3](s)
kuning jernih endapan endapan
Larutan berwarna Larutan tak berwarna - Larutan tak berwarna +
FeCl3 [Fe(H2O)3(OH)3] (aq) [Fe(H2O)2(OH)4](s)
kuning (++) + endapan coklat endapan coklatan (+)
Larutan berwarna Larutan coklat +
CoCl2 Larutan hijau keruh [Co(H2O)4(OH)2](s) [Co(H2O)3(OH)3](s)
merah muda jernih endapan
Larutan berwarna
NiCl2 Larutan tak berwarna [Ni(H2O)4(OH)2](s) Larutan tak berwarna [Ni(OH)3(H2O)3](s)
hijau toska jernih
Larutan berwarna Larutan biru (+) + Larutan biru (++) +
CuSO4 [Cu(H2O)4(OH)2](s) [Cu(H2O)3(OH)3](s)
biru jernih endapan endapan (++)
Larutan tak Larutan keruh +
ZnCl2 [Zn(H2O)4(OH)2](s) Larutan keruh [Zn(H2O)3(OH)3](s)
berwarna endapan
Percobaan 1b: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2 M
Pengamatan
Larutan Setelah penambahan Setelah penambahan
Rumus senyawa Rumus ion kompleks
Garam Sebelum reaksi tetes demi tetes NH 3 berlebih NH3 (10-15
yang terbentuk yang terbentuk
(3 tetes) tetes)
Larutan kehijauan Larutan kehijauan 3+
CrCl3 Larutan biru jernih [Cr(H2O)3(OH)3](s) [Cr(NH 3)6] (aq)
keruh keruh (+)
Larutan tak Larutan kuningan Larutan kuning (++) +
Mn(SO4) [Mn(H2O)4(OH)2](s) [Mn(NH 3)4]2+(aq)
berwarna keruh endapan
Larutan jernih Larutan biru 2+ Larutan biru kehijauan 2+
Fe(NH 3)2SO4 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kekuningan kehijauan (++) (+)
Larutan berwarna Larutan tak berwarna, 3+ Larutan tak berwarna + 3+
FeCl3 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kuning jernih endapan kecoklatan endapan coklat (++)
Larutan berwarna Larutan biru + Larutan biru + endapan
CoCl2 [Co(NH3)6]2+(aq) [Co(NH3)6]2+(aq)
merah muda jernih endapan (+) (++)
Larutan berwarna Larutan biru toska 2+ Larutan biru toska 2+
NiCl2 [Ni(H2O)(NH3)5] (aq) [Ni(NH 3)6] (aq)
biru toska jernih jernih (+) jernih
Larutan berwarna
CuSO4 Biru muda [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq) Larutan biru tua [Cu(NH3)4]2+(aq)
biru jernih
Larutan tak Larutan keruh + Larutan keruh + 2+
ZnCl2 [Zn(NH s)(OH)2](s) [Zn(NH 3)4] (aq)
berwarna endapan (+) endapan (++)
Praktikum Anorganik III 18
Percobaan 1b: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2 M
Pengamatan
Larutan Setelah penambahan Setelah penambahan
Rumus senyawa Rumus ion kompleks
Garam Sebelum reaksi tetes demi tetes NH 3 berlebih NH3 (10-15
yang terbentuk yang terbentuk
(3 tetes) tetes)
Larutan kehijauan Larutan kehijauan 3+
CrCl3 Larutan biru jernih [Cr(H2O)3(OH)3](s) [Cr(NH 3)6] (aq)
keruh keruh (+)
Larutan tak Larutan kuningan Larutan kuning (++) +
Mn(SO4) [Mn(H2O)4(OH)2](s) [Mn(NH 3)4]2+(aq)
berwarna keruh endapan
Larutan jernih Larutan biru 2+ Larutan biru kehijauan 2+
Fe(NH 3)2SO4 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kekuningan kehijauan (++) (+)
Larutan berwarna Larutan tak berwarna, 3+ Larutan tak berwarna + 3+
FeCl3 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kuning jernih endapan kecoklatan endapan coklat (++)
Larutan berwarna Larutan biru + Larutan biru + endapan
CoCl2 [Co(NH3)6]2+(aq) [Co(NH3)6]2+(aq)
merah muda jernih endapan (+) (++)
Larutan berwarna Larutan biru toska 2+ Larutan biru toska 2+
NiCl2 [Ni(H2O)(NH3)5] (aq) [Ni(NH 3)6] (aq)
biru toska jernih jernih (+) jernih
Larutan berwarna
CuSO4 Biru muda [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq) Larutan biru tua [Cu(NH3)4]2+(aq)
biru jernih
Larutan tak Larutan keruh + Larutan keruh + 2+
ZnCl2 [Zn(NH s)(OH)2](s) [Zn(NH 3)4] (aq)
berwarna endapan (+) endapan (++)
Percobaan 1c: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium tiosianat 0,1 M
Warna larutan Amonium tiosianat: tak berwarna
Pengamatan
Larutan
Setelah penambahan NH4CNS
Garam Sebelum reaksi Rumus ion kompleks
(3 tetes)
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih (+) Larutan biru jernih -
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kekuningan -
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna jernih kekuningan Larutan jernih kekuningan (+) [Fe SCN]+
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan merah kehitaman [Fe(SCN)]
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan merah muda jernih -
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan biru toska jernih -
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan hijau muda jernih [Cu(SCN)]+
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan jernih kekuningan -
Praktikum Anorganik III 19
Percobaan 1c: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium tiosianat 0,1 M
Warna larutan Amonium tiosianat: tak berwarna
Pengamatan
Larutan
Setelah penambahan NH4CNS
Garam Sebelum reaksi Rumus ion kompleks
(3 tetes)
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih (+) Larutan biru jernih -
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kekuningan -
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna jernih kekuningan Larutan jernih kekuningan (+) [Fe SCN]+
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan merah kehitaman [Fe(SCN)]
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan merah muda jernih -
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan biru toska jernih -
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan hijau muda jernih [Cu(SCN)]+
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan jernih kekuningan -
d. Blanko
Garam Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan 1 mL air
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih (+)
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Fe(NH3)2SO4 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan berwarna kuning jernih
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan berwarna merah muda jernih
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan berwarna biru toska jernih
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
a. Kompleks Cr(III)
Warna larutan CrCl3.6H2O: hijau jernih
Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah Rumus ion kompleks
ditambahkan ditambahkan bereaksi (3 tetes) yang terbentuk
Larutan berwarna hijau 3-
Na2C2O4(s) Larutan tak berwarna [Cr(C2O4)3] (aq)
muda
3- + -
Struktur ion kompleks: CrCl3(aq) + Na2C2O4(aq) [Cr(C 2O4)3] (aq) + 2Na + 3Cl
Praktikum Anorganik III 20
d. Blanko
Garam Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan 1 mL air
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih (+)
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Fe(NH3)2SO4 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan berwarna kuning jernih
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan berwarna merah muda jernih
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan berwarna biru toska jernih
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
a. Kompleks Cr(III)
Warna larutan CrCl3.6H2O: hijau jernih
Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah Rumus ion kompleks
ditambahkan ditambahkan bereaksi (3 tetes) yang terbentuk
Larutan berwarna hijau 3-
Na2C2O4(s) Larutan tak berwarna [Cr(C2O4)3] (aq)
muda
3- + -
Struktur ion kompleks: CrCl3(aq) + Na2C2O4(aq) [Cr(C 2O4)3] (aq) + 2Na + 3Cl
b. Kompleks Fe(II)
Warna larutan Ferro sulfat: hijau jernih
Garam Pengamatan
Setelah penambahan kristal Rumus ion kompleks yang
1,10-phenanthroline terbentuk
+
FeSO4 + air Larutan kuning [Fe(1,10-phenanthroline)6] (aq)
b. Kompleks Fe(II)
Warna larutan Ferro sulfat: hijau jernih
Garam Pengamatan
Setelah penambahan kristal Rumus ion kompleks yang
1,10-phenanthroline terbentuk
+
FeSO4 + air Larutan kuning [Fe(1,10-phenanthroline)6] (aq)
2+
N N
N
Fe
N
N N
c. Kompleks Fe(III)
Warna larutan FeCl3: kuning (++)
2+
N N
N
Fe
N
N N
c. Kompleks Fe(III)
Warna larutan FeCl3: kuning (++)
2+ +
[Fe(H2O)3(CNS)] + Na2CaO4 [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)] (aq) + 2NaCl
d. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda jernih
2+ +
[Fe(H2O)3(CNS)] + Na2CaO4 [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)] (aq) + 2NaCl
d. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda jernih
e. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : biru toska jernih
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah
kompleks yang
ditambahkan ditambahkan bereaksi
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna hijau (+) [Ni(NO3)(en)]
Larutan berwarna merah 2+
Dimethylglioksim Larutan tak berwarna [Ni(DMG)]
muda (+)
+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru (+) [Ni(EDTA) 2]
Struktur ion kompleks:
Praktikum Anorganik III 24
e. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : biru toska jernih
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah
kompleks yang
ditambahkan ditambahkan bereaksi
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna hijau (+) [Ni(NO3)(en)]
Larutan berwarna merah 2+
Dimethylglioksim Larutan tak berwarna [Ni(DMG)]
muda (+)
+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru (+) [Ni(EDTA) 2]
Struktur ion kompleks:
NH2
H2 N
2+
H 2N
Ni
NH 2
H 2N
NH 2
2+
[Ni(en)3]2+ [Ni(DMG)]
[Ni(EDTA) 2]2+
f. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : kristal berwarna biru tua
Warna CuCl2.2H2O : kristal (seperti jarum) berwarna biru muda
Larutan CuSO4(aq) : biru muda jernih
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang
Pengamatan setelah bereaksi kompleks yang
ditambahkan ditambahkan
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru jernih (+) [Cu(en)2]
Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru jernih(++) [Cu(EDTA) 2]
Praktikum Anorganik III 25
NH2
H2 N
2+
H 2N
Ni
NH 2
H 2N
NH 2
2+
[Ni(en)3]2+ [Ni(DMG)]
[Ni(EDTA) 2]2+
f. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : kristal berwarna biru tua
Warna CuCl2.2H2O : kristal (seperti jarum) berwarna biru muda
Larutan CuSO4(aq) : biru muda jernih
Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang
Pengamatan setelah bereaksi kompleks yang
ditambahkan ditambahkan
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru jernih (+) [Cu(en)2]
Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru jernih(++) [Cu(EDTA) 2]
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+ 2+
[Cu(EDTA)2]
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Penambahan HNO3 pekat 3 tetes Larutan berwarna kuning Fe +(aq) + HNO3(aq) + 3H+ Fe + + NO(g) + 2H2O(l)
+ + -
Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan hijau (++) Fe (aq) Fe (aq) + e
Setelah didinginkan Larutan hijau (+)
+
Penambahan larutan NaOH 2M Larutan kuning + endapan coklat Fe + NaOH Fe(OH)3(s)
Praktikum Anorganik III 26
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+ 2+
[Cu(EDTA)2]
Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Penambahan HNO3 pekat 3 tetes Larutan berwarna kuning Fe +(aq) + HNO3(aq) + 3H+ Fe + + NO(g) + 2H2O(l)
+ + -
Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan hijau (++) Fe (aq) Fe (aq) + e
Setelah didinginkan Larutan hijau (+)
+
Penambahan larutan NaOH 2M Larutan kuning + endapan coklat Fe + NaOH Fe(OH)3(s)
6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga (++)
6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga (++)
6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga
6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga
[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq)⇌[Cr(H2O)3(OH)3](s)
Larutan Mn(SO 4)
Larutan Mn(SO4) yang berupa larutan tak berwarna diambil 1 mL
dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL
larutan NH4CNS, larutan menjadi berwarna kekuningan.
Larutan FeCl3
Larutan FeCl3 yang berupa larutan kuning jernih diambil 1 mL dan
dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL larutan
NH4CNS, larutan menjadi berwarna merah kehitaman.
Larutan CoCl3
Larutan CoCl3 yang berwarna merah muda jernih diambil 1 mL
dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL
larutan NH4CNS, larutan tetap berwarna merah muda jernih.
Co2+ + 4SCN - [Co(SCN)4]2-
Larutan NiCl2
Larutan NiCl2 yang berwarna biru toska jernih diambil 1 mL dan
dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL larutan
NH4CNS, larutan tetap berwarna biru toska jernih.
Larutan CuSO4
Praktikum Anorganik III 40
a. Kompleks Cr (III)
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan yang
mengandung kation Cr 3+, yaitu CrCl3 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Warna awal larutan CrCl 3 adalah biru jernih. Kemudian
ditambahkan 3 tetes reagen Na2C2O4 yang berupa larutan tidak berwarna dan
dikocok. Kemudian dihasilkan larutan berwarna hijau muda . Fungsi dari
penambahan reagen Na2C2O4 yaitu sebagai penyedia ligan. Dimana 3 ion Cl -
digantikan oleh 3 ion C 2O42- sehingga terbentuk kompleks [Cr(C 2O4)3]3-. Hal ini
dapat dilihat melalui reaksi sebagai berikut:
b. Kompleks Fe (II)
Praktikum Anorganik III 42
FeSO4 + H2O
[Fe(1,10-phenanthroline)3]2+ kuning
c. Kompleks Co (II)
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 1 m L CoCl 2 yang
berwarna merah muda ke dalam dua tabung reaksi. Tabung reaksi pertama
ditambahkan dengan 3 tetes reagen etilendiamin yang berupa larutan tidak
berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen, larutan menjadi berwarna
merah muda pudar. Berubahnya warna larutan menandakan bahwa terbentuk
Praktikum Anorganik III 44
kompleks dengan kobalt sebagai atom pusat dan etilendiamin sebagai ligan, dalam
hal ini etilendiamin merupakan ligan bidentat karena menyumbangkan 2 elektron
pada logam dan logam kobalt bermuatan +2. Kompleks yang terbentuk memiliki
bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk koordinasi oktahedral.
Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:
d. Kompleks Ni (II)
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 1 m L larutan
Ni(NO3)2 yang berwarna hijau muda jernih ke dalam masing-masing 3 tabung
reaksi. Tabung reaksi pertama dilakukan penambahan 3 tetes reagen etilendiamin
yang berupa larutan tidak berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen,
larutan menjadi hijau muda (+) karena terbentuk ion kompleks [Ni(en) 3]2+.
Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:
Praktikum Anorganik III 45
NH2
H 2N
2+
H2N
Ni
NH2
H 2N
NH2
[Ni(en) 3]2+
e. Kompleks Cu (II)
Terdapat dua cara kerja pada percobaan ini, cara kerja pertama prosedur
yang dilakukan adalah membandingkan perbedaan antara padatan CuSO 4.5H2O
yang berupa padatan biru tua seperti Kristal dan padatan CuCl 2.2H2O berwarna
Praktikum Anorganik III 46
biru muda berbentuk jarum pada kaca arloji. Dan cara kerja kedua adalah
disediakan dua tabung reaksi, dimana masing-masing tabung reaksi dimasukkan 1
mL larutan CuSO 4.5H2O yang berupa larutan berwarna biru jernih. Tabung reaksi
pertama ditambahkan 3 tetes reagen etilendiamin yang berupa larutan tidak
berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen, larutan menjadi berwarna
biru jernih (+) karena terbentuk ion kompleks [Cu(en)3]2+. Dengan struktur ion
kompleks sebagai berikut:
NH2
H2 N
2+
H 2N
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+
2+ 3+
a. Perubahan Fe menjadi Fe
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 1 mL laruan
FeSO4 yang berwarna jernih kekuningan ke dalam tabung, kemudian
ditambahkan dengan HNO 3 pekat (larutan tidak berwarna) sebanyak 3
tetes melalui dinding tabung menghasilkan larutan yang berwarna kuning.
Penambahan HNO3 bertujuan untuk mengoksidasi Fe 2+ menjadi Fe3+
karena HNO3 pekat merupakan oksidator kuat. Reaksi oksidasi Fe 2+
menjadi Fe3+ sebagai berikut:
3Fe2+(aq) + 3H+ + HNO3(aq) NO(g)↑ + 3Fe3+(aq) + 2H2O(l)
Kemudian larutan dipanaskan selama 1-2 menit yang bertujuan
untuk mempercepat reaksi yang terjadi antara FeSO 4 dengan HNO 3
sehingga oksidasi dapat berjalan dengan sempurna.Setelah dipanaskan,
terjadi perubahan warna menjadi larutan hijau (++), kemudian setelah
didinginkan larutan menjadi berwarna hijau kekuningan. Berdasarkan teori
garam-garam yang mengandung kation Fe 2+ berwarna sedikit hijau
sedangkan garam-garam yang mengandung kation Fe 3+berwarna kuning
muda.Warna hijau kekuningan dari larutan menunjukkan bahwa Fe 2+ telah
teroksidasi menjadi Fe3+.
6+ 3+
b. Perubahan Cr menjadi Cr
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 1 mL larutan
K2Cr2O7 yang berwarna jingga ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan
sebentar dan ditambahkan 1-2 butir biji Zn yang berwarna abu-abu, serta
ditambahkan 1,5 mL HCl yang tidak berwarna. Kemudian dipanaskan
kembali larutan menjadi jingga kecoklatan dan terdapat sedikit warna
hijau, pemanasan kembali dimaksudkan agar biji Zn larut sempurna dalam
larutan. Penambahan biji Zn dan HCl berfungsi sebagai agen pereduksi,
dimana Cr6+akan direduksi menjadi Cr 3+. Secara teori, pada pemanasan
suatu kromat atau dikromat dengan asam klorida pekat akan dihasilkan
suatu larutan yang mengandung ion Cr (III). Reaksi yang terjadi:
3Zn(s) + Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) 3Zn2+(aq) + 2Cr3+(aq) + 2H2O(l)
Setelah itu, ditambahkan beberapa tetes HNO3 pekat diteteskan
demi tetes sambil dikocok dan didiamkan selama beberapa menit, maka
larutan yang semula berwarna jingga kecoklatan menjadi berwarna larutan
hijau tua.Dimana hijau tua merupakan warna ion Cr 3+, penambahan HNO 3
pekatbertujuan untuk menunjukkan bahwa telah terjadi reduksi terhadap
Cr6+ menjadi Cr3+. Sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut reaksi-reaksi
yang terjadi:
K2Cr2O7(aq) + 14HCl 2Cr3+ + 3Cl2 + 2K+ + Cl- + 7H2O(l)
Praktikum Anorganik III 49
X. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
JAWABAN PERTANYAAN
1. Tuliskan seluruh reaksi yang ada pada percobaan 1 sampai IV serta berikan
perubahan warnanya.
Jawab:
Reaksi percobaan I : Reaksi beberapa ion logam transisi
a) Reaksi dengan NaOH
CrCl3
[Cr(H2O)6]3+(aq)+ OH-[Cr(H2O)3(OH)3](aq)
Mn(SO4)
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH- [Mn(H2O)3(OH)3](aq)
Tidak Berwarna larutan kuning keruh
[Mn(H2O)3(OH)3](aq)+ OH-[Mn(H2O)2(OH)3] (aq)
larutan kuning keruh larutan kuning (++) + endapan
Fe(NH3)SO4
[Fe(H2O)6]2+(aq)+ OH- Fe(H2O)4(OH)2](s)
kuning jernih biru kehijauan (++)
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Fe(H2O)3(OH)3]-(s)
Biru kehijauan biru kehijauan (+)
FeCl3
[Fe(H2O)6]3+(aq)+ OH- [Fe(H2O)3(OH)3](s)
Larutan kuning jernih tak berwarna + endapan coklat
[Fe(H2O)3(OH)3](s) + OH-[Fe(H2O)2(OH)4]-(s)
tak berwarna + endapan coklat tak berwarna + endapan coklat (+)
CoCl2
[Co(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Co(H2O)3(OH)3](s)
Praktikum Anorganik III 52
NiCl2
[Ni(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Ni(H2O)4(OH)2](s)
biru toska jernih tak berwarna
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Ni(H2O)3(OH)3]-(aq)
Tak berwarna tak berwarna
CuSO4
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Cu(H2O)4(OH)2](s)
Biru jernih biru
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Cu(H2O)3(OH)3]-(aq)
biru biru (++)
ZnCl2
[Zn(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Tidak berwarna keruh + endapan
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Zn(H2O)3(OH)3]-(aq)
keruh + endapan keruh
Mn(SO4)
[Mn(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Mn(H2O)4(OH)2](s)
Tidak berwarna kuning keruh
Praktikum Anorganik III 53
[Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔[Mn(H2O)3(OH)3]-(aq)
Kuning keruh kuning (++) + endapan
Fe(NH3)2SO4
[Fe(H2O)6]2+(aq)+ 2NH3↔ [Fe(H2O)4(OH)2](s) + 2NH4+
Kuning jernih biru kehijauan (++)
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + 4NH3 ↔[Fe(H2O)4(OH)2]2+(s)
biru kehijauan (++) biru kehijauan (+)
FeCl3
[Fe(H2O)6]3+(aq)+ 3NH3↔ [Fe(H2O)3(OH)3](s)+ 3NH4+
Kuning jernih tak berwarna, endapan kecoklatan
[Fe(H2O)3(OH)3](s) + 6NH3↔[Fe(H2O)3(OH)3] (s)
tak berwarna, endapan kecoklatan tak berwarna + endapan coklat (++)
CoCl2
[Co(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Co(H2O)4(OH)2](s)
Merah muda jernih biru + endapan (+)
[Co(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔[Co(H2O)4(OH)2](s)
biru + endapan (+) biru + endapan (++)
NiCl2
[Ni(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Ni(H2O)4(OH)2](s)
biru toska jernih biru toska jernih (+)
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔ [Ni(H2O)4(OH)2](s)
biru toska jernih (+) biru toska jernih
Cu(SO4)
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ 2NH3↔ [Cu(H2O)4(OH)2](s) + 2NH4+
Biru jernih Biru muda
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + 4NH3↔ [Cu(H2O)4(OH)2](s)
Biru muda biru tua
Praktikum Anorganik III 54
ZnCl2
[Zn(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Tidak berwarna keruh + endapan (+)
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔ [Zn(H2O)4(OH)2](aq)
keruh + endapan (+) keruh + endapan (++)
Kompleks Fe(III)
FeCl3(aq) + 3NH4CNS(aq) Fe(CNS)3(aq) + 3NH4Cl
Kuning (++) kuning
Fe(CNS)3(aq) + Na2C2O4(aq) Fe(C2O4)(aq) + 2Na+ + CNS-
kuning Jingga merah
Kompleks Kobal(II)
Pada percobaan kobal (II) senyawa kompleks yang terbentuk
seperti di bawah ini:
Kompleks Ni(II)
Struktur ion kompleks yang terbentuk pada percobaan Ni (II) seperti di
bawah ini:
Kompleks Cu(II)
Struktur senyawa kompleks yang terbentuk sesuai pada gambar di bawah
ini: