Anda di halaman 1dari 58

Praktikum Anorganik III 1

I. JUDUL PERCOBAAN : REAKSI-REAKSI ION LOGAM


TRANSISI
II. TANGGAL PERCOBAAN : 18 NOVEMBER 2014
III. SELESAI PERCOBAAN : 18 NOVEMBER 2014
IV. TUJUAN:
- Mempelajari reaksi-reaksi garam logam transisi.
- Mengenal pembentukan ion kompleks logam transisi.
- Mengamati perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dari
senyawa logam transisi.

V. DASAR TEORI

Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d atau f
yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56 dari
103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri dari
unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan
blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac
sampai Lr. Unsur blok d dan blok f sangat berbeda.

Sifat Unsur Transisi


1. Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, berkaitan dengan semakin bertambahnya
elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya. Sehingga jarak
elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit
fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn.
Ada sesuatu hal yang unik pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah
pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak
langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc.
Sehingga pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi
ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam
menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah yang terlebih dahulu terionisasi.

Praktikum Anorganik III 2


Praktikum Anorganik III 2

3. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai
2 1
elektron pada kulit terluar 4s , sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s
4. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi
lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga,
energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih
kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang
memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat
semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan
1 2
konfigurasi elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan
5 2
konfigurasi (n-1)d ns , akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi
6 2
elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi
penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari
bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya.
Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam
golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa
kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah
sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau
transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks
k ompleks yang berkarakter d1-d9 merupakan
kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d.
Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama d,
transisinya disebut transisi d-d .

Pada orbital d terjadi pembelahan atau splitting orbital yang akan


menghasilkan dua tingkat energi yaitu eg dan t2g pada oktahedral. Pada kompleks d0
dan d10 memiliki keistimewaan karena terdapat senyawa dari kompleks ini yang
menghasilkan warna karena adanya transisi transfer muatan (Charge
(Charge Transfer).
Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas transfer muatan logam ke ligan (metal
( metal

Praktikum Anorganik III 3


Praktikum Anorganik III 2

3. Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai
2 1
elektron pada kulit terluar 4s , sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s
4. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi
lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Sehingga,
energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih
kecil dibanding unsur golongan utama. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang
memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat
semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Pada skandium dengan
1 2
konfigurasi elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan
5 2
konfigurasi (n-1)d ns , akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, misalnya besi Fe dengan konfigurasi
6 2
elektron (n-1)d ns , bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi
penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari
bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya.
Logam-logam golongan transisi sifatnya berbeda dengan logam-logam
golongan utama. Logam transisi dapat membentuk senyawa koordinasi. Senyawa
kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada daerah
sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunaan untuk melakukan promosi atau
transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks
k ompleks yang berkarakter d1-d9 merupakan
kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d.
Bila kedua orbital molekul yang memungkinkan transisi memiliki karakter utama d,
transisinya disebut transisi d-d .

Pada orbital d terjadi pembelahan atau splitting orbital yang akan


menghasilkan dua tingkat energi yaitu eg dan t2g pada oktahedral. Pada kompleks d0
dan d10 memiliki keistimewaan karena terdapat senyawa dari kompleks ini yang
menghasilkan warna karena adanya transisi transfer muatan (Charge
(Charge Transfer).
Transisi transfer muatan diklasifikasikan atas transfer muatan logam ke ligan (metal
( metal

Praktikum Anorganik III 3


Praktikum Anorganik III 3

(M) to ligand (L) charge-transfers (MLCT)) dan transfer muatan ligan ke logam
(LMCT).

Senyawa-senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan
molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan
dapat berupa ion ataupun molekul netral. Ligan-ligan dapat diklasifikasikan menurut
jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya:

1. Ligan monodentat mendonorkan satu pasang elektron bebasnya kepada logam atau
- -
ion logam. Contoh ligan-ligan monodentat adalah NH3, H2O, NO2 , dan CN .
2. Ligan bidentat mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau ion
logam. Contohnya ethylendiamine, NH2CH2CH2NH2.

- - - -
Molekul netral (H2O, NH3) dan anion (F , Cl , Br , CN ) dapat bertindak
sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan ion logam,
menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion kompleks.
Misalnya, sebagian besar ion logam transisi membentuk ion kompleks dengan
3-
molekul-molekul air, bila dilarutkan dalam air. Contohnya [Co(NO2)6] dan
4-
[Fe(CN)6] . Senyawa-senyawa ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah
yang berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung dalam
reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain secara berurutan. Reasi
ini sering disertai perubahan warna larutan. Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai
inert atau labil, bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks
yang lebih mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert
mengalami reaksi substitusi secara lambat.

Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode
keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi
2 7
periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s 3d ). Bilangan oksidasi rendah
3+ 2+ 2+ + 2+
umumnya ditemukan pada ion Cr , Mn , Fe , Fe3+, Cu , dan Cu , sedangkan
2- 2-
bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO4 , Cr2O7 , dan
-
MnO4 . Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan.

Praktikum Anorganik III 4


Praktikum Anorganik III 4

1. Tembaga (Cu)
Tembaga adalah logam merah-muda yang lunak, dapat ditempa, tak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia
bisa larut sedikit.
 Larutan Amonia
Bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit, akan dihasilkan endapan
biru yang merupakan garam basa yang larut dalam reagensia berlebih
menghasilkan warna biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks
teteraaminokuprat (II).
2+ 2- +
2Cu + SO4 + 2NH3 + 2H2O  Cu(OH)2.SO4 + 2NH4
2+ 2- -
Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3  2[Cu(NH3)4] + SO4 + 2OH
Jika larutan mengandung garam amonium, pengendapan tidak terjadi sama
sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk.
 Natrium Hidroksida
endapan biru tembaga (II) hidroksida dimana endapan tersebut tidak larut dalam
reagen berlebih.
2+ -
Cu + 2OH  Cu(OH)2
2. Besi (Fe)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat.
 Reaksi dengan asam
Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi,
+ 2+
Fe + 2H  Fe + H2
2+ -
Fe + 2HCl  Fe + 2Cl + H2
Asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi dengan membentuk gas nitrogen
oksida dan ion besi (III):
+ 3+
Fe + HNO3 + 3H  Fe + NO + 2H2O
Besi (II)
Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari besi (II) oksida, FeO.
Dalam larutan, berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan
menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat.

Praktikum Anorganik III 5


Praktikum Anorganik III 5

 Larutan NaOH
menghasilkan endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)2, bila tidak terdapat di
udara sama sekali. Endapan ini tak larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut
dalam asam.
2+ -
Fe + 2OH  Fe(OH)2
Bila terkena udara, besi (II) hidroksida dengan cepat dioksidasikan, yang pada
akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida yang coklat-kemerahan. Pada
kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau kotor dengan
penambahan hidrogen peroksida, ia segera dioksidasikan menjadi besi (III)
hidroksida.
4Fe(OH)2 +2H2O + O2  4Fe(OH)3
2Fe(OH)2 +H2O2  2Fe(OH)3
 Larutan Amonia
Terjadi endapan putih besi (II) hidroksida, Fe(OH)2, tetapi jika ada ion
amonium dalam jumlah lebih banyak, disosiasi amonium hidroksida tertekan
dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali
kelarutan besei (II) hidroksida tidak tercapai sehingga tidak terjadi
pengendapan.
 Larutan amonium tiosianat
Tak diperoleh pewarnaan dengan garam-garam besi (II) yang murni (perbedaan
dari ion-ion besi (III)).
Fe (III)
Garam-garam besi (III) (atau
(atau feri) diturunkan dari oksida besi
besi (III), Fe2O3. Mereka
lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutan, berwarna kuning muda .
 Larutan Amonia
endapan coklat merah seperti gelatin dari besi (III) hidroksida yang tak
larut dalam reagensia berlebih, tetapi larut dalam asam.
3+ 4+
Fe + 3NH3 + 3H2O  Fe(OH)3 + 3NH
Hasil kali kelarutan besi (III) hidroksida sangat kecil sehingga terjadi
pengendapan sempurna. Pengendapan tak terjadi jika ada serta asam-asam

Praktikum Anorganik III 6


Praktikum Anorganik III 6

organik tertentu. Besi (III) hidroksida diubah pada pemanasan yang kuat
menjadi besi (III) oksida, oksida yang dipijarkan dapat larut namun sukar dalam
larutan asam encer, tetapi melarut setelah didinginkan dengan keras bersama
asam klorida pekat.
2Fe(OH)3  Fe2O3 +3H2O
+ +
Fe2O3 + 6H  2Fe3 + 3H2O
 Larutan Natrium Hidroksida
endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida yang tak larut dalam
reagensia berlebih.
3+ -
Fe + 3OH  Fe(OH)3
 Larutan amonium tiosianat
Dalam larutan yang sedikit asam, dihasilkan warna merah tua (perbedaan dari
ion besi (II)), yang disebabkan karena pembentukan suatu kompleks besi (III)
tiosianat yang tak berdisosiasi:
3+ -
Fe + 3SCN  Fe(SCN)3

3. Kromium (Cr)
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan dapat ditempa
dengan berarti. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak
terkena udara:
+ 2+
Cr + 2H  Cr + H2
2+ -
Cr + 2HCl  Cr + 2Cl + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi
teroksidasi ke keadaan trivalen:
2+ + 3+
4Cr + O2 + 4H  4Cr + 2H2O
 Larutan Amonia
endapan seperti gelatin yang berwarna abu-abu hijau sampai abu-abu biru
yaitu kromium (III) hidroksida, Cr(OH)3 yang sedikit larut dalam zat
pengendap berlebih dalam keadaan dingin dengan membentuk larutan
lembayung atau merah jambu yang mengandung ion kompleks

Praktikum Anorganik III 7


Praktikum Anorganik III 7

heksaaminakromat (III) dengan mendidihkan larutan, kromium hidroksida


diendapkan.
3+ 4+
Cr + 3NH3 + 3H2O  Cr(OH)3 + 3NH
3+ -
Cr(OH)3 + 6NH3  [Cr(NH3)6] + 3OH
 Larutan Natrium Hidroksida
endapan kromium (III) hidroksida, Cr(OH)3
3+ -
Cr + 3OH  Cr(OH)3
Reaksi ini reversibel dengan sedikit penambahan asam endapan melarut.
Dalam reagensia berlebih, endapan melarut dengan mudah dimana akan
terbentuk ion tetrahidroksokromat (III).
- -
Cr(OH)3 + OH  [Cr(OH)4]
4. Nikel (Ni)
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempa dan
sangat kukuh dan besifat sedikit magnetis.
 Larutan Natrium Hidroksida
endapan hijau nikel (II) hidroksida, Ni(OH)2.
2+ -
Ni + 2OH  Ni(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensian berlebih. Tak terjadi endapan jika serta
tartrat atu sitrat, karena terbentuk kompleks.
 Larutan Amonia
endapan hijau nikel (II) hidroksida, Ni(OH)2
2+ - +
Ni + 2NH3 + 2OH  Ni(OH)2 + 2NH4
yang larut dalam reagensia berlebih
2+ -
Ni(OH)2 + 6NH3  [Ni(NH3)6] + 2OH
Larutan berubah menjadi biru tua. Jika ada serta garam amonium tak terjadi
pengendapan, tetapi kompleks tersebut langsung terbentuk dengan segera.
5. Mangan (Mn)
Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa besi tuang. Ia
bereaksi dengan air membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen.
 Larutan Natrium Hidroksida

Praktikum Anorganik III 8


Praktikum Anorganik III 8

endapan mangan (II) hidroksida, Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih.


2+ -
Mn + 2OH  Mn(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensia berlebih. Endapan dengan cepat teroksidasi
bila terkena udara, menjdai coklat, ketika terbentuk mengan dioksida berhidrat,
MnO(OH)2.
-
Mn(OH)2 + H2O2  MnO(OH)2 + 2OH
 Larutan Amonia
endapan mangan (II) hidroksida, Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih.
2+ +
Mn + 2NH3 + 2H2O  Mn(OH)2 + 2NH4
Endapan larut dalam garam-garam amonium dimana reaksi berlangsung ke arah
kiri. Pengendapan tak terjadi jika serta garam-garam amonium, disebabkan oleh
turunnya ion hidroksil yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
menghasilkan Mn(OH)2.
6. Zink (Zn)
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa.
 Larutan Natrium Hidroksida
endapan seperti gelatin putih, yaitu zink (II) hidroksida, Zn(OH)2.
2+ -
Zn + 2OH  Zn(OH)2
Endapan larut dalam asam
+ 2+
Zn(OH)2 + 2H  Zn + 2H2O
Dan juga dalam reagen berlebih
- 2-
Zn(OH)2 + 2OH  [Zn(OH)4]
Jadi, zink hidroksida adalah senyawa yang bersifat amfoter.
 Larutan Amonia
endapan seperti gelatin putih, yaitu zink (II) hidroksida, yang mudah larut
dalam reagensia berlebih dan dalam larutan amonium karena menghasilkan
tetraaminzinkat (II). Tidak diendapkannya zink hidroksida oleh larutan amonia
jika ada amonium klorida disebabkan oleh menurunnya konsentrasi ion-
hidroksil sehingga hasil kali Zn(OH)2 tak tercapai.
2+ +
Zn + 2NH3 + 2H2O  Zn(OH)2 + 2NH4

Praktikum Anorganik III 9


Praktikum Anorganik III 9

2+ -
Zn(OH)2 + 4NH3  [Zn(NH3)4] + 2OH
7. Kobalt (Co)
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat sedikit magnetik.
Logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral enc er.
 Larutan Natrium Hidroksida
dalam keaadaan dingin mengendap suatu garam basa berwarna biru.
2+ - -
Co + OH + NO3  Co(OH)NO3 
Pada pemanasan dengan alkali berlebih garam basa itu diubah menjadi endapan
kobalt (II) hidroksida yang berwarna merah jambu
- -
Co(OH)NO3  + OH  Co(OH)2 + NO3
 Larutan Amonia
Jika tak terdapat garam-garam amonium, sedikit amonia akan mengendapkan
garam basa.
2+ - +
Co + NH3 + H2O + NO3  Co(OH)NO3  + NH4
Kelebihan reagensia melarutkan endapan dimana ion-ion heksaaminakobaltat
(II) terbentuk.
2+ - -
Co(OH)NO3  + 6NH3  [Co(NH3)6] + NO3 + OH
Pengendapan garam basa tak terjadi sama sekali jika ada serta ion amonium
dalam jumlah yang lebih banyak, melainkan kompleks tersebut akan terbentuk
dalam satu tahap. Pada kondisi demikian, kesetimbangan menjadi sepert
berikut:
2+ + 2+ +
Co + 6NH4  [Co(NH3)6] + H
 Larutan amonium tiosianat
Dengan menambahkan beberapa butir kristal amonium tiosianat kepada kobalt
(II) yang netral atau asam, muncul warnan biru karena terbentuk ion
tetratiosianatokobaltat (II):
2+ - 2-
Co + 4SCN  [Co(SCN)4]

Praktikum Anorganik III 10


Praktikum Anorganik III 10

Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan terbentuk ion
2+
kompleks [Ni(H2O)6] yang berwarna hijau. Pada penambahan NH3 pekat, warna
2+
larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion kompleks [Ni(NH3)6] .

VI. ALAT DAN BAHAN


- ALAT
1. Tabung Reaksi 30 buah
2. Pembakar Spirtus 1 buah
3. Spatula 1 buah
4. Pipet tetes secukupnya
5. Kaca Arloji 2 buah
6. Penjepit kayu 1 buah
7. Pembakar spirtus 1 buah
8. Kakitiga dan kasa @1 buah

- BAHAN
 Aquades  Dimethilglioxime (DMG)

 Ammonia pekat 2M  Ethylendiamin

 CoCl2 0,1 M  Butiran Zn / serbuk ZnCl2

 CrCl3.6H2O(s) 0,1 M  Larutan Na2C2O4

 FeCl3(s) 0,1 M  Larutan Na2EDTA

 FeSO4(s) 0,1 M  NiCl2 0,1 M

 NaOH 0.6M, 1M, 2M, 6M  MnSO4 0,1 M

 CuSO4.5H2O(s) 0,1 M  NH4CNS 0,1 M

 CuCl2.2H2O(s)  1,10-phenantrolin

 Fe(NH3)2SO4 0,1 M  K2Cr2O7(s) 0,1 M


 Fe(NO3) 0,1 M  K4[Fe(CN)6] 0,1 M

 HCl 2 M & 12 M  KSCN jenuh


 HNO3 2 M, pekat  Ni(NO3)2

Praktikum Anorganik III 11


Praktikum Anorganik III 11

VII. ALUR PERCOBAAN


Percobaan I : Reaksi beberapa ion logam transisi
a. Reaksi dengan NaOH

CrCl3 Mn(SO4) Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2

-masing-masing sebanyak 1 ml dimasukkan


dalam tabung reaksi

-ditambah tetes demi tetes NaOH 1M,dan


ditambah juga NaOH berlebih

-dicatat warna endapan yang dihasilkan dan


diamati juga endapan-endapan yang larut
dalam NaOH berlebih

Perubahan warna

Praktikum Anorganik III 12


Praktikum Anorganik III 12

b. Reaksi dengan ammonia

CrCl3 Mn(SO4) Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2

-masing-masing sebanyak 1 ml dimasukkan


dalam tabung reaksi

-ditambah tetes demi tetes larutan amonia,dan


ditambah juga larutan amonia berlebih

-dicatat warna endapan yang dihasilkan dan


diamati juga endapan-endapan yang larut
dalam NaOH berlebih

Perubahan warna

c.Reaksi dengan Amonium Tio Sianat

CrCl3 Mn(SO4) Fe(NH3)2SO4 FeCl3 CoCl2 NiCl2 CuSO4 ZnCl2

-masing-masing sebanyak 1 ml dimasukkan


dalam tabung reaksi

-ditambah larutan Amonium Tio Sulfat dengan


volume yang sama

-dicatat perubahan warnanya dengan


dibandingkan dengan blanko(1ml garam logam
transisi dan 1 ml aquades untuk mengganti
ammonium tio sianat

Perubahan warna

Praktikum Anorganik III 13


Praktikum Anorganik III 13

Percobaan II : Pembentukan ion kompleks oleh ion logam transisi

a. Kompleks Cr (III)

2 mL larutan encer CrCl3

-dimasukkan masing-masing kedalam


3 tabung reaksi

--pada tabung 1 ditambah sedikit


larutan Na2C2O4dan kocok campuran
yang dihasilkan

-dicatat perubahan warna larutan

Perubahan warna

b. Kompleks Fe(II) dan Fe (III)

1. 1mL larutan Fe(II)

-dimasukkan dalam tabung reaksi

-ditambah 2-3 tetes PP

-diamati perubahan yang terjadi

Hasil
pengamatan

Praktikum Anorganik III 14


Praktikum Anorganik III 14

2. 2mL larutan FeCl3

-dimasukkan dalam tabung reaksi

-ditambah 2 tetes larutan ammonium tiosianat


untuk membentuk warna gelap larutan

-ditambah sedikit natrium oksalat

-dikocok dan dicatat warna larutan terakhir

-jika ditambah ammonium tio sianat berlebih


apakah dihasilkan larutan yang berwarna merah
bata

Hasil
pengamatan

c. Kompleks kobal (II)

1mL Larutan Ni(II)


1mL Larutan Ni(II) 1mL Larutan Ni(II)

-dimasukkan tabung
-dimasukkan tabung reaksi 2 -dimasukkan tabung
reaksi 1
reaksi3
-ditambah beberapa tetes
-ditambah beberapa
larutan DMG Ditambah sedikit larutan
tetes ethylendiamin
Na2EDTA

Hasil
Hasil Hasil
pengamatan
pengamatan pengamatan

Praktikum Anorganik III 15


Praktikum Anorganik III 15

d. Kompleks Cu(II)

1.
Satu spatula kecil padatan Satu spatula kecil padatan
CuSO4.5H2O CuCl22H2O

-masing-masing tempatkan pada kaca


arloji

-diamati keadaan fisiknya

-dicatat perbedaannya

Perbedaan padatan

2.

Larutan tembaga sulfat 1mL


Larutan tembaga sulfat 1mL

-dimasukkan tabung reaksi 1


-dimasukkan tabung reaksi2
-ditambah beberapa tetes ethylene
-ditambah sedikit larutan Na2EDTA
diamin
ethylene diamin

-dikocok dan diamati perubahannya


-dikocok dan diamati perubahannya
perubahannya

Hasil pengamatan Hasil pengamatan

Praktikum Anorganik III 16


Praktikum Anorganik III 16

Percobaan III : Perubahan tingkat Oksidasi


2+ 3+
a. Perubahan Fe menjadi Fe

1mL larutan FeSO4

-dimasukkan tabung reaksi

-ditambah 3 tetes asam nitrat pekat

-dipanaskan sampai 1-2 menit

-larutan dibiarkan dingin

-ditambah NaOH 2M secara perlahan


sampai terbentuk endapan permanen

Hasil pengamatan

6+ 3+
b. Penentuan Cr menjadi Cr

2ml larutan encer kalium dikromat

-dimasukkan tabung reaksi

-dipanaskan

--ditambah 1-2 butir seng dan 1,5 mL


HCl pekat

-diamati perubahan warnanya

Hasil
pengamatan

Praktikum Anorganik III 17

VIII. HASIL PENGAMATAN


Praktikum Anorganik III 17

VIII. HASIL PENGAMATAN


Percobaan 1a: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan NaOH 1 M

Pengamatan
Larutan Setelah penambahan Setelah penambahan
Rumus senyawa Rumus ion kompleks
Garam Sebelum reaksi tetes demi tetes berlebih NaOH (10-15
yang terbentuk yang terbentuk
NaOH (3 tetes) tetes)
Larutan berwarna Larutan biru kehijauan 3-
CrCl3 Larutan biru kehijuan [Cr(H2O)3(OH)3](s) [Cr(OH)6] (aq)
biru jernih (++) (+)
Larutan tak Larutan coklat muda Larutan coklat tua +
Mn(SO4) [Mn(H2O)4(OH)2](s) [Mn(H2O)3(OH)3](s)
berwarna + endapan (+) endapan coklat (++)
Larutan berwarna Larutan hijau tua + - Larutan hijau +
Fe(NH 3)2SO4 [Fe(H2O)4(OH)2] (aq) [Fe(H2O)3(OH)3](s)
kuning jernih endapan endapan
Larutan berwarna Larutan tak berwarna - Larutan tak berwarna +
FeCl3 [Fe(H2O)3(OH)3] (aq) [Fe(H2O)2(OH)4](s)
kuning (++) + endapan coklat endapan coklatan (+)
Larutan berwarna Larutan coklat +
CoCl2 Larutan hijau keruh [Co(H2O)4(OH)2](s) [Co(H2O)3(OH)3](s)
merah muda jernih endapan
Larutan berwarna
NiCl2 Larutan tak berwarna [Ni(H2O)4(OH)2](s) Larutan tak berwarna [Ni(OH)3(H2O)3](s)
hijau toska jernih
Larutan berwarna Larutan biru (+) + Larutan biru (++) +
CuSO4 [Cu(H2O)4(OH)2](s) [Cu(H2O)3(OH)3](s)
biru jernih endapan endapan (++)
Larutan tak Larutan keruh +
ZnCl2 [Zn(H2O)4(OH)2](s) Larutan keruh [Zn(H2O)3(OH)3](s)
berwarna endapan

Praktikum Anorganik III 18

Percobaan 1b: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2 M

Pengamatan
Larutan Setelah penambahan Setelah penambahan
Rumus senyawa Rumus ion kompleks
Garam Sebelum reaksi tetes demi tetes NH 3 berlebih NH3 (10-15
yang terbentuk yang terbentuk
(3 tetes) tetes)
Larutan kehijauan Larutan kehijauan 3+
CrCl3 Larutan biru jernih [Cr(H2O)3(OH)3](s) [Cr(NH 3)6] (aq)
keruh keruh (+)
Larutan tak Larutan kuningan Larutan kuning (++) +
Mn(SO4) [Mn(H2O)4(OH)2](s) [Mn(NH 3)4]2+(aq)
berwarna keruh endapan
Larutan jernih Larutan biru 2+ Larutan biru kehijauan 2+
Fe(NH 3)2SO4 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kekuningan kehijauan (++) (+)
Larutan berwarna Larutan tak berwarna, 3+ Larutan tak berwarna + 3+
FeCl3 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kuning jernih endapan kecoklatan endapan coklat (++)
Larutan berwarna Larutan biru + Larutan biru + endapan
CoCl2 [Co(NH3)6]2+(aq) [Co(NH3)6]2+(aq)
merah muda jernih endapan (+) (++)
Larutan berwarna Larutan biru toska 2+ Larutan biru toska 2+
NiCl2 [Ni(H2O)(NH3)5] (aq) [Ni(NH 3)6] (aq)
biru toska jernih jernih (+) jernih
Larutan berwarna
CuSO4 Biru muda [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq) Larutan biru tua [Cu(NH3)4]2+(aq)
biru jernih
Larutan tak Larutan keruh + Larutan keruh + 2+
ZnCl2 [Zn(NH s)(OH)2](s) [Zn(NH 3)4] (aq)
berwarna endapan (+) endapan (++)
Praktikum Anorganik III 18

Percobaan 1b: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonia 2 M

Pengamatan
Larutan Setelah penambahan Setelah penambahan
Rumus senyawa Rumus ion kompleks
Garam Sebelum reaksi tetes demi tetes NH 3 berlebih NH3 (10-15
yang terbentuk yang terbentuk
(3 tetes) tetes)
Larutan kehijauan Larutan kehijauan 3+
CrCl3 Larutan biru jernih [Cr(H2O)3(OH)3](s) [Cr(NH 3)6] (aq)
keruh keruh (+)
Larutan tak Larutan kuningan Larutan kuning (++) +
Mn(SO4) [Mn(H2O)4(OH)2](s) [Mn(NH 3)4]2+(aq)
berwarna keruh endapan
Larutan jernih Larutan biru 2+ Larutan biru kehijauan 2+
Fe(NH 3)2SO4 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kekuningan kehijauan (++) (+)
Larutan berwarna Larutan tak berwarna, 3+ Larutan tak berwarna + 3+
FeCl3 [Fe(H2O)(NH3)5] (aq) [Fe(NH 3)6] (aq)
kuning jernih endapan kecoklatan endapan coklat (++)
Larutan berwarna Larutan biru + Larutan biru + endapan
CoCl2 [Co(NH3)6]2+(aq) [Co(NH3)6]2+(aq)
merah muda jernih endapan (+) (++)
Larutan berwarna Larutan biru toska 2+ Larutan biru toska 2+
NiCl2 [Ni(H2O)(NH3)5] (aq) [Ni(NH 3)6] (aq)
biru toska jernih jernih (+) jernih
Larutan berwarna
CuSO4 Biru muda [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq) Larutan biru tua [Cu(NH3)4]2+(aq)
biru jernih
Larutan tak Larutan keruh + Larutan keruh + 2+
ZnCl2 [Zn(NH s)(OH)2](s) [Zn(NH 3)4] (aq)
berwarna endapan (+) endapan (++)

Praktikum Anorganik III 19

Percobaan 1c: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium tiosianat 0,1 M
Warna larutan Amonium tiosianat: tak berwarna

Pengamatan
Larutan
Setelah penambahan NH4CNS
Garam Sebelum reaksi Rumus ion kompleks
(3 tetes)
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih (+) Larutan biru jernih -
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kekuningan -
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna jernih kekuningan Larutan jernih kekuningan (+) [Fe SCN]+
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan merah kehitaman [Fe(SCN)]
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan merah muda jernih -
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan biru toska jernih -
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan hijau muda jernih [Cu(SCN)]+
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan jernih kekuningan -
Praktikum Anorganik III 19

Percobaan 1c: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi dengan Larutan Amonium tiosianat 0,1 M
Warna larutan Amonium tiosianat: tak berwarna

Pengamatan
Larutan
Setelah penambahan NH4CNS
Garam Sebelum reaksi Rumus ion kompleks
(3 tetes)
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih (+) Larutan biru jernih -
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan kekuningan -
Fe(NH3)2SO4 Larutan berwarna jernih kekuningan Larutan jernih kekuningan (+) [Fe SCN]+
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan merah kehitaman [Fe(SCN)]
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan merah muda jernih -
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan biru toska jernih -
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan hijau muda jernih [Cu(SCN)]+
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan jernih kekuningan -

Praktikum Anorganik III 20

d. Blanko

Garam Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan 1 mL air
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih (+)
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Fe(NH3)2SO4 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan berwarna kuning jernih
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan berwarna merah muda jernih
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan berwarna biru toska jernih
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna

Percobaan 2: Pembentukan Ion Kompleks oleh Ion Logam Transisi

a. Kompleks Cr(III)
Warna larutan CrCl3.6H2O: hijau jernih

Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah Rumus ion kompleks
ditambahkan ditambahkan bereaksi (3 tetes) yang terbentuk
Larutan berwarna hijau 3-
Na2C2O4(s) Larutan tak berwarna [Cr(C2O4)3] (aq)
muda
3- + -
Struktur ion kompleks: CrCl3(aq) + Na2C2O4(aq)  [Cr(C 2O4)3] (aq) + 2Na + 3Cl
Praktikum Anorganik III 20

d. Blanko

Garam Pengamatan
Sebelum reaksi Setelah penambahan 1 mL air
CrCl3 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih (+)
Mn(SO4) Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
Fe(NH3)2SO4 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna
FeCl3 Larutan berwarna kuning jernih Larutan berwarna kuning jernih
CoCl2 Larutan berwarna merah muda jernih Larutan berwarna merah muda jernih
NiCl2 Larutan berwarna biru toska jernih Larutan berwarna biru toska jernih
CuSO4 Larutan berwarna biru jernih Larutan berwarna biru jernih
ZnCl 2 Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna

Percobaan 2: Pembentukan Ion Kompleks oleh Ion Logam Transisi

a. Kompleks Cr(III)
Warna larutan CrCl3.6H2O: hijau jernih

Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah Rumus ion kompleks
ditambahkan ditambahkan bereaksi (3 tetes) yang terbentuk
Larutan berwarna hijau 3-
Na2C2O4(s) Larutan tak berwarna [Cr(C2O4)3] (aq)
muda
3- + -
Struktur ion kompleks: CrCl3(aq) + Na2C2O4(aq)  [Cr(C 2O4)3] (aq) + 2Na + 3Cl

Praktikum Anorganik III 21

b. Kompleks Fe(II)
Warna larutan Ferro sulfat: hijau jernih

Garam Pengamatan
Setelah penambahan kristal Rumus ion kompleks yang
1,10-phenanthroline terbentuk
+
FeSO4 + air Larutan kuning [Fe(1,10-phenanthroline)6] (aq)

Struktur ion kompleks:


Praktikum Anorganik III 21

b. Kompleks Fe(II)
Warna larutan Ferro sulfat: hijau jernih

Garam Pengamatan
Setelah penambahan kristal Rumus ion kompleks yang
1,10-phenanthroline terbentuk
+
FeSO4 + air Larutan kuning [Fe(1,10-phenanthroline)6] (aq)

Struktur ion kompleks:

Praktikum Anorganik III 22

2+

N N
N

Fe
N

N N

[Fe (1,10 phenanthroline) 3]2+

c. Kompleks Fe(III)
Warna larutan FeCl3: kuning (++)

Larutan Garam Pengamatan


Setelah penambahan Setelah Rumus Ion Kompleks
Rumus ion kompleks yang
tetes demi tetes penambahan yang terbentuk
terbentuk
NH4CNS Na2C2O4
FeCl3 [Fe(1,10- Jingga  merah [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)]
Larutan kuning 2+
phenanthroline)6] (aq)

Setelah penambahan NH4CNS berlebih (4 tetes) warna larutan: jingga merah


Struktur ion kompleks:
2+
[Fe(H2O)4Cl2]Cl + NH4CNS  [Fe(H2O)3(CNS)] (aq) + NH4Cl + 2Cl
Praktikum Anorganik III 22

2+

N N
N

Fe
N

N N

[Fe (1,10 phenanthroline) 3]2+

c. Kompleks Fe(III)
Warna larutan FeCl3: kuning (++)

Larutan Garam Pengamatan


Setelah penambahan Setelah Rumus Ion Kompleks
Rumus ion kompleks yang
tetes demi tetes penambahan yang terbentuk
terbentuk
NH4CNS Na2C2O4
FeCl3 [Fe(1,10- Jingga  merah [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)]
Larutan kuning 2+
phenanthroline)6] (aq)

Setelah penambahan NH4CNS berlebih (4 tetes) warna larutan: jingga merah


Struktur ion kompleks:
2+
[Fe(H2O)4Cl2]Cl + NH4CNS  [Fe(H2O)3(CNS)] (aq) + NH4Cl + 2Cl

Praktikum Anorganik III 23

2+ +
[Fe(H2O)3(CNS)] + Na2CaO4  [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)] (aq) + 2NaCl

d. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda jernih

Reagen yang Warna reagen yang Rumus ion kompleks


Pengamatan setelah bereaksi
ditambahkan ditambahkan yang terbentuk
Larutan berwarna merah muda 2+
Larutan Ethylendiamin Larutan tak berwarna [Co(en)2]
(+)
Larutan berwarna merah muda
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna [Co(EDTA)]
(++)
Struktur ion kompleks:
Praktikum Anorganik III 23

2+ +
[Fe(H2O)3(CNS)] + Na2CaO4  [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)] (aq) + 2NaCl

d. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : merah muda jernih

Reagen yang Warna reagen yang Rumus ion kompleks


Pengamatan setelah bereaksi
ditambahkan ditambahkan yang terbentuk
Larutan berwarna merah muda 2+
Larutan Ethylendiamin Larutan tak berwarna [Co(en)2]
(+)
Larutan berwarna merah muda
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna [Co(EDTA)]
(++)
Struktur ion kompleks:

Praktikum Anorganik III 24

e. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : biru toska jernih

Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah
kompleks yang
ditambahkan ditambahkan bereaksi
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna hijau (+) [Ni(NO3)(en)]
Larutan berwarna merah 2+
Dimethylglioksim Larutan tak berwarna [Ni(DMG)]
muda (+)
+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru (+) [Ni(EDTA) 2]
Struktur ion kompleks:
Praktikum Anorganik III 24

e. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : biru toska jernih

Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang Pengamatan setelah
kompleks yang
ditambahkan ditambahkan bereaksi
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna hijau (+) [Ni(NO3)(en)]
Larutan berwarna merah 2+
Dimethylglioksim Larutan tak berwarna [Ni(DMG)]
muda (+)
+
Larutan Na2EDTA Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru (+) [Ni(EDTA) 2]
Struktur ion kompleks:

Praktikum Anorganik III 25

NH2
H2 N
2+
H 2N

Ni
NH 2

H 2N

NH 2

2+
[Ni(en)3]2+ [Ni(DMG)]

[Ni(EDTA) 2]2+

f. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : kristal berwarna biru tua
Warna CuCl2.2H2O : kristal (seperti jarum) berwarna biru muda
Larutan CuSO4(aq) : biru muda jernih

Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang
Pengamatan setelah bereaksi kompleks yang
ditambahkan ditambahkan
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru jernih (+) [Cu(en)2]
Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru jernih(++) [Cu(EDTA) 2]
Praktikum Anorganik III 25

NH2
H2 N
2+
H 2N

Ni
NH 2

H 2N

NH 2

2+
[Ni(en)3]2+ [Ni(DMG)]

[Ni(EDTA) 2]2+

f. Kompleks Cu (II)
Warna CuSO4.5H2O : kristal berwarna biru tua
Warna CuCl2.2H2O : kristal (seperti jarum) berwarna biru muda
Larutan CuSO4(aq) : biru muda jernih

Rumus ion
Reagen yang Warna reagen yang
Pengamatan setelah bereaksi kompleks yang
ditambahkan ditambahkan
terbentuk
+
Ethylendiamin Larutan tak berwarna Larutan berwarna biru jernih (+) [Cu(en)2]
Larutan Na2EDTA Larutan tidak berwarna Larutan berwarna biru jernih(++) [Cu(EDTA) 2]

Praktikum Anorganik III 26

Struktur ion kompleks:


NH2
H2 N
2+
H 2N

Cu
NH2

H 2N

NH 2

[Cu(en)3]2+ 2+
[Cu(EDTA)2]

Percobaan III: Perubahan tingkat oksidasi


2+ 3+
a. Perubahan Fe menjadi Fe
Warna larutan ferrosulfat : jernih kekuningan

Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Penambahan HNO3 pekat 3 tetes Larutan berwarna kuning Fe +(aq) + HNO3(aq) + 3H+  Fe + + NO(g) + 2H2O(l)
+ + -
Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan hijau (++) Fe (aq)  Fe (aq) + e
Setelah didinginkan Larutan hijau (+)
+
Penambahan larutan NaOH 2M Larutan kuning + endapan coklat Fe + NaOH  Fe(OH)3(s)
Praktikum Anorganik III 26

Struktur ion kompleks:


NH2
H2 N
2+
H 2N

Cu
NH2

H 2N

NH 2

[Cu(en)3]2+ 2+
[Cu(EDTA)2]

Percobaan III: Perubahan tingkat oksidasi


2+ 3+
a. Perubahan Fe menjadi Fe
Warna larutan ferrosulfat : jernih kekuningan

Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang terjadi
Penambahan HNO3 pekat 3 tetes Larutan berwarna kuning Fe +(aq) + HNO3(aq) + 3H+  Fe + + NO(g) + 2H2O(l)
+ + -
Setelah dipanaskan 1-2 menit Larutan hijau (++) Fe (aq)  Fe (aq) + e
Setelah didinginkan Larutan hijau (+)
+
Penambahan larutan NaOH 2M Larutan kuning + endapan coklat Fe + NaOH  Fe(OH)3(s)

Praktikum Anorganik III 27

6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga (++)

Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang


Perlakuan Pengamatan
terjadi
-
Pemanasan Larutan berwarna jingga (++) [Cr2O7 ]
- + + +
larutan berwarna jingga (++), Cr2O7 + 3Zn + 14H  3Zn + 2Cr + 7H2O
Penambahan bijih Zn terbentuk endapan berwarna
abu-abu
+
Larutan berwarna hijau tua Cr + 2HCl  CrCl2(aq) + H2(g)
Penambahan HCl pekat
kebiruan
Hijau tua (++) ada gelembung [Cr(H2O)3(Cl)2]
Pemanasan
gas klor
+ + -
Penambahan HNO3 setelah Larutan berwarna hijau tua K2Cr2O7(aq) + 14HCl  2Cr + 3Cl2 + 2K + Cl + 7H2O(l)
perubahan warna akhir (hijau jernih
tua kebiruan (++))
Praktikum Anorganik III 27

6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga (++)

Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang


Perlakuan Pengamatan
terjadi
-
Pemanasan Larutan berwarna jingga (++) [Cr2O7 ]
- + + +
larutan berwarna jingga (++), Cr2O7 + 3Zn + 14H  3Zn + 2Cr + 7H2O
Penambahan bijih Zn terbentuk endapan berwarna
abu-abu
+
Larutan berwarna hijau tua Cr + 2HCl  CrCl2(aq) + H2(g)
Penambahan HCl pekat
kebiruan
Hijau tua (++) ada gelembung [Cr(H2O)3(Cl)2]
Pemanasan
gas klor
+ + -
Penambahan HNO3 setelah Larutan berwarna hijau tua K2Cr2O7(aq) + 14HCl  2Cr + 3Cl2 + 2K + Cl + 7H2O(l)
perubahan warna akhir (hijau jernih
tua kebiruan (++))

Praktikum Anorganik III 28

6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga

Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang


Perlakuan Pengamatan
terjadi
-
Pemanasan Larutan berwarna jingga (+) [Cr2O7 ]
- + + +
Penambahan bijih Zn larutan jingga kehijauan Cr2O7 + 3Zn + 14H  3Zn + 2Cr + 7H2O
+
Penambahan HCl pekat Larutan jingga kecoklatan Cr + 2HCl  CrCl2(aq) + H2(g)
+
Pemanasan Hijau tua kecoklatan [Cr(H2O)3(Cl)2]
-
Penambahan HNO3 setelah Hijau tua K2Cr2O7(aq) + 14HCl  2Cr + 3Cl2 + 2K + Cl + 7H2O(l)
perubahan warna akhir (hijau
tua )
Praktikum Anorganik III 28

6+ 3+
a. Perubahan Cr menjadi Cr
Warna larutan K2Cr2O7: jingga

Rumus ion kompleks yang terbentuk / reaksi yang


Perlakuan Pengamatan
terjadi
-
Pemanasan Larutan berwarna jingga (+) [Cr2O7 ]
- + + +
Penambahan bijih Zn larutan jingga kehijauan Cr2O7 + 3Zn + 14H  3Zn + 2Cr + 7H2O
+
Penambahan HCl pekat Larutan jingga kecoklatan Cr + 2HCl  CrCl2(aq) + H2(g)
+
Pemanasan Hijau tua kecoklatan [Cr(H2O)3(Cl)2]
-
Penambahan HNO3 setelah Hijau tua K2Cr2O7(aq) + 14HCl  2Cr + 3Cl2 + 2K + Cl + 7H2O(l)
perubahan warna akhir (hijau
tua )

Praktikum Anorganik III 29

IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Percobaan I: Reaksi beberapa Ion Logam Transisi
Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui beberapa reaksi
dari logam transisi. Logam yang digunakan dalam reaksi ini adalah Cr, Mn,
Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Logam-logam tersebut direaksikan dalam bentuk
garamnya dengan konsentrasi yang sama yaitu 0,1 M dan akan direaksikan
dengan NaOH, NH 3, dan NH4CNS.
a. Reaksi dengan NaOH 1M
Pada dasarnya ion-ion logam transisi akan mengendap apabila direaksikan
dengan NaOH (tidak berwarna) membentuk endapan hidroksida.
 Larutan CrCl30,1 M
Dalam larutan lembayung ion Cr 3+ terdapat sebagai ion
[Cr(H2O)6]3+, berdasarkan pengamatan kami warna tersebut tampak
sebagai larutan biru jernih (++), 1 mL larutan CrCl 3 dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NaOH, dengan cara
ditambahkan setetes demi setetes. Pada pengamatan tidak terjadi
Praktikum Anorganik III 29

IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Percobaan I: Reaksi beberapa Ion Logam Transisi
Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui beberapa reaksi
dari logam transisi. Logam yang digunakan dalam reaksi ini adalah Cr, Mn,
Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Logam-logam tersebut direaksikan dalam bentuk
garamnya dengan konsentrasi yang sama yaitu 0,1 M dan akan direaksikan
dengan NaOH, NH 3, dan NH4CNS.
a. Reaksi dengan NaOH 1M
Pada dasarnya ion-ion logam transisi akan mengendap apabila direaksikan
dengan NaOH (tidak berwarna) membentuk endapan hidroksida.
 Larutan CrCl30,1 M
Dalam larutan lembayung ion Cr 3+ terdapat sebagai ion
[Cr(H2O)6]3+, berdasarkan pengamatan kami warna tersebut tampak
sebagai larutan biru jernih (++), 1 mL larutan CrCl 3 dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NaOH, dengan cara
ditambahkan setetes demi setetes. Pada pengamatan tidak terjadi
perubahan yang signifikan (endapan tidak terjadi) akan tetapi terjadi
perubahan warna pada larutan menjadi biru kehijauan. Berdasarkan
teori larutan ini akan membentuk endapan hidroksida saat direaksikan
dengan NaOH.

[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq)⇌[Cr(H2O)3(OH)3](s)

Saat ditambahkan NaOH, ligan OH masuk menggantikan beberapa


ligan H2O. Lalu ditambahkan NaOH lagi secara berlebih sebanyak 10
tetes membentuk larutan berwarna biru kehijauan (+), hal tersebut
menunjukkan bahwa terjadi pembentukan kompleks hidrokso dalam
bentuk ion tetrahidroksokromat(III). Sesuai dengan persamaan reaksi:

[Cr(H2O)3(OH)3](s) + OH-(aq)⇌ [Cr(H2O)2(OH)4]-(aq)

 Larutan Mn(SO)4 0,1 M


Garam-garam mangan (II) umumnya tidak berwarna dan terdapat
dalam larutan warnanya agak merah jambu, hal ini disebabkan oleh
adanya ion heksaakuomanganat(II) [Mn(H 2O)6]2+. Akan tetapi dalam
Praktikum Anorganik III 30

pengamatan garam tersebut berupa larutan yang tidak berwarna.


Sebanyak 1 mL larutan Mn(SO) 4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan 3 tetes NaOH1M (larutan tidak berwarna)
ditambahkan tetes demi tetes, menghasilkan larutan coklat muda dan
terbentuk endapan coklat (+), endapan tersebut merupakan endapan
hidroksida kompleks. Warna coklat terbentuk karena endapan dengan
cepat teroksidasi bila terkena udara. Reaksi yang terjadi:
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH- [Mn(H2O)4(OH)2](s)
Kemudian ditambahkan NaOH 1M secara berlebih yaitu 10 tetes,
terjadi perubahan yang signifikan yaitu endapan coklat semakin
bertambah banyak dan larutan menjadi tidak berwarna.Endapan tidak
larut dalam reagensia berlebih.Reaksi yang terjadi yaitu:
[Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Mn(H2O)3(OH)3](s)
Dari reaksi tersebut ligan OH- mendorong masuk dan mengantikan
beberapa ligan H2O.
 Larutan Fe(NH3)SO4 0,1 M
Fe(NH3)2SO4 dalam larutan terbentuk kompleks [Fe(H 2O)6]2+,
dimana ion Fe2+ membentuk akuo kompleks [Fe(H 2O)6]2+. Sebanyak 1
mL larutan Fe(NH3)2SO4 0,1 M yang berupa larutan kuning jernih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes
NaOH 1M sebanyak 3 tetes menghasilkan larutan yang berwarna hijau
tua dan terbentuk endapan meskipun sedikit. Endapan tersebut
merupakan hidroksida amfoter yang belum sempurna yakni
membentuk kompleks [Fe(H 2O)5(OH)]+. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq)⇌ [Fe(H2O)5(OH)]+(aq)
Kemudian ditambahkan lagi larutan NaOH 1M secara berlebih
sebanyak 10 tetes.Penambahan reagen berlebih menghasilkan larutan
hijau dan endapan hijau (+).Endapan tersebut juga merupakan
hidroksida amfoter yang sudah sempurna terbentuk. Reaksinya
sebagai berikut:
[Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2](s)
Praktikum Anorganik III 31

Dari reaksi tersebut, ligan OH- mendesak dan menggantikan


beberapa ligan H2O.
 Larutan FeCl3 0,1 M
Garam-garam besi(III) lebih stabil daripada garam besi(II). Dalam
larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda,
jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin
kuat.FeCl3dalam bentuk larutan akan membentuk kompleks, yaitu
[Fe(H2O)3Cl3], dimana ionFe3+membentuk akuokompleks
heksaakuoferrat(II) [Fe(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan FeCl 3 0,1 M
yang berupa larutan kuning (+++) dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan tetes demi tetes NaOH 1M sebanyak 3 tetes.
Penambahan larutan NaOH menghasilkan larutan yang tidak berwarna
dan endapan berwarna coklat.Endapan menandakan bahwa hidroksida
amfoter mulai terbentuk. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq)
Kemudian larutan ditambahkan NaOH 1M secara berlebih
sebanyak 10 tetes.Penambahan reagen berlebih menghasilkan endapan
cokelat semakin bertambah dan larutannya tidak berwarna.Endapan
tersebut merupakan hidroksida amfoter yang sudah terbentuk
sempurna. Hal tersebut telah sesuai dengan teori bahwa endapan
cokelat kemerahan dari besi(III) klorida tidak akan larut dalam
eagensia berlebih. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)4(OH)2]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Mn(H2O)3(OH)3](s)
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa ligan OH -
menggantikan beberapa ligan H 2O.
 Larutan CoCl2 0,1 M
Dalam larutan air dari senyawa-senyawa kobalt(II), terdapat ion
Co2+ yang berwarna merah. CoCl 2 dalam larutan membentuk
kompleks [Co(H2O)4Cl2], dimana ionCo 2+ membentuk kompleks
heksaakuokobaltat(II) [Co(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan CoCl 2
berwarna merah muda jernih dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M (larutan tidak
Praktikum Anorganik III 32

berwarna) menghasilkan larutan hijau keruh. Hal tersebut


menunjukkan bahwa hidroksida amfoter mulai terbentuk, reaksinya
seperti berikut:
[Co(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq)⇌ [Cr(H2O)5(OH)]+(aq)
Lalu, dilakukan penambahan NaOH secara berlebih yaitu sebanyak
10 tetes, penambahan berlebih menghasilkan larutan cokelat disertai
dengan adanya endapan.Endapan tersebut merupakan hidroksida
amfoter yang belum sempurna. Reaksinya seperti berikut:
[Co(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Co(H2O)4(OH)2]+(aq)
Perubahan larutan menjadi cokelat disebabkan karena hidroksida
yang bereaksi dengan udara akan mengalami oksidasi.
 Larutan NiCl2 0,1 M
Garam-garam nikel yang terlarut berwarna hijau, disebabkan oleh
warna dari kompleks heksaakuonikelat(II)[Ni(H2O)6]2+. Dalam
larutan, NiCl2membentuk kompleks [Ni(H 2O)4Cl2]. Sebanyak 1 mL
larutan NiCl2yang berwarna toska dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan NaOH (larutan tidak berwarna) tetes demi tetes
sebanyak 3 tetes, saat penambahan NaOH larutan menjadi tidak
berwarna dan tidak terdapat endapan. Dan ketika ditambahkan NaOH
secara berlebih yaitu 10 tetes, tidak ada perubahan yang signifikan
terhadap larutan, larutan tetap tidak berwarna. Endapan tidak akan
terbentuk jika ada serta tartrat maupun sitrat. Dimungkinkan bahwa
dalam larutan terdapat tartrat maupun sitrat sehingga endapan tidak
terbentuk.
Berdasarkan teori endapan yang terbentuk merupakan suatu
hidroksida amfoter. Reaksinya sebagai berikut:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq) ⇌ [Ni(H2O)5(OH)]+(aq)
Dan ketika ditambahkan reagen secaraberlebih, endapan tidak
akanlarut. Sehingga membentuk endapan hidroksida amfoter yang
sempurna. Persamaan reaksinya:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Ni(H2O)4(OH)2](s)
Praktikum Anorganik III 33

Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat bahwa ligan OH -


menggantikan beberapa ligan H 2O.
 Larutan CuSO4 0,1 M
Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam
bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan-air, warna ini benar-benar
khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H 2O)6]2+. Dalam larutan
membentuk kompleks [Cu(H 2O)6SO4] berwarna biru. Sebanyak 1 mL
larutan CuSO4 0,1 M yang berupa larutan biru jernih dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH
0,1 M sebanyak 3 tetes, membentuk larutan berwarna biru (+) dan
disertai adanya endapanbiru yakni endapan hidroksida amfoter.
Reaksinya sebagai berikut:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH-(aq)⇌ [Cu(H2O)5(OH)]+(aq)
Ketika ditambahkan NaOH 0,1 M secara berlebih yaitu 10 tetes,
endapan yang dihasilkan semakin banyak dan larutan berwarna biru
(++). Hal menunjukkan bahwa endapan tidak larut saat ditambahkan
reagen secara berlebih dan endapat yang terbentuk merupakan
hidroksida kompleks.Reaksinya sebagai berikut:
-
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH [Cu(H2O)3(OH)3](s)
Dari reaksi dapat dilihat bahwa, ligan OH - mendesak dan
menggantikan beberapa ligan H 2O.
 Larutan ZnCl2 0,1 M
Zink hanya membentuk sat seri garam; garam-garam ini
mengandung kation Zn 2+. Dalam larutan, ZnCl 2 membentuk kompleks
[Zn(H2O)6Cl2], dimanaion Zn 2+ membentuk akuokompleks
[Zn(H2O)6]2+.Sebanyak 1 mL larutan ZnCl 2 yang tidak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes
larutan NaOH 1M sebanyak 3 tetes.Penambahan NaOH menghasilkan
larutan keruh dan endapan putih seperti hablur, endapan yang
terbentuk merupakan kompleks hidroksida. Reaksinya sebagai
berikut:
[Zn(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq)⇌ [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Praktikum Anorganik III 34

Lalu, ditambahkan larutan NaOH 1M sebanyak 10 tetes


b. Reaksi dengan ammonia 2M
Pada dasarnya ion logam transisi akan mengendap bila direaksikan dengan
ammonia, pada percobaan ini digunakan larutan NH 4OH 2 M (tidak
berwarna). Reaksi ini merupakan jenis reaksi kompleks amina.
 Larutan CrCl30,1 M
Dalam larutan lembayung ion Cr 3+ terdapat sebagai ion
[Cr(H2O)6]3+, berdasarkan pengamatan kami warna tersebut tampak
sebagai larutan biru jernih (++), 1 mL larutan CrCl 3(larutan biru jernih
++) dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes
NH4OH 2 M, dengan cara ditambahkan setetes demi setetes. Pada
pengamatan tidak terjadi perubahan yang signifikan (endapan tidak
terjadi) akan tetapi terjadi perubahan warna pada larutan menjadi
larutan kehijauan keruh.Larutan yang keruh menandakan adanya
endapan hidroksida amfoter mulai terbentuk. Reaksinya sebagai
berikut:
[Cr(H2O)6]3+(aq) + OH-(aq)⇌[Cr(H2O)3(OH)3](s)
Lalu, ditambahkan NH 4OH 2 M lagi secara berlebih sebanyak 10
tetes membentuk larutan berwarna kehijauan keruh (++), hal tersebut
menunjukkan bahwa terjadi pembentukan kompleks hidrokso dalam
bentuk ion tetrahidroksokromat(III). Sesuai dengan persamaan reaksi:
[Cr(H2O)3(OH)3](s) + 2NH3(aq)⇌ [Cr(H2O)2(OH)4]-(aq)
 Larutan Mn(SO)4 0,1 M
Garam-garam mangan (II) umumnya tidak berwarna dan terdapat
dalam larutan warnya agak merah jambu, hal ini disebabkan oleh
adanya ion heksaakuomanganat(II) [Mn(H2O)6]2+. Akan tetapi dalam
pengamatan garam tersebut berupa larutan yang tidak berwarna.
Sebanyak 1 mL larutan Mn(SO) 4 yang tidak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan sebanyak 3 tetes NH 4OH 2 M
(larutan tidak berwarna) menghasilkan larutan kuning keruh yang
menunjukkan adanya endapan, hal tersebut menunjukkan bahwa
terbentuknya endapan hidroksida amfoter. Warna coklat terbentuk
Praktikum Anorganik III 35

karena endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara. Reaksi


yang terjadi:

[Mn(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)→ [Mn(H2O)5(OH)]+ (aq)+ NH4+(aq)

Kemudian ditambahkan NH 4OH 2 M secara berlebih yaitu 10 tetes,


terjadi perubahan yang signifikan yaitu endapan semakin bertambah
banyak dan larutan berwarna kuning kecoklatan (++). Reaksi yang
terjadi yaitu:
[Mn(H2O)5(OH)2]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Mn(H2O)4(OH)2](s)
Dari reaksi tersebut ligan OH- mendorong masuk dan mengantikan
beberapa ligan H2O.
 Larutan Fe(NH 3)SO4 0,1 M
Fe(NH3)2SO4 dalam larutan terbentuk kompleks [Fe(H 2O)6]2+,
dimana ion Fe2+ membentuk akuo kompleks [Fe(H 2O)6]2+. Sebanyak 1
mL larutan Fe(NH3)2SO4 0,1 M yang berupa larutan kuning jernih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan tetes demi tetes
NH4OH 2M sebanyak 3 tetes menghasilkan larutan yang berwarna
biru kehijauan(++) keruh. Larutan yang keruh menunjukkan bahwa
endapan yang terbentuk merupakan hidroksida amfoter yang belum
sempurna. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)5(OH)]++ NH4+(aq)
Kemudian ditambahkan lagi larutan NH 4OH 2M secara berlebih
sebanyak 10 tetes. Penambahan reagen berlebih menghasilkan larutan
biru kehijauan dan endapan hijau (++).Endapan tersebut juga
merupakan hidroksida amfoter yang sudah sempurna terbentuk.
Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2](s)
Dari reaksi tersebut, ligan OH- mendesak dan menggantikan
beberapa ligan H2O.
 Larutan FeCl3 0,1 M
Garam-garam besi(III) lebih stabil daripada garam besi(II). Dalam
larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda,
jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat.
Praktikum Anorganik III 36

FeCl3dalam bentuk larutan akan membentuk kompleks, yaitu


[Fe(H2O)3Cl3], dimana ionFe3+ membentuk akuokompleks
heksaakuoferrat(II) [Fe(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan FeCl 3 0,1 M
yang berupa larutan kuning (+++) dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan tetes demi tetes NH4OH 2M(larutan tidak berwarna)
sebanyak 3 tetes. Penambahan larutan NH 4OH 2M menghasilkan
larutan yang tidak berwarna dan endapan berwarna coklat (++).
Endapan menandakan bahwa hidroksida amfoter belum sempurna.
Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)4(OH)2]++ NH4+(aq)
Kemudian larutan ditambahkan NH 4OH 2Msecara berlebih
sebanyak 10 tetes. Penambahan reagen berlebih menghasilkan
endapan cokelat semakin bertambah (+++) dan larutannya tidak
berwarna. Endapan tersebut merupakan hidroksida amfoter yang
sudah terbentuk sempurna. Hal tersebut telah sesuai dengan teori
bahwa endapan cokelat kemerahan dari besi(III) klorida tidak akan
larut dalam reagensia berlebih. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)4(OH)2]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Fe(H2O)3(OH)3](s) + NH4+
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa ligan OH -
menggantikan beberapa ligan H 2O.
 Larutan CoCl2 0,1 M
Dalam larutan air dari senyawa-senyawa kobalt(II), terdapat ion
Co2+ yang berwarna merah. CoCl 2 dalam larutan membentuk
kompleks [Co(H2O)4Cl2], dimana ionCo 2+ membentuk kompleks
heksaakuokobaltat(II) [Co(H2O)6]2+. Sebanyak 1 mL larutan CoCl 2
berwarna merah muda jernih dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH 2M (larutan tidak
berwarna) menghasilkan larutan biru (+) disertai adanya sedikit
endapan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hidroksida amfoter mulai
terbentuk, reaksinya seperti berikut:
[Co(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)⇌ [Co(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+
Praktikum Anorganik III 37

Lalu, dilakukan penambahan NH 4OH 2M secara berlebih yaitu


sebanyak 10 tetes, penambahan berlebih menghasilkan larutan biru
disertai dengan adanya endapan (++). Endapan tersebut merupakan
hidroksida amfoter yang sempurna terbentuk. Reaksinya seperti
berikut:
[Co(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Co(H2O)4(OH)2](s) + NH4+
Perubahan larutan menjadi cokelat disebabkan karena hidroksida
yang bereaksi dengan udara akan mengalami oksidasi.
 Larutan NiCl2 0,1 M
Garam-garam nikel yang terlarut berwarna hijau, disebabkan oleh
warna dari kompleks heksaakuonikelat(II) [Ni(H 2O)6]2+. Dalam
pengamatan kami warna tersebut tampak sebagai warna
toska.Sebanyak 1 mL larutan NiCl 20,1M dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan NH 4OH 2 M (tidak berwarna) sebanyak 3
tetes terbentuk larutan biru toska yang sedikit keruh.Hal tersebut
menunjukkan adanya endapan hidroksida amfoter. Reaksinya sebagai
berikut:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)⇌ [Ni(NH3)5(OH)]+(aq) + NH4+
Dan saat ditambahkan NH4OH 2 M berlebih (10 tetes), warna
larutan menjadi biru toska sedikit jernih.Hal tersebut menunjukkan
bahwa endapan larut dalam ammonia berlebih. Reaksinya sebagai
berikut:
[Ni(H2O)5(OH)]+(aq) + OH-(aq) ⇌
[Ni(H2O)4(OH)2](s)⇌[Ni(NH3)2(OH)4]2-
 Larutan CuSO4 0,1 M
Garam-garamtembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam
bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan-air, warna ini benar-benar
khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H 2O)6]2+. Dalam larutan
membentuk kompleks [Cu(H 2O)6SO4] berwarna biru. Sebanyak 1 mL
larutan CuSO4 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan tetes demi tetes larutan NH 4OH 2M membentuk larutan
berwarna biru keruh yakni kompleks [Cu(H 2O)(NH3)3]2+(aq). Larutan
Praktikum Anorganik III 38

keruh menunjukkan terbentuknya hidroksida amfoter yang belum


sempurna.Reaksinya sebagai berikut:
Cu2+(aq)+ 3NH3 + H2O  [Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq)
Kemudian ditambahkan NH 4OH 2M secara berlebih yaitu 10 tetes
(setetes demi setetes), penambahan secara berlebih menghasilkan
larutan berwarna biru tua yaitu sebagai kompleks [Cu(NH3)4]2+.
Reaksinya sebagai berikut:
[Cu(H2O)(NH3)3]2+(aq) + NH3[Cu(NH3)4]2+(aq)
 Larutan ZnCl2 0,1 M
Dalam bentuk larutanZnCl 2 akan membentuk kompleks
[Zn(H2O)6Cl2] dimana ion Zn 2+membentuk akuo kompleks
heksaaquozinkat(II) [Zn(H2O)6]2+. Larutan ini berupa larutan yang
tidak berwarna, sebanyak 1 mL larutan tersebut dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes NH 4OH 2 M menghasilkan
larutan keruh dan timbul endapan putih. Endapan tersebut merupakan
endapan hidroksida amfoter yang belum sempurna. Reaksi yang
terjadi:
[Zn(H2O)6]2+(aq) + NH3(aq)⇌ [Zn(H2O)5(OH)]+(aq) + NH4+
Kemudian ditambahkan NH 4OH 2 M secara berlebih, yaitu 10 tetes
(diteteskan tetes demi tetes).Penambahan ini menghasilkan endapan
putih semakin bertambah banyak dan larutan tetap keruh.Endapan
tersebut merupakan endapan hidroksida amfoter yang sempurna.
Reaksi yang terjadi:
[Zn(H2O)5(OH)]+(aq) + NH3(aq)⇌ [Zn(H2O)4(OH)2](s) + NH4+
c. Reaksi dengan Amonium tiosianat 0,1M
 Larutan CrCl3
Larutan CrCl3 yang berwarna biru jernih (+) diambil 1 mL dan
dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL larutan
NH4CNS, larutan tetap berwarna biru jernih.
Praktikum Anorganik III 39

 Larutan Mn(SO 4)
Larutan Mn(SO4) yang berupa larutan tak berwarna diambil 1 mL
dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL
larutan NH4CNS, larutan menjadi berwarna kekuningan.

 Larutan Fe(NH 3)2SO4


Larutan Fe(NH3)2SO4 yang berupa larutan jernih kekuningan
diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 1 mL larutan NH 4CNS, larutan menjadi berwarna
jernih kekuningan (+).

 Larutan FeCl3
Larutan FeCl3 yang berupa larutan kuning jernih diambil 1 mL dan
dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL larutan
NH4CNS, larutan menjadi berwarna merah kehitaman.

[Fe(H2O)6]3+(aq) + SCN –(aq)  [Fe(H2O)5SCN] 2+(aq) + H2O(l)

 Larutan CoCl3
Larutan CoCl3 yang berwarna merah muda jernih diambil 1 mL
dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL
larutan NH4CNS, larutan tetap berwarna merah muda jernih.
Co2+ + 4SCN -  [Co(SCN)4]2-

 Larutan NiCl2
Larutan NiCl2 yang berwarna biru toska jernih diambil 1 mL dan
dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL larutan
NH4CNS, larutan tetap berwarna biru toska jernih.

 Larutan CuSO4
Praktikum Anorganik III 40

Larutan CuSO4 yang berwarna biru jernih diambil 1 mL dan


dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL larutan
NH4CNS, larutan menjadi berwarna hijau muda jernih.
Cu2+ + 2SCN-  Cu(SCN)2
 Larutan ZnCl2
Larutan ZnCl2 yang berupa larutan tak berwarna diambil 1 mL dan
dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 mL larutan
NH4CNS, larutan menjadi jernih kekuningan.

Warna yang dihasilkan pada pembentukan senyawa kompleks


yang terjadi pada kation Cu 2+, Fe2+, dan Fe3+ dengan anion CNS - dapat
dibandingkan dengan larutan blanko yang telah dibuat.
Kation dari garam logam transisi yang dapat membentuk ion
kompleks dengan ion CNS - adalah Cu2+, Fe2+, dan Fe3+. Hal ini
ditunjukkan dari perubahan warna yang terjadi pada larutan saat
ditambahkan amonium tiosianat. Meskipun belum tentu perubahan
warna tersebut mengindikasikan adanya pembentukan ion kompleks.
Namun, saat ion CNS - yang bertindak sebagai ligan terikat pada logam
akan menimbulkan suatu interaksi elektron yang terjadi disekitar ion
pusat. Interaksi tersebut membutuhkan energi dan energi tersebut
digunakan untuk melakukan eksitasi. Eksitasi yang terjadi seperti
gelombang cahaya dimana akan dihasilkan warna-warna tertentu.
Larutan garam logam transisi yang menunjukkan hasil positif
bereaksi dengan ion CNS - membentuk kompleks adalah kation Cu 2+,
Fe2+, dan Fe3+. Sedangkan, untuk kelima larutan garam logam transisi
yang lain seperti Mn(SO)4 , ZnCl 2 , CoCl2 , NiCl2 , CrCl 3 tidak
mengalami perubahan warna saat direaksikan dengan NH 4CNS.
Praktikum Anorganik III 41

2. Percobaan II: Pembentukan Ion Kompleks

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan ion kompleks dari


logam-logam transisi. Pembentukan ion kompleks yang akan dipelajari antara lain
ion kompleks Cr (III), Fe (II) dan Fe (III), Co (II), Ni (II), dan Cu (II).
Pembentukan ion kompleks ini biasanya disertai dengan perubahan warna dari
larutan awal.

a. Kompleks Cr (III)
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan yang
mengandung kation Cr 3+, yaitu CrCl3 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Warna awal larutan CrCl 3 adalah biru jernih. Kemudian
ditambahkan 3 tetes reagen Na2C2O4 yang berupa larutan tidak berwarna dan
dikocok. Kemudian dihasilkan larutan berwarna hijau muda . Fungsi dari
penambahan reagen Na2C2O4 yaitu sebagai penyedia ligan. Dimana 3 ion Cl -
digantikan oleh 3 ion C 2O42- sehingga terbentuk kompleks [Cr(C 2O4)3]3-. Hal ini
dapat dilihat melalui reaksi sebagai berikut:

CrCl3 + 3Na2C2O4  [Cr(C2O4)3]3- hijau muda (-) + 6Na+ + 3Cl-

Kompleks yang terbentuk memiliki bilangan koordinasi se banyak 6 dan


memiliki bentuk koordinasi oktahedral. Dengan struktur ion kompleks sebagai
berikut:

Ion trioksalatokromat (III)

b. Kompleks Fe (II)
Praktikum Anorganik III 42

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan yang


mengandung kation Fe 2+, yaitu larutan FeSO4 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Warna awal larutan FeSO 4 kuning muda jernih. Kemudian
ditambahkan dengan air menjadi warna kuning, hal ini karena ligan SO42-
digantikan oleh molekul air sebanyak 6 molekul, menjadi ion kompleks
[Fe(H2O)6]2+. Reaksi yang terjadi antara larutan FeSO 4 dengan air:

FeSO4 + H2O

Kemudian larutan [Fe(H2O)6]2+ ditambahkan 3 tetes 1,10-phenantrhroline


yang berupa larutan tidak berwarna dan dikocok. Setelah ditambah reagen 1,10
phenanthroline dihasilkan larutan berwarna kuning. Fungsi dari penambahan
reagen 1,10 phenanthroline yaitu sebagai penyedia ligan. Setelah penambahan
larutan 1,10 phenanthroline kompleks yang terbentuk memiliki bilangan
koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk koordinasi oktahedral. Dengan
struktur ion kompleks sebagai berikut:

[Fe(1,10-phenanthroline)3]2+ kuning

Untuk larutan Fe (III), disiapkan sebanyak 2 mL larutan FeCl 3 dan


dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Warna awal larutan FeCl 3 adalah kuning
jernih (++). Setelah itu ditambahkan 2 tetes larutan NH4CNS yang berupa larutan
tidak berwarna untuk memberi warna gelap larutan yang mengandung Fe(CNS) 2+
dan dikocok. Secara teori penambahan reagen ini akan memberi warna merah bata
Praktikum Anorganik III 43

pada larutan. Hasil percobaan kelompok kami, setelah penambahan NH4SCN


larutan berubah dari kuning jernih (++) menjadi berwarna jingga kemerahan
pekat. Perubahan warna ini terjadi karena adanya substitusi ligan CNS-
menggantikan Cl -. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

FeCl3 + NH4CNS  [Fe(CNS)]2+ coklat kemerahan + NH4+ + 3Cl-

Struktur ion kompleks yang terbentuk sebagai berikut:

Kemudian larutan ditambahkan dengan 45 tetes Na 2C2O4 dan dikocok.


larutan berubah warna dari coklat kemerahan menjadi jingga. Reaksinya yang
terjadi sebagai berikut:

[Fe(CNS)]2+ + Na2C2O4  [Fe(C2O4)]+ jingga + CNS- + 2Na+

Struktur ion kompleks yang terbentuk sebagai berikut:

Setelah penambahan NH 4CNS berlebih (3 tetes) warna larutan menjadi jingga


kemerahan (+++).

c. Kompleks Co (II)
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 1 m L CoCl 2 yang
berwarna merah muda ke dalam dua tabung reaksi. Tabung reaksi pertama
ditambahkan dengan 3 tetes reagen etilendiamin yang berupa larutan tidak
berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen, larutan menjadi berwarna
merah muda pudar. Berubahnya warna larutan menandakan bahwa terbentuk
Praktikum Anorganik III 44

kompleks dengan kobalt sebagai atom pusat dan etilendiamin sebagai ligan, dalam
hal ini etilendiamin merupakan ligan bidentat karena menyumbangkan 2 elektron
pada logam dan logam kobalt bermuatan +2. Kompleks yang terbentuk memiliki
bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk koordinasi oktahedral.
Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:

Selanjutnya pada tabung reaksi kedua dilakukan peambahan 3 tetes reagen


Na2EDTA yang berupa larutan tidak berwarna dan dikocok. Setelah penambahan
reagen larutan berubah menjadi pink pudar dan kompleks yang terbentuk adalah
[Co(EDTA)]2-. Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:

d. Kompleks Ni (II)
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan 1 m L larutan
Ni(NO3)2 yang berwarna hijau muda jernih ke dalam masing-masing 3 tabung
reaksi. Tabung reaksi pertama dilakukan penambahan 3 tetes reagen etilendiamin
yang berupa larutan tidak berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen,
larutan menjadi hijau muda (+) karena terbentuk ion kompleks [Ni(en) 3]2+.
Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:
Praktikum Anorganik III 45

NH2
H 2N
2+
H2N

Ni
NH2

H 2N

NH2

[Ni(en) 3]2+

Selanjutnya pada tabung reaksi kedua memasukkan 2 mL larutan


Ni(NO3)2 dan ditambahkan 3 tetes reagen dimetilglioksim (C 4H8N2O2)/DMG)
yang berupa larutan tidak berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen,
larutan menjadi berwarna merah muda karena terbentuk ion kompleks
[Ni(C4H7N2O2)2]2-. Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:

Selanjutnya pada tabung reaksi ketiga memasukkan 1 mL larutan


Ni(NO3)2 dan ditambahkan 3 tetes reagen Na 2EDTA yang berupa larutan tidak
berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen, larutan menjadi berwarna
kebiruan karena terbentuk ion kompleks [Ni(EDTA)]2-. Dengan struktur ion
kompleks sebagai berikut:

e. Kompleks Cu (II)
Terdapat dua cara kerja pada percobaan ini, cara kerja pertama prosedur
yang dilakukan adalah membandingkan perbedaan antara padatan CuSO 4.5H2O
yang berupa padatan biru tua seperti Kristal dan padatan CuCl 2.2H2O berwarna
Praktikum Anorganik III 46

biru muda berbentuk jarum pada kaca arloji. Dan cara kerja kedua adalah
disediakan dua tabung reaksi, dimana masing-masing tabung reaksi dimasukkan 1
mL larutan CuSO 4.5H2O yang berupa larutan berwarna biru jernih. Tabung reaksi
pertama ditambahkan 3 tetes reagen etilendiamin yang berupa larutan tidak
berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen, larutan menjadi berwarna
biru jernih (+) karena terbentuk ion kompleks [Cu(en)3]2+. Dengan struktur ion
kompleks sebagai berikut:

NH2
H2 N
2+
H 2N

Cu
NH2

H 2N

NH 2

[Cu(en)3]2+

Selanjutnya tabung reaksi kedua ditambahkan 3 tetes reagen Na 2EDTA


yang berupa larutan tidak berwarna dan dikocok. Setelah penambahan reagen
terbentuk larutan berwarna biru jernih (++) karena terbentuk ion kompleks
[Cu(EDTA)]2-. Dengan struktur ion kompleks sebagai berikut:

Percobaan 3 : Perubahan Tingkat Oksidasi

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati perubahan


warna karena perubahan bilangan oksidasi dari ion logam transisi, larutan
FeSO4 dan K2Cr2O7.
Praktikum Anorganik III 47

2+ 3+
a. Perubahan Fe menjadi Fe
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 1 mL laruan
FeSO4 yang berwarna jernih kekuningan ke dalam tabung, kemudian
ditambahkan dengan HNO 3 pekat (larutan tidak berwarna) sebanyak 3
tetes melalui dinding tabung menghasilkan larutan yang berwarna kuning.
Penambahan HNO3 bertujuan untuk mengoksidasi Fe 2+ menjadi Fe3+
karena HNO3 pekat merupakan oksidator kuat. Reaksi oksidasi Fe 2+
menjadi Fe3+ sebagai berikut:
3Fe2+(aq) + 3H+ + HNO3(aq) NO(g)↑ + 3Fe3+(aq) + 2H2O(l)
Kemudian larutan dipanaskan selama 1-2 menit yang bertujuan
untuk mempercepat reaksi yang terjadi antara FeSO 4 dengan HNO 3
sehingga oksidasi dapat berjalan dengan sempurna.Setelah dipanaskan,
terjadi perubahan warna menjadi larutan hijau (++), kemudian setelah
didinginkan larutan menjadi berwarna hijau kekuningan. Berdasarkan teori
garam-garam yang mengandung kation Fe 2+ berwarna sedikit hijau
sedangkan garam-garam yang mengandung kation Fe 3+berwarna kuning
muda.Warna hijau kekuningan dari larutan menunjukkan bahwa Fe 2+ telah
teroksidasi menjadi Fe3+.

3Fe2+ + 3H+ + HNO3  NO ↑ + 3Fe3+ + 2H2O

Selanjutnya, untuk membuktikan apakah larutan tersebut telah


teroksidasi menjadi Fe3+ dilakukan pengujian dengan menambahkan
larutan NaOH 2M yang tidak berwana.Hasil dari penambahan larutan
NaOH yaitu menghasilkan larutan yang berwarna kuning dan terdapat
endapan cokelat. Berdasarkan teori apabila larutan yang mengandung
kation Fe3+akan membentuk endapan berwarna cokelat. Dapat
disimpulkan bahwa Fe2+ telah teroksidasi menjadiFe3+. Reaksi kation Fe3+
dengan NaOH dapat dituliskan sebagai berikut:
Fe3+ + OH-Fe(H2O)5(OH)]2+
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu besi dengan tingkat oksidasi
(II) kurang stabil karena dapat dengan mudah dioksidasi menjadi besi(III).
Praktikum Anorganik III 48

6+ 3+
b. Perubahan Cr menjadi Cr
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 1 mL larutan
K2Cr2O7 yang berwarna jingga ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan
sebentar dan ditambahkan 1-2 butir biji Zn yang berwarna abu-abu, serta
ditambahkan 1,5 mL HCl yang tidak berwarna. Kemudian dipanaskan
kembali larutan menjadi jingga kecoklatan dan terdapat sedikit warna
hijau, pemanasan kembali dimaksudkan agar biji Zn larut sempurna dalam
larutan. Penambahan biji Zn dan HCl berfungsi sebagai agen pereduksi,
dimana Cr6+akan direduksi menjadi Cr 3+. Secara teori, pada pemanasan
suatu kromat atau dikromat dengan asam klorida pekat akan dihasilkan
suatu larutan yang mengandung ion Cr (III). Reaksi yang terjadi:
3Zn(s) + Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) 3Zn2+(aq) + 2Cr3+(aq) + 2H2O(l)
Setelah itu, ditambahkan beberapa tetes HNO3 pekat diteteskan
demi tetes sambil dikocok dan didiamkan selama beberapa menit, maka
larutan yang semula berwarna jingga kecoklatan menjadi berwarna larutan
hijau tua.Dimana hijau tua merupakan warna ion Cr 3+, penambahan HNO 3
pekatbertujuan untuk menunjukkan bahwa telah terjadi reduksi terhadap
Cr6+ menjadi Cr3+. Sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut reaksi-reaksi
yang terjadi:
K2Cr2O7(aq) + 14HCl  2Cr3+ + 3Cl2 + 2K+ + Cl- + 7H2O(l)
Praktikum Anorganik III 49

X. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan


sebagai berikut:

1. Mempelajari reaksi – reaksi pada ion logam transisi dapat dilakukan


dengan mereaksikan garam logam transisi dengan NaOH, NH 4OH, dan
NH4CNS sehingga didapatkan perubahan bentuk fisik larutan seperti
terjadinya perubahan warna dan perubahan pada endapan yang
menunjukkan adanya reaksi antara garam logam transisi dengan
pereaksinya dalam membentuk kompleks dengan ligan, warna-warna yang
khas dan terdapat endapan pada senyawa tersebut, endapan yang terbentuk
memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan muatan logam pusat
senyawa kompleks tersebut. Jika senyawa kompleks tak bermuatan, fasa
dari senyawa kompleks merupakan fasa padat sedangkan apabila senyawa
kompleks bermuatan, fasa dari senyawa tersebut adalah larutan.
2. Untuk mengenal pembentukan ion kompleks logam transisi dapat
dilakukan dengan menambahkan ligan seperti ion oksalat, H 2O, CNS-,
EDTA, dan DMG.
3. Perubahan warna yang terjadi pada larutan dengan logam transisi di
dalamnya dapat dikarenakan terjadinya perubahan bilangan oksidasi
logam tersebut akibat adanya pengaruh ligan.
Praktikum Anorganik III 50

DAFTAR PUSTAKA

Amaria, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III Unsur-unsur


Golongan Transisi. Surabaya: UNESA Press.
Bongolz. 2009 .Unsur Transisi. (http://wordpress.com). Diakses pada Jum’at, 22
November 2014, Pukul : 20.00 WIB)
Day, R.A. JR & Underwood, A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph. H.1985. KIMIA DASAR: prinsip dan terapan modern jilid 3.
Jakarta : Erlangga
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Praktikum Anorganik III 51

JAWABAN PERTANYAAN
1. Tuliskan seluruh reaksi yang ada pada percobaan 1 sampai IV serta berikan
perubahan warnanya.
Jawab:
Reaksi percobaan I : Reaksi beberapa ion logam transisi
a) Reaksi dengan NaOH
CrCl3

[Cr(H2O)6]3+(aq)+ OH-[Cr(H2O)3(OH)3](aq)

biru jernih (++) kehijuan keruh


[Cr(H2O)3(OH)3](aq) + OH-[Cr(H2O)3(Cl)2]+(aq)
Kehijuan keruh kehijauan keruh (+)

Mn(SO4)
[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH- [Mn(H2O)3(OH)3](aq)
Tidak Berwarna larutan kuning keruh
[Mn(H2O)3(OH)3](aq)+ OH-[Mn(H2O)2(OH)3] (aq)
larutan kuning keruh larutan kuning (++) + endapan

Fe(NH3)SO4
[Fe(H2O)6]2+(aq)+ OH- Fe(H2O)4(OH)2](s)
kuning jernih biru kehijauan (++)
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Fe(H2O)3(OH)3]-(s)
Biru kehijauan biru kehijauan (+)

FeCl3
[Fe(H2O)6]3+(aq)+ OH- [Fe(H2O)3(OH)3](s)
Larutan kuning jernih tak berwarna + endapan coklat
[Fe(H2O)3(OH)3](s) + OH-[Fe(H2O)2(OH)4]-(s)
tak berwarna + endapan coklat tak berwarna + endapan coklat (+)

CoCl2
[Co(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Co(H2O)3(OH)3](s)
Praktikum Anorganik III 52

Merah muda jernih hijau keruh


[Co(H2O)3(OH)3](s) + OH-[Co(H2O)3(OH)3]-(s)
Hijau keruh larutan coklat+endapan

NiCl2
[Ni(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Ni(H2O)4(OH)2](s)
biru toska jernih tak berwarna
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Ni(H2O)3(OH)3]-(aq)
Tak berwarna tak berwarna

CuSO4
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Cu(H2O)4(OH)2](s)
Biru jernih biru
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Cu(H2O)3(OH)3]-(aq)
biru biru (++)

ZnCl2
[Zn(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Tidak berwarna keruh + endapan
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Zn(H2O)3(OH)3]-(aq)
keruh + endapan keruh

b) Reaksi dengan larutan ammonia 2M


CrCl3
[Cr(H2O)6]3+(aq)+ 3NH3↔ [Cr(H2O)2(OH)3](s)+ 3NH4+
biru jernih kehijauan keruh
[Cr(H2O)3(OH)3](s) + 6NH3↔[Cr(NH3)6]3+(aq)
kehijauan keruh kehijauan keruh (+)

Mn(SO4)
[Mn(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Mn(H2O)4(OH)2](s)
Tidak berwarna kuning keruh
Praktikum Anorganik III 53

[Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔[Mn(H2O)3(OH)3]-(aq)
Kuning keruh kuning (++) + endapan

Fe(NH3)2SO4
[Fe(H2O)6]2+(aq)+ 2NH3↔ [Fe(H2O)4(OH)2](s) + 2NH4+
Kuning jernih biru kehijauan (++)
[Fe(H2O)4(OH)2](s) + 4NH3 ↔[Fe(H2O)4(OH)2]2+(s)
biru kehijauan (++) biru kehijauan (+)

FeCl3
[Fe(H2O)6]3+(aq)+ 3NH3↔ [Fe(H2O)3(OH)3](s)+ 3NH4+
Kuning jernih tak berwarna, endapan kecoklatan
[Fe(H2O)3(OH)3](s) + 6NH3↔[Fe(H2O)3(OH)3] (s)
tak berwarna, endapan kecoklatan tak berwarna + endapan coklat (++)

CoCl2
[Co(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Co(H2O)4(OH)2](s)
Merah muda jernih biru + endapan (+)
[Co(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔[Co(H2O)4(OH)2](s)
biru + endapan (+) biru + endapan (++)

NiCl2
[Ni(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Ni(H2O)4(OH)2](s)
biru toska jernih biru toska jernih (+)
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔ [Ni(H2O)4(OH)2](s)
biru toska jernih (+) biru toska jernih

Cu(SO4)
[Cu(H2O)6]2+(aq)+ 2NH3↔ [Cu(H2O)4(OH)2](s) + 2NH4+
Biru jernih Biru muda
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + 4NH3↔ [Cu(H2O)4(OH)2](s)
Biru muda biru tua
Praktikum Anorganik III 54

ZnCl2
[Zn(H2O)6]2+(aq)+ OH-↔ [Zn(H2O)4(OH)2](s)
Tidak berwarna keruh + endapan (+)
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH-↔ [Zn(H2O)4(OH)2](aq)
keruh + endapan (+) keruh + endapan (++)

Percobaan II : Pembentukan Ion Kompleks Oleh Ion Logam Transisi


Kompleks Cr (III)
CrCl3(aq) + Na2C2O4(aq)  [Cr(C2O4)3]3-(aq) + 2Na+ + 3Cl-
Hijau jernih Tak berwarna hijau muda

Kompleks Fe(III)
FeCl3(aq) + 3NH4CNS(aq)  Fe(CNS)3(aq) + 3NH4Cl
Kuning (++) kuning
Fe(CNS)3(aq) + Na2C2O4(aq)  Fe(C2O4)(aq) + 2Na+ + CNS-
kuning Jingga  merah

Kompleks Kobal(II)
Pada percobaan kobal (II) senyawa kompleks yang terbentuk
seperti di bawah ini:

Merah muda (+) merah muda (++)


Praktikum Anorganik III 55

Kompleks Ni(II)
Struktur ion kompleks yang terbentuk pada percobaan Ni (II) seperti di
bawah ini:

Hijau (+) biru (+)

Kompleks Cu(II)
Struktur senyawa kompleks yang terbentuk sesuai pada gambar di bawah
ini:

Biru jernih (+) biru jernih (++)

Percobaan III : Perubahan Tingkat Oksidasi


a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+
Fe2+(aq) + HNO3(aq) + 3H+  Fe3+ + NO(g) + 2H2O(l)
Fe3+ + NaOH  Fe(OH)3(s)
b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr3+
K2Cr2O7(aq) + 14HCl  2Cr3+ + 3Cl2 + 2K+ + Cl- + 7H2O(l)
Praktikum Anorganik III 56

2. Kompleks [Cr(H2O)Cl2]+ memiliki isomer. Buatlah struktur molekulnya dan


berilah nama!
Jawab:
Isomer dari [Cr(H2O)4Cl2]+, adalah :
[Cr(H2O)6]Cl3 berwarna ungu
[Cr(H2O)5Cl]Cl2∙H2O berwarna biru-hijau
[Cr(H2O)4Cl2]Cl∙2H2O berwarna hijau
Praktikum Anorganik III 57

Anda mungkin juga menyukai